Definisi
Kata “Osteomyelitis” berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu osteon (bone) dan muelinos
(marrow) dan menggambarkan suatu infeksi pada bagian ruang medula dari tulang.
Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang, infeksi yang
terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomyelitis dapat dinilai sebagai
suatu kondisi inflamasi tulang yang berawal dari ruang medula dan sistem haversian dan
meluas sehingga melibatkan periosteum daerah sekitarnya.
Klasifikasi
Patogenesis
Patogenesis osteomielitis pada rahang biasanya ditandai dengan adanya eksudat inflamasi
yang terdiri dari fibrin, polimorfonuklear leukosit dan makrofag. Inflamasi terjadi di dalam
rongga medula dalam tulang spongiosa dan dapat melibatkan trabekula spongiosa serta
dapat mempenetrasi korteks dan mencapai periosteum. Daerah sumsum tulang dipenuhi
oleh neutrofil, debris nekrotik dan mikroorganisme. Jaringan sumsum tulang yang berlemak
dan sumsum hematopoetik menjadi nekrosis dan berganti menjadi eksudat inflamasi.
Tekanan di dalam rongga medula meningkat dan pembuluh darah menjadi hancur.
Akibatnya perfusi vaskular mengakibatkan terjadinya nekrosis pada tulang spongiosa dan
korteks. Pada tulang trabekula yang nekrosis terjadi hipereusinofilik. Osteosit membesar
dengan tepi yang berwarna biru tua. Pembentukan sequester dapat terjadi. Sequester akan
dikolonisasi oleh mikroorganisme dalam bentuk biofilm dan akan memperparah inflamasi
Infiltrat inflamasi mengandung sel plasma, selain itu juga terdapat limfosit dan makrofag.
Fibrosis pada sumsum tulang akan terjadi setelah faktor pertumbuhan fibroblas dilepas.
Pembentukan tulang baru berlangsung dengan cepat dan memicu tulang penderita menjadi
sklerosis. Aktivitas osteoblas meningkat yang mengakibatkan meningkatnya diameter
intralesional dan trabekular medula.
Gambaran Klinis
1. Osteomielitis Akut
Terdapat rasa nyeri , pyrexia, lymphadenophaty, leukositosis. Parasthesia
yang terjadi pada bibir bawah akibat terlibatnya mandibular
2. Osteomielitis Kronis
Biasanya asimtomatik tapi juga dapat timbul rasa nyeridengan intesitas yang
berbeda – beda dan tidak ada hubungannya dengan perluasan. Tetapi durasi rasa
nyeri berhubungan dengan perluasan penyakit. Apabila terjadi karena kehilangan
gigi biasanya terdapat pembengkakan rahang.
2.1 Supuratif
Terdapat rasa sakit, malaise, demam, anoreksia. Setelah 10 – 14 hari setelah
terjadi osteomyelitis supuratif, gigi – gigi yang terlibat mulai mengalami
mobility dan sensitif terhadap perkusi, pus keluar di sekitar sulkus gingiva atau
melalui fistel mukosa dan kutaneus, biasanya dijumpai halitosis pembesaran
dimensi tulang akibat peningkatan aktivitas periosteal, terbentuknya abses,
eritema, lunak apabila dipalpasi. Trismus kadang dapat terjadi sedangkan
limphadenopati sering ditemukan
2.2 Non supuratif
Istilah osteomielitis nonsupuratif menggambarkan bagian yang lebih
heterogenik dari osteomielitis kronis. Gejala klinis yang biasanya dijumpai
adalah rasa sakit yang ringan dan melambatnya pertumbuhan rahang. Gambaran
klinis yang dijumpai adalah adanya sequester yang makin membesar dan
biasanya tidak dijumpai adanya fistel
Gambaran radiografi
Topazian RG, Goldberg MH. Oral and Maxillofacial Infections. 3th ed.
Philadelphia.Saunders.1994: 251- 288
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial Pathology.
Philadelphia. WB Saunders Company. 1995:112-114
Krakowiak P. Alveolar Osteitis and Osteomielitis of the jaws. Oral Maxillofac Surg Clin
N AM 23 2011; 401-413.
Putra R.F., Sulistyani L.D., 2009, Osteomielitis Kronis Mandibila pada Anakanak dan
Dewasa, Jurnal PDGI, Volume 58, Nomor 3, Hal. 22