Anda di halaman 1dari 16

ASSESMEN PRA ANESTESI/ SEDASI

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/1
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Pengisian formulir yang digunakan untuk mengkaji status awal
PENGERTIAN pasien sebelum dilakukan induksi fasilitasi anestesi/sedasi

Memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan


TUJUAN pasien sebelum dilakukan fasilitasi anastesi/sedasi

KEBIJAKAN
Kriteria Pelaksana
1. Tulis anamnesa pasien
2. Sebutkan riwayat penyakit terkait
3. Sebutkan riwayat alergi obat (bila ada)
4. Sebutkan riwayat pemakaian obat
5. Tulis tanda-tanda vital
6. Tulis tinggi badan dan berat badan pasien
PROSEDUR
7. Tulis hasil pemerikasaan fisik yang telah digunakan
8. Sebutkan rencana fasilitasi anastesi/sedasi yang akan diberikan
9. Sebutkan rencana penggunaan anastesi/sedasi pasca operasi
10. Beri tanda tangan dokter anastesi
11. Formulir ini diisi pada saat visit pra anastesi
12. Formulir pengisian lembar pengkajian pra anestesi ada diRM.
19A

UNIT TERKAIT Kamar operasi


ANESTESI REGIONAL-PERIDURAL

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/1
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Tindakan meniadakan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
PENGERTIAN untuk daerah perut, kaki dan anus

Hambatan implus nyeri suatu bagian tubuh sementara pada implus


saraf sensorik sehingga implus nyeridari suatu bagian tubuh diblokir
TUJUAN
untuk sementara

KEBIJAKAN

Pasien diberi penjelasan bahwa:


 Akan disuntik dipunggung bisa posisi tidur, miring kiri/ kanan atau
duduk
PROSEDUR  Akan dipasang selang cateter peridural yang ukurannya kecil
dipunggung
 Tidak boleh angkat kepala selama 24 jam, boleh miring kanan / kiri

Unit Terkait Kamar operasi


ANESTESI BLOCK

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/1
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Tindakan meniadakan rasa nyeri pada tangan dan kaki tanpa
PENGERTIAN kehilangan kesadaran

Bangun dan sadar akan lingkungan, bernapas secara spontan,


hilangnya sensasi pada lokasi yang terkena block, dapat
TUJUAN
berkomunikasi dengan staf anastesi dan bedah

KEBIJAKAN

Pasien diberi penjelasan bahwa:


Akan dilakukan injeksi obat anastesi regional block pada daerah
PROSEDUR tertentu yang akan dilakukan operasi

UNIT TERKAIT Kamar operasi


SEDASI

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/1
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Penggunaan obat untuk menghasilkan keadaan depresion dari
sistem saraf pusat sehingga memungkinkan untuk dilakukan
PENGERTIAN
tindakan operasi

TUJUAN Menimbulkan kondisi amnesia, ansiolitik pada saat operasi atau


prosedur dilaksanakan

KEBIJAKAN
Obat akan diberikan melalui infus
 Sedasi Ringan
Pasien akan mengantuk tetapi mempunyai respon normal akan
rangsangan verbal dan tetap mempertahankan potensi akan
jalan nafas
 Sedasi Sedang
PROSEDUR
Pasien akan mengantuk tetapi masih mempunyai respon terhadap
verbal dan rangsangan nyeri ringan
 Sedasi dalam
Pasien mengantuk, tidur dan tidak mudah dibangunkan tapi masih
memiliki respon nyeri berulang

UNIT TERKAIT
Kamar operasi
ANESTESI SPINAL ATAU EPIDURAL

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/1
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Tindakan meniadakan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
PENGERTIAN untuk daerah perut, kaki dan anus

Hambatan implus nyeri suatu bagian tubuh sementara pada implus


saraf sensorik sehingga implus nyeridari suatu bagian tubuh diblokir
TUJUAN
untuk sementara

KEBIJAKAN
Pasien diberi penjelasan bahwa:
 Akan disuntik dipunggung bisa posisi tidur, miring kiri/ kanan atau
duduk
 Kaki akan merasa kesemutan, lemas sementara,tidak bisa
PROSEDUR digerakan sementara selama 3 jam
 Bila diperintah angkat kaki ternyata tidak bisa digerakan berarti
sudah bisa operasi dimulai
Tidak boleh angkat kepala selama 24 jam, boleh miring kanan / kiri

