Anda di halaman 1dari 10

F2 PENYULUHAN JAMBAN SEHAT

LATAR BELAKANG
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada jamban keluarga
merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Fasilitas jamban
keluarga dimasyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena
menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan
perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
PERMASALAHAN
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban sehat.
 Masih banyak warga masyarakat yg belum memiliki jamban sehat.
 Masih banyak yang menggunakan sungai serta kebun sebagai tempat BAB.
 Rendahnya tingkat perekonomian dari sebagian warga mayarakat sehingga tidak
bisa membangun jamban sehat.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Metode penyuluhan dipilih untuk melakukan intervensi yang dilaksanakan dalam
upaya memberikan pemahaman kepada warga masyarakat cimanggu mengenai
pentingnya jamban sehat. Target penyuluhan adalah ibu rumah tangga di kecamatan
Cimanggu, yang secara khusus terdapat pada Dusun Telagasari Desa Negarajati.
PELAKSANAAN
Penyuluhan Jamban Sehat dilaksanakan pada Hari Senin, 25 Februari 2013 di
Balai Desa Negarajati, di Dusun Telagasari. Kegiatan dimulai sekitar pukul 10.00 dan
berakhir pukul 11.30 WIB. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dalam rangkaian
Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat). Poin-poin penting mengenai
Jamban Sehat yang disampaikan antara lain adalah:
a. Pengertian jamban sehat
b. Jenis-jenis jamban sehat
c. Siapa saja yang diharapkan menggunakan jamban sehat
d. Penjelasan mengenai manfaat penggunaan jamban sehat
e. Syarat-syarat jamban sehat
f. Cara memelihara jamban sehat
g. Cara memiliki dan menggunakan jamban sehat
MONITORING DAN EVALUASI
Penyuluhan dilakukan dengan metode diskusi agar lebih akrab dan memudahkan
peserta yang hadir untuk memahami materi. Respons peserta cukup baik yang
ditunjukkan dengan memperhatikan, memberi tanggapan, dan mengajukan
pertanyaan. Namun terdapat juga beberapa kendala diantaranya adalah terdapat
beberapa ibu-ibu yang perhatiannya terhadap penyuluhan menjadi terganggu karena
anak balitanya menangis atau terlalu aktif.
Untuk perkembangan ke depan, dibutuhkan kerjasama antara Puskesmas,
aparatur pemerintah desa, maupun masyarakat Dusun Telagasari Desa Negarajati
untuk secara berkelanjutan mengenai jamban sehat keluarga. Misalnya, bersama
pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakan masyarakat untuk memiliki jamban. Mengadakan arisan warga untuk
membangun jamban sehat secara bergilir. Menggalang dunia usaha setempat untuk
member bantuan dalam penyediaan jamban sehat.

F2 PENYULUHAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PENYAKIT


DEMAM BERDARAH DENGUE
LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit DBD adalah penyakit yang berbahaya karena dapat menimbulkan
kematian dalam waktu yang singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit DBD
ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk ini tersebar luas dirumah, sekolah, dan tempat umum lainnya seperti tempat
ibadah, restoran, kantor dan lain- lain.
Agar kita dan keluarga terbebas dari ancaman DBD, seluruh masyarakat harus
diajak memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, partisipasi
masyarakat dalam PSN DBD, dan gerakan 3 M itu perlu ditingkatkan. Pemberantasan
nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang efektif, efisien dan ramah lingkungan.
Hal ini berfungsi menghilangkan tempat berkembangbiaknya nyamuk. Cara yang
dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur barang-barang
yang bisa menampung air seminggu sekali.
PERMASALAHAN
Tujuan dari diadakan penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk kepada
peserta posyandu adalah untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya
menghilangkan tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah agar
masyarakat terhindar dari penyakit demam berdarah. Melalui kegiatan penyuluhan
pemberantasan sarang nyamuk ini, diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya 3M sehingga dapat mencegah terserang penyakit demam
berdarah.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk diadakan di Posyandu Desa
Rambipuji, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 18 Desember 2014. Kegiatan tersebut
terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab. Metode yang digunakan selama proses
penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah yang disampaikan dangan santai
tetapi serius dan dapat dipahami peserta.
MONITORING DAN EVALUASI
Peserta penyuluhan cukup baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup
aktif menanyakan berbagai macam pertanyaan seputar rumah sehat. Penyuluhan ini
diharapkan dapat memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai syarat-syarat
yang wajib dipenuhi sehingga suatu rumah dapat dikatakan rumah sehat.
Kendala yang dihadapi penyuluh selama proses penyuluhan berlangsung
adalah faktor waktu yang singkat. Untuk itu, dalam pelaksanaan penyuluhan,
sebaiknya penyuluh lebih memperhatikan waktu agar semua proses yang diberikan
selama berlangsungnya penyuluhan dapat diserap dengan baik oleh peserta.

