Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN RISIKO KORPORASI

I. Pengertian Manajemen Risiko


 Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), manajemen risiko adalah serangkaian
metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha.
 Dalam buku Rustam (2017) manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan
prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha, baik risiko kredit,
risiko pasar, risiko operasional, maupun risiko-risiko lainnya dalam upaya
memaksimalkan nilai perusahaan. Manajemen risiko dikatakan sebagai being smart
about taking chances atau 'bersikap cerdas dalam mengambil kesempatan’.

Enterprise risk maragement dengan pendekatan terstruktur diperlukan untuk


membantu manajemen meminimalkan kemungkinan terjadinya kerugian yang tak diprediksi
sebelumnya terhadap laba, reputasi atau kepercayaan investor, asosiasi usaha, nasabah, dan
karyawan. Enterprise risk management diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
efisiensi dan efektivitas operasional, memahami risiko dengan lebih baik, dan meningkatkan
kualitas keputusan. Enterprise risk management sekiranya dapat mempromosikan budaya
peduli risiko dalam perusahaan yang akan memberikan nilai tambah bagi kegiatan usaha.

II. Manfaat Manajemen Risiko

Bila telah dilaksanakan ERM secara terintegrasi, maka akan didapat manfaat utama
dalam tiga hal, yaitu:

1. Efektivitas organisasi
Penunjukan chief risk officer (CRO) dan pembentukan fungsi ERM memungkinkan
adanya koordinasi dari atas ke bawah yang diperlukan untuk membuat berbagai
fungsi ini bekerja secara efisien.
2. Pelaporan risiko
Fungsi unit enterprise risk dapat menetapkan prioritas tingkat dan isi laporan risiko
yang harus disampaikan kepada manajemen senior dan direksi, seperti perspektif
perusahaan, kerugian agregat, pengecualian kebijakan risk incident, eksposur penting,
dan indikator peringatan dini. Laporan ini dapat berbentuk panel risiko yang
mencakup informasi yang tepat waktu dan ringkas mengenai risiko-risiko penting
perusahaan. Enterprise risk management nantinya akan meningkatkan transparansi di
seluruh organisasi.
3. Kinerja bisnis
Perusahaan yang telah mengadopsi pendekatan ERM mengalami perbaikan kinerja
bisnis. Perbaikan ini didapat dari pengalokasian modal dan penetapan harga.
Enterprisc risk management mengelola hubungan antara risiko, modal, profitabilitas,
dan merasionalisasikan strategi pemindahan risiko.

III. Kerangka Enterprise Risk Management

Otoritas Jasa Keuangan (2016) menetapkan paling sedikit empat prasyarat penerapan
manajemen risiko secara efektif:

1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.


2. Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
serta sistem informasi manajemen risiko.
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Menurut Lam (2007) dan Hanggraeni (2010), terdapat tujuh komponen ya harus
dikembangkan dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam ERM:

1. Tata kelola perusahaan untuk memastikan bahwa dewan komisaris dan direksi
telah membuat proses organisatoris dan kontrol perusahaan yang tepat untuk
mengukur dan mengelola risiko lintas perusahaan.
2. Manajemen lini untuk mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam aktivitas
penghasil pendapatan perusahaan, termasuk pengembangan bisnis, manajemen
produk, penentuan harga, dan lain-lain.
3. Manajemen portofolio untuk mengumpulkan eksposur risiko, menggabungkan
pengaruh diversifikasi, dan mengawasi konsentrasi risiko terhadap batas risiko
yang dibuat.
4. Pemindahan risiko untuk mengurangi eksposur risiko yang dipandang terlalu
tinggi atau dipandang lebih efektif biaya apabila memindahkan ke pihak ketiga
daripada menahannya dalam portofolio risiko perusahaan.
5. Analisis risiko untuk memberikan perangkat pengukuran analisis dan pelaporan
untuk mengukur eksposur risiko perusahaan dan juga menelusuri pemicu
eksternal.
6. Sumber daya data dan teknologi untuk mendukung proses analisis dan pelaporan.
7. Manajemen stakeholder untuk menyampaikan dan melaporkan informasi risiko
perusahaan kepada para stakeholder-nya.

Anda mungkin juga menyukai