UNIT TERKAIT Kamar operasi


PEMANTAUAN SELAMA ANESTESI

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/2
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Tindakan pemantauan yang dilakukan personil anestesi selama
tindakan anestesi baik anastesi umum, regional maupun monitoring
PENGERTIAN
selama anestesi

1. Peningkatan kualitas pelayanan anestesi terhadap pasien


2. Deteksi dini bila terjadi komplikasi dan penatalaksanaan
segera bila terjadi komplikasi atau perubahan yang biasanya
terjadi cepat selama anestesi
TUJUAN
3. Memastikan jalan napas, ventilasi, oksigenisasi,
kardiovaskuler dan temperatur tubuh pasien adekuat dan
sesuai sepanjang anestesi

KEBIJAKAN

Kriteria pelaksanaan:
1. Pemantauan adekuatnya jalan napas dan ventilasi selama
anestesi:
A. Bila tersedia : ventilasi dapat dimonitor secara kuantitatif
dengan pemantauan dan tidal CO2
PROSEDUR B. Pada keadaan ventilasi dikendalikan dengan mesin anestesi,
bila tersedia, hidupkan alarm untuk mendeteksi adanya
kebocoran sistem pernapasan
C. Pasien yang menjalani fasilitasi anestesi regional atau MAC
adekuat tidaknya ventilasi diamati melalui tanda klinis
kualitatif seperti yang disebutkan terdahu
PEMANTAUAN SELAMA ANESTESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. BHY BJM
2/2
Jl. A. Yani Km. 3,5
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

2. Pemantauan adekuat tidaknya oksigenasi anestesi:


A. Pemantauan perubahan warna kulit pasien bila tejadi
desaturasi oksigen, dengan penerapan cahaya yang baik
B. Bila tersedia pemantauan oksimetri denyut (pulse oxymetri)
C. Selama anestesi umum dengan menggunakan mesin
anestesi bila tersedia, gunakan oksigen analyzer untuk
memantau konsentrasi oksigen pada sistem pernapasan
pasien dan hidupkan aliran low oksigen saturation.
3. Pemantauan adekuat tidaknya fungsi sirkulasi pasien:
A. Pemantauan tekanan darah dan denyut jantung, bila
memungkinkan setiap 5 menit.
B. Pemantauan EKG secara continue mulai dari sebelim induksi
anestesi
C. Dilakukan pada setiap pasien yang mendapat anestesi, selain
dari metode pemantauan dengan perabaan denyut nadi atau
auskultasi bunyi jantung.
4. Pemantauan suhu tubuh selama anestesi:
A. Bila perubahan suhu tubuh pasien diperlukan atau antisipasi
akan terjadi suhu tubuh pasien sebaiknya dipantau selama
anestesi.
B. Bila diperlukan, tersedia alat yang dapat memantau suhu
tubuh pasien.
5. Hasil pemantauan diatas seluruhnya dicatat pada rekam medis
anestesi.

UNIT TERKAIT Instalasi Kamar operasi


ANESTESI LOKAL

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/1
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
PENGERTIAN Tindakan meniadakan rasa nyeri tanpa kehilangan kesadaran

TUJUAN Agar pasien tidak merasakan nyeri tanpa kesadaran

KEBIJAKAN
Persiapan
 Alat –alat dan jarum untuk anastesi lokal
 Obat anastesi
 Alat dan obat anastesi
 Alat monitor fungsi vital

PROSEDUR Pelaksanaan
1. Obat yang digunakan adalah lidocain 2% atau dengan
lidocain kombinasi
2. Obat disuntikan infiltrasi pada sekitar daerah operasi
Tindakan operasi dilakukan apabila pasien sudah tidak merasakan
nyeri pada daerah operasi

UNIT TERKAIT Kamar operasi, rawat inap, IGD, poliklinik, kamar bersalin
PEMBERIAN SEDASI MODERAT DAN DALAM

