Anda di halaman 1dari 3

TERM OF REFERENCE

IN HOUSE TRAINING CODE BLUE DAN EARLY WARNING SISTEM (EWS)

I. PENDAHULUAN
Early Warning Score System (EWSS) merupakan pengembangan dalam layanan
kegawatdaruratan pasien yang dirawat di rumah sakit, yang berfungsi sebagai alat
deteksi dini sehingga apabila terjadi penurunan kondisi pasien dapat diketahui lebih
awal dapat ditangani lebih cepat. EWS didasarkan atas penilaian terhadap
perubahan keadaan pasien melalui pengamatan yang sistematis terhadap semua
perubahan fisiologi pasien. Sistem ini merupakan konsep pendekatan proaktif untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan hasil klinis pasien yang lebih baik dengan
standarisasi pendekatan asesmen dan menetapkan skoring parameter fisiologis
yang sederhana. Kesinambungan pelayanan harus dilakukan baik pasien dalam
keadaan yang stabil maupun saat pasien dalam kondisi buruk. Deteksi dini,
ketepatan waktu merespon, dan kompetensi respon klinis merupakan serangkaian
kegiatan yang harus dilakukan untuk optimalisasi hasil klinis.

Triase Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma/ penyakit
serta kecepatan penanganan / pemindahannya. Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang
dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan
gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat
darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.

II. TUJUAN UMUM


1. Untuk membuat rumah sakit mampu menangani keadaan medis yang darurat`
2. Memberikan kemampuan Dokter dan perawat dalam merespon dengan cepat
bagi dokter dan perawat tentang Early Warning Score System (EWSS)
3. Meningkatkan kemampuan peserta dalam Early Warning Score System (EWSS),
serta meningkatkan pelaksanaan, pencatatan dan pendokumentasian Early
Warning Score System (EWSS)

III. TUJUAN KHUSUS


1. Peserta dapat memahami aturan dari kondisi code blue yang ada teramsul legal
etik dan standar pelaksanaannya.
2. Peserta memahami sistem organisasi code blue.
3. Peserta mampu memahami sistem code blue terkait dengan manajemen rumah
sakit.
4. Peserta mampu melakukan monitoring serta evaluasi code blue.
5. Peserta mampu melakukan manajemen update dari keadaan henti jantung dan
henti napas.
6. Peserta mampu melakukan resusitasi kardiopulmonal dan defibrillator eksternal
otomatis.
7. Peserta mampu bekerjasama dalam tim code blue dalam simulasi pelatihan.
8. Peserta mampu meningkatkan pelaksanaan, pencatatan dan pendokumentasian
Early Warning Score System (EWSS)
9. Peserta mampu merespon dengan cepat bagi dokter dan perawat tentang Early
Warning Score System (EWSS)

IV. URAIAN TOPIK


1. Role of Code Blue : Legal Ethics for Code Blue, Requirements & Standard
2. Code Blue Organization
3. Code Blue System in Hospital
4. Work Program + Code Blue’s Monev
5. Cardiac Arrest Management Update
6. CPR and AED Update
7. Emergency Trolley
8. Code Blue Simulation
9. Triage
10. Early Warning Score System (EWSS)

V. METODE PELATIHAN
Ceramah, diskusi, demonstrasi, kunjungan lapangan dan praktek

VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 25 sd 26 Juni 2019 di Aula Gaharu RSJ Kalawa Atei

VII. INSTRUKTUR DAN PEMATERI


Instruktur dan pemateri adalah perwakilan dari PDEI PUSAT.Terdiri dari
spesialis Bedah, spesialis Anestesi, dokter umum dan perawat.
VIII. EVALUASI PEMBELAJARAN
Kuliah interaktif disertai tanya jawab serta diskusi kasus dalam waktu 8 – 9 jam.
Metode evaluasi pembelajaran ini adalah dengan menggunakan pre test dan post
test. Peserta memberikan masukan dalam bentuk kuisener bagi pemberi materi dan
isi materi.

IX. PESERTA
Peserta pelatihan dapat diikuti oleh tim code blue yang mewakili Rumah Sakit
masing-masing. Jumlah tenaga medis dan perawat dalam masing-masing tim ± 5 -
7 orang .

Anda mungkin juga menyukai