Visi Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan
“Menjadi Universitas secara profesional dan
Terkemuka Dalam berkesinambungan melalui
pendekatan pendidikan lintas
Mengembangkan Nilai profesi.
Potensi Kekayaan Lokal 2. Meningkatkan kualitas dan
mengembangkan penelitian
Untuk Menghasilkan budaya dan kekayaan hayati
Lulusan Yang lokal.
Berkarakter Unggul Dan 3. Meningkatkan kualitas
pelayanan dan pengabdian
Berdaya Saing Di kepada masyarakat melalui
Tingkat Wilayah, pendekatan kerjasama lintas
Nasional, Dan profesi.
4. Menjalin kemitraan yang
Internasional Tahun intensif untuk menunjang
2030” terwujudnya penyelengaraan
tridharma perguruan tinggi dan
luaran yang unggul.
Visi Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan yang
“Menjadi fakultas kesehatan berkualitas dengan mengedepankan
Interprofessional Education (IPE)
yang unggul dalam untuk menghasilkan Sumber Daya
Manusia yang kompeten dan berdaya
mengolaborasi Ilmu saing di bidang kesehatan
2. Meningkatkan kualitas penelitian
Pengetahuan, Teknologi dan melalui pendekatan lintas profesi
(Interprofesional Collaboration/IPC)
Seni (IPTKES) dengan dengan mengembangkan potensi
kearifan lokal dan terpublikasi dalam
mengembangkan potensi jurnal bereputasi.
3. Menyelanggarkan kegiatan
kearifan lokal sehingga pengabdian kepada masyarakat
menghasilkan lulusan yang dengan mengaplikasikan IPTEKS
melalui pendekatan kerjasama lintas
berkarakter, inovatif dan profesi (Interprofesional
Collaboration/IPC)
kreatif ditingkat, wilayah, 4. Meningkatkan produktivitas dan
kualitas Tridharma Perguruan Tinggi
nasional dan internasional dengan menjalin kemitraan di tingkat
wilayah, nasional, maupun
tahun 2030.” internasional
Misi
Visi 1. Menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas melalui pendekatan
“Menjadi program studi Interprofessional Education (IPE)
dengan kurikulum yang inovatif untuk
sarjana farmasi yang menghasilkan sarjana farmasi yang
mandiri di bidang kefarmasian
unggul pada 2. Meningkatkan penelitian di bidang
kefarmasian yang berorientasi pada
pharmaceutical care dan pharmaceutical care melalui
berjiwa wirausaha melalui pendekatan Interprofesional
Collaboration (IPC) untuk
pendekatan 3.
pengembangan ilmu kefarmasian
Meningkatkan kualitas pengabdian
interprofessional kepada masyarakat dalam
pharmaceutical care melalui
education sehingga Interprofesional Collaboration (IPC)
untuk mengoptimalkan derajat
menghasilkan lulusan kesehatan dan ekonomi masyarakat
4. Menjalin kemitraan di tingkat wilayah,
yang profesional dan nasional, dan internasional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan
mandiri pada tahun produktivitas program studi dalam
2030” melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi
Keuntungan Salep:
Dapat diatur daya penetrasi dengan
memodifikasi basisnya
Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
Lebih sedikit mengandung air, sehingga sulit
ditumbuhi bakteri
Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu
Kerugian Salep:
Berbau tengik terutama untuk sediaan dengan
basis lemak tak jenuh
Terbentuk Kristal atau keluarnya fase padat
dari basisnya
Terjadi perubahan warna
1. Pemerian
2. Kadar
3. Dasar salep (Ds)
4. Homogenitas
5. Penandaan
1. Pemerian
Tidak boleh berbau tengik
2. Kadar
Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep
yg mengandung obat keras atau narkotik,
kadar bahan obat adalah 10%
4. Homogenitas
Jika salep dioleskan pada sekeping kaca
atau bahan transparan lain yg cocok, harus
menunjukkan susunan yg homogen
5. Penandaan
Pada etiket harus tertera “obat luar”
d. Cerata
Berlemak yg mengandung persentase lilin yg tinggi
sehingga konsistensinya lebih keras
e. Gelones
Lebih halus, umumnya cair dan sedikit atau tidak
mengandung mukosa, sebagai pelican atau basis
b. Salep endodermik
o Bahan obatnya menembus ke dlm kulit, tapi tidak
melewati kulit, terabsorbsi sebagian.
o Untuk melunakkan kulit/ selaput lendir
o Dasar salep yg baik adalah minyak lemak
c. Salep diadermik
o Bahan obatnya menembus ke dlm tubuh
melewati kulit.
