PENDAHULUAN
Sekalipun infeksi yang dialami oleh ibu hamil tidak selalu berpengaruh
terhadap janin, namun ceritanya akan lain bila terinfeksi virus herpes dan virus
varisella Penyakit ini termasuk TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus,
herpes simpleks) dan varisella zoster . Kelima penyakit ini dapat mengakibatkan
kerusakaan janin.Seorang ibu hamil hendaknya mewaspadai terhadap serangan
virus herpes dan virus varisella zoster, sebab infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual ini, bila mengenai janin akan mengakibatkan kematian.
Untuk mencegah agar bayi yang sistem kekebalannya masih sangat lemah,
seorang Dokter akan memberikan saran agar ibu hamil yang terindikasi virus
herpes, melahirkan secara caesar. Persalinan caesar memungkinkan bayi tidak
perlu melewati saluran persalinan yang menjadi persemaian berbagai virus.
Penyakit herpes muncul dalam bentuk gelembung atau lepuh-lepuh pada
permukaan kulit, disertai rasa sakit. Berdasarkan bagian tubuh yang diserang,
dapat dibedakan sebagai herpes genitalis, herpes gestationis, herpes simpleks dan
herpes zoster.
Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap
penyakit chickenpox/varisela apabila di masa mudanya belum pernah
mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1 hingga 3 bulan, memang
bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau
bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal pertama
kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun
memang prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini
masih rendah (sekitar 2 dari 100 kasus). Kehamilan cenderung memperburuk
perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan
risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal
kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%.
2.3 Tujuan
PEMBAHASAN
A. DEFINISI UMUM
1. HERPES SIMPLEKS
a. Definisi
b. Etiologi
Berdasarkan struktur antigenikya dikenal dua tipe virus herpes
simpleks:
c. Patofisilogi
d. Manifestasi klinis
e. Penataklasanaan medis
Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan, maka terapi
ditunjukan untuk menggendalikan gejala dan menurunkan
pengeluaran virus. Obat anti virus analognukleoksida
merupakan terapi yang dilanjutkan. Obat-obatan ini bekerja
dengan menyebabkan deaktivasi atau mengantagonisasi DNA
polymerase HSV yang pada gilirannya menghentikan sintesis
dana dan replikasi virus. Tiga obat anti virus yang dianjurkan
oleh petunjuk
CDC1998 adalah aksilovir, famsiklovir , dan valaksilovir obat
anti virus harus dimulai sejak awal tanda kekambuhan untuk
mengurangi dan mempersingkat gejala. Apabila obat tertunda
sampai lesi kulit muncul, maka gejala hanya memendek 1 hari.
Pasien yang mengalami kekambuhan 6x atau lebih 1tahun
sebaiknya ditawari terapi supresif setiap hari yang dapat
menguragi frekuensi kekambuhan sebesar 75%. Terapi topical
dengan kirim atau salep anti virus tidak terbukti efektif. Terapi
supresif atau provilaksis dianjurkan untuk mengurangi resiko
infeksi prenatal dan keharusan melakukan seksiosis area pada
wanita yang positif HSV vaksin untuk mencegah infeksi HSV
-2 sekarang sedang diteliti.
f. Pencegahan
Karena kemungkinan tertular penyakit ini meningkat
dengan jumlah pasangan seksual seseorang, membatasi jumlah
pasangan adalah langkah pertama menuju pencegahan. Untuk
menjaga dari penyebaran herpes, kontak intim harus di hindari
ketika luka pada tubuh. Gatal, terbakar atau kesemutan
mungkin terjadi sebelum luka berkembang. Hubungan seksual
harus dihindari selama waktu ini herpes bahkan dapat
menyebar ketika tidak ada luka atau gejala. Untuk
meminimalkan resiko penyebaran herpes, kondom lateks harus
digunakan selama semua kontak seksual. busa serpemisida dan
jeli mungkin menawarkan perlindungan tambahan meskipun
bukti mengenai hal ini kontrovesial. Virus herpes juga dapat
menyebar dengan menyentuh luka dan kemudian menyentuh
bagian lain dari tubuh. Jika anda menyentuh luka, cuci tangan
anda dengan sabun dan air sesegara mungkin. Juga tidak
berbagi handuk atau pakaian dengan siapapun.
2.HERPES GENETALIS
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Menifestasi klinis
menifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi,
dan status imunisasi Host infeksi primer dengan HSV
perkembangan pada orang yang belum punya kekebalan
sebelumnya terhadap HSV -1 atau HSV-2 , yang biasanya menjadi
lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering
menyebabkan komplikasi.
e. Penataklasanaan
sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes
genetalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan,
seperti :
a. Aksilovir ( zovirus)
Pada infeksi herpes genetalis primer, aksilovir intravena ( 5mg –
kg , bb- 8jam selama 5hari ) , aksilovir oral 200mg ( 5x-hari
selama 10 – 14hari ) dan aksilovir tropical ( 5% dalam salep
propilen gelikol ) disapat mengurangi lamanya gejala dan eksresi
virus serta mempecepat penyembuhan.
b. Famisklovir
Adalah jenis pamisklovir suatu analog nukleosida yang efektif
menghambat replikasi HSV -1 dan HSV-2
c. Palasiklovir ( valtres)
Adalah suatu ekster dari asklovir yang secara cepat dan hampir
lengkap berubah menjadi asklovir oleh enzim hempar dan
meningkatkan bioafafalitas asklovir – 54% oleh karena itu
dosis oral 1000mg vipalasiklovir menghasilkan kadar obat
dalam darah yang sama dengan aksiklovir intravena.
Valasiklovir 1000mg telah dibandingkan aksiklovir 200mg 5x
sehari selama 10hari untuk terapi herpes genetalis episode
awal.
