Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arum Kurnia Husada

Kelas : 2C5

NIM :1910301067

1. Pertanyaan
Bagian mana saja sendi yang terkena sehingga mengganggu stabilisator?
Jawaban :
Sudut bulatan caput humeri180°, sedangkan sudut cekungan fossa glenoidalis
scapulaehanya 160°, sehingga 2/3 permukaancaput humeritidak dilingkupi oleh fossa
glenoidalis scapulae. Hal ini mengakibatkan sendi glenohumeral tidak stabil. Oleh karena itu,
stabilitasnya dipertahankan oleh stabilisator yang berupa ligamen,otot, dan kapsul
(Porterfield & De rosa, 2004).

2.Pertanyaan
Bagaimana cara membaca hasil X-RAY?
Jawaban :
1. Perhatikan terlebih dahulu identitas pasien dan nomer rekam medis apakah sesuai atau
tidak.
2. Perhatikan tanda R (right) dan L (left) apakah posisi foto rontgen sudah benar.
3. Apakah eksposure sinar X-ray cukup atau berlebih atau kurang. Eksposure yang cukup
ditandai dengan os vertebralis thorakalis tampak terlihat sampai thorakalis ke-5. Eksposure
yang berlebih akan menyebabkan hulangnya gambaran dari paru sehingga tidak bisa
terbaca. eksposure yang kurang akan menyebabkan paru tampak putih (radiolusen)
sehingga tidak bisa dibaca atau misdiagnosis.
4. Perhatikan posisi foto rontgen apakah berdiri atau berbaring. Bisa dilihat dari letak os
scapula.Jika os scapula di lateral maka posisi pasien berdiri. Posisi berdiri biasanya
dengan proyeksi posterior-anterior (PA). Posisi berbaring dengan proyeksi anterior-
posterior (AP)
5. Perhatikan apakah foto thorak cukup inspirasi atau tidak. Inspirasi yang cukup bisa
dilihat dari batas diafragma di antara sela iga 5 dan 6.
5. Perhatikan jalan napas. Trakea tampak sebagai radioopage diantara os vertebralis.
Normal berada di tengah os vertebralis.
6. Perhatikan tulang-tulang clavicula, scapula, sternum dan iga. Apakah terdapat fraktur.
Juga lihat sela iga apakah simetris atau mengalami penyempitan atau pelebaran. sela iga
yang menyempit bisa disebabkan ateletaksis. Sela iga yang melebar bisa menggambarkan
adanya pneumothorak atau emfisema.
7. Lihat posisi diafragma apakah simetris. lihat sudut diafragma dengan sela iga (sudut
costophrenicus) kanan dan kiri. Normalnya kedua sudut costophrenicus tampak tajam. Jika
tumpul mungkin terdapat efusi pleura.

8. Lihat udara di lambung. Normal terdapat di sebelah kiri bawah foto rontgen thorak.
9. Perhatikan gambaran paru apakah terdapat radio opaque atau radio lusen. Gambaran
radio lusen dengan air fluid level bisa merupakan efusi plura atau kista paru. gambaran
radio opaque tanpa gambaran corakan pembuluh darah bisa merupakan pneumothorak.
konfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan kalau perlu foto thorak lateral atau dekubitus

3. Pertanyaan
Bagaimana arah glidding normal pada caput humeri?
Jawaban :
Gerakan arthrokinematika dari pada sendi Gleno humeral joint yaitu: (1) gerakan fleksi
terjadi rolling caput humeri ke anterior, sliding ke posterior. (2) gerakan abduksi terjadi
rolling caput humerike cranio dorsal, sliding ke caudo ventral. (3) gerakan eksternal rotasi
terjadi rolling caput humeri ke dorso lateral, sliding ke ventro medial. (4) gerakan internal
rotasi terjadi rolling caput humeri ke ventro medial, sliding ke dorso lateral. (Kapanji, 1982).

4. Pertanyaan
Bagaimana treatment fisioterapi pada cidera shoulder tersebut?
Jawaban :
Banyak intervensi fisioterapi yang dapat digunakan untuk menangani problematic yang
timbul pada shoulder akibat frozen shoulder,yaitu dengan pemberian US, TENS, MWD,
IRR, manual traksi, terapi latihan dengan metode Contrax Relaxand Stretching, PNF dan
lain-lain.
Uraian-uraian diatas, melatar belakangi penulis untuk mencoba memberikan intervensi
pada 2 kelompok, pada kelompok pertama diberikan intervensi US dan TENS dengan
penambahan contrax relax and stretching pada posisitangan dibelakang leher dan posisi
tangan dibelakang punggung, pada kelompok kedua diberikan intervensi US dan TENS
dengan penambahan masase untuk mengetahui apakah ada beda penambahan intervensi
tersebut terhadap penurunan nyeri pada penderita frozen shoulder.

5. Pertanyaan
Osteo dan Artrokinematika,CPP, MLPP, ROM dan Endfeel pada Acromion Clavicular
joint dan SternoClavicular joint?
Jawaban :
STERNOCLAVICULAR JOINT(os.sternum,clavikula)

Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal dari clavicula yang bersendi dengan
clavicular notch dari sternum dan cartilago costa I. Sendi ini merupakan modifikasi ball and
socket joint atau saddle joint yang memiliki 2 cavitas sendi atau 2 cavum articularis.Sendi ini
memiliki diskus artikular fibrokartilago yang dapat memperbaiki kesesuaian kedua
permukaan tulang yang bersendi & berperan sebagai shock absorber. Kapsul articularisnya
tebal dan kendor, diperkuat oleh lig. sternoclavicular anterior dan posterior. Ujung proksimal
dari clavicula juga berhubungan dengan costa I melalui lig. costoclavicular dan ke-dua ujung
proksimal clavicula saling berhubungan oleh adanya lig. interclavicularis. Sternoclavicular
joint berperan besar dalam gerak-an shoulder girdle dan secara keseluruhan  ber-peran
dalam gerakan protraksi – retraksi, elevasi – depresi, abduksi elevasi lengan/shoulder.Pada
gerakan protraksi – retraksi terjadi gerak ar-throkinematika yaitu ventral slide – dorsal slide,
se-dangkan gerakan elevasi – depresi terjadi gerak ar-throkinematika yaitu caudal slide –
cranial slide.
Mlpp:posisi netral
Cpp:protaksi penuh

2. ACROMIOCLAVICULAR JOINT(os.acromion,clavikula)
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus acromion scapula yang bersendi dengan
ujung dis-tal clavicula. Sendi ini termasuk irregular joint atau plane joint, dimana permukaan
sendi pada acromion berbentuk konkaf dan pada ujung distal clavicula berbentuk konveks 
permukaan sendinya hampir rata. Kapsul artikularisnya diperkuat oleh lig. acromiocla-
vicularis pada bagian superiorPada bagian belakang sendi diperkuat oleh aponeu-rosis otot
upper trapezius dan deltoid. Ujung distal clavicula distabilisasi oleh lig. Coraco-clavicularis
yang terdiri atas 2 serabut ligamen yaitu lig. trapezoideum dan lig. conoideum
Acromioclavicular joint memberikan kontribusi pada gerakan elevasi – depresi, protraksi –
retraksi dan abduksi elevasi lengan.Pada saat gerakan elevasi – depresi processus acromion
akan slide kearah cranial – caudal, se-dangkan saat gerakan protraksi – retraksi akan slide
kearah ventral – dorsal.
Mlpp:posisi netral
Cpp:arm abduksi 30 derjat

Anda mungkin juga menyukai