Anda di halaman 1dari 27

Keruntuhan

Tekuk Torsi
Lateral
Oleh : Dio Akmal Maulana Z
(3201801002) 4A/D3 TSI
STRUKTUR JEMBATAN BAJA
Sebuah balok yang memiliki kelangsingan arah lateral (samping) yang kecil akan dapat
mengalami tekuk torsi lateral dan lentur secara bersamaan ketika balok tersebut memikul
beban. Akibat beban, balok akan bertranslasi kebawah dan akibat tekuk lateral batang
akan menekuk kesamping diikuti dengan memuntirnya penampang. Ilustrasi dari kejadian
ini dapat dilihat pada gambar (11).
Akibat tekuk torsi lateral, penampang pada tengah bentang selain mengalami penurunan
(dy) juga berdeformasi lateral (dx) serta berotasi (j).
Untuk batang lentur seperti ini kuat lentur nominalnya ditentukan oleh kelangsingan
propilnya pada arah lateral dimana jari-jari inertianya (iy) terkecil. Jika penampangnya
konstan maka momen nominal tersebut dipengaruhi oleh panjang tekuk atau jarak
antara dua pengekang lateral (Lb atau L), dimana L panjang batang / bentang .
Panjang Lb ditentukan sebagai berikut,
● Perletakan sendi-rol, tanpa pengaku, Lb = L.
● Perletakan sendi-jepit, tanpa pengaku, Lb = 0,8 L.
Perletakan sendi-rol, dengan pengaku lateral ditengah bentang, Lb = 0,5 L.

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Gambar 1.11 : Tekuk torsi lateral pada balok
Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur
ditentukan oleh panjang bentang Lb (jarak antara
pengaku lateral), yaitu :

• Balok bentang pendek.


Untuk Lb ≤ Lp, keruntuhan plastis, momen nominal,
Mn = Mpx = Zx . fy (12)
• Balok bentang menengah.
Untuk Lr ≤ Lb ≤ Lp, keruntuhan inelastis, momen nominal,
Mr = Sx (fy – fr) Mpa, dimana fr = 70 Mpa. (13)
Cb adalah faktor pengali momen untuk tekuk lateral yang
besarnya dipengaruhi oleh bidang momen lentur balok
diantara pengaku lateral, dihitung dengan persamaan
berikut,
12.5 M max
Cb = 2.5 𝑀 max:3 𝑀 A:4 𝑀 B:3 𝑀 C ≤ 2.3 (14
Dimana
• Mmax = momen maximum sepanjang L
• MA = momen pada titik ¼ L.
• MB = momen pada titik ½ L. Pengekang Gelagar melintang
lateral
• MC = momen pada titik ¾ L. (Lateral
berfungsi sebagai
pengekang lateral
Untuk kasus balok diatas dua tumpuan sederhana dengan Bracing)
beban merata atau terpusat,
• Cb = 1,14 (untuk beban terbagi rata, pengaku dipinggir).
• Cb = 1,316 (untuk beban terpusat, pengaku dipinggir).

Gambar 1.12 : Lateral bracing dan gelagar melintang


berfungsi sebagai pengekang lateral.
Batasan nilai Lp dan Lr berdasarkan Tabel
8.3.2. SNI 03-1729-2002 dapat dilihat pada
tabel (4) berikut,

