TEKNOLOGI FITOFARMAKA
TAHAP PENGEMBANGAN FITOFARMAKA
Disusun Oleh :
JERIKO
1801264
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di
antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri
jamu tradisional) merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka. Penggunaan
bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita
sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar
Husodo(Jawa),Usada(Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat
Primbon Jampi.
Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang berlimpah dan baru 180
tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri maka peluang bagi
profesi kefarmasian untuk meningkatkan peran sediaan herbal dalam pembangunan
kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek
farmakologi dan informasi tingkat keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi
farmasi agar obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat luas.
Adapun masyarakat menggunakan bahan alam yang ada di sekitar lingkungan
tempat tinggalnya menggunkan sebagai obat tradisional maka dari itu isi makalah ini
membahas tentang resep obat tradisional dan bukti penggunaannya di masyarakat.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari fitofarmaka.
2. Mengetahui dasar pengembangan fitofarmaka.
3. Mengetahui proses standarisasi fitofarmaka.
4. Mengetahui jenis uji fitofarmaka.
5. Mengetahui bentuk sediaan fitofarmaka.
6. Mengetahui macam obat tradisional yang dikembangkan menjadi fitofarmaka.
7. Mengetahui produk fitofarmaka.
BAB II
PEMBAHASAN
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya
telah di standarisir (Badan POM. RI., 2004 ).
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat
herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong menggunakan herbal
karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Jenis sediaan obat ini masih belum begitu populer di kalangan masyarakat,
dibandingkan jamu-jamuan dan herbal terstandar. Akan tetapi pada dasarnya sediaan
fitofarmaka mirip dengan sediaan jamu-jamuan karena juga berasal dari bahan-bahan
alami. Dalam ilmu pengobatan, fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan jamu-jamuan
yang telah tersentuh oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian,
khasiat dan penggunaan fitofarmaka dapat lebih dipercaya dan efektif daripada sediaan
jamu-jamuan biasa, karena telah memiliki dasar ilmiah yang jelas.
Walaupun sama-sama diracik dari bahan alami, namun Fitofarmaka jauh
mengungguli sediaan jamu biasa, bahkan sediaan ini juga sudah dapat disetarakan dengan
obat-obatan modern. Ini disebabkan fitofarmaka telah melewati beberapa proses yang
setara dengan obat-obatan modern, diantaranya Fitofarmaka telah melewati standardisasi
mutu, baik dalam proses pembuatan hingga pengemasan produk, sehingga dapat
digunakan sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat. Selain itu sediaan fitofarmaka juga
telah melewati beragam pengujian yaitu uji preklinis seperti uji toksisitas, uji efektivitas,
dll dengan menggunakan hewan percobaan dan pengujian klinis yang dilakukan terhadap
manusia. Fitofarmaka dapat dikatakan sebagai obat herbal tertinggi dari Jamu dan Herbal
Terstandar karena proses pembuatannya sudah mengadopsi CPOB dan sampai uji klinik
pada manusia.
2.2 Dasar Pengembangan Fitofarmaka
1. Tahap Seleksi
Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sesuai dengan skala prioritas
sebagai berikut:
Jenis obat alami yang diharapkan berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama
Jenis obat alamai yang memberikan khasiat dan kemanfaatan berdasar pengalaman
pemakaian empiris sebelumnya
Jenis OA yang diperkirakan dapat sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-
penyakit yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.
• Komisi Ahli Uji Fitofarmaka : menyusun & mengusulkan protokol uji fitofarmaka
• Sentra Uji Fitofarmaka : Instalasi pelayanan, seperti Rumah Sakit, Laboratorium
Pengujian atau lembaga penelitian kesehatan
• Pelaksana Uji Fitofarmaka : Tim multidisipliner yang terdiri dari dokter,apoteker dan
tenaga ahli lainnya yang mempunyai fasilitas, bersedia serta mampu melaksanakan uji
fitofarmaka
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV)
Penggolongan :
1. Serbuk Terbagi (Pulveres) Ialah sediaan berbentuk serbuk yang dibagi-bagi dalam bentuk
bungkusan dalam kertas perkamen.
2. Serbuk Tak Terbagi (Pulvis) Ialah sediaan serbuk yang tidak terbagi dalam per-resepannya.
3. Serbuk Tabur
Serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang. Syarat : melewati ayakan mesh 100.
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
Pil dalam Farmakope edisi III : Pil adalah suatu sedian berupa massa bulat mengandung
satu atau lebih bahan obat. Dalam buku ilmu meracik obat : Pil adalah suatu sedian yang
berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat.
