Jurnal
Jurnal
, xx-xx
http://jema.unw.ac.id
Abdul Aziz1
Fakultas Manajemen
Universitas Semarang
History Article:
Submitted
Revised
Accepted
Keywords:
word 1; word 2;
word; 3; word 4;
keywords at least
contain three
words.
Abstrak
How to Cite: Author’s name. (20…). Title of the article. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol(No), xx-
xx
correspondence Address ISSN
Institutional address: 2086-0668
E-mail: (print)
2337-5434
(online)
DOI:
xxxxxxxxxxxxxx
PENDAHULUAN
persaingan bisnis yang semakin kompetitif sebagai akibat dari perubahan selera pelanggan,
teknologi dan perubahan landscape bisnis, maka setiap perusahaan baik penghasil barang maupun
jasa harus mampu menunjukkan keunggulan baik dari barang maupun jasanya agar bisa bersaing
dalam persaingan yang begitu ketat. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan harus
menentukan strategi dan kebijakan manajemennya, khususnya dalam bidang Sumber Daya Manusia
(SDM). Pengelolaan SDM saat ini merupakan suatu keharusan dan bukan lagi merupakan suatu
pilihan.
Pengelolaan sumberdaya manusia yang baik sangat dibutuhkan untuk menciptakan iklim
good governance pada lingkungan organisasi, khususnya persepsi keadilan prosedural, keadilan
distributif dan kepuasan kerja sehingga tercipta kinerja pegawai yang optimal selaras dengan yang
diharapkan organisasi perusahaan. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini tidak hanya
perilaku inrole, tetapi juga perilaku extra-role, yang sering disebut dengan Organizational citizenship
behavior (OCB).
Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, karena
keefektifan dan keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kualitas dan kinerja sumber
daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Kinerja sumber daya manusia (karyawan) yang
tinggi akan mendorong munculnya organizational citizenship behavior (OCB), yaitu perilaku melebihi
dengan apa yang ia dapatkan dari organisasi. Ketika karyawan merasakan kontribusinnya dalam
bekerja mendapatkan perlakuan yang adil dalam hal keputusan-keputusan dan distribusi imbalan,
maka karyawan akan berpresepsi bahwa perusahaan tempatnya bekerja telah melakukan karyawan
dengan dengan adil. Dengan begitu akan timbul suatu presepsi yang positif dari karyawan,dan
karyawan akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja dengan begitu diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dari karyawan tersebut. Selain keadilan kepuasan kerja juga dapat
mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja. Kepuasan kerja diartikan sebagai tanggapan
emosional seseorang terhadap aspek-aspek di dalam atau pada keseluruhan pekerjaannya. Keadaan
emosional atau sikap seseorang tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk tanggung jawab,
Pegawai yang memiliki affective commitment yang tinggi memiliki self of belonging
yang tinggi terhadap organisasi, memiliki keterlibatan yang tinggi dalam aktivitas organisasi,
memiliki keinginan untuk mencapai tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap dapat
Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh penulis di PT. Hartono Istana Teknologi pada
bagian Gudang Barang Jadi yang berada di Sayung, upaya manajemen perusahaan dalam
meningkatkan kinerja karyawan masih terhambat dengan berbagai masalah-masalah yang ada,
dimana tampak dari beberapa perilaku karyawan yang mengindikasikan bahwa organizational
citizenship behavior (OCB) yang mereka miliki terhadap pekerjaan dan organisasi tempatnya bekerja
masih rendah.