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/2
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Sedasi adalah tindakan pemberian obat penenang/ obat tidur, baik
moderat maupun dalam untuk memfasilitasi dengan tindakan medis
atau diagnostic yang memberikan keamanan dan kenyamanan
pasien.
Sedasi sedang/moderat/analgesia adalah suatu keadaan dimana
pemberian obat-obatan menyebabkan penurunan kesadaran
pasien, tetapi pasien masih dapat memberikan respon terhadap
PENGERTIAN
perintah verbal, baik dengan kemampuannya sendiri ataupun
dengan rangsangan cahaya.
Sedasi dalam analgesia adalah suatu keadaan dimana selama
pemberian obat-obatan terjadi depresi kesadaran setelah terinduksi
obat, pasien sulit dibangunkan, tetapi akan merespon terhadap
rangsangan berulang atau rangsangan sakit

Memberikan fasilitas sedasi moderat dan dalam yang aman dan


nyaman bagi pasien yang memerlukan tindakan medis ataupun
TUJUAN
pemeriksaan diagnostik

KEBIJAKAN
1. Kriteria persiapan alat dan obat
1. Alat medis habis pakai (spuit, swab alkohol,dll)
PROSEDUR 2. Alat resusitasi
3. Alat intubasi
PEMBERIAN SEDASI MODERAT DAN DALAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

4. Sumber oxygen
5. Alat monitor pasien
6. Obat-obat sedasi
7. Obat-obat resusitasi
2. Kriteria pelaksana
RS. BHY BJM 1. Pasien dalam posisi berbaring
Jl. A. Yani Km. 3,5 2. Pasang alat pemantau atau monitor
PROSEDUR
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306 3. Berikan /suntikan obat sedasi melalui infus
www.rsbhy-bjm.co.id 4. Berikan O2 melalui canule / sungkup
5. Awasi pola nafas pasien
6. Pantau denyut nadi dan tekanan darah
7. Penilaian kesadaran dengan menggunakan aldret scor
8. Dokumentasikan lengkap dilembar rekam medis

UNIT TERKAIT Kamar operasi, IGD, endoscopy,VK, radiologi,dan lain-lain


ANESTESI UMUM

RS. BHY BJM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/4
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364
Tindakan meniadakan rasa nyeri secara sentral disertai dengan
hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversible), yang
PENGERTIAN
memenuhi trias anastesi (hipnotik,analgesi,dan relaksasi)

Memberikan hipnotik, analgesi, dan relaksi kepada pasien sehingga


TUJUAN tindakan pembedahan dapat dilakukan

KEBIJAKAN

A. Teknik nafas spontan dengan sungkup muka (face mask)


1. Periksa mesin anestesi dan peralatan sebelum
digunakan
2. Pasang infus dengan kanule intravena
a. No. 16/18 untuk dewasa
PROSEDUR b. No. 20/22 untuk anak-anak
c. No. 24 untuk bayi
3. Persiapan obat-obatan untuk induksi
a. Profofol sesuai dosis
b. Pentonal larutan 2,5% sesuai dosis
c. Ketamine sesuai dosis
ANASTESI UMUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. BHY BJM
2/4
Jl. A. Yani Km. 3,5
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

4. Lakukan induksi dengan menggunakan obat-obtan


induksi terpilih secara intravena
5. Pemeliharaan anestesi maintenance
a. Selesai melakukan induksi sampai pasien tertidur dan
reflek bulu mata hilang. Sungkup muka diletakan pada
muka sebaiknya posisi kepala sedikit ekstensi dan
pengikat sungkup muka diletakan di bawah kepala
b. N2o diberikan dengan o2 2l/menit bersamaan dengan
ini halothane dibuka sampai 3% tergantung reaksi dan
besarnya tubuh pasien
c. Kedalaman anestesi dinilai dari tanda2 mata (bola
mata menetap) nadi tidak cepat dan terhadap
rangsangan operasi tidak banyak berubah
d. Kalau stadium anestesi sudah cukup dalam, rahang
sudah lemas masukan pipa oroparing (OPA)
e. Halothane kemudian dikurangi manjadi 1-1,5%
f. Halothane dikurangi dan dihentikan beberapa menit
sebelum operasi selesai. Selesai tindakan
pembedahan diberikan n2o dihentikan dan penderita
diberikan o2 100% beberapa menit untuk mencegah
terjadinya hipoksia
B. Teknik napas spontan dengan pipa endotrakeal (ETT)
1. Lakukan induksi dengan menggunakan obat-obatan
intravena yang dipilih secara intravena
2. Sungkup muka diletakan pada muka dan diberikan
oksigen 4-6L/menit, kalau perlu nafas dibantu dengan
menekan balon secara periodik, sesudah reflek bulu
mata menghilang berikan suksinil kolin 1-1,5 mg/kg BB
secara intravena
3. Setelah fasikulasi dan passien apnoe diberikan nafas
buatan dan sesudah relaksasi pada oto rangka lalu
lakukan intubasi
ANASTESI UMUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. BHY BJM
3/4
Jl. A. Yani Km. 3,5
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

