Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA PADA REMAJA

Dosen Pengampu : Ns.Umi Hani, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh Kelompok 4:


1. B. Catur Praptoma 1907008
2. Dian Oktaviyani 1907010
3. Hamdan Sakirin 1907021
4. Rizal Sukmayadi 1907034
5. Rosdiana Sella Rizkyani 1907036
6. Wina Ikawati 1907049
7. Yohana Seleky 1907052

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANMEMIA PADA REMAJA

Pokok Bahasan : Anemia Pada Remaja


Sasaran : Remaja Putri SMP 05 Semarang
Hari/Tanggal : Senin, 02 Maret 2020
Waktu : 14.00 – 14.25 (25 menit)
Tempat : Aula SMP 05 Semarang
Nama Penyuluh : Kelompok 4

A. Tujuan Penyuluhan
1. Secara umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan remaja putri di SMP 05 Semarang dapat
memahami, mengetahui tentang anemia pada remaja putri dan dapat di aplikasikan
pada kehidupan sehari-hari.
2. Secara khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 25 menit remaja putri di SMP 05
Semarang mampu:
a) Dapat menjelaskan pengertian anemia menurut bahasanya sendiri
b) Dapat menyebutkan minimal 4 faktor yang dapat menyebabkan anemia
c) Dapat menyebitkan minimal 4 tanda dan gejala anemia
d) Dapat menyebutkan minimal 2 dampak anemia bagi remaja
e) Dapat menyebutkan minimal 3 faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri
f) Dapat menyebutkan minimal 2 cara mencegah anemia
g) Dapat menyebutkan minimal 4 dalam hal mengkonsumsi tablet tambah darah
h) Dapat menyebutkan minimal 3 pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif

B. Materi (terlampir)
1. Menjelaskan pengertian anemia
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan anemia
3. Menjelaakan tanda dan gejala anemia
4. Menjelaskan dampak anemia bagi remaja
5. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri
6. Menjelaskan cara mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif

C. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya Jawab

D. Media
1. Leafleat
2. Video
3. LCD, Laptop

E. Pengorganisasian
1. Moderator : Yohana
2. Presentasi : Catur
3. Observer : Wina
4. Fasilitator : Rosdiana, Hamdan, Dian
F. Setting Tempat Penyuluhan
 Keterangan :  = penyuluh
 = peserta
 = media
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit 1. Membuka/memulai Menjawab Video
kegiatan dengan salam,
mengucapkan salam mendengarkan
2. Memperkenalakan diri dan
3. Menjelaskan maksud dan memeperhatikan
tujuan pendidikan
kesehatan
4. Kontrak waktu
2. Penyajian 10 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan Video
menit anemia dan
2. Menjelaskan faktor- memperhatikan
faktor yang menyebabkan
anemia
3. Menjelaakan tanda dan
gejala anemia
4. Menjelaskan dampak
anemia bagi remaja
5. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kadar hb
remaja putri
6. Menjelaskan cara
mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu
diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet
tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh
anemia terhadap
kemampuan kognitif
3. Evaluasi 7 menit 1. Tanya jawab Bertanya dan Video
2. Menanyakan kembali menjawab
pertanyaan

4. Penutup 5 menit 1. Kesan pesan Mengulang Video


2. Salam penutup pokok-pokok
materi dan
menjawab salam
penutup
H. EVALUASI
1. Evaluasi persiapan
SAP telah disusun
2. Evaluasi proses
a) Acara dimulai tepat pada waktunya
b) Peserta antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan
c) Jumlah peserta yang hadir memenuhi target
3. Evaluasi hasil
a) Peserta mampu menjelaskan pengertian anemia
b) Peserta mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan anemia
c) Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala anemia
d) Peserta mampu menjelaskan dampak anemia bagi remaja
e) Peserta mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri
f) Peserta mampu menjelaskan cara mencegah anemia
g) Peserta mampu menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah
h) Peserta mampu menjelaskan pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif

I. LAMPIRAN
1. Materi penyuluhan
2. Leafleat

MATERI
A. Pengertian anemia

Anemia adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh

sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran

sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh)

transferin menurun, mampu ikat besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam

sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah

dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah,

peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau

lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan.

Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah

eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal. Menurut Ahmad Syafiq Anemia

didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena kondisi patologis. Menurut

Anie Kurniawan, dkk Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah kurang dari normal.

B. Faktor-faktor yang menyebabkan anemia

1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,

2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan remaja

kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang sangat cepat

disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu akan meningkatkan

kebutuhan besi,

3. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di negara

yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan latar be lakang
pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat terbatas mengenai diet/

asupan yang banyak mengandung zat besi.

4. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan

dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi,

5. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan,

dan

6. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya melalui

feses (tinja)

Menurut Handayani dan Haribowo (2018), pada dasarnya gejala anemia

timbul karena dua hal berikut ini:

a) Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa

oleh darah kejaringan.

b) Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

C. Tanda dan gejala anemia

Ada beberapa gejala umumnya antara lain ; 5 L (lemah, letih,lesu, lelah, lalai), warna

kulit yang pucat,  mata berkunang - kunang, peka terhadap cahaya, pusing,  nafas pendek,

lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun, sakit kepala (biasanya bagian frontal).

Defisiensi zat besi mengganggu proliferasi dan pertumbuhan sel, yang utama adalah sel

dari sum-sum tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan

gejala anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:

1. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah

menghilang.

2. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut sehingga

tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan


3. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.

4. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam menelan, pada

defisiensi zat besi jangka panjang.

5. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari lapisan kuku.

6. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat dari lapisan

kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical danmenjadi cekung sehingga mirip

seperti sendok.

7. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.

8. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring

D. Dampak anemia bagi remaja

1. Dapat menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar

2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.

3. Menurunkan kemampuan fisik dan kebugaran.

4. Mengakibatkan muka pucat

5. Rentan terkena infeksi karena kekebalan tubuh yang kurang

6. Menurunkan fungsi dan daya tahan turun

E. Faktor yang mempengaruhi kadar hb remaja putri

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja yaitu :

1. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi

2. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi

3. Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.

4. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang

teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur.


5. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan

F. Pencegahan Anemia

1. Meningkatkan konsumsi makanan sehari-hari yang banyak mengandung zat besi.

Bahan makanan nabati seperti : bayam, daun pepaya, daun katuk, tempe, tahu, jambu,

jeruk, tomat dan bahan makanan hewani seperti : daging, ikan, telur.

2. Mengobati penyakit yang dapat menyertai anemia, misalnya : malaria, TBC, cacingan

3. Minum suplementasi zat besi misalnya : tablet tambah darah (Fe)

G. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah

1. Minumlah tamblet tambah darah (Fe) denagn air putih, jangan minum TTD dengan

teh, susu, ataupun kopi karean dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh

sehingga manfaatnya berkurang

2. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan draah tinggi ataupun kebanyakan

darah

3. Jangan merasa takut jika terjadi gejala-gejala ringan seperti perut terasa tidak enak,

mual-mual, susah air besar, tinja berwarna hitam . Hal ini seperti itu tidak berbahaya

4. Agar tidak terjadi gejala sampingan, minumlah tablet tambah darah setelah makan

malam (menjelang tidur)

5. Akan lebih baik jika setelah minum tablet tambah darah disertai dengan makan buah

yang mengandung vitamin C

6. Simpan tablet tambah darah di tempat yang kering dan terhindar dari sinarmatahari

langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan setelah dibuka sebaiknya

bungkusnya ditutup kembali dengan rapat

7. Tablet tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum
H. Pengaruh anemia terhadap kemampuan kognitif

Kognitif dalam konteks ilmu psikologi didefinisikan secara luas mengenai kemampuan

berpikir dan mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan seseorang memperoleh

pengertian. Kemampuan berkonsentrasi terhadap suatu rangsang dari luar, memecahkan

masalah, mengingat atau memanggil kembali dari memorinya suatu kejadian yang telah

lalu, memahami lingkungan fisik dan sosial termasuk dirinya sendiri. Fungsi kognitif

antara lain:

1. Taraf inteligensia: yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah dan berbagai

bidang kehidupan antara lain pergaulan sosial, teknis, perdagangan, pengaturan rumah

tangga.

2. Bakat khusus yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang, misal matematika,

bahasa asing.

3. Organisasi kognitif menunjukkan materi yang sudah dipelajari, disimpan dalam

ingatan secara sistematis atau tidak.

4. Kemampuan berbahasa.

5. Daya fantasi, mempunyai kegunaan kreatif, antisipatif, rekreatif, dan sosial.

6. Gaya belajar.

7. Teknik atau cara belajar secara efisien dan efektif.

8. Proses belajar mengajar di sekolah pada dasarnya berlangsung demi meningkatkan

makna kehidupan manusia. Bukti penelitian menyokong bahwa besi memegang

peranan penting dalam perkembangan sistem saraf pusat. Bila terjadi deplesi besi

selama proses perkembangan susunan saraf terutama pada masa bayi akan

mengakibatkan gangguan kognitif yaitu kontrol motorik, memori, dan perhatian,

rendahnya prestasi sekolah, meningkatnya problem tingkah laku dan disiplin.


DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2018). Peran Gizi Dalam Status Kehidupan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Bakta, I.M. (2017). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC

Almatsier, S. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia

Briawan, D. (2017). Anemia Pada Remaja Putri. Jakarta: ECG

Fatmah. (2018). Gizi Untuk Anemia Pada Remaja. Bandung: Lubuk Agung

Anda mungkin juga menyukai