STRUKTUR JEMBATAN BAJA


Tabel 1.4 : Bentang untuk pengekangan lateral
Propil Lp Lr
𝐸 𝑋1
1,76 𝑟𝑦 𝑟𝑦 1 + 1 + 𝑋2 𝑓𝐿2
𝑓𝑦 𝑓𝑙
dengan; dengan;
𝐼𝑦 𝑓𝐿 = 𝑓𝑦 − 𝑓𝑟
`Propil I 𝑟𝑦 𝐴
adalah
𝜋 𝐸𝐺𝐽𝐴
dan kanal jari-jari terhadap 𝑋1 = 𝑆𝑥
2
ganda sumbu lemah 𝑆𝑥 2 𝐶𝑤
𝑋2 = 4 𝐺𝐽 𝐼𝑦
Cw = Konstanta puntir
lengkung (warping)
Cw = Konstanta puntir torsi Dimana,
A = luas penampang, (mm2).
Sx = modulus penampang elastis terhadap sumbu
X-X (mm3).
Propil kotak, E = modulus elastis, (MPa).
G = modulus geser, (MPa).
pejal 𝐽𝐴 J = konstanta puntir torsi = 1/3 {(h – tf) . (tw)3 + 2
𝐽𝐴 2 𝐸 𝑟𝑦
atau 0,13 𝐸 𝑟𝑦 𝑀𝑟 b . tf3} (mm4)
𝑀𝑝
Cw = konstanta puntir lengkung (warping) = 1/24 tf
berongg . b3 . (h – tf)2 (mm6).
a X1 = MPa.
X2 = mm4/N2
ry = jari-jari inertia terhadap sumbu Y-Y, (mm).
STRUKTUR JEMBATAN BAJA
● Balok bentang panjang.
Untuk Lb > Lr , keruntuhan elastis,
momen nominal, Mn = Mcr ≤ Mp (15)
Besar Mcr dihitung berdasarkan Tabel 8.3.1. SNI 03-
1729-2002 seperti rumus pada tabel (5) berikut,
Tabel 1.5 : Moen kritis untuk tekuk lateral
Propil M
c
Gambar 1.14 : Pengaku lateral berbentuk Cross atau
r
X-Bracing Lb
𝜋 𝜋𝐸 2
𝐶𝑏 𝐸 𝐼𝑦 𝐺 𝐽 + 𝐼𝑦 𝐶𝑤 Sumber : Bridge Inspector's Reference Manual, U.S.
𝐿 𝐿
Profil I dan Kanal ganda Department of Transportation, Federal Highway
Profil kotak pejal atau 2𝐶𝑏 𝐸
𝐽𝐴
Administration, Publication No. FHWA NHI 03-001,
𝐿/𝑟𝑦
berongga October, 2002, Revised December, 2006

Lb

Gambar 1.15 : Hubungan balok ke balok yang dapat


Gambar 1.13 : Balok Diaphragma sebagai pengaku
berfungsi sebagai pengaku lateral.
lateral.
Sumber : AISC Presentation.
STRUKTUR JEMBATAN BAJA
CONTOH SOAL GELEGAR

Dari contoh sebelumnya, yaitu sebuah gelagar dari profil WF 600.300.12.20


dengan panjang bentang 15 meter, memikul beban mati D = 500 kg/m’ dan
beban hidup L = 1500 kg/m’. Mutu baja BJ 37. Direncanakan menggunakan
pengaku lateral (lateral brasing) sebanyak 4 (empat) buah. Berapakah kekuatan
lentur nominal balok tersebut.
STRUKTUR JEMBATAN BAJA

Gambar 5.16 : Gelagar memakai profil WF

Tabel 1.6 : Data-data Pakai profil WF 600.300.12.20


Sumber : Tabel Profil KONSTRUKSI BAJA, Ir. Rudy Gunawan
Weight h b tw tf r A Ix iy =ry Sx Zx
Kg/m’ mm mm mm mm mm cm2 cm4 cm cm3 cm3
151 588 300 12 20 28 192,5 118000 6,85 4020 4309
EVALUASI Maka,
• DATA-DATA Lp = 3480,3 mm < Lb = 5000 mm < Lr = 10365 mm.

