Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penderita hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas
dan mortalitas paling sering di seluruh dunia. Kelainan pembuluh darah ini dapat
berdampak langsung ataupun tidak langsung terhadap sistem organ tubuh,
termasuk mata. Retinopati hipertensi adalah kondisi retina dengan karakteristik
terjadi perubahan vaskularisasi retina, perdarahan retina, eksudat, edema papila,
dan edema retina (Mosby Medical Dictionary, 2015).
Menurut catatan WHO tahun 2016 ada satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi dan dua pertiga diantaranya berada di Negara berkembang
yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Jumlah penderita hipertensi di
Indonesia cukup tinggi bahkan cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Menurut
RISKESDAS KEMENKES RI, selamalima tahun terakhir angka kejadian
hipertensi berjumlah 31,7 persen. Sementara kasus hipertensi yang belum
terdiagnosa juga masih sangat tinggi yakni 76 persen.
Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk
golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi
kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal.
Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ
lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan
darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler
secara premature1. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau
disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil
hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada
data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung
dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi
sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua
hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon
dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena
komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat
menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata.
Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak terkontrol
(seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti
kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam).
Penderita hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini
bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai
subkelompok berisiko didalam masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa
hipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko ganda, baik yang bersifat endogen
seperti neurotransmitter, hormon dan genetik, maupun yang bersifat eksogen
seperti rokok, nutrisi dan stress.
Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat
menyebakan bermacam-macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler
koroner, dan sistem konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan
hipertrofi ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner, kelainan system
konduksi, dan disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium, yang biasanya
secara klinis tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial
fibrilasi), dan gagal jantung kongestif (CHF).
B.     Rumusan masalah
1. Bagaimanakah Konsep Dasar Penyakit dari Hipertensi ?
2. Bagaimanakah Konsep dasar Asuhan keperawatan pada pasien  dengan
Hipertensi?
C.    Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar  Penyakit dari Hipertensi
2. Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan 
Hipertensi
D.    Metode Penulisan
1. Metode Penelusuran melalui internet
2. Metode Kajian Pustaka
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah sistolik
dan diastolik yang tidak normal (Silvia A Price, 2013).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 –
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap
lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 2016 ).
 Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada
mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2011).
 Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140
mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat
dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang
terpisah (FKUI, 2011).
 Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

2. Etiologi/Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2011 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport  Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress karena Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
 Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
 Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
 Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
 Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
 Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
 Merokok
 Minum alkohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
 Glomerulonefritis
 Pielonefritis
 Nekrosis tubular akut
 Tumor
b. Vascular
 Aterosklerosis
 Hiperplasia
 Trombosis
 Aneurisma
 Emboli kolestrol
 Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
 DM
 Hipertiroidisme
 Hipotiroidisme
d. Saraf
 Stroke
 Ensepalitis
 SGB
e. Obat – obatan
 Kontrasepsi oral
 Kortikosteroid

3. Patofisiologi
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi
ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang
menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-
aldosteron (RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi
pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab
hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat
tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak
teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas
pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio
antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir.
Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa
(penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat
sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi
mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit 
jantung  koroner.
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh
koroner juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang.
Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi
berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner,
yaitu:
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos
pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh
badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan
berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan
tahanan perifer.
2. Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler
per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak
difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama
pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit,
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri.

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward
K Chung, 1995 )
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.

5.  Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI,
1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
a. Optimal <120 <80
b. Normal 120 – 129 80 – 84
c. High Normal 130 – 139 85 – 89
d. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

