Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

KONSEP USIA DEWASA BESERTA MASALAH KESEHATAN


DAN KONSEP ASKEP KOMUNITAS AGREGAT USIA DEWASA

Dosen Pengampuh: Ns. Sulistiyani, M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok 9:

Nur Azizah (20170811024052)


Grace Kristin Marrang (20170811024025)
Deloni Mansoben (20170811024004)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah SWT penulis ucapkan atas nikmat yang telah diberikan kepada
penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam sistematika
penyusunannya maupun isinya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun masih
sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah yang selanjutnya.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

                                                                                                Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAULUAN..............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................2
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas.................................................................................................2
1. Definisi........................................................................................................................................2
2. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA...............2
3. Falsafah Keperawatan Komunitas................................................................................................3
4. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas................................................................................5
5. Sasaran.........................................................................................................................................6
6. Strategi.........................................................................................................................................7
7. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas.........................................................................................7
8. Peran Perawat Komunitas............................................................................................................9
2.2 Konsep Keperawatan Agregat...................................................................................................12
1. Definisi.....................................................................................................................................12
2. Batasan Usia............................................................................................................................12
3. Batasan Memasuki Masa Dewasa.........................................................................................13
4. Usia Dewasa Sebagai Kelompok Risiko..............................................................................14
5. Masalah Kesehatan yang Sering Dijumpai Pada Usia Dewasa.........................................15
6. Penyebab Kematian................................................................................................................16
7. Peran Perawat dalam Keperawatan Komunitas pada Usia Dewasa.................................17
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa.......................................................19
1. Pengkajian.................................................................................................................................19
2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas...........................................................................22
3. Perencanaan...............................................................................................................................23
4. Pelaksanaan (Implementasi)......................................................................................................25
5. Evaluasi.....................................................................................................................................26
BAB III PENGEMBANGAN INSTRUMEN ATAU KISI-KISI..............................................................27
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................34

ii
1.1 Kesimpulan................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................35

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal disuatu kawasan tertentu,
berada dibawah suatu pengaturan dan memiliki nilai/interes serta kebutuhan tertentu
pula. Konsep yang utama adalah konsep geografi kawasan) dan adanya interaksi
(Tamher, 2009, hlm: 99).
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan
kelompok khusus, salah satu kondisi kesehatan rentan terganggu adalah kelompok
dewasa. Salah satu upaya yang dilaksanakanadalah meningkatkan pola hidup
masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau
masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus dewasa.
Hasil pengkajian didapatkan warga di wilayah RW VIII Kelurahan Wonosari Kecamatan
Ngaliyan Semarang di usia produktif tinggi sejumlah 883 orang dan 63% diantaranya
karyawan swasta atau pabrik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan,
kesadaran warga terhadap kebersihan kurang, upaya pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) rendah dan masih sering ditemukan genangan air di rumah warga setiap inspeksi
kader serta hanya ada 10 % warga yang punya tempat sampah. Hasil pengkajian juga
didapatkan banyak warga yang merokok dan ventilasi jendela jarang dibuka .
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia dewasa maka
diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut
baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

1.2 Tujuan
Untuk memahami:
1. Untuk memahami konsep komunitas
2. Untuk memahai konsep agregat dewasa
3. Untuk memahami konsep asuhan keperawatan komunitas agregat dewasa
4. Untuk memahami pengembangan instrument berdasarkan teori communityas partner

1
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas

1. Definisi
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

2. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut


ANA (American Nurses Association)
a. Asumsi
Sistem pemeliharaan yang kompleks.
a) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
b) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar
praktek penelitian.
c) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.
d) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.
b. Kepercayaan
a) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
d) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang
lama.
g) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri
dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

2
3. Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus
ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.

Komunitas Dengan Keluarga Sebagai

3
UnitPelayanan Dasar.
 

MANUSIA
 

KESEHATAN
(SEHAT-SAKIT)
 

LINGKUNGAN
(Physic,Biologic, Psychologist,
Social, Cultural, Dan Spiritual.
 

Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg berikut :


1) Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada
lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat
yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai Tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas, Komunitas
sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah
terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

4
2) Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak
dari keberhasilan mengatasi stressor.
3) Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4) Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan :
tujuan, sasaran dan strategi intervensi keperawatan komunitas.

4. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki.

b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
d) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.
f) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita
serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

5
j) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.

5. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh
suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.

b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
i Ibu hamil
ii Bayi baru lahir
iii Balita
iv Anak usia sekolah
v Usia lanjut

6
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
i Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
ii Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
i Wanita tuna susila
ii Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
iii Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
i Panti wredha
ii Panti asuhan
iii Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
iv Penitipan balita

d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat
akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

6. Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan.
c. Kerja sama (partnership).

7. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik

7
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat
b) Peningkatan gizi
c) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e) Olahraga secara teratur
f) Rekreasi
g) Pendidikan seks.
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
c) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d) Perawatan payudara
e) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

8
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
a) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
b) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang
mungkin dilakukan oleh perawat.

e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma
dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti.

8. Peran Perawat Komunitas


a. Definisi peran dan fungsi :
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seorang terhadap orang lain
dalam hal ini perawat untuk:memberikan asuhan keperawatan, melakukan
pembelaan ada klien, sebagai pendidik tenaga perawatdan masyarakat coordinator
dalam pelayanan pasien. Kolaborator dalam membina kerjasama dengan profesi
lain dan sejawat, konsultan pada tenaga kerja dan pasien, pembaharu sistem,
metodologi dan sikap. (peran erawat, CHS, 1989).

9
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain.

b. Peran perawat komunitas :


a) Peran sebagai Pemberi asuhan
Seluruh kegiatan upaya pelayanan upaya masyarakat dan puskesmas dalam
mencapai tujuan kesehatan melaui kerjasama denagn tim kesehatan lainnya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. (Nasrul
Effendi, 1998:23).

b) Peran sebagai pendidik


Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarkat baik dirumah, puskesmas dan di masyarakat dilakukan
secara terorganisir dalam ranka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan-perubahan perialku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.

c) Peran sebagai pengelola


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengeloa berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang di emban kepadanya.

d) Peran sebagai Konselor


Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi, pada
akhirnya dapat membanu jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang meraka hadapi.

e) Peran sebagai advocator


Kaitan dengan legal aspek bukan pemberi layanan hukum misalnya: kerusakan
lingkungan, dampak terhadap kesehatan, penyelesaian apa yang perlu dilakukan
oleh masyarakat

10
f) Peran sebagai kolaborasi/coordinator

g) Peran sebagai fasilitator

h) Peran manejerial
Manajemen berarti : suatu proses yang merupakan kegiatan-kegiatan yang
sistematik, manajemen adalah alat dari administrasi untuk mencapai tujuan.
Tugas- tugas manejer adala sebagai:
i Pengambil keputusan
ii Pemikul tanggung jawab
iii Mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
iv Pemikir konseptual
v Bekerjasama dengan dan melalui orang lain
vi Mediator, politikus dan diploma.

i) Peran sebagai peneliti


Melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat yang
dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan bahkan mengancam
kesehatan, selanjutnya penelitian dilaksanakan dalam kaitannya menemukan
faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut
melalui kegiatan penelitian dan hasil dari penelitian di aplikasikan dalam
praktek keperawatan.

c. Fungsi perawat komunitas:


Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya adalah antara lain: fungsi
independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.
a) Fungsi Independent
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak
tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya.
b) Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi

11
dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan lainya).
c) Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalm
keperawatan maupun kesehatan.

2.2 Konsep Keperawatan Agregat

1. Definisi

Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan individu setelah
masa remaja. Pengertian masa remaja dari sisi biologis dapat diartikan sebagai suatu
periode dalam kehidupan inividu yang ditandai dengan pencapaian kematangan
tubuh secara optimal dan kesiapan untuk bereproduksi.
Masa dewasa sering disebut adult, yaitu masa dimana usia sudah berkisar ke angka
diatas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan, perhargaan
dan krisis.
Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa dunia
perkarieran, masa mempersiapkan keturunan dan masa usia matang, masa penentu
kehidupan, dan prestasi kerja dimasyarakat, masa yang merasa kuat dalam hal fisik,
masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan.