Macam-macam sedian pil
a. Bolus : beratnya lebih dari 300 mg
b. Pil : beratnya sekitar 60 – 300 mg
c. Granul : beratnya 1/3 – 1 grain (1 grain = 64,8 mg)
d. Parvul : beratnya kurang dari 1/3 grain
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau dari gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa
tapi tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat atau pembawa yang
wangi atau harum (sirup). Beberapa sirup bukan obat yang sebelumnya resmi antara lain:
sirup aktasia, sirup cerri, sirup coklat, sirup jeruk. Sirup ini dimaksudkan sebagai
pembawa yang memberikan rasa enak pada zat obat yang ditambahkan kemudian, baik
dalam peracikan resep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standart untuk
sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat.
Sediaan topikal adalah obat yang digunakan pada kulit yang dimaksudkan untuk
memperoleh efek pada kulit atau di dalam kulit :
Komposisi :
Each Nodiar tablet contains :
Attapulgite ……………………........... 300 mg
Psidii Folium Extract ……… ……......... 50 mg
Curcuma domestica Rhizoma Extract …. 7.5 mg
Indikasi : diare yang tidak spesifik, Ekstrak Folium Psidii dikenal memiliki efek farmakodinamik yang
bekerja di otot polos usus. Attapulgite melindungi usus dan menyerap racun bakteri dan juga
meningkatkan konsistensi feses dengan penyerapan cairan di lumen intestinals. Curcuma domestica
Rhizoma bekerja dengan efek sebagai anti spasmolytical non kompetitif antagonis pada reseptor
asetilkolin.
Komposisi:
Curcumae domesticae Rhizoma...... 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak............. 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak.......... 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak.......... 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak........... 125 mg
indikasi: mebantu mengurangi nyeri persendian.
3. Stimuno (peningkat sistem imun) PT Dexa Medica (POM FF 041 300 411, POM FF 041
600 421)
STIMUNO® adalah imunomodulator dari herbal alami membantu meningkatkan daya tahan
tubuh. Stimuno terdaftar sebagai FITOFARMAKA , dibuat dari ekstrak tanaman Phyllanthus
niruri (meniran) yang terstandardisasi dan telah melalui berbagai uji pre-klinik dan klinik.
Sebagai imunomodulator (pengatur sistem imun), Stimuno membantu merangsang tubuh
memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar daya tahan
tubuh bekerja optimal.
Komposisi : Tiap 5 ml Stimuno Sirup mengandung ekstrak Phyllanthus niruri 25 mg.
Tiap kapsul Stimuno mengandung Phyllanthus niruri 50 mg
Indikasi: Membantu memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh
Dosis
Sirup untuk anak-anak usia 1 tahun ke atas
Anak : 3 kali sehari 1 sendok takar sirup (5 ml)
Kapsul untuk dewasa
Dewasa : 3 kali sehari 1 kapsul
Kemasan
STIMUNO® tersedia dalam bentuk sirup 60 ml dan 100 ml untuk anak-anak serta dalam bentuk
kapsul untuk dewasa
Nomor Registrasi
Stimuno sirup 60 ml dan 100 ml : POM FF 041600421
Stimuno kapsul : POM FF 041300411
4. Tensigard Agromed (Anti hipertensi) PT Phapros ( POM FF 031 300 031, POM FF
031 300 041)
Komposisi
Tiap kapsul berisi:
Ekstrak Ganoderma lucidum......... 150 mg
Ekstrak Eurycomae radix................ 50 mg
Ekstrak Ginseng............................. 30 mg
Ekstrak Retrofracti fructus............. 2,5 mg
Royal jelly........................................ 5 mg
Indikasi: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu meningkatkan stamina pria,
membantu mengatasi disfungsi ereksi dan juga ejakulasi dini.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap bahan yang dikandung dalam X-gra, kanker prostat,
hipertensi berat dan gagal ginjal.
Dosis
Sehari 2 kapsul diminum sebelum tidur secara rutin minimal selama 1 bulan.
Efek Samping
karena berupa ekstrak alami X-gra sangat mudah ditoleransi
sangat jarang terjadi susah tidur dan nafsu makan meningkat
hasil uji klinis menyatakan tidak adanya efek samping.
Kemasan
isi 3 blister @ 10 kapsul Doos isi 4 catch cover @ 10 kapsul
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk
jadinya telah di standarisir (Badan POM. RI., 2004 ).
a. Nodiar
b. X-Gra
c. Stimuno
d. Tensigard Agromed
e. Rheumaneer
3.2 SARAN
Kami harap dengan makalah ini dapat memberikan informasi mengenai fitofarmaka
sehingga pembaca dan penulis dapat memanfaatkan obat-obat ini untuk meningkatkan kwalitas
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 2008,Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,UI-Press,Jakarta.
Widaryanto Eko, 2008,Tanaman Obat Berkhasiat,Unit Penerbitan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya,Malang.