Anda di halaman 1dari 12

1POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

DALAM ERA OTONOMI DAERAH

Disusun oleh :
Rayen H. Simanullang
041265008

UNIVERSITAS TERBUKA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di era kemerdekaan ini sangat berbeda
dengan tantangan yang dihadapi pada masa penjajahan. Di era kemerdekaan ini kita harus
mengisinya dengan pembangunan nasional (bangnas) untuk menyejajarkan diri dengan bangsa-
bangsa maju di dunia. Dalam pembangunan nasional, pertahanan nasional (tannas) mempunyai
kedudukan dan fungsi sebagai ‘pola dasar’ yang bertujuan memberikan arah dan pedoman dalam
bangnas yang kita lakukan secara bertahap. Untuk pelaksanaan bangnas tersebut maka perlu
ditetapkan politik dan strategi nasional (polstranas) sebagai kerangka dasar yang menjadi acuan
dalam pelaksaan bangnas.
Politik dan Strategi nasional merupakan satu-kasatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Politik yang dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dancara memujudkannya
berhubungan langsung dengan strategi yang merupakankerangka rencana untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Dalam hal ini politikdan strategi nasional merupakan sesuatu yang
berhubungan erat dengan cara-cara untuk mencapai tujuan nasional.
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945,
Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional . Politik dan strategi nasional yang telah
berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945 . sejak
tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik” .
Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA . Sedangkan badan-
badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup
pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan,
media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group).
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan
yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur
politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi
nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN .Strategi
nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen
berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan
politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik
dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah otonomi daerah.
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan salah
satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi
kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi
daerahKabupaten/Kota. 
Dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa otonomi daerah adalah
kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap dijadikan acuan dengan
meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling dekat dengan masyarakat.
Tujuan pemberian otonomi tetap seperti yang dirumuskan saat ini yaitu memberdayakan daerah,
termasuk masyarakatnya, mendorong prakarsa dan peran serta masyarakat dalam proses
pemerintahan dan pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang berjudul Politik
dan Strategi Nasional Dalam Era Otonomi Daerah, antara lain :
 Apa yang dimaksud dengan politik nasional dan strategi nasional?
 Apa landasan politik dan strategi nasional?
 Apa pengertian, prinsip dan tujuan otonomi daerah?
 Apa dampak positif dan negative otonomi daerah?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Politik dan Strategi Nasional dalam Era otonomi
Daerah, yaitu
 Mengetahui pengertian dari politik nasional dan strategi nasional.
 Mengetahui landasan politik dan strategi nasional
 Mengetahui pengertian, prinsip dan tujuan otonomi daerah.
 Mengetahui dampak positif dan negative otonomi daerah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik dan Stategi Nasional

2.1.1 Pengertian Politik Nasional

Politik nasional ialah asas, haluan, kebijaksanaan, dan usaha negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian), serta penggunaan secara
totalitas dari potensi nasional baik yang potensial maupun yang efektif untuk mencapai tujuan
nasional melalui pembangunan nasional.

Politik nasional menggariskan usaha-usaha untuk mencapai tujuan nasional yang dalam
perumusannya dibagi dalam tahap-tahap utama, yaitu jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek.

Politik nasional antara lain berikut ini :

 Politik dalam negeri yang diarahkan kepada mengangkat, meninggikan, dan memelihara
harkat, derajat rakyat Indonesia yang pernah mengalami kehinaan dan kemelaratan akibat
penjajahan, menuju sifat-sifat bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan.
 Politik luar negeri yang bersifat bebas aktif, anti imperialismne dan kolonialisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat
penderitaan rakyat serta diarahkan kepada pembentukan solidaritas antar bangsa terutama
bangsa-bangsa Asia-Afrika dan negara-negara nonblok.
 Politik ekonomi yang bersifat swasembada dan swadaya tanpa mengisolasi diri, tetapi
diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat Indonesia sebesar-
besarnya.
 Politik pertahanan keamanan yang keluar bersifat defensive aktif dan diarahkan kepada
pengamanan dan perlindungan bangsa dan n keegara serta usaha-usaha nasional. Ke
dalam bersifat preventif aktif di dalam menanggulangi segala macam tantangan, ancaman
dan hambatan dan gangguan yang timbul dari dalam.
2.1.2 Pengertian Strategi Nasional

Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional, yakni merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan
nasional. Dengan melaksanakan politik nasional disusunlah
strategi nasional, seperti jangka pendek, jangakamenengah dan jangka panjang.