2. Batasan Usia
a. Pembagian masa dewasa menurut Depkes tahun 2009
a) Dewasa awal berkisar antara 26 sampai 35 tahun,
b) Dewasa akhir berkisar antara 36 sampai 45 tahun.

b. Pembagian masa dewasa menurut WHO menggolongkan lanjut usia menjadi 4,


yaitu:
a) Usia pertengahan berkisar antara 45 sampai 59 tahun
b) Lanjut usia/ elderly berkisar antara 60 sampai 74 tahun
c) Lanjut usia tua/ old berkisar antara 75 sampai 90 tahun
d) Usia sangat tua/ very old berusia diatas 90 tahun.

c. Secara Umum

12
a) Masa Dewasa Awal
Tahap pertama sampai kelima sudah dilalui maka setiap individu akan memasuki
jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal atau muda yang berusia sekitar 20-30
tahun . Masa Dewasa Awal (Young Adulthood )ditandai adanya kecenderungan
intimacy – isolation . kalau pada masa sebelumnya , individu memiliki ikatan yang
kuat dengan kelompok sebaya , namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai
longgar . mereka sudah mulai selektif ,dia membina hubungan yang intim hanya
dengan orang-orang tertentu yang sepaham . jadi pada tahap ini timbul dorongan
untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu , dan kurang
akrab atau renggang dengan yang lainnya .

b) Masa Dewasa Akhir


Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya menghadapi persoalan
hidup yang signifikan generativitas vs stagnasi ,adalah nama yang diberikan erikson
pada fase ketujuh dalam teori masa hidupnya .Generatifitas mencakup rencana-
rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjkan guna meninggalkan warisan
dirinya sendiri pada generasi selanjutnya ,sebaliknya stagnasi (disebut juga
penyerapan diri) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan
apa-apa bagi generasi berikutnya

c) Masa Usia Lanjut


Tahap terakhir dalam teorinya erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh
orang-orang yang berusia sekitar 60-65 keatas.masa hari tua ditandai adanya
kecenderungan ego intergriti despair .dalam teori erekson , orang yang sampai pada
tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang
menjaadi tugas pada usia senja ini adlah integritas dan berupaya menghilangkan putus
assa dan kekecewan.Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati menurut
pemandangan sebagian orang dikarenakan mereka sudah merasaterasing dari
lingkungan kehidupannya,karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat
apa-apa atau tidak berguna.kesulitan tersebut dapat diatasi jika di dalam diri orang
yang berada pada tahap paling tinggi dalam teori erikson terdapat integritas yang
memiliki arti tersendiri yakni menerima hidup dan juga berarti menerima akhir hidup.
(Haryadi,2002.101)

13
3. Batasan Memasuki Masa Dewasa

Seseorang dapat dikatakan telah dewasa jika telah atau sedang mengalami hal
berikut:
a. Segi Hukum
Jika seseorang itu telah dapat di tuntut tanggung jawabnya atas apa yang
diperbuatnya

b. Segi Pendidikan
Bila seseorang mencapai kematangan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil ajar atau latihan

c. Segi Biologis
Bila diartikan suatu keadaan pertumbuhan dalam ukuran tubuh dan mencapai
kekuatan maksimal serta siap berreproduksi

d. Segi Psikologis
Bila ditinjau dari status keadaan dewasa telah megalami kematangan.

4. Usia Dewasa Sebagai Kelompok Risiko


Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan
dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk keluarga, meskipun
orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan
kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat
orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan
berubah lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan mereka
sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka.

Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat urgent sesuai
dengan tugas perkembangan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki pengaruh
yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya. Jumlah yang
mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah alas an yang tepat untuk

14
menjadikan kelompok khusus usia produktif mendapatkan perhatian lebih dalam
asuhan keperawatan di komunitas.