6.  Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi
dalam dua kategori—pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang
tinggi dan pengobatan penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal
adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit
ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa
memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
 Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan
pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50–100 mmol atau
setara dengan 3-6 gram garam per hari.
 Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi
mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric
oxide pada dinding vascular.
 Diet kaya buah dan sayur.
 Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
 Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan
jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi
endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu
sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal
yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat
badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus
karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas
mengandung simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan
darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya
eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO
yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan
obat antihipertesni.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide,
beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel
blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator
seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau
lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.
7. Pemeriksaan Penunjang
Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
a.Pemeriksaan retina
b. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ
seperti ginjal dan jantung
c.EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
d. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
e.Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
f. Foto dada dan CT scan.
8. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan
tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran
seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti sakit kepala,
mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi
essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai
berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-
kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi
ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan,
gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi
komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan
pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan
pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup
tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai.
pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan
karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a.Stroke
b. Gagal jantung
c.Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung),sakitkepala.
h. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny
inafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko terhadap penurunan curah jantung b.d beban akhir meningkat,
Vasokontriksi.
b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan.
c. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan pembuluh darah serebral.
d. Tidak efektifnya mekanisme koping individu b.d tidak adekuatnya
support system, tidak adekuatnya relaksasi, perubahan cara hidup.

3. Perencanaan Keperawatan
Dx 1 : Resiko terhadap penurunan curah jantung b.d beban akhir
meningkat, Vasokontriksi.
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah -Pantau TTD -Perbandingan dari tekanan
diberikan memberikan gambaran yang lebih
asuhan lengkap tentang keterlibatan/bidang
keperawata masalah vascular.
n -Catat -Denyutan karotis,jugularis,radialis
diharapkan keberadaan,kualitas dan femolarismungkin
klien mau denyutan sentraldan teramati/terpalpasi.Denyut pada
berpartisipa perifer tungkai mungkin
si dalam menurun,mencerminkan efek dari
aktivitas vasokontriksi(peningkatan SVR)
yang dan kongesti vena.
menurunkan -Auskultasi tonus  -S4 umumnya terdengar pada
TD/beban jantung dan bunyi nafas pasien hipertensi berat karena
kerja adanya hipermetrofi
jantung atrium(peningkatan
dengan volume/tekananatrium)Perkembang
KH : an S3 menunjukkan hipertrofi
- TD dalam ventrikel dan kerusakan
rentang fungsi,adanya krakles,mengi dapat
individu mengindikasikan kongesti paru
yang dapat skunder terhadap terjadinya atau
diterima gagal ginjal kronik.
- Irama dan -Amati warna -adanya pucat,dingin,kulit lembab
frekuensi kulit,kelembaban,suhu,d dan masa pengisian kapiler lambat
jantung an masa pengisian mungkin berkaitan dengan
stabil dalam kapiler vasokontriksi atau mencerminkan
rentang dekompensasi/penurunan curah
normal jantung
-Catat edema -Dapat mengindikasikan gagal
umum/tertentu jantung,kerusakan ginjal atau
vascular.
-Berikan lingkungan -Membantu untuk menurunkan
tenang dan rangsang simpatis;meningkatkan
nyaman,kurangi relaksasi
aktivitas/keributan
lingkungan .batasi
jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.
-Pertahankan -Menurunkan stress dan ketegangan
pembatasan aktivitas yang mempengaruhi tekanan darah
seperti istirahat ditempat dan perjalanan penyakit hipertensi.
tidur/kursi;jadwal
periode istirahat tanpa
gangguan;bantu pasien
melakukan perawatan
diri sesuai kebutuhan.
-Lakukan tindakan- -Mengurangiketidaknyamanan dan
tindakan nyaman seperti dapat menurunkan rangsang
pijatan punggung dan simpatis.
leher,miringkan kepala
di tempat tidur.
-Anjurkan tehnik -Dapat menurunkan rangsangan
relaksasi,panduan yang menimbulkan stress,membuat
imajinasi ,aktivitas efek tenang,sehingga menurunkan
pengalihan. TD.
-Pantau respon terhadap -Respon terhadap terapi obat
obat untuk mengontrol “stepeed”(yang terdiri atas
tekanan darah diuretic.inhibitorsimpatis dan
vasodilator)tergantung pada
individu dan efek sinergis
obat.karena efek samping
tersebut,maka penting untuk
menggunakan obat dalam jumlah
paling sedikit dan dosis paling
rendah.

Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan.
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan -Kaji respon klien terhadap -menyebutkan
asuhan aktivitas,perhatian frekuensi parameter membantu
keperawatan nadi lebih dari20 X per menit dalam mengkaji
diharapkan klien di atas frekuensi istirahat respons fisiologi
klien mampu ;peningkatan TD yang nyata terhadap stres aktivitas
melakukan selama/sesudah dan bila ada
aktivitas yang aktivitas,dispnea,nyeri merupakan indikator
ditoleransi KH : dada;keletihan  dan kelemahan dari kelebihan kerja
-Klien yang yang berkaitan dengan
menoleransi berlebihan;diaphoresis;pusing tingkat aktivitas.
aktivitas yang atau pingsan.
biasa dilakukan. -Intruksikan pasien tentang -Tehnik menghemat
-menunjukkan tehnik penghematan energi mengurangi
toleransi aktivitas : energi,mis; menggunakan penggurangan energy
saturasi oksigen kursi saat mandi,duduk saat juga membantu
saat beraktivitas, menyisir rambut atau keseimbangan antara
frekuensi menyikat gigi,melakukan suplai dan kebutuhan
pernafasan saat aktifitas dengan perlahan. oksigen.
beraktivitas, dan -Berikan dorongan untuk -kemajuan aktifitas
kemampuan melakukan aktivitas/perawatan bertahap mencegah
berbicara saat diri bertahap jika dapat peningkatan kerja
beraktivitas. ditoleransi .berikan bantuan jantung tiba-
-menunjukkan sesuai kebutuhan. tiba.memberikan
penurunan dalam bantuan hanya sebatas
tanda – tanda kebutuhan akan
intoleransi mendorong
fisiologi kemandirian dalam
melakukan aktivitas.

Dx 3 : Nyeri akut b.d peningkatan tekanan pembuluh darah serebral.

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah diberikan -mempertahankan tirah baring -meminimalkan
asuhan selama fase akut stimulasi/meningkat
keperawatan kan relaksasi
diharapkan nyeri -berikan tindakan non -tindakan yang
berkurang dengan farmakologi untuk menurunkan tekanan
KH : menghilangkan sakit kepala mis; vaskuler serebral dan
-Klien melaporkan kompres dingin pada dahi,pijat yang
nyeri/ketidaknyam punggung dan memperlambat/mem
anan leher,tenang,redupkan lampu blok respon simpatis
hilang/terkontrol kamar lampu kamar,tehnik efektif dalam
relaksasi(panduan menghilangkan sakit
imajinasi,diktraksi) dan aktifitas kepala dan
waktu senggang. komplikasinya.
-Hilangkan/minimalkan -Aktivitas yang
aktivitas vasokontriksi yang meningkatkan
dapat meningkatkan sakit kepala vasokontriksi
mis; mengejan saat BAB,batuk menyebabkan sakit
panjang dan membungkuk. kepala pada adanya
peningkatan tekanan
vascular serebral.
-Bantu pasien dalam ambulasi -pusing dan
sesuai kebutuhan penglihatan kabur
sering berhubungan
dengan sakit
kepala.pasien juga
dapat mengalami
episode hipotensi
postural.
-berikancairan,makanan -meningkatkan
lunak,perawatan mulut yang kenyamanan
teratur bila terjadi pendarahan umum.kompres
hidung  atau kompres hidung hidung dapat
telah dilakukan untuk mengganggu proses
menghentikan pendarahan menelan atau
membutuhkan napas
dengan mulut
,menimbulkan
stagnasi sekresi oral
dan mengeringkan
membrane mukosa.
-kolaborasi  pemberian obat -
analgesik, munurunkan/mengo
ntrol nyeri dan
menurunkan
rangsang system
saraf simpatis.
- kolaberasi pemberian obat -dapat mengurangi
Antiansietas mis; ketegangan dan
lorazepanm(ativan),diazepam, ketidaknyamanan
(valium) yang diperberat oleh
stress.

Dx 4 : Tidak efektifnya mekanisme koping individu b.d tidak adekuatnya


support system, tidak adekuatnya relaksasi, perubahan cara hidup.