F2 PENILAIAN KANTIN SEHAT DI SEKOLAH


LATAR BELAKANG
Pangan jajanan termasuk kategori pangan siap saji yaitu makanan dan atau
minuman yang merupakan hasil proses dengan cara atau metode tertentu, untuk
langsung disajikan, sangat banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah, hampir
setiap hari dikonsumsi sebagian besar anak usia sekolah, dan harga terjangkau oleh
anak-anak.
Masalah keamanan pangan jajanan di sekitar sekolah antara lain ditemukannya
(1) produk pangan olahan yang tercemar bahan berbahaya (mikrobiologis & kimia),
(2) pangan siap saji yang belum memenuhi syarat higiene & sanitasi, dan sumbangan
pangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Penyebabnya, tata cara
penanganan pangan yang mengabaikan aspek keamanan pangan, ketidak tahuan
konsumen (anak-anak sekolah & guru) akan pangan jajanan yang aman.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Makanan jajanan merupakan alternatif dalam memenuhi kebutuhan pangan,
namun banyak terdapat permasalahan mengenai praktek keamanan pangan jajanan
anak sekolah (PJAS) yang meliputi kurangnya higiene sanitasi dari penjaja PJAS
maupun penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penilaian dan
diskusi mengenai Kantin Sehat di sekolah. Manfaat yang dapat diambil dari
pemanfaatan kantin sehat di sekolah yaitu untuk mewujudkan lingkungan yang sehat
dengan demikian dapat mewujudkan seluruh warga sekolah yang sehat.
PELAKSANAAN
Penilaian dan penyuluhan tentang kantin sehat dilaksanakan di SDN No. 153
Simbuang, Kabupaten Tana Toraja pada hari Senin, 1 Desember 2014. Kegiatan yang
dilakukan antara lain tinjauan langsung terhadap kantin di sekolah tersebut dan
memberikan penyuluhan singkat kepada guru dan siswa-siswi di sekolah tersebut.
Materi penyuluhan berupa pengetahuan mengenai definisi kantin sehat, manfaat
kantin sehat, dan syarat-syarat kantin sehat.
MONITORING DAN EVALUAI
Dari hasil penilaian kantin sekolah tersebut didapatkan masalah antara lain kantin
sekolah tersebut tidak bersih, tempat sampah sangat kurang sehingga banyak siswa-
siswi yang membuang sampah tidak pada tempatnya, dan tempat penyimpanan
makanan tidak tertutup dengan baik.
Kami juga melakukan penyuluhan dan himbauan kepada guru dan siswa untuk
memelihara kebersihan di kantin dan selalu membuang sampah pada tempat sampah
yang tersedia. Kegiatan ini berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun perlu
evaluasi kembali diwaktu mendatang untuk menilai peningkatan pelaksanaan kantin
sehat di sekoah.

F2 PENILAIAN MASJID SEHAT


LATAR BELAKANG
Tempat-tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat di mana semua orang dapat
masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang
tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta
pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan
menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.

Sanitasi tempattempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit dan mencegah akibat yang dapat timbul
dari tempat-tempat umum. Salah satu tempat umum yang perlu diperhatikan
kebersihan dan sanitasi lingkungannya adalah tempat ibadah (masjid).

PERMASALAHAN
Masjid merupakan tempat peribadatan umat Islam, di mana jamaah masjid dapat
berasal dari berbagai macam tempat dan terkadang juga digunakan sebagai tempat
beristirahat bagi beberapa orang. Penularan penyakit dapat terjadi di masjid akibat
kurang terjaganya kebersihan alat-alat ibadah, seperti mukena, sarung, dan sajadah, di
mana hal tersebut dapat menyebabkan kelainan atau penyakit pada kulit; kurang
terjaganya kebersihan karpet-karpet alas masjid sehingga dapat memicu terjadinya
alergi; kurang tersedianya air bersih dan jamban; kurang baiknya pengelolaan sampah
dan air limbah; kepadatan vector berupa lalat dan nyamuk; dan kurangnya ventilasi
dan pencahayaan.

Berdasarkan hal – hal tersebut maka masjid sebagai tempat umum perlu dijaga
kebersihan dan sanitasinya untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan
pencemaran pada lingkungan sekitar.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Tenaga kesehatan PKM Ketapang mengunjungi Masjid An-Nur, Desa Sri
Pendowo, kemudian meneliti, mencatat, menilai sesuaikriteria yang ada dan kemudian
memberikan masukan agar tercipta masjid yang memenuhi syarat kesehatan.

PELAKSANAAN
Tenaga kesehatan PKM Ketapang menilai Masjid An-Nur berdasarkan daftar tilik
inspeksi sanitasi masjid, kemudian memberikan penilaian baik, cukup atau kurang
(nilai disesuaikan pada setiap indikator di daftar inspeksi). Nilai dari setiap indikator
kemudian dijumlahkan sehingga didapatkan nilai total dengan kriteria: baik (nilai
700-1000), cukup (nilai 500-699), dan kurang ( nilai 5-499).
DAFTAR TILIK INSPEKSI SANITASI MASJID
No Materi Kategori Nilai
I Penyediaan Air Bersih
a. Jumlah Baik 100
Cukup 60
Kurang 25
b. Kualitas Baik 100
Cukup 60
Kurang 25
II Jamban
a. Jumlah Baik 30
Cukup 20
Kurang 10
b. Kualitas Baik 30
Cukup 20
Kurang 15
c. Perawatan Baik 30
Cukup 20
Kurang 10
III Peturasan
a. Jumlah Baik 45
Cukup 30
Kurang 15
b. Kualitas Baik 45
Cukup 30
Kurang 15
IV Saluran Pembuangan Air Limbah
a. Kualitas Baik 60
Cukup 40
Kurang 20
V Pembuangan Air Hujan
a. Kualitas Baik 30
Cukup 20
Kurang 10
VI Tempat Pembuangan Sampah
a. Jumlah Baik 25
Cukup 15
Kurang 10
b. Kualitas Baik 25
Cukup 15
Kurang 10
VII Pengawasan Insek/Vektor
Baik 80
Cukup 50
Kurang 20
VIII Pencahayaan
a. Kualitas Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
IX Penghawaan
a. Kualitas Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
X Kebersihan Lantai
a. Kualitas Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
b. Perawatan Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
XI Kebersihan Lantai/dinding/langit
a. Kualitas Baik 15
Cukup 10
Kurang 5
b. Perawatan Baik 15
Cukup 10
Kurang 5
XII Pengaturan Tempat
a. Penempatan Baik 30
Cukup 20
Kurang 10
XIII Fasilitas PPPK
Baik 30
Cukup 20
Kurang 10
XIV Kebersihan Alat Sembahyang
a. Kualitas Baik 80
Cukup 60
Kurang 10
XV Fasilitas Wudhu
a. Jumlah Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
b. Kualitas Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
c. Penempatan Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
d. Perawatan Baik 20
Cukup 10
Kurang 5
XVI Pengurus Masjid
a. Kebersihan Perorangan Baik 40
Cukup 20
Kurang 10
b. Pemeriksaan Kesehatan Baik 40
Cukup 20
Kurang 10
JUMLAH

Kriteria:
Baik : 700-1000
Cukup : 500-699
Kurang : 5-499

Berdasarkan penilaian tersebut, jumlah nilai sanitasi untuk Masjid An-


Nur adalah 695 (kriteria Cukup).
MONITORING DAN EVALUASI
Masjid An-Nur sudah termasuk ke dalam kriteria tempat umum yang baik,
namun belum dapat mencapai kriteria masjid atau tempat umum yang sehat.
Beberapa indikator yang tidak dimiliki masjid ini antara lain saluran pembuangan
air limbah, pembuangan air hujan, pengawasan insek/vektor, fasilitas PPPK, dan
upaya pemeriksaan kesehatan bagi pengurus masjid. Sedangkan, beberapa
indikator penilaian lain yang telah tersedia (jamban, peturasan, alat sembahyang,
tempat wudu, bak sampah, ambulance), upaya perawatannya sudah lumayan baik,
tetapi perlu ditingkatkan dalam hal perawatan bangunan termasuk peningkatan
kebersihan area wudhu dan toilet.
Indikator-indikator yang telah terpenuhi tersebut tergolong baik dalam
jumlah/kuantitasnya, namun kualitasnya masih kurang sehingga menurunkan
penilaian tingkat sanitasi, terutama dalam perawatan kebersihan alat-alat
sembahyang dan tempat wudhu. Bangunan masjid sebenarnya masih tergolong
baru, tetapi ada beberapa akibat perawatan bangunan yang kurang baik,
didapatkan cat-cat dinding masjid yang telah mengelupas, dan beberapa lantai dan
dinding di sekitar area wudhu dan toilet yang berlumut .
Diharapkan nantinya, para pengurus Masjid An-Nur (diupayakan pula untuk
bekerja sama dengan warga sekitar dan pengurus desa setempat) dapat semakin
meningkatkan upaya perawatan sarana dan prasarana masjid, serta dapat
melengkapi beberapa indikator yang belum terpenuhi tersebut sehingga dapat
terwujud tempat peribadatan yang sehat dan tidak mencemari lingkungan. Selain
itu, akan lebih baik lagi bagi masjid An-Nur jika bekerjasama dengan puskesmas
secara rutin dalam pemantauan kuantitas dan kualitas sanitasi berdasarkan standar
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai