Anda di halaman 1dari 18

SPEKTROMETRI AAS

DALAM MATA KULIAH


KIMIA INSTRUMEN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


dalam Mata Kuliah Kimia Instrumen

Disusun Oleh :
DILA AULIA FITRI
1730110006

Dosen Pembimbing:
MAYA SARI, M.Si
NURLAILA, M.Pd

JURUSAN TADRIS KIMIA

FALKUTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

2020
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada nabi besar Muhammad SAW yang mengajarkan kepada umat
manusia,menuntun pada kebenaran dan membawa kita dari kegelapan menuju
jalan yang terang benderang seperti saat sekarang ini.

Adapun judul dari makalah ini yaitu “Spektrometri AAS”.Dalam


menyelesaikan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pemakalah sangat berterima kasih kepada Ibu Maya Sari, M.Si
dan ibu Nurlaila, M.Pd

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.Melalui


kata pengantar ini penulis meminta maaf apabila isi makalah ini ada kekurangan
dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca.Dengan ini, penulis persembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Batusangkar, Maret 2020

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat sekarang ini telah lahir ilmu pengetahuan dan


teknologi yang mempermudah dalam analisis kimia. Salah satu dari bentuk
kemajuan ini adalah alat yang disebut dengan Spektrometri Serapan Atom
(SSA). penggunaan istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran
jauhnya penyerapan energy cahaya oleh suatu sistem kimia itu
sebagai fungsi dari panjang gelombang tertentu. Perpanjangan
spektrofotometri serapan atom ke unsur-unsur lain semula
merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Bila
disinari dengan benar, kadang-kadang dapat terlihat tetes-tetes sampel
yang belum menguap dari puncak nyala, dan gas-gas itu terencerkan oleh
udara yang menyerobot masuk sebagai akibat tekanan rendah yang
diciptakan oleh kecepatan tinggi, lagi pula sistem optis itu tidak memeriksa
seluruh nyala, melainkan hanya mengurusi suatu daerah dengan jarak
tertentu diatas titik puncak pembakar.

Selain dengan metode serapan atom unsur-unsur dengan energy


eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi
untuk unsur-unsur dengan energy eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan
dengan spektrometri serapan atom. Untuk analisis dengan garis
spectrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala sangat
berguna, metode AAS lebih baik dari fotometri nyala. Untuk analisis
kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS
memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode).
K emonokromatisan dalam AAS merupakan syarat utama. Suatu
perubahan temperature nyala akan mengganggu proses eksitasi sehingga
analisis dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode
fotometri nyala dan AAS merupakan komplementer satu sama lainnya.
3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana teori dasar dari spektrometri AAS ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari spektrometri AAS?
3. Apa saja kompenen-komponen dari spektrometri AAS?
4. Bagaimana cara kerja spektrometri AAS?
5. Bagaimana perhitungan data pada spektrometri AAS?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah,maka di dapatkan tujuan, yaitu:
1. Mengetahui teori dasar spektrometri AAS ?
2. Mengetahui prinsip kerja dari spektrometri AAS?
3. Mengetahui kompenen-komponen dari spektrometri AAS?
4. Mengetahui cara kerja spektrometri AAS?
5. Mengetahui perhitungan data pada spektrometri AAS?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Dasar Sperktrometri AAS


Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada
tahun 1802 Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya
matahari yang kemudian diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun
1820. Brewster mengemukakan pandangan bahwa garis Fraunhofer ini
diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi
ini kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan
penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari logam alkali dan
alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum dari
absorpsi dan emisi suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan
menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu (frekwensi), atau
dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu jumlah
energi tertentu, (ε = hv = hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955,
ketika publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul.
Dalam publikasi ini SSA direkomendasikan sebagai metode analisis yang
dapat diaplikasikan secara umum (Weltz, 1976).
Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang
diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari
spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA), merupakan metode
analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dalam keadaan bebas (Skoog et. al., 2000).

Dalam metode SSA, sebagaimana dalam metode spektrometri


atomik yang lain, contoh harus diubah ke dalam bentuk uap atom. Proses
pengubahan ini dikenal dengan istilah atomisasi, pada proses ini contoh

5
diuapkan dan didekomposisi untuk membentuk atom dalam bentuk uap.
Secara umum pembentukan atom bebas dalam keadaan gas melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Pengisatan pelarut, pada tahap ini pelarut akan teruapkan dan


meninggalkan residu padat.
b. Penguapan zat padat, zat padat ini terdisosiasi menjadi atom-atom
penyusunannya yang mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.
c. Beberapa atom akan mengalamieksitasi ke tinggi dan akam mencapai
kondisi dimana ada atom-atom tersebut mampu memancarkan energi.

jenis-jenis spektrometri AAS:

1. Sistem Atomisasi dengan nyala


Setiap alat spektrometri atom akan mencakup dua komponen utama
sistem introduksi sampeldan sumber (source) atomisasi. Untuk
kebanyakan instrument sumber atomisasi ini adalah nyata dan sampel
diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam
bentuk aerosol. Aerosol biasanya dihasilkan oleh Nebulizer (pengabut)
yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray).

Ada banyak variasi nyala yang telah dipakai bertahun-tahun


untuk spektrometri atom. Namun demikian yang saat ini menonjol dan
diapakai secara luas untuk pengukuran analitik adalah udara asetilen
dan nitrous oksida-asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini, kondisi
analisis yang sesuai untuk kebanyakan analit (unsur yang dianalisis)
dapat sintetikan dengan menggunakan metode-metode emisi,
absorbsi dan juga fluoresensi.

a) Nyala udara asetilen


Biasanya menjadi pilihan untuk analisis menggunakan
AAS. Temperature nyalanya yang lebih rendah mendorong

6
terbentuknya atom netral dan dengan nyala yang kaya bahan bakar
pembentukan oksida dari banyak unsur dapat diminimalkan.
b) Nitrous oksida-asetilen
Dianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang
mudah membentuk oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan
temperature nyala yang dihasilkan relatif tinggi. Unsur-unsur
tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, Ti, V dan W.
2. Sistem Atomisasi tanpa Nyala (dengan Elektrotermal/tungku)
Sistem nyala api ini lebih dikenal dengan nama GFAAS. GFAAS
dapat mengatasi kelemahan dari sistem nyala seperti sensitivitas,
jumlah sampel dan penyiapan sampel. Ada tiga tahap atomisasi
dengan metode ini yaitu:
a) Tahap pengeringan atau penguapan larutan
b) Tahap pengabutan atau penghilangan senyawa-senyawa organic
c) Tahap atomisasi

Unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan menggunakan


GFAAS adalah sama dengan unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan
GFAAS tungsten: Hf, Nd, Ho, La, Lu Os, Br, Re, Sc, Ta, U, W, Y dan
Zr. Hal ini disebabkan karena unsur tersebut dapat bereaksi dengan
graphit.

3. Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida


Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk
unsurAs, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu
lebih dari 800 ºCsehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk
senyawa hibrida berbentukgas atau yang lebih terurai menjadi atom-
atomnya melalui reaksi reduksi olehSnCl2 atau NaBH4, contohnya
merkuri (Hg).
B. Prinsip kerja spektrometri AAS
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode AAS berprinsip pada
absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada
7
panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya Spektrometri
Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar oleh atom-atom netral unsur
logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground state). Sinar
yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak. Prinsip
Spektrometri Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti absorpsi
sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan.

Spektrometri Serapan Atom adalah metode analisis dengan prinsip


dimana sampel yang berbentuk liquid diubah menjadi bentuk aerosol atau
nebulae lalu bersama campuran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala,
disini unsur yang dianalisa tadi menjadiatom–atom dalam keadaan dasar
(ground state). Lalu sinar yang berasal dari lampu katoda dengan panjang
gelombang yang sesuai dengan unsur yang uji, akan dilewatkan kepada
atom dalam nyala api sehingga elektron pada kulit terluar dari atom naik
ke tingkat energi yang lebihtinggi atau tereksitasi. Penyerapan yang terjadi
berbanding lurus dengan banyaknya atom ground state yang berada dalam
nyala. Sinar yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan
pada detektor, kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur. Sinar yang
diserap disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan disebut emisi.

Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada


spektrofotometer absorpsi sinar ultra violet, sinar tampak maupun infra
merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom (SSA). Perbedaan
analisis Spektrometri Serapan Atom (SSA) dengan spektrofotometri
molekul adalah peralatan dan bentuk spectrum absorpsinya
C. Komponen-komponen Spektrometri AAS dan funginya