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah diberikan -Kaji kesiapan dan -kesalahan konsep dan
asuhan hambatan dalam menyangkal diagnose
keperawatan belajar.termasuk orang karena perasaan sejahtera
diharapkan terjadi terdekat. yang sudah lama dinikmati
peningkatan mempengaruhi minat
pengetahuan pada pasien dan/orang terdekat
klien dengan untuk mempelajari
KH : penyakit,kemajuan,dan
-Klien paham prognosis.bila pasien tidak
dengan tentang menerima realitas bahwa
proses penyakit membutuhkan pengobatan
dan regimen continue,maka perubahan
pengobatan prilaku tidak akan
dipertahankan.
-Terapkan dan nyatakan Memberikan dasar untuk
batas TD normal.jelaskan pemahaman tentang
tentang hipertensi dan peningkatan TD dan
efeknya pada mengklarisifikasi istilah
jantung,pembuluh darah medis yang sering
,ginjal dan otak. digunakan.pemahaman
bahwa TD tinggi dapat
terjadi tanpa gejala adalah
ini untuk memungkinkan
pasien melanjutkan
pengobatan meskipun
ketika merasa sehat.
-Hindari mengatakan TD -Karena pengobatan untuk
normal dan gunakan pasien hipertensi adalah
istilah”terkontrol dengan sepanjang kehidupan,maka
baik “saat menggambarkan dengan penyampaian
tekanan darah pasien TD ide”terkontrol”akan
pasien dalam batas yang membantu pasien untuk
normal. memahami kebutuhan
untuk melanjutkan 
pengobatan/medikasi.

4. Evaluasi
Dx 1: Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan beban akhir meningkat, vasokontriksi.
Kriteria Evaluasi :
a. Mempunyai indeks jantung dan fraksi ejeksi dalam batas normal
b. Mempunyai haluaran urine, berat jenis urine, BUN, dan kreatinin
plasma dalam batas normal.
c. Mempunyai warna kulit yang normal.
d. Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
e. Menggambarkan diet, obat,aktivitas dan batasan yang diperlukan.
f. Mengidentifikasi tanda dan gejala perburukan kondisi yang dapat
dilaporkan.

Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan.
Kriteria Evaluasi :
a. Mengidentifikasi aktivitas atau situasi yang menimbulkan
kecemasan yang dapat mengakibatkan intoleransi aktivitas.
b. Berpartisipasi dalam aktifitas fisik yang dibutuhkan dengan
peningkatan normal denyut jantung, frekuensi pernafasan dan
tekanan darah serta pola dalam batas normal.
c. Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan
oksigen, obat,dan peralatan yang dapat meningkatkan toleransi
aktivitas.
d. Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari
e. Menampilkan manajemen pemeliharaan rumah dengan beberapa
bantuan.

Dx 3: gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan tekanan


pembuluh darah serebral.
Kriteria Evaluasi :
a. Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efktif
untuk mencapai kenyamanan.
b. Mempertahankan tingkat nyeri
c. Melaporkan kesejahtraan fisik dan psikologis.
d. Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi faktor tersebut.
e. Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan hilang / terkontrol
f. Mengngkapkan metode yang memberikan pengurangan
g. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Dx4: Tidak efektifnya mekanisme koping individu berhubungan dengan


tidak adekuatnya support system, tidak adekuatnya relaksasi, perubahan
cara hidup
Kriteria Evaluasi :
a. Menunjukkan minat terhadap aktivitas pengalihan
b. Mengidentifikasi kekuatan personal yang dapat meningkatkan
koping yang efektif
c. Menimbang serta memilih diantara alternative dan
konsekuensinya.
d. Mengungkapkan secara verbal tentang penyakit

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini
termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi
kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal.
Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ
lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan
darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler
secarapremature1.
Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat
menyebakan bermacam-macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler
koroner, dan sistem konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan
hipertrofi ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner, kelainan system
konduksi, dan disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium, yang biasanya
secara klinis tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial
fibrilasi), dan gagal jantung kongestif (CHF).

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah,Ed- 8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2011.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI
Media Aesculapius
Wilkinson,Judith M & Nancy R. Ahern.2014.Diagnosis Keperawatan, Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai