Anda di halaman 1dari 5

PAPER

KEPERAWATAN JIWA I
“Peran dan Fungsi Perawat Dalam Tiap Tingkatan Pelayanan Keperawatan Jiwa ”
“(Peran Perawat Dalam Prevensi Primer)”

Dosen Pembimbing :
Dr.Ns. Wahyu Kirana M.Kep. Sp.jiwa

Disususn Oleh :
Sri wahyuni ( 821181011 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK
TAHUN AJARAN
2020/2021
Peran perawat dalam prevensi primer
1. Memberi penyuluhan tentang prinsipprinsip sehat jiwa
2. Mengefektikasikan perubahan dalam kondisi kehidupan, tinglat kemiskinan dan
pendidikan
3. Memberikan pendidikan dalam kondidsi normal, tumbang dan pendidikan seks
4. Membatu klien di RSU untuk menghindari masalah psikiatri dimasa mendatang
5. Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota keluarga dan meningkatkan
fungsi kelompok
6. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum gangguan jiwa terjadi, berdasarkan pada
steressor dan perubahan kehidupan yang pontensial.
7. Aktif dalam kegiatan masyarakat yang terkait dengan
Prevensi Primer
Usaha yang lebih progresif dalam usaha pencegahan gangguan kesehatan jiwa di
masyarakat lebih baik daripada penanganan gangguan jiwa. Prevensi jenis ini disebut
prevensi primer yang didesain untuk mengurangi insiden gangguan atau kemungkinan terjadi
insiden dalam populasi dalam resiko.
Tujuan prevensi primer ini adalah mengurangi resiko terjadinya gangguan jiwa dan
menunda atau menghindari munculnya gangguan jiwa. Prevensi primer merupakan kegiatan
yang bersifat proaktif, berbasis pada masyarakat, mengantisipasi gangguan yang potensial
untuk populasi yang berada dalam resiko, sebelum intervensi diberikan langsung untuk
mengurangi insiden atau gangguan melalui upaya mengurangi situasi/iklim yang
membahayakan yang memberi kontribusi pada gangguan, melalui upaya meningkatkan
kekuatan mosional masyarakat dalam resiko agar terproteksi dan lebih kompeten (Azizah,
Iman, dan Amar 2016 hal:60)
Prevensi primer adalah menurunkaan kejadian gangguan mental dan mengurangi
tingkat dimana kasus kasus baru gangguan berkembang (Stuart W. Gail, 2013 hal 169)
Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya
patogenik. Tujuannya ada- lah untuk mencegah penyakit dan trauma. Secara umum, pen-
cegahan primer meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection). Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain
pendidikan kesehatan, peningkatan gizi yang tepat, pengawasan pertum- buhan individu,
konseling pernikahan, dan pemeriksaan kese- hatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan
melalui upaya imunisasi, higiene personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit
kerja, avoidment allergic, dan nutrisi khusus (mis., nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk
bayi), dan lainnya. (Nurmala, ira 2018 hal: 17)
Pencegahan primer menekankan pada kegiatan untuk mencegah keadaan sakit,
cedera, atau suatu penyakit. Strategi dapat dilakukan dengan melihat status pendidikan atau
kunjungan medis. Misalnya, anak sekolah dasar mungkin memiliki waktu pertemuan
tersendiri di mana edukasi diberikan terkait pencegahan merokok, atau di tingkat perguruan
tinggi mungkin ada program pendidikan mengenai risiko minum alkohol, Selama kunjungan
medis, kegiatan pencegahan primer mungkin mencakup imunisasi terjadwal atau pemeriksaan
kanker yang sesuai (Fortinash & Worret, 2012 hal:3).

Prevensi Primer menurut Yosep dan Sutini 2014 hal 28


 Intervensi yang dilakukan Promosi Kesehatan & Pencegahan Kesehatan mental.
 Promosi kesehatan jiwa, pencegahan dan gangguan gangguan jiwa.
 Targetnya adalah anggota masyarakat yang tidak memiliki masalah dengan kelompok
usia anak, remaja, dewasa dan orang tua.
Prevensi primer menurut Azizah, Iman, dan Amar 2016 hal:60
Secara prinsip, prevensi primer dibatasi sebagai berikut:
 Prevensi harus lebih berorientasi pada kelompok masyarakat daripada
individu, meskipun dalam beberapa aktifitas ada kontak individu.
 Prevensi harus suatu kualitas dari fakta sebelumnya yaitu ditargetkan pada
kelompok yang belum mengalami gangguan.
 Prevensi primer harus disengaja yang bersandar pada dasar pengetahuan yang
dimanifestasikan pada meningkatkan kesehatan jiwa dan mencegah perilaku
maladaptive.
Prevensi primer dapat dilakukan dengan cara memodifikasi lingkungan dan
memperkuat kapasitas individu atau masyarakat dalam mengatasi situasi. Memodifikasi
lingkungan berarti mengubah, memperbaiki, atau menghilangkan lingkungan fisik-biologis
dan social yang menganggu dan dapat berakibat gangguan kesehatan jiwa. Memperkuat
kapasitas individu dengan konseling keluarga, pendidikan kesehatan jiwa, peningkatan
kondisi kesehatan dan kehidupan selama kehamilan, mengurangi kondisi lingkungan yang
kurang baik, serta mengurangi kesulitan psikososial dalam dunia kerja. Jika prevensi primer
ini berhasil, maka insiden dalam masyarakat akan menurun (Azizah, Iman, dan Amar 2016
hal:60)
Pada gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoatif, prevensi primer
bertujuan mencegah seseorang agar tidak mengalami gangguan tersebut (Joewana satya 2005
hal:284)
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Makrifatul. 2016. Buku Ajar Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik Klinik.
Yogyakarta : Indomedika Pustaka.

Nurmala, Ira. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press.

Fortinash & Worret Holoday. 2012. Psychiatric Mental Health Nursing; Fifth Edition. USA:
Elseiver.

Joewana Satya. 2005. Gangguan Mental Dan prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoatif :
Pelanyagunaan Napza/Narkoba. Edisi 2. Jakarta EGC.
Stuart, W. Gail, 2013. Principles and Practice of Psychiartric Nursing. China : Elseiver
Mossby.

Anda mungkin juga menyukai