BRONKITIS
DISUSUN OLEH :
1. INDAH TRI ASTUTI 17121018
2. INGKI PRAKASTIWI 17121019
3. PINGKY SRI HANDAYANI 17121020
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKITIS
A. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya sembuh sempurna (Surya, 2010).
Bronkitis adalah infeksi pada brokus yang berasal dari hidung dan tenggorokan,
bronkus merupakan suatu pipa semppit yang berawal pada trakea, yang menghubungkan
saluran pernafasan atas, hidung, tenggorokan dan sinus ke paru-paru (Hidayat, 2008).
Bronkitis adalah suatu peradangan bronchioles, broncus dan trakea oleh berbagai
sebab. Bronkitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,
Respiratory Syntical Virus (RSV), Virus Influenza, Virus Para Influenza dan Coxsackie
Virus (Muttaqin, 2008).
B. KLASIFIKASI
Bronkitis dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Bronkitis Akut
Bronkitis pada bayi dan anak, biasanya bersama juga dengan trakhaetis merupakan
infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai. Penyebab utama
penyakit ini adalah virus. Batuk merupakan gejala yang menonjol. Peradangan
meliputi laring, trakea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut laringotrakeo
bronkitis akut, sering dijumpai mengenai anak sampai umur 3 tahun dengan gejala
suara serak, stridor dan nafas berbunyi.
2. Bronkitis Kronis atau Batuk Berulang
Bronkitis Kronis adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab
dengan gejala batuk yang berlangsung ± 2 minggu berturut-turut atau berulang-ulang,
paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan dan atau tanpa disertai gejala respiratorik
atau non respiratorik lainnya (Raharjo, 2012).
C. ETIOLOGI
1. Bronkus Akut
Penyebab utama bronkus akut adalah virus, sebagai contoh Rhinovirus Sincykal Virus
(RSV), Influenza Virus, Para Influenza virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus.
Bronkitis akut dapat disebabkan karena non-infeksi seperti paparan asap tembakau,
polutan pembersih rumah tangga, asap, paparan debu dan uap, alergi, cuaca, polusi
udara dan infeksi saluran nafas atas.
2. Bronkus Kronis
a. Spesifik
1) Asma
2) Infeksi kronik saluran nafas atas (Sinbronkitis)
3) Infeksi (mycoplasma, hlamidia, pertusis, tuberculosis, fungi/jamur)
4) Sindrom aspirasi
5) Penekanan pada saluran nafas
6) Kelainan jantung bawaan
7) Benda asing
8) Kelainan silia primer
9) Fibrosis kistis
b. Non Spesifik
1) Perokok
2) Polusi udara dari debu
3) Gas beracun
4) Gastroeshophageal reflux disease (GERD) adalah asam lambung yang naik ke
esophagus dan beberapa tetes ke saluran nafas. (Raharjo, 2012)
F. PATHWAY
Faktor penyebab virus, polusi, bakteri
Reaksi antibodi
Peradangan bronkus
Sesak nafas
Peningkatan sekresi Perangsangan pusat
bronkus
Pola nafas tidak
Hipertemi efektif
Penumpukan mukus
Ketidakseimbangan
Bersihan jalan nafas
perfusi ventilasi
tidak efektif
Penurunan O2
Hipoksia
Peningkatan
kecepatan nafas
Ansietas
(Dokterparu-paru.com)
G. KOMPLIKASI
1. Pneumonia
Penyakit yang pasti muncul setelah terjadi komplikasi pada penyakit bronkitis.
2. Otitis Media
Penyakit infeksi yang terjadi di bagian telinga. Pasalnya saluran pernafasan memang
memiliki hubungan dengan telinga.
