Anda di halaman 1dari 9

BATUAN SEDIMEN

A. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan
endapan yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan
yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang
di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami
pembatuan. Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas
dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga
ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses
yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan
batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu
gamping kira-kira 80% (Pettijohn, 1975).

Sumber : http: //rizqigeos.blogspot.co.id/2013/05/batuan-sedi


Foto 1
Contoh Batuan Sedimen Klastik

B. Genesa Batuan Sedimen


Secara genesa batuan sedimen dapat diinterpretasikan mengenai
1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance).
2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau
kombinasi di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses
transportasinya.
3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau,
sungai), di pantai atau di laut (dangkal atau dalam).
4. Diagenesa dan lain-lain.

C. Proses Sedimentasi
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah
batuan sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya
adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil
pecahannya tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-
proses tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi. Proses
sedimentasi pada batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni proses
sedimentasi secara mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.
1. Prsoses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir
sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini
dipengaruhi oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat
dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam
aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir sedimen)
dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan pengendapan butir-butir
sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran sedimen
mengendap secara suspensi, sehingga butiran-butiran yang diendapkan
merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga lempung). Proses
sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi 4, yakni yang
dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows, aliran sedimen cair, dan debris flows.
2. Proses Sedimentasi Kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida
menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan
reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut.
a) Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas
sekunder.
b) Cementation (sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen
dari batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer
maupun sekunder.
c) Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
d) Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya
tetap sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.
e) Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral
lain yang terbentuk dan menggantikan mineral tersebut
f) Compaction (kompaksi)
g) Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)

D. Macam-Macam Sedimentasi
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat
berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen
diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan
pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan
tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan
darat maupun dilingkungan laut.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni,
proses proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang
mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).
Proses diagenesa antara lain :
a) Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan
dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan
antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
b) Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara
kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif
bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
c) Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
d) Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga
adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral
autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita,
gypsum dan lain-lain.
e) Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.

Sumber : http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/05/batu
Foto 2
Contoh Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Non-klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu
juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia).

E. Tekstur Batuan Sedimen


1. Kekompakan
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan)
hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat
terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 3000C dan
tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan,
hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal
tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
 Padat : Apabila tidak terdapat rekahan-rekahan atau
bubuk-bubuk pasir bila dipegang.
 Lunak : Apabila dipegang tertinggal serbuk di tangan.
 Mudah Hancur : Apabila pada permukaan batuaannya terdapat
rekahan hasil penggambaran dari batuaan asalnya.
2. Kebundaran
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn,
dan kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan
ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran
tersebut yaitu:
 Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
 Meruncing (menyudut) (angular)
 Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
 Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
 Membundar (membulat (rounded)
 Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Sumber : http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/05/batuan-sedimen.html
Foto 3
Jenis Kebundaran
3. Ukuran Butir
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara
megaskopik. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan
tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir
lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada
gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.
Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).
Tabel 1
Skala Ukuran Butir Batuan Sedimen

Ukuran butir
(mm) Nama Butiran Nama batuan

Æ > 256 Boulder / block (bongkah) Breksi

(bentuk /
kebundaran butiran
64 – 256 Cobble (kerakal) meruncing)

4 – 64 Pebble Konglomerat

(bentuk /
kebundaran butiran
2–4 Granule (kerikil) membulat)

1/16 – 2 Sand (pasir) Batupasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau

Æ < 1/256 Clay (lempung) Batulempung


Sumber: https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/

4. Porositas
Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-
pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada
batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan
dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat
atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai
pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat
cair).
5. Kemas
1. Kemas tertutup
Bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau
bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila
ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal
clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih
maka disebut polymodal clast supported.
2. Kemas terbuka
Bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya
terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

Sumber : https://wingmanarrows.wordpress.com/
Gambar 1
Bentuk Kemas dalam Batuan Sedimen

6. Pemilahan
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka
pemilahan semakin baik.
1. Pemilahan baik
Bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini
biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.
2. Pemilahan sedang
Bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam
maupun yang tidak seragam.
3. Pemilahan buruk
Bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga
kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.
KESIMPULAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
yang kemudian mengalami pembatuan. Secara genesa batuan sedimen dapat
diinterpretasikan mengenai Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance),
energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi
di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.
Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah
pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya
tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut
telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi. Proses sedimentasi pada
batuan sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni proses sedimentasi secara
mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi. Proses sedimentasi secara
mekanik merupakan proses dimana butir-butir sedimen tertransportasi hingga
diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar.
Sedangkan proses sedimentasi kimiawi Proses sedimentasi secara kimiawi
terjadi saat pori-pori yang berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan.
Macam-macam batuan sedimen terbagi atas dua yaitu batuan sedimen
klastik dan batuan sedimen non klastik, Batuan sedimen klastik merupakan
batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu
sendiri. Sedangkan batuan sedimen non klastik merupakan batuan sedimen
yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan
material di tempat itu juga (insitu). Tekstur batuan sedimen terbagi atas ukuran
butir, kekompakan, kebundaran, porositas, dan tekstur pada batuan sedimen.

DAFTAR PUSTAKA
Alif Patriot “Batuan Sedimen ”. 28 Oktober 2013.
http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/05/batuan-sedimen.html Diakses pada
tanggal 21 November 2015, pukul 11.00 Wib
Maulana “Dasar-Dasar Pada Batuan Sedimen”. 21 November 2013. http://
wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/
Diakses pada tanggal 21 November 2015, pukul 23.58 Wib
Prodjosumarto, Purwoto dan Rosana, M Fatimah, 1999, Diktat Kuliah Petrografi
Bandung Jurusan Geologi Unpad

Anda mungkin juga menyukai