Kelompok - NIM - Nama - Modul X
Kelompok - NIM - Nama - Modul X
Kelompok - NIM - Nama - Modul X
NIM : 6101901224
KELOMPOK : S1C
I. PENGENALAN ALAT
1. Pengertian Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau
garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Alat ukur ini
digunakan untuk mendapatkan beda tinggi antara dua tempat atau lebih di lapangan. Hal ini
dilakukan dengan cara membaca skala pada rambu vertikal yang tepat berimpit pada posisi garis
bidik horizontal. Pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar optis masih
merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Ketelitian batas harga terbesar
perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar tersebut dinyatakan sebagai kerangka dasar
vertikal (KDV).
3. Visier juga membantu proses pembidikan suatu objek secara kasar sehingga berlangsung
lebih cepat.
7. Pelindung Lensa Objektif bermanfaat untuk melindungi lensa objektif dari pancaran sinar
matahari langsung.
9. Sekrup Pengatur Fokus Teropong berperan untuk mengatur derajat kejelasan objek yang
dibidik.
12. Sekrup Penggerak Halus Aldehide Horisontal berperan untuk menggerakan pesawat arah
horisontal supaya kedudukan benang tepat pada objek yang dibidik.
13. Klem Aldehide Horisontal merupakan bagian yang bertugas untuk mengunci perputaran
pesawat arah horisontal.
b. Dirikan statif diatas bidang titik, panjangkan kaki tiga, kencangkan skrup pengunci setelah
kepala statif diatur sedatar mungkin dan lubangnya kira-kira sentris diatas bidang. Sepatu
segitiga kira-kira berbentuk segitiga sama kaki, injak kaki statif sampai kuat. Pasang unting
unting pada pengunci pesawat ±0,5-1 cm diatas titik yang dimaksud.
c. Pasang instrument penyipat datar diatas kepala statif dikunci skrup pengunci pesawat
sekedarnya, hingga pesawat tidak mudah bergeser-geser.
d. Bidik secara kasar titik tinjauan yang dimaksud, bila bidikan tercapai aturlah unting-unting
sentris pada titik dengan jalan menggeser pesawat diatas kepala statif.
f. Aturlah skrup penyetel A dan B hingga gelembung nivo berada pada posisi sama jauh dari
skrup A dan skrup B.
g. Atur skrup penyetel C hingga gelembung nivo berada ditengah-tengah skala nivo.
i. Bila gelembung nivo bergeser dari tengah-tengah skala nivo, atur kembali skrup
j. Jika gelembung nivo bergeser dari tengah-tengah skala nivo,atur lagi skrup A&B
k. Seterusnya dapat diulang kembali hingga kemanapun pesawat berputar, gelembung nivo tetap
berada di tengah-tengah skala nivo.
NAMA : Carissa Thaharadiva Azzahra
NIM : 6101901224
KELOMPOK : S1C
l. Pada setiap pembacaan rambu gelembung nivo harus tetap berada di tengah tengah skala nivo.
Untuk itu kedudukan statif dan pesawat waterpass tidak boleh bergoyang.
m. Tetapkan derajat nol nonius dengan memutar lingkaran luar piringan derajat
1. Jelaskan tahapan pengukuran sehingga mendapatkan data seperti pada tabel yang
ada!
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, waterpass, bak ukur, dan tripod.
b. Pasang waterpass di atas tripod.
c. Pastikan posisi garis mendatar diafragma pada waterpass sejajar dengan sumbu I.
d. Sesuaikan sekrup A, B, C hingga gelembung nivo terletak tepat di tengah.
e. Letakkan bak ukur pada suatu tempat yang akan diukur elevasinya.
f. Arahkan waterpass ke arah objek.
g. Atur focus hingga objek yang dibidik terlihat jelas atau focus sudah sesuai.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan seksi, slag, kedudukan satu dan kedudukan dua!
a. Seksi : jumlah slag yang dapat diukur, umumnya dalam 1 hari.
b. Slag : keadaan waterpass di dirikan diantara dua rambu, umumnya 1 slag jarak
antara kedua rambu 30-60 m.
NAMA : Carissa Thaharadiva Azzahra
NIM : 6101901224
KELOMPOK : S1C
c. Kedudukan satu :ketinggian alat untuk melakukan 2 kali pengukuran agar hasil lebih
tepat
d. Kedudukan dua :ketinggian alat untuk melakukan 2 kali pengukuran agar hasil lebih
tepat
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran pergi dan pengukuran pulang serta
mengapa kedua pengukuran tersebut harus dilakukan!
a. Pengukuran pergi, mengukur dari titik pertama/awal ke titik tujuan dalam sekali
ukur
b. Pengukuran pulang, mengukur dari titik tujuan ke titik awal dalam sekali ukur atau
mengukur kembali pengukuran pergi dengan jalur mundur/sebaliknya. Pengukuran
pulang-pergi harus dilakukan untuk meningkatkan tingkat ketelitian pada suatu
pengukuran sehingga dapat mengurangi risiko kesalahan/ketidaktelitian tak sengaja
dalam pembacaan
Alasan dilakukannya kedua pengukran tersebut yaitu karena dari titik awal ke tujuan itu pasti
melalui beberapa titik, jadi agar hasilnya lebih akurat dan tepat.
Lakukan pengolahan data pengukuran, kemudian tentukan nilai tinggi titik B!
4. Lakukan pengolahan data pengukuran, kemudian tentukan nilai tinggi titik B!
ANALISIS DATA
• Jarak Belakang = (𝐵𝐴𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔 − 𝐵𝐵𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔) × 100
A-1(ked.1) = A-1(ked.2) = (14.06 – 13.73)*100 = 33.0 dm
1-B(ked.1) = 1-B(ked.2) = (14.19 – 13.78)*100 = 41.0 dm
B-2(ked.1) = B-2(ked.2) = (12.58 – 12.08)*100 = 50.0 dm
2-B(ked.1) = 2-B(ked.2) = (12.98 – 12.65 )*100 = 33.0 dm
• Jarak muka =(𝐵𝐴𝑚𝑢𝑘𝑎 − 𝐵𝐵𝑚𝑢𝑘𝑎) × 100
A-1(ked.1) = A-1(ked.2) = (13.12 – 12.77)*100 = 35.0 dm
1-B(ked.1) = 1-B(ked.2) = (13.85 – 13.21)*100 = 64.0 dm
B-2(ked.1) = B-2(ked.2) = (13.39 – 12.98)*100 = 41.0 dm
2-B(ked.1) = 2-B(ked.2) = (12.98 – 13.18)*100 = 37.0 dm
• ∆H di A-1= 𝐵𝑇𝑚𝑢𝑘𝑎 − 𝐵𝑇𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔
Ked. 1 = 13.895 – 12.945 = 0.950 dm
Ked. 2 = 13.535 – 12.578 = 0.948 dm
Rata-rata = (0.950 + 0.948) / 2 = 0.949 dm
NAMA : Carissa Thaharadiva Azzahra
NIM : 6101901224
KELOMPOK : S1C
Hasil pengukuran sudah benar, karena hasil ∆H rata-rata seksi pergi dan pulang nilainya sama.
• Menghitung ketinggian di titik B
HA = 224.613 m = 2246.13 dm
HB (pergi) = HA + ∆HAB = 2246.13 + (0.949 + 0.4565) = 2247.5355 dm
HB (pulang) = ∆HBA – HA = 2246.13 – (-0.855 – 0.5505) = 2247.5535 dm
HB = ½ (HB (pergi) + HB (pulang)) = 2247.5535 dm