Cover TOFAN, X SOS 2
Cover TOFAN, X SOS 2
Disusun oleh :
TOFAN ABDUL GHANI
31/ X SOS 2
SMA NEGERI 4 JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
ISI.............................................................................................................................iv
PENUTUP.................................................................................................................v
KATA PENGANTAR
Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu saya mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan
makalah di masa mendatang. Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Masyarakat Sebelum Islam Datang
Sebelum agama islam masuk kedalam jazirah Arab,bangsa Arab terkenal dengan sebutan Jahiliyah
yaitu zaman kebodohan dimana masyarakat Arab saat itu menyembah berhala-berhala,diantara
banyak berhala yang disembah yang paling dipuja yaitu berhala Latta,Uzza,dan Manat.Selain itu
masyarakat arab juga menganut agama-agama radisional Arab.Agama-agama itu antara lain
kepercayaan atas kekuasaan banyak Tuhan dan alam magic (Politheisme-Animisme),agama Shabi’un
Majus,dan Agama-agama yang diklaim sebagai ajaran asli Ibrahim(Yahudi dan Nasrani). Pada zaman
jahiliah sering terjadi peperangan antar suku. Bahkan, peperangan ini terkadang berlangsung hingga
beberapa generasi setelahnya.Untuk memuliakan dan menghormati Ka’bah, muncul larangan
berperang ataupun melancarkan serangan pada beberapa bulan dalam setahun, yaitu bulan Zulqaidah,
Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Namun, bangsa Arab saat itu memperbolehkan peperangan
dilaksanakan pada bulan Muharram. Lalu sebagai gantinya, mereka menghentikan perang pada bulan
Safar. Tindakan ini dinamakan An Nasi (pengunduran).
Kota Mekah merupakan tempat yang dipandang suci oleh seluruh bangsa Arab. Kota Mekah sejak
awal didirikan telah mengenal sistem pemerintahan. Beberapa suku pernah memegang kekuasaan atas
kota Mekah, yaitu suku Amaliqah (sebelum Nabi Ismail dilahirkan), suku Jurhum, dan suku Khuza’ah
(440 M). Suku Khuza’ah yang mengambil kekuasaan Mekah dari suku Jurhum mendirikan Darun
Nadwah, yaitu tempat untuk bermusyawarah bagi penduduk Mekah di bawah pengawasan Qushai.
Bangsa Arab pada umumnya berwatak berani, keras, dan bebas. Mereka telah lama mengenal
agama. Nenek moyang mereka pada mulanya memeluk agama Nabi Ibrahim. Akan tetapi, akhirnya
ajaran itu pudar. Untuk menampilkan keberadaan Tuhan mereka membuat patung berhala dari batu,
yang menurut perasaan mereka patung itu dapat dijadikan sarana untuk berhubungan dengan Tuhan.
Kebudayaan mereka yang paling menonjol adalah bidang sastra bahasa Arab, khususnya syair Arab.
Perekonomian penduduk negeri Mekah umumnya baik karena mereka menguasai jalur darat di
seluruh Jazirah Arab.
1) Jahiliyah
Konteks sosial masyarakat Makkah Pra Islam yaitu Jahiliyah. Bagi sebagian kalangan jailiyah di
artikan sebagai komunitas orang yang bodoh. Namun Muhammad al Jabiry membantah pandangan
tersebut, karena masyarakat pra islam sudah mempunyai kebudayaan sendiri.
Masyarakat jahiliyah hidup sebagaimana layaknya masyarakat yang lain. hanya saja sistem
hidupnya ditentukan sejauhmana otoritas kesukuan dan kekuasaan ekonomi mempengaruhi sebuah
tatanan sosial. Tidak adanya norma hukum dan nabi di tengah-tengah kalangan Quraysh telah
menyebabkab munculnya konflik diantara mereka. Maka pada saat itu dikenal dengan istilah Ayyam
al-‘Arab (Hari-hari orang arab). Menurut Hitti, tradisi ini mengisahkan tentang permusuhan antar
suku yang disebabkan oleh persengketaan dalam soal hewan ternak, padang rumput dan mata air.
Ada 3 kelompok masyarakat jahiliyah yaitu : Pertama, masyarakat pagan yang nomaden. Mereka
adalah kelompok yang kaya dan mempunyai tradisi keberagaman yang amat beragam. Tradisi mereka
yang nomaden masih memberikan ruang untuk mencari agam yang memberikan mereka solusi
terhadap kebutuhan pokok sehari-hari.
Kedua, masyarakat pagan yang menetap, jika dibandingkan dengan masyarakat pagan yang
nomaden, mereka yang menetap ini lebih religius. Dari segi keyakinan mereka dikenal sebagai
penyembah berhala. Kelompok ketiga yaitu mereka yang meyakini adanya tuhan tetapi mereka tidak
menafikan keberadaan kelompok lain.
Masyarakat baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya kesukuan Badui. Organisasi
dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok
beberapa keluarga membentuk Kabilah. Beberapa kelompok Kabilah membentuk Suku dan dipimpin
oleh seorang Syaikh. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau
solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka berperang
oleh karena itu peperngan antar suku sering sekali terjadi. Sikap ini tampaknya sudah menjadi tabiat
yang mendarah daging dalam diri masyarakat Arab. Karena itu perang antar suku sering terjadi.
Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat rendah. Dunia Arab
ketika itu merupakan kancah peperangan yang terus menerus.
2) Pusat perdagangan
Sumber ekonomi utama yang menjadi penghasilan orang Arab adalah perdagangan dan bisnis.
Orang-orang Arab di masa jahiliyah sangat dikenal dengan bisnis dan perdagangannya. Perdagangan
menjadi darah daging orang-orang Arab.
Ada Tiga alasan yang menyebabkan Makkah menjadi salah pusat perdagangan : Pertama, Ka’bah
sebagai tempat suci yang membuat setiap orang terkesanuntuk mengunjunginya. Kedua, air Zamzam,
kita tahu timur tengah adalah tempat yang tandus, yang tidak mudah untuk mendapatkan air. Maka,
keberadaaan sumber air zamzam dengan nilai kesejarahannya yang sangat luar biasa menjadi pemikat
banyak orang untuk mendatanginya. Ketiga,Makkah adalah tempat yang menjamin keamanan dan
kenyamanan. Mereka yang datang ke Makkah dilarang untuk menumpahkan darah. Untuk
memuliakan dan menghormati Ka’bah.
3) Pusat peradaban
Kultur yang berkembang pada masyaakat Arab pada umumnya adalah kultur klenik. Dan dikenal
dengan ilmu pengetahuan dan filsafatnya. Bahasa merupakan yang penting dalam pembentukan
kebudayaan orang-orang Makkah Pra-Islam. Karena dengan bahasa mereka mampu menjalin
kerjasama dengan masyarakat Arab lainnya diluar Makkah. Disamping itu Syair merupakan salah satu
kekuatan tersendiri, karena hal tersebut sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan orang Arab.
Para penyair di anggap sebagai salah satu kelompok yang menyuarakan perasaan mereka. Karya
sastra Pra-Islam yang sangat populer antara lain al-Muallaqaat, karya Abu Tamam, al-Aghani,
Mukhtaridat karya Ibnu al-Syajari dan karya lain-lainnya.
Dakwah di kalangan keluarga beliau mengumpulkan keluarga beliau dan mengajak mereka untuk
bertauhid kepada Allah swt dan meyakini bahwa beliau Rasul Allah. Di antara mereka ada yang
masuk Islam, sebagian menolak dengan kasar, ada pula yang menolak dengan lembut. Yang paling
kasar penolakannya adalah paman beliau sendiri yang bernama Abu Lahab.3. Dakwah secara terang-
teranganDakwah ini dilakukan setelah beliau menerima perintah Allah dalam QS. Al-Hijr/15:94.
94Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.Beliau berdakwah dengan menyeru di bukit Shafā. Pada
periode ini tokoh besar bangsa Quraisy telah masuk Islam, yaitu Hamzah, paman beliau dan Umar bin
Khattab ra.4. Dakwah kepada berbagai suku di sekitar MakkahSejak tahun kesepuluh dari kenabian,
beliau berdakwah ke berbagai suku di sekitar Makkah. Di antara mereka yang bersedia masuk Islam
terdapat beberapa orang Anshar di Madinah, pada mulanya jumlah mereka 6 orang, kemudian
bertambah 12 orang dan disusul kemudian oleh 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Mereka
inilah yang meminta Rasulullah dan para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah.
Substansi dakwah Rasulullah SAW pada periode Makkah·
1. Kepercayaan terhadap kerasulan Muhammad saw.·
2. Akhirat serta pembalasan (QS. Al-Qāri’ah/101:1-11)
Hari kiamat,
Apakah hari kiamat itu?
Tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
Dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas.·
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya
sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
- Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya
wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu
tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan
dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang
kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka
adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari
kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar
bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan
Umar bin Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para
penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk
Islam antara lain:
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada
tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut
merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah
SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke
Yatsrib.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan
umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadaran
sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka
berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam
dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi
Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj
ayat 39 dan Al-Baqarah ayat 190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menyusun
kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya
mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu” (Q.S. Al-Hajj, 22:39).
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16: 125)
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini
kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu
harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah
An-Nahl, 16: 12. Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl, 16: 125)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan
petunjuk Allah SWT dalam Surah Ali Imran, 3: 104. Artinya: “Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran, 3: 104)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan untuk
memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
5. Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran
Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun
tayyibatun wa rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan
makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.
Terjadi pada bulan syawal tahun ke lima hijrah pada bulan maret tahun 627 M, Terjadi di sebelah
utara kota Madinah. Di sebut Khandaq(parit) karena kaum muslimin membuat parit pertahanan,
Dinamakan perang ahzab karena kaum kuraisy bersekutu dengan penduduk lain yang berada di kota
Mekah. Kaum muslimin berkekuatan 3000 oarng, kaum kuraisy berjumlah 10000 orang.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah.
Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana
tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan
Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero
jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari
kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang
paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung,
yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat
berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka
takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi
dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan
tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani
Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai
berikut.