5. Masalah Kesehatan yang Sering Dijumpai Pada Usia Dewasa


a) Stroke
Prevalensi kasus di Indonesia 300.000/tahun. Tahun 2007 sebanyak 8,3% dan
meningkat pada tahun 2013 menjadi 12,1%. Prevalensi stroke pada laki-laki dan
wanita sama.

b) Coronary Heart Disease


Pervalensi penyakit jantung koroner (PJK) tertinggi pada usia 65-74 tahun
sebanyak 2%-3,6%. Penyakit jantung koroner banyak dialami masyarakat di
perkotaan, tidak bersekolah, dan tidak bekerja. Kasus penyakit jantung koroner
pada tahun 2020 diperkirakan menyebabkan kematian sebesar 25%. Negara yang
kematian meningkat akibat penyakit jantung koroner salah satunya Asia
Tenggara.

c) Hipertensi
Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang (2013), hipertensi di Indonesia
merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar
25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangkabelitung 30,9%, di ikuti Kalimantan
Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, Jawa Barat 29,4%, Gorontalo 29,4%
(Kemenkes RI 2014).

d) Penyakit Saluran pernapasan Bawah Kronik


Prevalensi angka kejadian penyakit saluran pernapasan bawah kronik di
Indonesia adalah 13,8% dengan kasus tertinggi diantaranya adalah di Aceh,
Nusa Tenggara Timur, Banten, Papua, Jawa Tengah. Jawa Tengah dengan
prevalensi 15,7%. Riskesdas tahun 2007 menunjukkan angka prevalensi 29,1%
dengan kasus terbanyak ditemukan di Kabupaten Kudus (Hikmawati, 2013)

e) Cancer

15
Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk di Indonesia tahun
2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.

f) Diabetes Militus
Pada tahun 2015 sebanyak 415 juta orang dewasa dengan diabetes, terjadi
kenaikan 4x lipat dari 108 juta ditahun 1980 an. Pada tahun 2040 diperkirakan
jumlah nya akan menjadi 642 juta. Hampir 80% orang diabetes terdapat dinegara
berpenghasilan rendah dan menengah.

g) Obesitas
Prevalensi obesitas (indeks massa tubuh diatas 27,0) usia diatas 18 tahun pada
2007 sebesar 10,5% . pada tahun 2013 14,8%. Dan pada tahun 2018 21,8%.
Angka tersebut lebih besar dibanding prevalensi berat badan lebih (indeks massa
tubuh 25,0 sampai kirang dari 27,0) yang mencapai 8,6% pada 2007, 11,5%
pada 2013, dan 13,6% pada tahun 2018

6. Penyebab Kematian
Yang belum dapat diselesaikan oleh sistem perawatan kesehatan:
a. Panyakit jantung dan stroke
b. Hiperkolesterolimea
c. Hipertensi
d. Diabetes Militus
e. Tipe keperibadian A
f. Riwayat keluarga
g. Kurang olahraga
h. Merokok
i. Kanker
j. Paparan matahari
k. Radiasi
l. Kecelakaan kerja
m. Polusi air, udara
n. Pola diet
o. Alkohol

16
p. Keturunan

Laporan WHO angka kematian laki-laki lebih meningkat dibangkan perempuan


dengan kelompok usia 20-24 tahun. Penyebabnya adalah perilaku berisiko,
menggunaan alkohol, penggunaan zat (NAPZA), diet, merokok.
Pada tahun 2011 67% laki-laki di Indonesia merokok. Perempuan hanya 2,7%. 10
penyakit terbanyak salah satunya disebabkan oleh merokok.
Data Riskesdas 2018 menunjukkan jumlah perokok diatas 15 tahun sebanyak 33,8%.
Dari jumlah tersebut 62,9% - 76% merupakan perokok laki-laki dan 4,8% perokok
perempuan.
The Lancet pada April tahun 2017 mengatakan persentase orang yang menggunakan
tembakau setiap hari telah menurun dalam 25 tahun seperti Australia, Brasil, dan
Inggris.