8
Bagian-Bagian Spektrometri AAS dan fungsinyaa.

1. Sumber radiasi resonansi


Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda
berongga (Hollow Cathode Lamp) atau Electrodeless Discharge Tube
(EDT).Elektroda lampu katoda berongga biasanya terdiri dari wolfram
dan katoda berongga dilapisi dengan unsur murni atau campuran dari
unsur murni yang dikehendaki.
Tanung lampu dan jendela (window) terbuat dari silika atau kuarsa,
di isi dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses ionisasi.
Gas pengisi yang biasanya digunakan ialah Ne, Ar atau
He.Pemancaran radiasi resonansi terjadi bila kedua elektroda diberi
tegangan, arus listrik yang terjadi menimbulkan ionisasi gas-gas
pengisi. Ion-iongas yang bermuatan positif ini menembaki atom-atom
yang terdapat pada katoda yang menyebabkan tereksitasinya atom-
atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini bersifat tidak stabil dan
akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan energy eksitasinya
dalam bentuk radiasi. Radiasi ini yang dilewatkan melalui atom yang
berada dalam nyala.
2. Atomizer
Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem pengabut), spray chamber
danburner (sistem pembakar)i. Nebulizer berfungsi untuk mengubah
larutan menjadi aerosol (butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15-
20 µm) dengan cara menarik larutan melalui kapiler (akibat efek dari
aliran udara) dengan pengisapan gas bahan bakar dan oksidan,
disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-partikel kabut yang halus
kemudian bersama-sama aliran campuran gas bahan bakar, masuk ke
dalam nyala, sedangkan titik kabut yang besar dialirkan melalui
saluran pembuangan. Spray chamber berfungsi untuk membuat
campuran yang homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol
yang mengandung contoh sebelum memasuki burner. Burner

9
merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu pengubahankabut/uap
garam unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal dalam
nyala.
3. Monokromator
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui
populasi atom didalam nyala, energy radiasi ini sebagian diserap dan
sebagian lagiditeruskan.Fraksi radiasi yang diteruskan dipisahkan dari
radiasi lainnya. Pemilihan atau pemisahan radiasi tersebut dilakukan
oleh monokromator. Monokromator berfungsi untuk memisahkan
radiasi resonansi yang telah mengalami absorpsi tersebut dari radiasi-
radiasi lainnya. Radiasi lainnya berasaldari lampu katoda berongga,
gas pengisi lampu katoda berongga atau logam pengotor dalam lampu
katoda berongga. Monokromator terdiri atas sistem optikyaitu celah,
cermin dan kisi.
4. Detektor
Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh
sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi
listrik.
5. Rekorder
Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang
dapat menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
6. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS.Lampu
katodamemiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam.
Lampu katodapada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda
tergantung unsur yang akandiuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa
digunakan untuk pengukuran unsurCu. Lampu katoda terbagi menjadi
dua macam, yaitu :
1. Katoda Monologam
Digunakan untuk mengukur 1 unsur
2. Lampu Katoda Multilogam
10
Digunakan untuk pengukuran beberapalogam sekaligus, hanya saja
harganya lebih mahal.Soket pada bagian lampu katoda yang hitam,
yang lebih menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan
lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada
AAS.Bagian yang hitam ini merupakan paling menonjol dari ke-
empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya
untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan
mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong
untuk keluar masuknya gas dari lua rdan keluarnya gas dari dalam,
karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan
keracunan pada lingkungan sekitar.Cara pemeliharaan lampu katoda
ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket
pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di
dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali.Sebaiknya
setelah selesai penggunaan, lamanya waktu .
7. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakantabung gas
yangberisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu
± 20.000K,dan ada juga tabung gas yang berisi gas N 2O yang lebih
panas dari gas asetilen,dengan kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada
tabung gas asetilen berfungsiuntuk pengaturan banyaknya gas yang
akan dikeluarkan, dan gas yang berada didalam tabung. Spedometer
pada bagian kanan regulator merupakan pengaturtekanan yang berada
di dalam tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas
tersebut,yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan
diberi sedikit air,untuk pengecekkan.Bila terdengar suara atau udara,
maka menendakan bahwatabung gas bocor, dan ada gas yang
keluar.Hal lainnya yang bisa dilakukanyaitu dengan memberikan
sedikit airsabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada
gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut
11
positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan
menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan
saluran gas tersumbat.Gas didalam tabung dapat keluar karena
disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton
yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selaingas juga memiliki
tekanan.
8. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap
atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada
cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang
dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap
yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di
dalam ducting, agar polusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting
secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak
akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam
ducting. Karena bilaada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke
dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.
Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting
kearah miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting
tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil pembakaran yang
terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang
terhubung dengan ducting
9. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting didalam main unit,
karenaburner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan
aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik
api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner,
merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari
proses pengatomisasian nyala api.