Indikasinya nampak dari karyawan yang tidak peduli terhadap pekerjaan teman yang lain
dan enggan membantu teman dalam menghadapi pekerjaan yang sulit (altruism). Lebih
mementingkan pekerjaanya sendiri, bila pekerjaanya sudah selesai yang dilakukan hanyalah duduk-
(courtesy), karyawan enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran didalam organisasi
(civic virtue), karyawan enggan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan
mengakibatkan perusahaan sering melakukan over time untuk mengejar target pendistribusian
Beberapa perilaku yang ditunjukan oleh karyawan PT. Hartono Istana Teknologi pada bagian
gudang barang jadi tersebut menunjukan bahwa organizational citizenship behavior (OCB) pada
karyawan terhadap organisasi masih rendah, sehingga menyebabkan kinerja dari karyawan kurang
Tabel 1
Tahun 2017
Target yang
belum
Target Realisasi terealisasi Prosentase
NO Bulan (menit/truk) (menit/truk) (menit) realisasi
1 Januari 60 69,61 9,61 86,19%
2 Februari 60 58,67 -1.33 102,27%
3 Maret 60 57,45 -2.55 104,44%
4 April 60 72,57 12,57 82,68%
5 Mei 60 92,15 32,15 65,11%
6 Juni 60 56,92 -3.08 105,41%
7 Juli 60 79,24 19,24 75,72%
8 Agustus 60 86,52 26,52 69,35%
9 September 60 68,48 8,48 87,62%
10 Oktober 60 101,37 41,37 59,19%
11 November 60 78,62 18,62 76,32%
12 Desember 60 63,17 3.17 94.98%
Sumber : PT.Hartono Istana Teknologi, 2017
PT.Hartono Istana Teknologi pada bagian Gudang Barang Jadi waktu standar loading muat
yaitu 60 menit/ truk, tetapi pada data yang terpampang diatas waktu penyelesaian loading
cenderung melebihi apa yang sudah menjadi tuntutan perusahaan. Meskipun telah dilakukan
berbagai cara dari pihak manajemen mulai dari menyediakan landing agar barang bisa masuk
langsung kedalam truk dan menambah personil, namun pencapaian target masih saja tidak bisa
tercapai. Dari tidak terealisasinya target waktu penyelesaian tugas karyawan gudang barang jadi
PT.Hartono Istana Teknologi tahun 2017 menunjukan bahwa karyawan tidak mau bekerja lebih keras
dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas demi kepentingan
perusahaan dan karyawan tidak mau bekerjasama (saling membantu) dengan rekan kerja lainya,
karena mereka merasa bahwa pekerjaan tersebut bukanlah tanggungjawabnya, hal tersebut
mengindikasikan bahwa organizational citizenship behavior (OCB) yang mereka miliki terhadap
Dari survei awal juga ditemukan banyaknya karyawan yang mengeluhkan rasa keadilan yang
mereka terima tidak sebanding dengan beban kerja yang mereka pikul. Penilaian kerja tidak
didalam perusahaan, mereka beranggapan jenjang karir hanya dimiliki oleh orang-orang terdekat
Selama ini pihak manajemen kurang memperhatikan kepuasan yang dirasakan oleh
karyawan ditempat kerja, manajemen tidak mempedulikan kepuasan karyawan, yang terpenting dari
manajemen yaitu karyawan dapat bekerja dalam tuntutan target. Minimnya rasa kepuasan yang
terhadap organisasi tempatnya bekerja sehingga membuat karyawan berperilaku negatif terhadap
Berdasarkan permasalahan yang ada yaitu sedikitnya karyawan yang memiliki Organizational
Citizenship Behaviour dan didukung dengan adanya research GAP dari berbagai jurnal penelitian.
Sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana upaya yang harus dilakukan
agar meningkatkan Organizational Citizenship Behaviour. Sehingga penelitian ini mengambil judul
“Analisis Pengaruh Procedural Justice, Distributive Justice, dan Satisfaction terhadap Organizational
Citizenship Behaviour (OCB) dengan Affective Commitment sebagai variabel mediasi (Studi Kasus
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Keadilan prosedural (procedural justice), merupakan persepsi karyawan mengenai keadilan dan
keputusan-keputusan yang ia dapatkan. Keadilan organisasi berfokus pada bagaimana para pekerja
menyimpulkan apakah mereka telah diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya dan bagaimana
H1: Diduga ada pengaruh antara procedural justice terhadap Organizational Citizenship Behavior
(OCB)
dan kelayakan dalam jumlah ataupun alokasi imbalan yang ia dapatkan bila dibandingkan dengan
apa yang telah ia keluarkan ataupun dibandingkan dengan karyawan lain. Colquitt, et. al. (2001)
keadilan distributif sebagai persepsi keadilan seorang karyawan sebagai akibat dari membandingkan
komitmen terhadap pekerjaannya dan hasil , seperti penghargaan, tugas dan tanggung jawab,
H2: Diduga ada pengaruh antara Distributive justice terhadap Organizational Citizenship Behavior
(OCB)
Kepuasan kerja merupakan hal penting yang dimiliki individu di dalam bekerja. Setiap individu
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka tingkat kepuasan kerjanya pun berebeda-beda pula.
Tinggi rendahnya kepuasan kerja dapat memberikan dampak yang tidak sama. Hal itu sangat
tergantung pada sikap mental individu yang bersangkutan sebagaiman Roe dan Byrs (2008)
mengatakan bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong terwujudnya tujuan organisasi
secara efektif. Sementara tingkat kepuasan kerja yang rendah merupakan ancaman yang akan
membawa kehancuran atau kemunduran bagi organisasi secara cepat maupun perlahan.
H3: Diduga ada pengaruh antara satisfaction terhadap organizational citizenship behavior (OCB)
Leventhal (1980) dalam Bhakshi (2009) mengungkapkan prosedur yang dikatakan adil
memiliki enam kriteria, sebagai berikut : (a) diterapkan secara konsisten ke semua orang dan
sepanjang waktu, (b) bebas dari bias (misalnya, memastikan bahwa pihak ketiga tidak memiliki
kepentingan dalam penyelesaian tertentu), (c) memastikan bahwa informasi yang akurat telah
dikumpulkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan, (d) memiliki beberapa mekanisme
untuk mengoreksi keputusan cacat atau tidak akurat, (e) sesuai dengan standar pribadi atau berlaku
sesuai etika atau moralitas, dan (f) memastikan bahwa pendapat dari berbagai kelompok yang
Tremblay (2004) dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
keadilan prosedural terhadap OCB.demikian juga keadilan prosedural berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen afektif, selain itu ditemukan adanya pengaruh yang positif dan
H4: affective commitment sebagai variabel moderasi diduga mempunyai pengaruh antara
Colquitt, et. al. (2001) keadilan distributif sebagai persepsi keadilan seorang karyawan
sebagai akibat dari membandingkan komitmen terhadap pekerjaannya dan hasil , seperti
penghargaan, tugas dan tanggung jawab, dengan komitmen karyawan lain dan hasil mereka.
penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan keadilan distributif terhadap komitmen
afektif antara lain Audinata (2018) menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
keadilan distributif terhadap komitmen afektif dan komitmen mempunyai pengaruh positif dan
gibson, Ivancevich, dan Donnely (2010) menyatakan bahwa kepuasan kerja ialah sikap
seseorang terhadap pelayanan mereka, sikap itu berasal dari persepsi mereka tentang pekerjaanya.
Penelitian-penelitian tentang hubungan kepuasan kerja terhadap OCB antara lain dilakukan oleh
Setiawan (2013) dalam penelitiannya menemukan kepuasan kerja dan loyalitas karyawan
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi.
Roby (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan adanya pengaruh positif dan signifikan anatara
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan keuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data
subyek, yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (Ferdinand, 2006). Dalam hal ini
data yang digunakan adalah dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara, baik secara lisan maupun tertulis. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
PT.Hartono Istana Teknologi bagian Gudang Barang Jadi yang berjumlah 106 orang. Jumlah sampel
dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin yang diperoleh angka 84 dengan tingkat
Analisis Data
Uji Validitas
Tabel 2
Dari tabel 4.10 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi r hitung yang
lebih besar dari r tabel = 0,2146 (nilai r tabel untuk df=n-2). Sehingga semua indikator tersebut
adalah valid.
Uji Reliabilitas
Tabel 3
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang
cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing
variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing
Uji Normalitas
Tabel 4
Dari tabel diatas diperoleh nilai perhitungan untuk Asimp sig (2 tailed) masing – masing
variabel > 0,05 menunjukkan bahwa data yang digunakan pada variabel berdistribusi secara
normal. Dengan demikian nilai residual tersebut terdistribusi secara normal sehingga model
Uji Multikolinieritas
Tabel 5
Coefficientsa
Collinearity Statistics
,979 1,022
,983 1,017
a. Dependent Variable: OCB
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Tabel 6
Coefficientsa
Collinearity Statistics
,434 5,248
,267 3,740
,425 7,259
a. Dependent Variable: OCB
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas memiliki nilai yang
lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerancenya harus berada di atas 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-
variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi.
Pengujian Heteroskedastisitas
Tabel 7
Pengujian Heteroskedastisitas (Gletser) Model 1
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) Procedural 1,799 1,960 ,918 ,362
Tabel 8
Coefficientsa
a. Dependent Variable: RES3
Standardized
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2018
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T > 0,05.Sig.
Berdasarkan uji glejser di atas menunjukan nilai signifikansi keseluruhan variabel Hal ini
1 (Constant) -14,008 11,908 -1,176 ,243
berarti Procedural
bahwa model regresi tidak memiliki gejala
Justice -,066 adanya heteroskedastisitas.
,585 -,166 -,112 ,911
Distributive Justice ,045 ,063 ,082 ,716 ,476
Satisfaction ,658 ,500 1,645 1,315 ,192
AnalisisAffective
RegresiCommitment ,640 ,503 1,468 1,272 ,207
Interaksi Keadilan
,001 ,024 ,093 ,053 ,958
Prosedural Tabel 9
Interaksi Keadilan Distributif ,002 ,004 ,093 ,429 ,669
Hasil Uji Regresi Model 1
Interaksi Kepuasan -,029 ,021 -2,262 -1,370 ,175
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
3,558 2,730 3,571 ,570
1 (Constant) Procedural Justice
,228 ,172 ,630 1,386 ,063
Distributive
Justice ,477 ,199 ,660 8,775 ,001
Satisfaction
,683 ,272 ,729 9,473 ,000
a. Dependent Variable: OCB
��3 ��3 + e
Y1 = 0,630X1 + 0,660X2 + 0,729X3
α : konstanta
��3 : satisfaction
M : variabel moderasi affective commitment
e : Error item
Dari persamaan regresi linier bertahap tersebut di atas menunjukkan bahwa :
a. β1 (nilai koefisien regresi X1 menunjukan arah positif) sebesar 0,630 mempunyai arti jika
b. β2 (nilai koefisien regresi X2 menunjukan arah positif) sebesar 0,660 mempunyai arti jika
Keadilan Distributif meningkat maka dapat meningkatkan perilaku OCB pada karyawan.
c. β3 (nilai koefisien regresi X3 menunjukan arah positif) sebesar 0,729 mempunyai arti jika
variabel kepuasan meningkat maka dapat meningkatkan perilaku OCB pada karyawan.
Tabel 10
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) Procedural Justice -50,777 17,158 5,959 ,004
+e
α : konstanta
��3 : satisfaction
M : variabel moderasi affective commitment
e : Error item
a. β4 (nilai koefisien regresi X1 menunjukan arah positif) sebesar 0,817 mempunyai arti
b. Β5 (nilai koefisien regresi X2 menunjukan arah positif) sebesar 0,027 mempunyai arti
c. Β6 (nilai koefisien regresi X3 menunjukan arah positif) sebesar 3,823 mempunyai arti
d. Β7 (nilai koefisien regresi M menunjukan arah positif) sebesar 2,253 mempunyai arti
e. Β8 (nilai koefisien regresi X1M menunjukan arah positif) sebesar 1,064 mempunyai
f. Β8 (nilai koefisien regresi X2M menunjukan arah positif) sebesar 0,086 mempunyai
g. Β9 (nilai koefisien regresi X3M menunjukan arah positif) sebesar 4,038 mempunyai
Kepuasan terhadap OCB. Sehingga apabila komitmen afektif ini ditingkatkan maka
Tabel 11
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) Procedural Justice 3,558 2,730 3,571 ,570
Uji hipotesis keadilan prosedural (X1) terhadap OCB (Y) signifikansi sebesar 0,063 > 0,10.
sehingga hasil olah data 0,063 dalam hipotesis ini dinyatakan positif dan signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara keadilan prosedural terhadap OCB. Signifikansi
distributif adalah 8,775 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,001 < 0,10. Hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh positif antara keadilan distributif terhadap OCB. Penjelasan tersebut dapat
diartikan bahwa jika keadilan prosedural tersebut ditingkatkan maka dapat meningkatkan perilaku
OCB. Signifikansi sebesar 0,001 < 0,10 menunjukan bahwa hipotesis kedua diterima.
Uji hipotesis kepuasan (X3) terhadap OCB (Y) diperoleh nilai t hitung untuk kepuasan adalah
9,473 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,10. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
positif antara kepuasan terhadap OCB. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika kepuasan
tersebut lebih ditingkatkan maka OCB akan meningkat. Signifikansi sebesar 0,000 < 0,10
Tabel 12
Hasil Uji t (Uji Parsial) Model 2 MRA
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) Procedural Justice -50,777 17,158 5,959 ,004
Distributive Justice -,756 ,843 ,817 1,897 ,057
Satisfaction ,035 ,091 ,027 3,386 ,042
Affective Commitment Interaksi 3,582 ,721 3,823 4,967 ,000
Keadilan Prosedural 2,299 ,724 2,253 3,174 ,002
Interaksi Keadilan
,034 ,035 1,064 3,976 ,032
Distributif
Interaksi Kepuasan
-,003 ,005 ,086 5,644 ,021
a. Uji hipotesis keadilan prosedural (X1) terhadap OCB (Y) diperoleh nilai t hitung untuk
keadilan prosedural adalah 1,897 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,057 > 0,10. Hal
ini menunjukkan terdapat pengaruh antara keadilan prosedural terhadap OCB. Signifikansi
sebesar 0,057 menunjukan bahwa hipotesis diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sani (2013) dan Audinata (2018) dalam penelitiannya
mengatakan adannya pengaruh positif dan signifikan antara keadilan prosedural terhadap
perusahaan perlu disamaratakan agar tidak menimbulkan konflik antar karyawan didalam
senang hati mau mengikuti tujuan perusahaan dan bahkan mau melakukan hal yang lebih.
b. Uji hipotesis keadilan Distributif (X2) terhadap OCB (Y) diperoleh nilai t hitung untuk keadilan
distributif adalah 3,386 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,042 < 0,10. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh positif antara keadilan distributif terhadap OCB. Penjelasan
tersebut dapat diartikan bahwa jika keadilan distributif tersebut lebih ditingkatkan maka
dapat meningkatkan perilaku OCB. Signifikansi sebesar 0,042 < 0,05 menunjukan bahwa
hipotesis diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Behaviors (OCB). apabila distribusi imbalan yang adil dan pembagian jam lembur yang
merata akan meningkatkan persepsi positif dari karyawan, dengan meningkatnya persepsi
positif dari karyawan selanjutnya karyawan akan berperilaku positif juga terhadap
c. Uji hipotesis kepuasan (X3) terhadap OCB (Y) diperoleh nilai t hitung untuk kepuasan adalah
4,967 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,10. Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh positif antara kepuasan terhadap OCB. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa
jika kepuasan tersebut lebih ditingkatkan maka OCB akan meningkat. Signifikansi sebesar
0,000 < 0,10 menunjukan bahwa hipotesis diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Roby Sambung (2011), David A.foote and Thomas Li-ping Tang
(2008), Roy Setiawan (2013), menemukan bukti bahwa kepuasan berpengaruh positif
terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Dari hasil olah data dapat dikatakan
bahwa Kepuasan karyawan dapat mempengaruhi perilaku OCB dari seorang karyawan.