STRUKTUR BAJA JEMBATAN


Mutu baja gelagar BJ-37, fy = 240 Mpa Balok bentang menengah (Lr ≤ Lb ≤ Lp) dengan keruntuhan inelastis
. Modulus geser, • Momen nominal,
G = E = 200000 MPa = 76923.1 Mpa Dimana,
2(1+v) 2.(1+ 0,3) Mp = Zx . fy = (4309000) . (240) = 1034160000 N.mm = 1034,16 kN.m’.
Konstanta torsi Mr = Sx (fy – fr) = (4020000).(240 – 70) = 683400000 N.mm = 683,40 kN.m’.
2 𝑏 . 𝑡𝑓3 : ℎ;𝑡𝑓 . 𝑡𝑤3 2 300 . 203 : 588;20 .123 Lb = 5000,00 mm = 5,0 meter. Lp = 3480,30 mm = 3,48003 meter.
𝐽= = =
3 3 Lr = 11029,52 mm = 11,02952 meter.
1927168,0 𝑚𝑚4
Konstanta warping,
2
𝑏;𝑡𝑓 . 𝑏3 . 𝑡𝑓 588;20 2 . 300 3 . (20)
𝐶𝑤 = = =
24 24
7259040𝑥106 𝑚𝑚6
• Beban terfaktor. MA MB MC
qu = 1,2 D + 1,6 L = 1,2 . (400 kg/m’) + 1,6 . (1500
kg/m’) = 3000 kg/m’. = 3,0 ton/m’.
• Momen nominal.
Mu = 1/8 qu . L2 = 1/8 . (3,0 ton/m’) . (15 m)2 =
84,375 ton.m’.
¼ Lb ½ Lb ¾ Lb Lb
Mn = Mu / 0,90 = 84,375/0,9 = 93,750 ton.m’ = 937,50
kN.m’.
Panjang bentang antara dua pengaku lateral.
Lb = 5000 mm.
Gambar 1.17 : Bidang momen pada segmen tengah untuk perhitungan nilai Cb
• Panjang bentang antara dua pengaku lateral.
Nilai Cb dihitung sebagai berikut,
Lb = 5000 mm.
Lb = 1/3 L = 1/3 . 15 m = 5 meter = 5000 mm, qu = 3 t/m’. Ra = ½ qu . L = ½ .
Syarat :
(3 t/m’) . (15 m’) = 22,5 ton.
𝐸 200000 MPa
L p = 1,76 ry = 1.76 (68.5 mm) . = MA = (22,5) . (6,25) – ½ . (3) . (6,25)2 = 82,03125 ton.m’.
𝑓𝑦 240
MB = (22,5) . (7,50) – ½ . (3) . (7,50)2 = 84,37500 ton.m’.
3480,3 mm
MC = (22,5) . (8,75) – ½ . (3) . (8,75)2 = 82,03125 ton.m’.
Dimana,
MMaks = (22,5) . (7,50) – ½ . (3) . (7,50)2 = 84,37500 ton.m’.
f L = fy - fr = 240 MPa – 70 MPa = 170 MPa.
X1 = 13194,93 MPa.
X2 = 0,000237 mm4/N2.
Nilai Cb,

STRUKTUR JEMBATAN BAJA


12,5 𝑀 max
Cb =
2 ,5 𝑀 max:3 𝑀 A:4 𝑀 B:3 𝑀 𝐶 ≤ 2,3

12.5 .(84,37500)
Cb=
2,5.(84,37500) + 3.(82,03125) + 4.(84,37500) + 3.(82,03125)

Cb = 1,014 < 2,3

Momen nominal

Mn = 970,11 kN.m’ < Mp = 1034,16 kN.m’.

Mn = 970,11 kN.m’ > Mn = 937,50 kN.m’ (beban kerja). (memenuhi).

• Kesimpulan :

Kekuatan lentur nominal gelagar dengan 4 (empat) buah pengaku lateral


sebesar Mn= 977,03 kN.m’ sanggup memikul momen lentur nominal dari
beban kerja sebesar

Mn = 937,50 kN.m’.
Lendutan
Gelagar/Balok Lentur.

• Syarat Lendutan.
Lendutan pada gelagar/balok lentur, SNI 03-1729-2002 menetapkan batas-
batas lendutan untuk keadaan kemampuan-layan batas harus sesuai
dengan struktur, fungsi penggunaan, sifat pembebanan, serta elemen-
elemen yang didukung oleh struktur tersebut. Batas lendutan
maksimum diberikan dalam Tabel 6.4-1, seperti terlihat pada tabel
berikut,
Tabel 1. 7 : Batas lendutan maksimum1

Komponen struktur dengan beban Beban Beban


tidak terfaktor Tetap sementara
Balok pemikul dinding atau L / 360 -
finishing yang getas
Balok biasa L / 240 -
Kolom dengan analisis orde h / 500 h / 200
pertama saja
Kolom dengan analisis orde kedua h / 300 h / 200
L adalah panjang bentang, h adalah tinggi tingkat, beban tetap adalah beban mati
dan beban hidup, beban sementara meliputi beban gempa atau beban angin1
• Besar Lendutan Untuk Berbagai Struktur.  Balok diatas dua perletakan, beban terpusat
 Balok Terjepit Sebelah, beban terpusat pada ujung

Struktur jembatan baja


Gambar 20 : Struktur balok diatas dua perletakan
Lendutan pada titik (C), (17)
Gambar 18 : Struktur balok terjepit sebelah.  Balok diatas dua perletakan, beban terbagi rata.
q t/m’
Lendutan pada titik (B), (15)
 Balok Terjepit Sebelah, beban terbagi rata.\

Gambar 21 : Struktur balok diatas dua perletakan.