4. Sesudah pipa endotrakeal masuk dilakukan tes dengan


menekan dada dan merasakan udaranya serta dengan
mendengarkan stetoskop pengembangan kedua paru
5. Setelah yakin benar kemudian pipa endotrakeal di fiksasi
dengan plester dan guedel (OPA) dipasang
6. Pipa endotrakeal dihubungkan dan konektor sirkuit
kemesin anestesi, nafas pasien dikendalikan dengan
menekan balon pernafasan sampai ada nafas spontan
kembali
7. Bila nafas telah spontan dapat dibantu sampai
pernafasan menjadi kuat, dan bila pernafasan telah kuat
dapat dibiarkan spontan dengan melihat berkembang
kempisnya balon anestesi
8. Kedalaman anestesi dipertahankan dengan kombinasi
n2o daan o2 masing-masing 2l/menit serta halothane 1,5-
2%
C. Teknik nafas kendal dengan pipa endotrakeal
1. Teknik induksi anestesi dan intubasi sama dengan diatas
2. Setelah pengaruh suksinil kolin mulai habis, diberi obat
pelumpuh otot jangka panjang (non depolarisasi) semisal
pavulon 0,05-0,08 mg/kg Bb
3. Nafas dikendalikan secara manual atau dengan
menggunakan respirator setiap inspirasi
4. Apabila nafas dikendalikan secara manual harus
diperhatikan dada kanan dan dada kiri yang simetris
5. Konsentrasi halothane dikurangi sedikit demi sedikit dan
dipertahankan 0,5-1% dan obat pelumpuh otot bila perlu
ditambah lagi dengan dosis 1/3 dosis awal, yaitu bila
tampak pasien ada usaha bernafas sendiri atau otot-otot
perut mulai tegang
ANASTESI UMUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. BHY BJM
4/4
Jl. A. Yani Km. 3,5
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

6. Menjelang akhir operasi, setelah lapisan otot selesai dijahit,


diusahakan pasien nafas spontan dengan membantu usaha
nafas sendiri secara manual , halothane dapat
dihentikansetelah lapisan fasi kulit selesai dijahit dan n2o
dihentikan setelah saat alpisan kulit mulai dijahit
7. Kalau nafas spontan setelah ditunggu beberapa menit,
masih lemah dapat diberikan obat anti pelumpuh otot non
depolarisasi. Sebelum ekstubasi yang terdiri dari kombinasi
2 ampul atropine dan 2 ampul prostigmin yang berfungsi
untuk menghilangkan efek sisa obat pelumpuh
8. Ekstubasi dapat segera dilakukan setelah nafas
spontan/normal kembali dengan volume tidal 300ml, o2
diberikan terus selam 2-3 menit sebanyak 5-6 liter untuk
mencegah terjadinya hipoksia difuse.

UNIT TERKAIT Kamar operasi


RS. BHY BJM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. A. Yani Km. 3,5 1/2
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

Tanggal Terbit : Ditetapkan


KARUMKIT BHAYANGKARA TK III
Tanggal Revisi : BANJARMASIN
SPO

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp.B


AKBP NRP 71030364

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. BHY BJM
2/2
Jl. A. Yani Km. 3,5
Telp. (0511) 3256528
Fax. (0511) 3251306
www.rsbhy-bjm.co.id

UNIT TERKAIT Kamar operasi

Anda mungkin juga menyukai