Seorang karyawan yang merasa sudah puas terhadap perusahaan tempatnya bekerja, maka
karyawan tersebut cenderung untuk melakukan berbagai usaha agar tetap bisa bekerja
d. Uji hipotesis peran komitmen afektif (M) dalam memoderasi keadilan prosedural (X1)
terhadap OCB (Y) diperoleh nilai 3,976 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,032 < 0,10.
Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif antara keadilan prosedural terhadap OCB
yang dimoderasi dengan komitmen afektif. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa peran
terhadap OCB. Signifikansi sebesar 0,032 < 0,10 menunjukan bahwa hipotesis keempat
diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono (2013),
Sylvia (2014), Ahmadi (2017) menemukan bukti bahwa peran komitmen dalam memoderasi
pengaruh keadilan prosedural terhadap OCB berpengaruh positif. Prosedur kerja yang ada di
prosedur manajemen yang baik akan membuat karyawan merasa nyaman dengan pekerjaan
e. Uji hipotesis peran komitmen afektif (M) dalam memoderasi keadilan distributif (X2)
terhadap OCB (Y) diperoleh nilai 5,644 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,021 < 0,10.
Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif antara keadilan distributif terhadap OCB yang
dimoderasi dengan komitmen afektif. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa peran
distributif terhadap OCB. Signifikansi sebesar 0,021 > 0,10 menunjukan bahwa hipotesis
kelima diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Audinata
(2018), Ahmadi (2017), Rajiani (2013), Cahyono (2013) menemukan bukti bahwa peran
komitmen dalam memoderasi pengaruh keadilan prosedural terhadap OCB berpengaruh
positif. Persepsi positif dari karyawan terhadap organisasi perusahaan sangatlah dibutuhkan
guna membangun rasa memiliki, sehingga apabila suatu karyawan telah mempunyai rasa
memiliki akan terbangun rasa emosionalnya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan
perusahaan, dengan begitu karyawan mau bekerja lebih keras lagi untuk mencapai tujuan
tersebut.
f. Uji hipotesis peran komitmen afektif (M) dalam memoderasi kepuasan (X3) terhadap OCB (Y)
diperoleh nilai 3,975 > 1,664 dengan hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,10. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh positif antara kepuasan terhadap OCB yang dimoderasi
dengan komitmen afektif. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa peran komitmen
afektif sebagai variabel moderasi dapat mempengaruhi kepuasan terhadap OCB. Signifikansi
sebesar 0,000 < 0,10 menunjukan bahwa hipotesis diterima. penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Reza Dalvand (2011), Edy cahyono (2013), Sylvia
diana purba (2014) menemukan bukti bahwa peran komitmen dalam memoderasi pengaruh
keadilan prosedural terhadap OCB berpengaruh positif. persepsi sikap mental atas hasil
penilaian pegawai terhadap pekerjaanya. karyawan yang merasa puas terhadap perusahaan
tempatnya bernaung maka mereka akan berusaha sekuat tenaga melakukan semua yang
diinginkan perusahaan agar tetap bisa lebih lama tinggal didalam perusahaan. Selain itu
karyawan yang mempunyai komitmen yang tinggi cenderung bisa diandalkan dalam
Tabel 13
Model Summary
ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,517, hal ini berarti bahwa variasi
OCB mampu dijelaskan oleh keadilan prosedural, keadilan distributif, dan kepuasan sebesar
51,7% sedangkan sisanya sebesar 48,3% dijelaskan oleh faktor lain dari OCB yang tidak
diteliti dalam penelitian ini, dan karena variabel bebasnya masih terlalu sedikit.