Lendutan pada tengah bentang, (18)

 Lendutan pada titik (B), (16


Lentur Dua Arah / Serong

Gambar 1.24 : Struktur gording memikul muatan terpusat P kN.


Momen,
Akibat P kN Akibat Q kN/m’
Mx = ¼ P Cos a . B Mx = 1/8 Q Cos a . B2
My = ¼ P Sin a . B My = 1/8 Q Cos a . B2
Jika penampang profil I dibebani oleh gaya yang menyebabkan terjadinya lentur
dua arah, yaitu Mx kearah sumbu X-X, My kearah simbu Y-Y, maka
kondisi batas kekuatan komponen struktur tersebut ditentukan oleh leleh
akibat tegangan kombinasi yang bekerja , atau tekuk torsi lateral. Keadaan
struktur yang demikian dijumpai pada struktur gording, seperti gambar 20
diatas.
Perencanaan struktur metode LRFD untuk balok yang mengalami lentur dua
arah dilakukan dengan peninjauan terhadap :
• Kondisi leleh akibat beban kerja
Gambar 1.22 : Struktur gording profil I atau kanal. ℱun =
𝑀𝑢𝑥
+
𝑀𝑢𝑦
≤ ɸ𝑏 . 𝑓𝑦 19
Sumber : STEELROOFTRUSS, Ir. Thamrin nasution, 2011 𝑆𝑥 𝑆𝑦
• Kondisi batas akibat tekuk torsi lateral
ɸ𝑏 . Mnx ≥ 𝑀𝑢𝑥 (20)
Dimana,
fun = tegangan (tarik atau tekan) akibat beban terfaktor.
fy = tegangan leleh sesuai mutu baja.
Mux = momen akibat beban kerja terfaktor pada arah sumbu X-X.
Muy = momen akibat beban kerja terfaktor pada arah sumbu Y-Y.
Gambar 1.23 : Struktur gording memikul muatan terbagi rata Q Mnx = kekuatan nominal penampang pada arah sumbu sumbu X-X, yang
kN/m’. Type equation here.
dihitung Berdasarkan tekuk torsi lateral.
• Kondisi tekuk lokal.
• Pemeriksaan lendutan, kondisi batas layan.
STUKTUR JEMBATAN BAJA
CONTOH SOAL STRUKTUR GORDING

Rencanakanlah dimensi gording dari struktur rangka atap, mutu


baja BJ-34, jarak antara kuda-kuda atap, B = 5 meter, jarak
antara gording l = 1,472 meter, gording memakai profil INP atau
kanal (C), atap seng gelombang, tekanan angin, W = 40 kg/m2,
muatan hiduporang, P = 100 kg. Kemiringan atap a = 28o.
Perencanaan dilakukan dengan variasi bebas (tanpa batang
tarik).
STRUKTUR JEMBATAN BAJA
PERENCANAAN •DATA-DATA
 Spesifikasi
struktur.
Jarak kuda-kuda B=5m = 5000 mm.
Jarak antara gording l = 1,472 m = 1472 mm.
Sudut kemiringan atap ∝ = 28°
Atap seng gelombang, berat 10 kg/m2.
Tanpa batang batang tarik.

Gording dari profil INP dan Kanal (C).