2.1.3 Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

2.1.3.1 Suprastruktur dan Infrastruktur Politik

Penyusunan politik dan strategi negara di tingkat suprastruktur dilakukan oleh Presiden
sebagai mandataris MPR setelah memahami Garis-Garis Besar Haluan Negara yang ditetapkan
oleh MPR dengan langkah awal menyusun Program Kabinet yang diikutu dengan menunjukkan
para menterikabinet sebagai pembantu presiden.Ditingkat infrastruktur, politik dan strategi
nasional merupakan sasaranyang hendak dicapai yang meliputi bidang hukum, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankam. Masyarakat melalui pranata politik yang ada di era reformasi
memiliki peranan yang penting, yaitu berupaya mengontrol jalannya politik dan stategi nasional
yang telah ditetapkan oleh MPR sebagai GBHN maupun yang dilaksanakan oleh Presiden
beserta penyelenggara lainnya.

2.1.3.2 Penentu Kebijakan

Kebijakan Puncak dilakukan oleh MPR yang berwenang menetapkanUUD 1945 dan
Garis-Garis Besar Haluan Negara. Kebijakan Umumdilakukan oleh Presiden sebagai kepala
Pemerintahan dan DPR, bentuknyaadalah Undang-Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah,
Kepres, dan Inpres.Kebijakan Khusus dilakukan oleh Menteri dalam menjabarkan
KebijakanUmum guna merumuskan strategi dalam masing-masing bidang sesuaitanggung
jawabnya. Kebijakan Teknis dilakukan oleh Pimpinan Eselon IDepartemen Pemerintahan dan
Non Departemen. Bentuk kebijakannya adalah Peraturan Keputusan, atau Instruksi pimpinan
Departemen danDirjen. Kebijakan di daerah, adalah Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD.
Kebijakannya berupa Perda, Keputusan Kepala Daerah dan Instruksi Kepala Daerah.
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskanideologi
Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional .Politik dan strategi
nasional yang telah berlangsung selama ini
disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkemban
g pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-

2.2 Landasan Politik dan Strategi Nasional

Lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lembaga-
lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA.Sedangkan badan-badan yang
ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik
yang ada dalammasyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media
massa,kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group).
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memilikikekuatan yang
seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur politik
diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politik dilakukan setelah Presiden menerima GBHN. Strategi nasional
dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan
petunjuk Presiden. Yang dilaksanakan oleh Presiden sesungguhnya merupakan politik dan
strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Salah satu wujud pengaplikasian politik dan strategi
nasional dalam pemerintahan adalah Otonomi Daerah.

2.3 Pengertian, Prinsip dan Tujuan otonomi Daerah

2.3.1 Pengertian Otonomi Daerah

Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang
berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai
kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri (Bayu Suryaninrat; 1985).
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan bahwa :

 F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
 Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu
terwujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
 Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur dan memerintah
daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Benyamin Hoesein (1993) bahwa otonomi daerah adalah
pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara informal
berada di luar pemerintah pusat. Sedangkan Philip Mahwood (1983) mengemukakan bahwa
otonomi daerah adalah suatu pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang
keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna mengalokasikan
sumber sumber material yang substansial tentang fungsi-fungsi yang berbeda.

Dengan otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan kebebasan yang
dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri, mengelola dan
mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya kebebasan untuk berinisiatif merupakan suatu
dasar pemberian otonomi daerah, karena dasar pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat
sesuai dengan kebutuhan setempat.

Kebebasan yang terbatas atau kemandirian tersebut adalah wujud kesempatan pemberian
yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, hak dan kewajiban serta kebebasan bagi
daerah untuk menyelenggarakan urusan-urusannya sepanjang sanggup untuk melakukannya dan
penekanannya lebih bersifat otonomi yang luas. Pendapat tentang otonomi di atas, juga sejalan
dengan yang dikemukakan Vincent Lemius (1986) bahwa otonomi daerah merupakan kebebasan
untuk mengambil keputusan politik maupun administrasi, dengan tetap menghormati peraturan
perundang-undangan. Meskipun dalam otonomi daerah ada kebebasan untuk menentukan apa
yang menjadi kebutuhan daerah, tetapi dalam kebutuhan daerah senantiasa disesuaikan dengan
kepentingan nasional, ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Terlepas dari itu pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan di atas, dalam Undang-
undang Nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Beranjak dari rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah pada prinsipnya
mempunyai tiga aspek, yaitu :

1. Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. 

2. Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari pemerintahan di
atasnya, serta tetap berada dalam satu kerangka pemerintahan nasional. 

3. Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai perlimpahan
kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga terutama kemampuan menggali sumber
pembiayaan sendiri. 

Yang dimaksud dengan hak dalam pengertian otonomi adalah adanya kebebasan pemerintah
daerah untuk mengatur rumah tangga, seperti dalam bidang kebijaksanaan, pembiyaan serta
perangkat pelaksanaannnya. Sedangkan kewajban harus mendorong pelaksanaan pemerintah dan
pembangunan nasional. Selanjutnya wewenang adalah adanya kekuasaan pemerintah daerah
untuk berinisiatif sendiri, menetapkan kebijaksanaan sendiri, perencanaan sendiri serta
mengelola keuangan sendiri.

Dengan demikian, bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor 23 Tahun 2004,
maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu :

1. Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan sendiri. 

2. Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta peraturan pelaksanaannya. 

3. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri. 

4. Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan prasarananya. 

2.3.2 Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah

Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah adalah :

1. Mencegah pemusatan kekuasaan.

2. Terciptanya pemerintahan yang efesien.

3. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing.


Tujuan utama otonomi daerah adalah :

1. kesetaraan politik ( political equality ).

2. Tanggung jawab daerah ( local accountability ).

3. Kesadaran daerah ( local responsiveness )

Otonomi daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan, pada hakekatnya
bertujuan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan. Berdasarkan ide hakiki yang
terkandung dalam konsep otonomi, maka Sarundajang (2002) juga menegaskan tujuan
pemberian otonomi kepada daerah meliputi 4 aspek sebagai berikut :

1. Dari segi politik adalah mengikutsertakan, menyalurkan aspirasi dan inspirasi


masyarakat, baik untuk kepentingan daerah sendiri, maupun untuk mendukung politik
dan kebijakan nasional;

2. Dari segi manajemen pemerintahan, adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan;

3. Dari segi kemasyarakatan, untuk meningkatkan partisipasi serta menumbuhkan


kemandirian masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat untuk mandiri;

4. Dari segi ekonomi pembangunan, adalah untuk melancarkan pelaksanaan program


pembangunan guna tercapainya kesejahteraan rakyat. 

Prinsip otonomi daerah adalah :

1. Untuk terciptanya efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan.

2. Sebagai sarana pendidikan politik.

3. Sebagai persiapan karier politik.

4. Stabilitas politik.

5. Kesetaraan politik.

6. Akuntabilitas politik.
2.4 Dampak Otonomi Daerah 

2.4.1 Dampak Positif

Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah makapemerintah
daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokalyang ada di
masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusatmendapatkan respon tinggi
dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yangberada di daerahnya sendiri. Bahkan
dana yang diperoleh lebih banyak daripada yangdidapatkan melalui jalur birokrasi dari
pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkanpemerintah lokal mendorong pembangunan
daerah serta membangun program promosikebudayaan dan juga pariwisata.

2.4.2 Dampak Negatif

Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-oknum di
pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikat negara dan rakyat seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak
sesuai dengan konstitusi negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan
daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-
undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan sistem otonomi
daerah maka pemerintah pusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah,
selain itu karena memang dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak
begitu berarti.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Politik strategi nasional dapat dikatakan sebagai sebuah pencapaian tujuan yang
menyesuaikan dengan isi dari Undang Undang Dasar 1945 dimana bangsa Indonesia
melaksanakan pembangunan semesta. Tujuan nasional ini diawali dengan kegiatan dari
proklamasi sebagai sebuah pedoman untuk mencapai tujuan nasional.

Politik dan strategi nasional merupakan sebuah panduan dan sebuah pedoman untuk
melaksanakan strategi di dalam pembangunan bangsa. Pada strategi nasional diawali dengan
sebuah rancangan dari apa yang akan di dalam sebuah pembangunan dimana dalam prosesnya itu
akan dilakukan sebuah pembangunan yang akan terus berlanjut yang bertujuan dari hasil
rancangan tersebut akan dicapai masyarakat yang adil dan makmur.

3.2 Saran

Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat
yangseluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau para
warga Negara terutama para penyelenggara Negara memiliki moralitas, semangat dan sikap yang
mencerminkan kebaikan yang mana nantinya menjadi panutan bagi warganya. Dengan demikian
ketahanan nasionalIndonesia akan terwujud dan akan menumbuhkan kesadaran rakyat untuk
belanegara, serta kesadaran nasionalisme yang tinggi namun bermoral KetuhananYang Maha
Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.
DAFTAR PUSTAKA

Zainul Ittihad Amin, Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas terbuka.


academia.edu.
wordpres.com.

Anda mungkin juga menyukai