o Misal salep yg mengandung senyawa merkuri
iodide atau belladona
b. Pelidol
• Jika larut 3% dlm dasar salep, larutkan bersama-sama dgn dasar
salepnya yg dicairkan. (bila dasar salep disaring, pelidol jg
disaring dan dilebihkan 20%
• Jika pelidol yg ditambahkan melebihi daya larutnya, maka
digerus dgn dasar salep yg mudah dicairkan
c. Iodin
• Jika kelarutannya tidak dilampaui, pembuatan salep dilakukan
seperti pada champor
• Larutkan dlm larutan pekat KI atau NaI (seperti pada unguentum
iodii dari Ph. Belanda V)
• Ditetesi dgn etanol 95% sampai larut, kemudian tambahkan
dasar salepnya
b. Spiritus/etanol/alkohol
• Jika jumlahnya sedikit, teteskan terakhir sedikit demi sedikit
• Jika jumlahnya banyak dan tahan panas:
Tinct. ratanhiae, panaskan di atas tangas air sampai sekental
sirup atau sepertiga bagian
• Jika jumlah banyak dan tidak tahan panas:
Diketahui pembandingnya, maka diambil bagiannya saja,
misalnya tinct. Iodii
Tak diketahui pembandingnya, teteskan terakhir sedikit demi
sedikit
Jika dasar salep lebih 1 macam, hitung menurut
perbandingan dasar salepnya
c. Cairan kental
• Umumnya dimasukkan sedikit demi sedikit
• Contohnya, gliserin, pix lithantratis, pix liquida,
balsam peru, ichtiol, dan kreosot
5. Bahan-bahan lain
a. Hidrargirum
Gerus dgn adeps lanae dlm lumping dingin sampai
halus (<20µg) atau memakai resep standar, misalnya
unguentum hydrargyri
b. Naftolum
Dapat larut dlm sapo kalicus, larutkan dlm sapo
tersebut. Jika tidak ada sapo, kerjakan seperti
champora. Mempunyai DM/TM untuk obat luar
c. Bentonit
Serbuk halus yg akan membentuk massa seperti salep
jika bercampur dgn air
Health Faculty, Sari Mulia University
BAHAN TAMBAHAN SALEP
1. Ichtiol
2. Balsam-balsam dan minyak yg mudah
menguap
3. Air
4. Gliserin
5. Marmer album
R/ Tetrasiklin HCl 2%
Hidrokortison 2,5%
Ung. Simplex 10
m.f. ung.
Sbdd part dol
Perhitungan bahan:
1. Tetrasiklin HCl = 2/95,5% x 10 g = 0,209 g ≈ 0,2 g
2. Hidrokortison = 2,5/95,5% x 10 g = 0,262 g ≈ 0,25 g
3. Unguentum simplek = 10 g
Cera flava = 30% x 10 g = 3 g
Oleum sesame= 70% x 10 g = 7 g
Health Faculty, Sari Mulia University
DEFINISI PASTA (Pastae)
Keuntungan Pasta:
Tidak mempunyai daya penetrasi terbuka,
sehingga mengurangi rasa gatal
Lebih melekat pada kulit, sehingga kontak
jaringan lebih lama
Konsentrasi lebih kental dari salep
Daya absorbsi lebih besar dan kurang
berlemak dibanding salep
Kerugian Pasta:
Sifat pasta lebih kaku dan tidak dapat
ditembus
Tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian
kulit yang berbulu
Dapat mengeringkan kulit dan merusak
lapisan kulit epidermis
Dapat menyebabkan iritasi kulit
1. Pencampuran
komponen dicampur bersama-sama sampai sediaan
homogen
2. Peleburan
• Semua atau beberapa komponen dicampurkan
dengan meleburkannya secara bersamaan
• Dinginkan dengan pengadukan yang konstan
sampai mengental
• Komponen yang tidak dilebur ditambahkan pada
campuran saat mengental
• Diaduk dan dinginkan
Zat Aktif, yang sering digunakan misal: zink okside, sulfur, dll
yang memiliki efek farmakologis
Basis/ pembawa, tidak jauh berbeda dengan basis yang
digunakan pada salep, missal: basis hidrokarbon, basis
absorbsi, basis air dan basis larut air
Zat tambahan, bila perlu ditambahkan, missal: pengawet,
antioksidan, penstabil, dll.
R/ Zinci pastae 20
m.f. pastae
S.u.e
-Abu Hamzah-