12
Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan,
selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides
selama ±15 menit,hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator
dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan
untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan
diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna
oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan
selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan di uji
merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang
berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke
energi tinggi.
Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda.
Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat
konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka
menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru,
merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas.
10. Kompesor
Kompesor merupakan alatyang terpisah dengan main unit, karena
alat ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan
digunakan oleh AAS pada waktu pembakaan atom. Kompesor
memiliki tiga tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang
kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedopada bagian tengah
merupakan besar kecilnya udara yang akan di keluarkan , atau
berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan
merupkan tombol pengaturan untuk mengatur banyak sedikitnya udara
yang akan di semprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompesor
digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan
AAS.
Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar
bersih,posisi kekanan. Merupakan posisi terbuka,dan posisi ke kiri
13
merupakan posisi tertutup. Uap air yang di keluarkan , akan memercik
kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah. Oleh
karena itu sebaikknya pada saat menekan ke kanan bagian ini ,
sebaiknya di tampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah dan
uap air akan terserap ke lap.
11. Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan
terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan
yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya
tidak naik lagi keatas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan
proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel,
sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah
buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang jugadilengkapi dengan
lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa
alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang
berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan
tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak
tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan
dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering
D. Cara kerja spektrometri AAS
1. Pertama membuka gas terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu
ducting, main unit, dan komputer secara berurutan.
2. Buka program SAA
3. Masukkan nomor lampu katado yang di pasang
4. Pilih unsur yang akan di analisis dengan mengklik langsung pada
simbol unsur yang di inginkan
5. Mengatur parameter dianalisi
6. Tunggu hingga selesai warming up
7. Klik icon bergambar burner atau pembakaran, setelah pembakar
dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam
8. Masukan blanko,diamkan hingga garis lurus terbentuk
14
9. Masukan sampel hingga kurva naik dan belok baru dilakukan
pengukuran
10.Setelah pengukuran selesai, data dapat di peroleh dengan mengklik
icon print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print
11.Apabila pengukuran telah selesai, aspiransia air di ionisasi untuk
membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner di
matikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS,
kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas

E. Perhitungan data spektrometri AAS


Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu
dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas yang
bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan intensitas
penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam
yang berada dalam sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi
diturunkan dari:
1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik
melewati medium transparan, maka intensitas sinar yang
diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium
yang mengabsorpsi.
2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara
eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang
menyerap sinar tersebut.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persama:

It = Io.e-(εbc), atau

A = - Log It/Io = εbc


Dimana :
Io= Intensitas sumber sinar
It= Intensitas sinar yang diteruskan
15
ε = Absortivitas molar
b = Panjang medium
c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A=Absorbansi

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Spektrometri serapan atom merupakan suatu metode analisis
kuantitatif yangpengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang
dihasilkan atau yang diserap olehspesi atom atau molekul analit. Komponen
yang terdapat pada spektrofotometerserapan atom adalah Sumber radiasi
resonansi, Atomizer, Monokromator, Detektor, Rekorder, Lampu Katoda,
Tabung Gas, Ducting, Kompresor, Burner, Buangan pada AAS.
Prinsip kerja spektrofotometer serapan atom adalah dimana sampel
yang berbentukliquid diubah menjadi bentuk aerosol atau nebulae lalu
bersama campuran gas bahan bakarmasuk ke dalam nyala, disini unsur yang
dianalisa tadi menjadi atom–atom dalam keadaandasar (ground state). Lalu
sinar yang berasal dari lampu katoda dengan panjang gelombangyang sesuai
dengan unsuryang uji, akan dilewatkan kepada atom dalam nyala api
sehinggaelektron pada kulit terluar dari atom naik ke tingkat energi yang
lebih tinggi atau tereksitasi.Penyerapan yang terjadi berbanding lurus
dengan banyaknya atom ground state yang beradadalam nyala.Sinar yang
tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan padadetektor,
kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur.Sinar yang diserap disebut
absorbansi dan sinar yang diteruskan disebut emisi. Adapun hubungan
antaraa bsorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari hukum Lambert-Beer
yang menjadi dasar dalam analisis kuantitatif secara AAS.

17
DAFTAR PUSTAKA

Higuchi, T and Hanssen, E. B., 1961, Pharmaceutical Analysis, Interscience


Publisher, New-York. Kemp, W., 1975, Organic Spectroscopy, ELBS, The
Mamillan Press LTD., London.

Skoog. D. A., Donald M. West, F. James Holler, Stanley R. Crouch, 2000.


Fundamentals of Analytical Chemistry .Hardcover: 992 pages, Publisher: Brooks
Cole

Willard, H. H., Merrit, L; L., and Settle Jr, F. A., 1989, Instrumental Methods of
Analysis, Wadsworth Publishing Company,California.

18

Anda mungkin juga menyukai