3. Efusi Pleura
Penumpukkan cairan diantara lapisan pleura
4. Bronkitis Kronis
5. Sinusitis
6. Pleuritis
7. Infeksi Pernafasan
8. Eteletaksis
9. Gagal Nafas (Mary Digiulio, dkk, 2004)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Bayangan paru-paru disinar X dada selama infeksi
2. Tes fungsi paru menunjukkan :
a. Forced Vital Capacity (FCU) berubah karena diperlukan lebih banyak waktu untuk
menghirup udara setelah inhalasi maksimal
b. FEV : turun karena dibutuhkan lebih banyak waktu untuk ekshalasi
c. Residial Volume (RV) naik karena udara terperangkap
3. Oksigen turun, karbondioksida naik di arterial blood gar (Mary Digiulio, dkk, 2004)
I. PENATALAKSANAAN
1. Keperawatan
a. Istirahat yang cukup
b. Minum lebih banyak
c. Tidak merokok
d. Tingkatkan intake nutrisi yang adekuat
2. Medis
a. Berikan Beta 2-zigonist
b. Berikan steroid
c. Berikan Aminophylline
d. Berikan Furosemid (Raharjo, 2012)
J. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Pemeriksaan fisik
a. Breathing
b. Blood
c. Brain
d. Blandder
e. Bowel
f. Bone
g. Head to toe (Raharjo, 2012)
K. FOKUS INTERVENSI
1. Ketidakefektifan jalan nafas b.d peningkatan produksi sputum
NOC
Respiratory status : ventilation
Respiratory status : airway patency
KH :
- Mendemonstrasikan batuk efektif
- Menunjukkan jalan nafas paten
- Mampu mengidektifikasi
NIC
- Berikan O2
- Berikan nebulizer
- Anjurkan pasien istirahat
- Monitor RR
- Atur intake cairan
2. Kerusakan pertukaran gas b.d obstruksi jalan nafas oleh sekret
NOC
Respiratory status : gas exchange
Respiratory status : ventilation
Vital sign status
NIC
- Posisikan fowler
- Monitor suara nafas
- Catat lokasi trakea
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
NOC
Respiratory status : ventilation
Vital sign status
NIC
- Auskultasi suara nafas
- Berikan O2
- Monitor TTV
- Monitor pola nafas abnormal
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta : Salemba Merdeka
Raharjo, N. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI, pp : 583-593
Donna Jackson & Mary Digiulio. Editor Khudazi Aulawi (2014). Keperawatan Medikal
Bedah
DISUSUN OLEH :
1. INDAH TRI ASTUTI 17121018
2. INGKI PRAKASTIWI 17121019
3. PINGKY SRI HANDAYANI 17121020
I. PENGKAJIAN
Tanggal dan waktu dilakukan pengkajian : 12 Agustus 2019, pukul 14.00 WIB
A. Anamnesa
1. Biodata
Nama : An. N
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 24 Mei 2019
Usia : 3 bulan
Pendidikan : -
Alamat : Ngargoyoso, Karanganyar
Agama : Islam
Nama Ayah/Ibu : Tn. W
Pekerjaan Ayah/Ibu : Buruh
Pendidikan Ayah/Ibu : SMP
Agama : Islam
Alamat : Ngargoyoso, Karanganyar
Suku/Bangsa : Jawa
Diagnosa Medis : Bronkitis
Tanggal Masuk RS : 12 Agustus 2019
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anak batuk dan berdahak.
b. Riwayat Perawatan Sekarang
Ibu mengatakan pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2019 jam 16.00 WIB sore
mulai batuk dan panas, serta anak rewel lalu dibawa ke klinik terdekat dengan
keluhan yang sama tetapi tidak ada perubahan. Dan pada tanggal 12 Agustus
2019 pukul 10.00 WIB anak dibawa ke IGD dengan keluhan batuk dan
berdahak selama 1 minggu yang tidak kunjung sembuh. Di IGD anak
mendapat terapi Infus RL 25 tpm, Inj. Cefotaxime 300 mg/12 jam dan inj.
Dexamethason 1gr/12 jam. Dari pemeriksaan di IGD RSU Karanganyar
didapatkan S: 370C, RR : 20 x/menit, dan N : 97 x/menit. Dan pada jam 11.00
WIB anak dipindahkan ke Bangsal Cempaka I untuk dilakukan rawat inap
hingga sembuh. Di Cempaka I mendapatkan pemeriksaan S: 36.80C, RR : 22
x/menit, dan N : 96 x/menit.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan pada saat hamil tidak mempunyai riwayat penyakit,
bayi lahir spontan, tidak cacat, berat bayi lahir 3400 gr, tidak ada kelainan
genital, tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.
d. Riwayat Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarganya belum ada yang menderita/ terkena
penyakit yang menular seperti TBC, dan penyakit menurun seperti DM.