F. Pencegahan
Untuk mencegah herpes genetalis adalah sama dengan
mencegah penyakit menular seksual lainya. Kuncinya adalah
untuk menghindari terinfeksi dengan HSV yang sangat menular
pada waktu lesi ada cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah
menjauhkan diri dari aktifitas seksual atau membatasi
hubungan seksual dengan hanya 1orang yang bebas infeksi
3. HERPES ZOSTER
a. Definisi
Herpes zoster disebut juga singles. Dikalangan awam
populer atau lebih dikenal dengan sebutan “ dampa”
atau “ cacar cair “. Herpes zoster merupakan infeksi
virus yang akut pada bagian dermatoma ( terutama dada
dan leher) dan saraf. Disebabkan oleh virus varicella
zoster ( virus yang juga menyebabkan penyakit
varicella atau cacar atau chikenpox.
b. Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster.
Virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk
ikosedral dengan diameter 100nm kapsid tersusun atas
162sub unit protein – viron yang lengkap dengan
diameternya 150 – 200nm , dan hanya viron yang
terselambung yang bersifat infeksius, infeksiosilitas
virus ini dengan cepat dihancurkan oleh baham organik,
detergen, enziem proteliotik, panas dan suasana Ph
yang tinggi . masa inkubasinya 14-21 hari
c. Patofisiologi
Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk
ketubuh hostpes ( penerimaan virus ). Selanjutnya,
terjadilah pengambungan virus dengan DNA hostpest,
menandakan multikasi atau replikasi sehingga
menimbulkan kelainan pada kulit. Virus akan menjalar
melalui serabut saraf sensorik ke gang lion saraf dan
berdiam secara permanen dan bersifat laten. Infeksi
hasil reaktipasi virus varicella yang menetap digang
lion sensorik setelah infeksi chikenpox pada masa
anak- anak sekitar 20% orang yang menderita cacar
akan menderita singles selama hidupnya dan biasanya
hanya terjadi 1x ketika reaktipasi virus berjalan dari
gang lion kekulit area dermatom .
d. Manifeltasi klinis
a. Pengobatan
1. Pengobatan tropical
Pada stadium versikuler diberi bedak salep 2% atau
bedak kocok kelamin untuk mencegah vesikel pecah
Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres
terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres
dingin dengan larutan burow 3x sehari selama 20
menit
Apabila lesi berkurusta dan agak basah dapat
diberikan salep antibiotik ( basitrasin/ polispolin)
untuk mencegah infeksi sekunder selama 3x sehari.
2. Pengobatan sistematik drugofchoice -nya adalah
achylovin meninterpensi sistesis virus dan
replikasinya. Meski tidak menyembuhkan
infeksi herpes namun dapat menurunkan
keparahan penyakit dan nyeri . dapat diberikan
secara oral , tropichal atau pariental pemberian
lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca
kemunculan vesikel namun hanya memiliki efek
yang kecil terhadap posterpetich neuralgia.
Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine
( Ara- Avira A) dapat diberikan lewat infus
intravena atau salep mata. Kortikosteroid dapat
digunakan untuk menurunkan respond inflamasi
dan efektiktif namun menggunakanya masih
kontraversi karena dapat menurunkan
penyembuhan dan menekan respond imune
analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan
untuk manajemen nyeri dan anti sistem vitamin
diberikan untuk menyembuhkan pririntus
b. Penderita dengan keluhan mata
Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang
menunjukan hubungan dengan cabang nasisioalis
nervios apatamikus harus ditangani dengan
konsultasi ophatermologis. Dapat diobati dengan
salep mata esteroid tropical dan mydriathik anti
virus dapat diberikan.
c. Neuralgia Pasca Herpes Zoster
1) Bila masih terasa meskipun sudah diberikan
achylovis pada fase akut, maka dapat diberikan
anti depresan triskilik ( misalnya : amitripilin 10
– 75 mg – hari )
2) Tindakan lanjut ketat bagi penenangan nyeri dan
dukungan emosional merupakan bagian
terpenting perawatan
3) Interpensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri di
perlukan pada neuralgia berat yang tidak
teratasi.
E.Pecegahan
untuk mencegah herpes zoster , salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin
berfungsi untuk meningkatkan respon speksipik
limfosi sitotoksik terhadap virus tersebut pada
pasien seropropositif usia lanjut. Vaksin herpes
zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah
dilemahkan atau komponen seluler virus tersebut
yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus
yang telah dilemahkan telah terbukti dapat
mencegah atau mengurangi resiko terkena penyakit
tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut
usia dan penderita imunokometen , serta,
imunosurepsi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Herpes simpleks adalah infeksi akut , yang disebakan oleh virus
herpes simpleks ( virus hominis ) tipe 1 atau tipe 2 yang ditandai oleh
adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan
eritematosa pada daerah dekat mukotutan , sedangkan infeksi dapat
berlangsung baik primer maupun rekurens.
Herpes genetalis adalah suatu penyakit menular seksual didaerah
kelamin, kulit disekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Herpes zoster disebut juga singles. Dikalangan awam populer atau
lebih dikenal dengan sebutan “ dampa “ atau “ cacar air “ . herpes zoster
merupkan infeksi virus yang akut pada bagian dermotoma ( terutama dada
dan leher ) dan saraf. Disebabkan oleh virus varicella zoster ( virus yang
juga menyebabkan penyakit varicella atau cacar / chikenpox.
B. Saran
Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Oleh karena itu jagalah
kesehatan dengan cara pola hidup sehat, dan segeralah periksa jika ada
tanda-tanda yang mengarah pada penyakit herpes.
DAFTAR ISI