Tabel 14
Model Summary
ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,606, hal ini berarti bahwa variasi
OCB mampu dijelaskan oleh keadilan prosedural, keadilan distributif, kepuasan, dan
komitmen afektif sebesar 60,6% sedangkan sisanya sebesar 39,4% dijelaskan oleh faktor
lain dari OCB yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dan karena variabel bebasnya masih
terlalu sedikit.
e1 = √1 - R²
e1 = √1 – (0,517)²
= 0.856
e2 = √1 - R²
e2 = √1 – (0,606)²
= 0.795
Determinasi total
R² = 1 – (e1)² . (e2)²
= 0,536
Hasil Koefesien Determinasi Total menunjukkan bahwa keragaman data dapat dijelaskan
oleh model sebesar 53,6% , sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat
dalam model.
Kesimpulan
Hasil pengujian pada variabel Keadilan Prosedural berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Organizational Citizenship Behaviors (OCB). Keadilan Distributif berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Organizational Citizenship Behaviors (OCB). pengujian pada variabel Kepuasan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Peran komitmen afektif dalam memoderasi
pengaruh keadilan prosedural, keadilan distributif dan kepuasan terhadap OCB berpengaruh positif.
Saran
Perlu diadakan penelitian lanjutan, dimana dalam penelitian tersebut perlu menambah
populasi dan sampel dari divisi-divisi lain selain pergudangan seperti divisi produksi, injektion,
painting, laboratorium, maintenen dan pemasaran. Hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang
dihasilkan dari penelitian tersebut nantinya dapat memiliki cakupan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sani1, 2013. “Role of Procedural Justice, Organizational Commitment and Job Satisfaction
on job Performance: The Mediating Effects of Organizational Citizenship Behavior”.
Alexandre J.S. Morin, 2010. “Affective commitment and citizenship behaviors across multiple
foci”.
Donni Juni Priansa, 2016. “perencanaan dan pengembangan SDM”. Cetakan kedua alfabeta
bandung.
Edy cahyono, 2013. “Pengaruh kepuasan kerja pada organizational citizenship behavior (OCB)
dengan komitmen tim sebagai variabel pemoderasi”.
Guy Paré and Michel Tremblay,2004. “The Influence of High-Involvement Human Resources
Practices, Procedural Justice, Organizational Commitment and Citizenship Behaviors on
Information Technology Professionals’Turnover Intentions”.
Hamed Al-sharafi1 & Ismi Rajiani1, 2013. “Promoting Organizational Citizenship Behavior among
Employees - The Role of Leadership Practices”.
https://sbm.binus.ac.id/2015/11/20/uji-asumsi-klasik-uji-heteroskedastisitas/
Jehad muhammad, Farzana quoquab, Muhammad adnan alias, 2011. “Job satisfaction and
Organizational citizenship behavior (OCB) :An empirical study at higher learning
institutions”.
Mahmudah Enny Widyaningrum, 2009. “Pengaruh keadilan organisasi terhadap kepuasan kerja,
komitmen, dan OCB”.
Morteza Akbarzadeh Saufi, Mohammad Ali Siahsarani Kojuri, Meysam Badi, Hamed
Agheshlouei, 2013. “The Impacts of Organizational Justice and Psychological
Empowerment on Organizational Citizenship Behavior: The Mediating Effect of Job
Involvement”.
Natasya yemima putri Audinata, 2018. “Pengaruh organizational justice terhadap organizational
citizenship behavior dengan organizational commitment sebagi variabel intervening”.
Roby Sambung, 2011. “Pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB-I dan OCB-O dengan dukungan
organisasi sebagai variabel moderating”
Sajjad Najafi1, Ali Noruzy2, Hemin Khezri Azar3, Sajad Nazari-Shirkouhi4, and Mohammad Reza
Dalvand5, 2011. “Investigating the relationship between organizational justice, psychological
empowerment, job satisfaction, organizational commitment and organizational citizenship behavior:
An empirical model”.
Sylvia diana purba, 2014. “Pengaruh job satisfaction terhadap organizational citizenship behavior
dengan organizational commitment sebagai variabel intervening pada rumah sakit pantai
indah kapuk”.