Genogram :
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
P Pasien
Hubungan Perkawinan
Tinggal 1 rumah
e. Riwayat Sosial
Ibu pasien mengatakan anaknya dirawat sendiri dan dibantu oleh neneknya,
karena mudah untuk mengawasi dan menjaga anaknya. Ibu pasien mengatakan
anaknya termasuk anak yang periang. Di lingkungan rumah pasti bermain
dengan saudara dan teman sebayanya
3. Pola Fungsional
a. Ibu mengatakan kesehatan anaknya mengalami batuk yang cukup lama baru
pertama kali ini. Ibu mengatakan selalu membawa anaknya ke Posyandu di
desanya setiap 1 bulan sekali. Sebelum dan sesudah makan ibu pasien selalu
mencuci tangan selama 3 bulan dalam pemberian ASI eksklusifnya maupun
susu formula. Ibu pasien mengatakan selama ini tidak ada keluarga/ saudara
ketika merokok dekat dengan anaknya
h. Mata
Konjungtiva tidak anemis, warna sklera putih, pupil membesar ketika ada
rangsangan cahaya dan gerakan bola mata seimbang, tidak ada gangguan pada
mata
i. Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada perdarahan pada gusi, tidak ada lesi, lidah
bersih
j. Telinga
Tidak ada benjolan pada telinga, letak telinga kanan dan kiri sejajar, tidak ada
nyeri tekan, telenginya bersih, tidak ada gangguan pendengaran
k. Leher
Posisi leher ditengah, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
l. Jantung
Inspeksi : Pulsasi terlihat di bawah puting
Palpasi : Frekuensi teraba kuat di bawah puting
Perkusi : Frekuensi dan irama jatung teratur
Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan
m. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 26 x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Irama nafas tidak teratur
Auskultasi : Suara nafas wheezing
n. Perut
Inspeksi : Tidak ada pembesaran perut, tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan
nyeri
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus 14 x/menit
o. Genetalia
Pasien berjenis kelamin perempuan, tidak ada benjolan pada vagina
p. Punggung dan Ekstermitas
Tidak ada masalah pada punggung dan ekstermitas, fungsi ekstermitas normal,
kekuatan otot 5 5 , akral teraba hangat
5 5
5. Pemeriksaan Penunjang
Terapi :
- RL 500 ml 30 tpm
- Amoxillin 3 x 200 mg
- Dexamethasone 2 x 2mg
- Fexotid + NaCl 2 cc / 8 jam
Hasil Laboratorium
Tanggal 12 Agustus 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.7 g/dl 9.6~12.8
Hematokrit 35.8 % 31~43
Lekosit 24.08 ribu/µl 31.8~35.4
Trombosit 733 juta/µl 139~335
Eritrosit 3.99 mil/µl 3.1~4.7
- MPV 7.2 fL 6.5~12.00
- PDW 15.3 9.0~17.0
INDEX
- MCV 89.9 fL 82.0~92.0
- MCH 26.9 pg 23~36
- MCHC 30.0 % 32.0~37.0
Hitung Jenis
- Neutrofil 25.2 % 50.0~70.0
- Limfosit 70.3 % 25.0~40.0
- Monosit 3.7 % 3.0~9.0
- Eonisofil 0.5 % 0.5~5.0
- Basofil 0.3 % 0.0~1.0
- RDW 12.6 % 11~16
DATA FOKUS
DS : - Ibu pasien mengatakan anaknya batuk dan berdahak selama 1 minggu
- Ibu pasien mengatakan anaknya sulit bernafas karenaa adanya sekret yang
belum keluar
- Ibu pasien mengatakan anaknya sulit tidur karena batuk dan lingkungan RS,
tidur hanya ± 3 jam
- Ibu pasien mengatakan anaknya sering menangis
DO : - Pasien tampak lemas
- TTV
S : 36.50C
N : 120 x/menit
R : 26 x/menit
- Irama pernafasan tidak teratur
- Suara nafas wheezing
- Adanya dahak yang tidak keluar
- Mata anak tampak sayup
- Anak terlihat tidak nyaman berada di RS
- Anak terlihat gelisah
ANALISA DATA
No Tanggal/Jam Data Problem Masalah
1 12-08-2019 DS : Ibu pasien mengatakan Peningkatan Ketidakefektifan
anaknya batuk dan produksi kebersihan jalan
berdahak spuntum nafas
DO : - Pasien tampak lemah
- TTV
S : 36.50C
N : 120 x/menit
R : 26 x/menit
2 12-08-2019 DS : Ibu pasien mengatakan Obstruksi jalan Kerusakan
anaknya sulit bernafas nafas oleh pertukaran gas
karena adanya sekret sekret
yang belum keluar
DO : - Irama pernafasa tidak
teratur 26 x/menit
- Adanya suara nafas
wheezing
- Adanya dahak yang
tidak kunjung keluar
3 12-08-2019 DS : - Ibu pasien mengatakan Lingkungan Gangguan pola
anaknya sulit tidur dan agen tidur
karena batuk dan injury
lingkungan RS yang
berisik. Tidur ± 3 jam
- Ibu pasien mengatakan
anaknya sering menangis
DO : - Mata anak tampak sayup
- Anak merasa tidak
nyaman berada di RS
- Anak terlihat gelisah
III. INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan/KH Tindakan
1 Ketidakefektifan kebersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan
nafas b.d. peningkatan produksi keperawatan 3x24 jam fisioterapi dada
sputum ketidakefektifan kebersihan 2. Observasi RR
jalan nafas teratasi dengan 3. Lakukan nebulizer
KH : 4. Berikan O2
1. RR : 20-24 x/m
2. Wheezing dan ronchi (-)
3. Tidak terdapat retraksi
intercosta
4. Tidak ada stridor
5. Tidak ada pernafasan
cuping hidung
2 Keruskan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi dan
obstruksi jalan nafas oleh sekret keperawatan 3x24 jam kedalaman nafas
kerusakan pertukaran gas 2. Atur posisi semi
teratasi dengan KH : fowler
1. GDA dalam rentang 3. Auskultasi bunyi
normal nafas
2. Bebas gejala distres 4. Observasi TTV
pernafasan 5. Berikan O2
3 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan
lingkungan dan agen injury keperawatan 3x24 jam pola lingkungan yang
tidur teratasi dengan KH : nyaman
1. Jumlah jam tidur dlam 2. Jelaskan
batas normal 6-8 pentinganya tidur
jam/hari yang adekuat
2. Perasaan segar 3. Monitor
setelahbangun tidur kebutuhan tidur
3. Mampu 4. Instruksikan untuk
mengidentifikasi hal memonitor tidur
yang meningkatkan tidur pasien
IV. IMPLEMENTASI
No Tanggal, Tindakan Keperawatan Respon Tindakan TTD
Waktu
12-08-2019
1 08.30 Melakukan fisioterapi dada S : Pasien menangis
O : Pasien tampak rileks
S : -
O : RR = 26 x/menit
2 10.30 Mengkaji respirasi
S : -
O : Tidak ada pernafasan
cuping hidung
3 14.30 Mengkaji frekuensi dan
kedalam nafas S : Pasien menangis
O : Pasien tampak tenang
S : -
O : Pasien tampak tenang
4 16.30 Melakukan posisi semi
fowler S : Keluarga pasien
mengatakan mengerti
O : Keluarga pasien
5 20.45
tampak mengerti
Menciptakan lingkungan
yang nyaman
6 21.00
Menjelaskan tidur yang
adekuat
13-08-2019
1 09.00 Melakukan kolaborasi S : -
O : Pasien tampak rileks
dengan dokter dalam
pemberian nebulizer
S : -
2 13.00 O : Terdengar suara wheezing
Mengauskultasi bunyi
S : -
pernafasan
3 13.40 O : S : 36.50C
N : 120 x/menit
R : 26 x/menit
Mengkaji TTV S : Keluarga pasien mengerti
apa yang dikatakan
Menginstruksikan S : -
2 13.30 O : Pasien tampak nyaman dan
pemantauan tidur pasien
tidur pulas
V. EVALUASI
No Tanggal, Evaluasi TTD
Waktu
1 12-08-2019 S : Ibu pasien mengatakan anaknya dan berdahak
selama 1 minggu yang lalu
O : Pasien terlihat lemah dan tidak nyaman
A : Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas b.d
peningkatan produksi sputum
P : Lanjutkan intervensi :
a. Lakukan fisioterapi dada
b. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi nebulizer
2 13-08-2019 S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai
lega walaupun masih ada sekret
O : Pasien terlihat nyaman dan tidak rewel
A : Obstruksi jalan nafas oleh sekret b.d kerusakan
pertukaran gas
P : Lanjutkan intervensi :
a. Mengobservasi tanda-tanda vital
b. Mengkaji frekuensi nafas
3 14-08-2019 S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa mulai
tidur ± 5 jam dan rewel sudah berkurang
O : Pasien tampak rilek dan muka terlihat segar
A : Gangguan pola tidur b.d lingkungan dan agen
injury
P : Lanjutkan intervensi :
a. Menciptakan lingkungan yang nyaman
b. Mengobservasi kebutuhan tidur