7. Peran Perawat dalam Keperawatan Komunitas pada Usia Dewasa


Peran perawat komunitas usia dewasa antara lain:
a. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Focus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada
keseluruhan populasi dengan penekanan pada keterbatasan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.

b. Fungsi dan peran perawat CHN pada kelompok dewasa


Fungsi dan peran perawat perawat kesehatan komunitas antara lain :
a) Kolabolator 
Perawat bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam
membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan
masalah kelompok dewasa. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan
dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian,
psikolog, dokter, LSM, dan sebagainya.

17
b) Koordinator 
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan kelompok
dewasa, menetapkan penyedia pelayanan untuk kelompok dewasa.

c) Case finder 
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada kelompok
dewasa, menggunakan proses diagnostik untuk mengindentifikasi potensial
kasus penyakit dan resiko pada kelompok dewasa

d) Case manager 
Mengindentifikasi kebutuhan kelompok dewasa, merancang rencana keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan kelompok dewasa, mengawasi pelaksanaan pelayanan
dan mengevaluasi dampak pelayanan.

e) Pendidik 
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan kelompok dewasa
dimasyarakat dan diinstasi formal, memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f) Konselor
Membantu kelompok dewasa mengindentifikasi masalah dan solusi alternatif
serta membantu mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g) Peneliti

Merancang riset terkait kelompok dewasa, mengimplikasikan hasil riset


pada kelompok dewasa.

h) Care Giver 

18
Mengkaji status kesehatan komunitas kelompok dewasa, menetapkan diagnose
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan dan melaksanakan
rencana tindakan serta mengevaluasi hasil intervensi.

i) Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi kelompok dewasa,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus kelompok dewasa
terhadap pengambilan keputusan, mempersiapkan kelompok dewasa untuk
mandiri.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa

Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan pendekatan


proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan komunitas.
Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi:

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal


komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan,
yaitu :

a. pengumpulan data

Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai


masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,

19
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

a) data inti

i riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-


orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.

ii data demografi

karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi


(jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk,

iii vital statistik

meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau


kesakitan.

iv nilai dan kepercayaan

nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,


kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.

b) Subsistem

i. lingkungan fisik
Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.

ii. pelayanan kesehatan dan sosial


Catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti
werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun

20
tradisional/pengobatan alternatif.

iii. ekonomi
Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran,
rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.

iv. keamanan dan transportasi


Apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas,
catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur
sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk orang cacat. jenis
layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya: pemadam
kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja
jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.

v. politik dan pemerintahan


catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.

vi. Komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi
formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat
surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya
digunakan untuk berkumpul.

vii. Pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal,
reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.

21
viii. Rekreasi

catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.

b. jenis data
jenis data secara umum dapat diperoleh dari
a) data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung
melalui lisan.
b) data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,

c. pengamatan dan pengukuran sumber data


a) data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.

b) data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien
atau medical record. (wahit, 2005)

d. cara pengumpulan data


a) wawancara atatu anamnesa
b) pengamatan
c) pemeriksaan fisik

e. pengolahan data
a) klasifikasi data atau kategorisasi data
b) perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
c) tabulasi data

f. interpretasi data analisis data Tujuan


analisis data :
a) menetapkan kebutuhan komuniti;

22
b) menetapkan kekuatan;
c) mengidentifikasi pola respon
komuniti;
d) mengidentifikasi kecenderungan
penggunaan pelayanan kesehatan.

2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas

Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stresor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut.
Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnosa
keperawatan menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi
dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensial.

Diagnosa Keperawatan Komunitas Dewasa:

a. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

b. Perilaku kesehatan cendrung beresiko berhubungan dengan kurang


pemahaman

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang cocok dengan
kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan.
Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah
berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan
tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.

INTERVESI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

23
Defisiensi pengetahuan b/d NOC: NIC
kurang informasi 00126 Pendidikan kesehatan (domain 3, kode :
Domain 5 (persepsi/kognisi),  Pengetahuan : manajemen 5510)
kelas 4 (kognisi), hipertensi (domain 4-perilaku
. tentang kesehatan dan - Berikan pendidikan kesehatan
perilaku, kode : 1837) tentang diit hipertensi dan diit DM
 Perilaku patuh : diet yang - Tekankan pentingnya pola makan
disarankan (1622) yang sehat, olahraga bagi individu,
 Perilaku patuh : diet yang keluarga dan kelompok
disarankan (1622) - Rencanakan tindak lanjut jangka
panjang untuk memperkuat
Denga K.H
perilaku kesehatan atau adaptasi
terhadap gaya hidup
- Masyarakat mengetahui
kirasan normal untuk tekanan
darah sistolik dan diastolik
- Target tekanan darah
- mengetahui diet yang
dianjurkan
- Manfaat olahraga teratur
- Masyarakat selalu memakan
makanan sesuai dengan diet
yang ditentukan
- Memilih posi yang sesuai
dengan diet yang ditentukan
- Menghindari makanan dan
minuman yang tidak
diperbolehkan dalam diet
- Masyarakat melakukan
penyusuna pencapaian diet
- Memilih makanan sesuai
dengan panduan nutrisi yang
direkomendasikan

24
- Menyiapkan makanan sesuai
dengan rekomendasi diet

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Perilaku kesehatan cendrung NOC: NIC
beresiko berhubungan dengan Manajemen diri : hipertensi Pendidikan kesehatan (domain 3, kode :
kurang pemahaman (domain 1, (domain 3, kode : 3107) 5510)
kelas 2, kode : 00188). Perilaku patuh : aktivitas
yang disarankan (domain 3, - Berikan pendidikan kesehatan tentang
kode : 1632)
PHBS
Dengan K.H
- Tekankan pentingnya pola makan yang
- Masyarakat selalu
sehat,cuci tangan 6 langkah, dan olahraga
memantau tekanan
bagi individu, keluarga dan kelompok
darah
- Rencanakan tindak lanjut jangka panjang
- Mengikuti diit yang
untuk memperkuat perilaku kesehatan
direkomendasikan
atau adaptasi terhadap gaya hidup
- Membatasi asupan
garam
- Mengurangi porsi
makan
- Membatasi konsumsi
kafein
- Menggunakan strategi
untuk meningkatkan
daya tahan tubuh
- Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik sehari-
hari yang ditentukan
- Mengidentifikasi
manfaat yang
diharapkan dari aktivitas

25
fisik

4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan
Mcfarlene, 1985), yaitu:

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan
ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi,
imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan
sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian individu pada
tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai
ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.

26
5. Evaluasi

Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan. Evaluasi
terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas dari
evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan.

27
BAB III
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ATAU KISI-KISI
BERDASARKAN TEORI COMMUNITY AS PARTNER

NO Variabel Sub Variabel Sub-sub Pertanyaan Sumber data Strategi


Variabel
1 Core Demografi Nama  Nama:
Usia  Usia:
Jenis kelamin  Jenis kelamin: kuesioner
Jumlah anggota  Jumlah anggota keluarga:
keluarga
Statistic vital Insiden  Barapa Jumlah populasi yang menjalani
Morbiditas perawatan di pelayanan kesehatan
Mortalitas akibat tekanan darah tinggi pada
Data sekunder
dewasa dan lansia?
 Berapa jumlah angka kematian akibat
tekanan darah tinggi?
Riwayat Riwayat  Apakah anggota keluarga mempunyai
kesehatan kesehatan darah tinggi?
Kuesioner
keluarga o Ya, siapa?
o Tidak
Pola makan  Apakah Bapak/Ibu suka makanan yang Kuesioner
asin?
o Ya
o Tidak

28
Jika ya, Frekuensi konsumsi
makanan diatas setiap harinya?
o Sering (lebih dari 3x dalam
seminggu)
o Sedang (1-2x dalam
seminggu)
o Jarang (1x dalam seminggu)
o Tidak pernah

 Apakah Bapak/Ibu suka makanan


bersantan?
o Ya
o Tidak
Jika Ya, frekuensi konsumsi
makanan diatas setiap harinya?
o Sering (lebih dari 3x dalam
seminggu)
o Sedang (1-2x dalam
seminggu)
o Jarang (1x dalam
seminggu)
o Tidak pernah

 Apakah Bapak/Ibu suka makan

29
makanan yang bersayur hijau?
o Ya
o Tidak
Jika Ya, frekuensi kunsumsi
makanan diatas setap harinya?
o Sering (lebih dari 3x dalam
seminggu)
o Sedang (1-2x dalam
seminggu)
o Jarang (1x dalam
seminggu)
o Tidak pernah

 Apakah Bapak/Ibu suka makan jeroan?


o Ya
o Tidak
Jika Ya, berapa kali dalam
seminggu?
o Sering (lebih dari 3x dalam
seminggu)
o Sedang (1-2x dalam
seminggu)
o Jarang (1x dalam
seminggu)

30
o Tidak pernah
Olah raga  Apakah Bapak/Ibu melakukan aktivitas
berat?
o Ya
o Tidak
Jika Ya, berapa kali dalam
seminggu?
Kuesioner
o Sering (lebih dari 3x dalam
seminggu)
o Sedang (1-2x dalam
seminggu)
o Jarang (1x dalam
seminggu)
Merokok  Apakah ada anggota keluarga yang
merokok?
o Ya
o Tidak
Berapa jumlah konsumsi rokok per Kuesioner
hari?
o < 5 batang
o 5-10 batang
o > 10 batang
Stress  Apakah anda sering mengalami stress? Kuesioner
o Ya

31
o tidak
Tanda dan  Apakah anda sering mengalami nyeri Kuesioner
gejala hipertensi kepala?
dan DM: o Selalu
 Nyeri o Sering
kepala o Jarang
 Nyeri o Tidak pernah
tengkuk
 Telinga  Apakah anda sering mengalami nyeri
berdengung tengkuk?
 Mudah o Selalu
marah o Sering
 Sulit tidur
o Jarang
o Tidak pernah

 Apakah anda sering mengalami telinga


berdengung?
o Selalu
o Sering
o Jarang
o Tidak pernah

 Apakah anda mudah marah?


o Selalu

32
o Sering
o Jarang
o Tidak pernah

 Apakah anda mengalami sulit tidur?


o Selalu
o Sering
o Jarang
o Tidak pernah

 Apakah anda sering mengalami


gangguan penglihatan (mata/pandangan
kabur)?
o Selalu
o Sering
o Jarang
o Tidak pernah
Etnisitas Distribusi etnis  Distribusi suku
 Apa Makanan khas daerah yang sering Wawancara
anda konsumsi?
Nilai-nilai Keyakinan  Apakah pernah diadakan penyuluhan Wawancara
terkait tekanan darah tinggi dan
diabetes mellitus didaerah ini?
o Ya

33
o Tidak
Psikomotor  Apakah anda dan keluarga rutin
mengontrol tekanan darah?
o Ya, setiap… bulan… kali
o Tidak

 Apakah anda mengetahui cara merawat


anggota keluarga yang mengalami
Wawancara
tekanan darah tinggi?
o Ya
o Tidak
Jika Ya, dapatkan anda
mendemonstrasikan cara merawat
anggota keluarga dengan tekanan
darah tinggi?

34
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,
kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas
adalah kelompok usia dewasa yang tergolong kelompok berisiko (at
risk ) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak
sehat.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat usia dewasa


menggunakan pendekatan Community As Partner Model . Klien (usia
dewasa) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi,
suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang
saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan
sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan dan rekreasi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ni Made, dkk. 2017.  Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,

 Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di

 Puskesmas dan Masyarakat.  Jakarta: Universitas Indonesia

Tamher, Sayuti. 2009.  Pengkajian Keperawatan Pada Individu, Keluarga dan  


Komunitas. Jakarta: TIM

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Pengantar keperawatan komunitas 1. Jakarta: Sagung


Seto

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori buku 1. Jakarta:
Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori buku 2. Jakarta:
Salemba Medika

Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.

Craven, R. F dan Hirnle, C. J. 2000. Fundamental of Nursing: Human, Health and function. Edisi
3. Phiadelphia: lippincott

36
37

Anda mungkin juga menyukai