 Beban Mati.
Berat sendiri gording (taksir untuk INP atau C = 18kg/m’
Berat atap seng gelombang (10 kg/m2 x 1,472 m) =14,72 kg/m’ +
Jumlah (D Q) Q = 32,72
 Beban Hidup.
Beban terpusat ditengah bentang (La P), P = 100 kg.
 Beban Angin (W = 40 kg/m2).
Angin datang (angin tekan),
Wd = (0,02 a - 0,4) x W x l
= (0,02 x 28 – 0,4) x 40 kg/m2 x (1,472 m) = 9,42 kg/m’.
Angin pergi (angin hisap),
Wp = (- 0,4) x W x
l = (- 0,4) x (40 kg/m2) x (1,472 m) = - 23,55 kg/m’.
• Kombinasi Beban (SNI 03-1729-2002, fs 6.2.2),
b1). 1,4 D
b2). 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W (menentukan, untuk beban angin datang).
b3). 0,9 D ± 1,3 W.
• PERENCANAAN
 Analisa Struktur.
D Mx = 1/8 Q Cos a . B2 = 1/8 x (32,72) x Cos (28o) x (5)2 = 90,281 kg.m’
= 9028,1 kg.cm’.
D My = 1/8 Q Sin a . B2 = 1/8 x (32,72) x Sin (28o) x (5)2 = 48,003 kg.m’
= 4800,3 kg.cm’.
La Mx = 1/4 P Cos a . B = 1/4 x (100) x Cos (28o) x (5) = 110,368 kg.m’
= 11036,8 kg.cm’.
La My = 1/4 P Sin a . B = 1/4 x (100) x Sin (28o) x (5) = 58,684 kg.m’
= 5868,4 kg.cm’.
Wd Mx = 1/8 Wd . B2 = 1/8 x (9,42) x (5)2 = 29,440 kg.m’= 2944,0 kg.cm’.
Wd My = 0
Wp Mx = 1/8 Wp . B2 = 1/8 x (-23,55) x (5)2 = -73,601 kg.m’= - 7360,1kg.cm’.
Wp My = 0
 Kombinasi (beban terfaktor).
Mux = 1,2 . (9028,1) + 1,6 . (11036,8) + 0,8 . (2944,0) = 30847,9 kg.cm’.
Muy = 1,2 . (4800,3) + 1,6 . (5868,4) + 0,8 . (0) = 15149,8 kg.cm’.


 Rencana Dimensi.
- Tinjauan terhadap modulus penampang elastis,
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤ ɸ𝑏 . 𝑓𝑦
𝑠𝑥 𝑠𝑦
Dimana,
Sx = 8 Sy ; fb = 0,90 ; fy = 210 MPa.
Mux = 30847,9 kg.cm’ = 3084790 N.mm
Muy = 15149,8 kg.cm’ = 1514980 N.mm.
(3084790) + 8 . (1514980) ≤ (0,90).(210)
Sx Sx

Modulus penampang elastis yang diperlukan,


Sx ≥80448,0 mm3 = 80,45 cm3.

- Tinjauan terhadap lendutan maksimum,


Dimana,
Q = 32,72 kg/m’ = 32,72 x 10-2 N/mm.
P = 100 kg = 1000 N.
B = 5,0 meter = 5000 mm.
E = 200000 MPa.
Berdasarkan tabel “daftar-daftar untuk konstruksi baja, IR. ZACHARIJAS LAMBRI :
Untuk profil INP, Ix = 17 Iy, maka Iy = Ix/17.
Untuk profil kanal (C), Ix = 10 Iy, maka Iy = Ix/10.
𝐵 2325102,9 2 12363362,4 2 5000 211459450,54
Profil INP, ∆𝑥 2 + ∆𝑦 2 ≤ + ≤ ≤
240 𝐼𝑥 𝐼𝑦 240 𝐼𝑥
20,833
≤ 20,833
Momen inertia yang diperlukan menjadi,
Ix = 10150053,6 mm4 = 1015,0 cm4.

Profil kanal (C),


𝐵 2325102,9 2 12363362,4 2 5000 125801165,6
∆𝑥 2 + ∆𝑦 2 ≤ + ≤ ≤ 20,833
240 𝐼𝑥 𝐼𝑥/10 240 𝐼𝑥
Momen inertia yang diperlukan menjadi,
Ix = 6038455,95 mm4 = 603,8 cm4
Pakai profil seperti tabel berikut,
Struktur jembatan baja
● E V A L U A S I.
 Pemeriksaan terhadap tegangan akibat beban kerja.
Profil INP Profil Kanal (C)
Beban mati :
Q = 21,9 + 14,72 = 36,62 kg/m’ . Q = 18,8+14,7 =33,52 kg/m’.
Momen lentur akibat beban mati :
D Mx = 1/8 Q Cos 𝛼 . B2 D Mx = 1/8 Q Cos 𝛼 . B2
Tegangan yang terjadi :

𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦 𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦


𝑓𝑢𝑛 = + ≤ 𝜙𝑏 . 𝑓𝑦 𝑓𝑢𝑛 = + ≤ 𝜙𝑏 . 𝑓𝑦
𝑆𝑥 𝑆𝑦 𝑆𝑥 𝑆𝑦
3213910 1583640 3111280 1529070
𝑓𝑢𝑛 = + ≤ 𝜙𝑏 . 𝑓𝑦
𝑓𝑢𝑛 = + ≤ 𝜙𝑏 . 𝑓𝑦
161000 19800 116000 18300
𝑓𝑢𝑛 = 99,944 MPa ≤ 0,90 . (210 MPa) 𝑓𝑢𝑛 = 110,377 MPa ≤ 0,90 . (210 MPa)
𝑓𝑢𝑛 = 100 MPa ≤ 189 MPa 𝑓𝑢𝑛 = 110,4 MPa ≤ 189 MPa

(Memenuhi) (Memenuhi)

 Pemeriksaan terhadap tekuk lokal.


Profil INP Profil Kanal (C)
Sayap Sayap
170 170 170 170
= =11.7 = =11.7
𝑓𝑦 210 𝑓𝑦 210
b/2tf=82/(2x10,4)=3,9<11.7 b / tf =65 /10.5=6.2 < 11.7
(penampang kompak) (penampang kompak)

Badan Badan
1680 1680 1680 1680
= = 115.9 = = 115.9
𝑓𝑦 210 𝑓𝑦 210
{h – (2tf+2r)}/tw = {h – (2tf+2r)}/tw =
{180 – (2x10,4+2x69)}/6,9 = 21,1<115,9 {(160-(2x10,5+2x10,5)}/7,5 = 15,7<115,9
(Penampang Kompak) (Penampang Kompak)

 Pemeriksaan terhadap tekuk torsi lateral.


Profil INP Profil Kanal (C)
𝐸 𝐸
Lp = 1.76 Lp = 1.76
𝑓𝑦 𝑓𝑦
200000 𝑀𝑃𝑎 200000 𝑀𝑃𝑎
Lp = 1.76 (17.1 mm) Lp = 1.76 (18.9 mm)
210 210
Lp = 928,8 mm = 0,93 m < Lb = 5 m Lp = 1026,5 mm = 1,03 m < Lb = 5 m
CONTENTS
TABLE OF
01
MODULUS GESER
𝐸 200000
𝐺= =
2(1 + 𝑣) 2(1 + 0,3)

02
KONSTANTA TORSI
2 𝑏.𝑡𝑓3 : ℎ;𝑡𝑓 .𝑡𝑤
3
𝐽=
3

h = 180 mm ; b = 82 mm ; h = 160 mm ; b = 65 mm ;
tw = 6,9 mm ; tf = 10,4 mm tw = 7,5 mm ; tf = 10,5 mm
2 (82). 10,4 3 : 180;10,4 . 6,9 3 2 (65). 10,5 3 : 160;10,5 . 7,5 3
𝐽= 𝐽=
3 3
= 80064,27 mm4 = 71187,2 mm4

03 KONSTANTA WARPING

𝐶𝑤 =
ℎ;𝑡𝑓
2
.𝑏3 .𝑡𝑓
24
180;10,4 2 . 82 3 .(10,4) 160;10,5 2 . 65 3 .(10,5)
𝐶𝑤 = 𝐶𝑤 =
24 24
= 6872509527,4 mm6 = 2685347615,2 mm6
𝑓𝐿 = 𝑓𝑦 − 𝑓𝑟 = 210 MPa − 70 MPa = 140 Mpa
𝜋 𝐸𝐺𝐽𝐴
𝑋1 =
𝑆𝑥 2
3,14 200000 . 76923,1 . 80064,27 .(2790) 3,14 200000 . 76923,1 . 71187,19 .(2400)
𝑋1= . 𝑋1 = .
161000 2 116000 2
𝑋1 = 25565,46 Mpa 𝑋1 = 31031,77 MPa.
𝑆𝑥 2 𝐶𝑤
𝑋2 = 4
𝐺𝐽 𝐼𝑦
161000 2 6872509527,4 161000 2 6872509527,4
𝑋2= 4 . . 813000 𝑋2 = 4 . .
76923,1 . 80064,27 76923,1 . 80064,27 813000

𝑋2 = 0,0000231 mm4 /N2 ≅ 0 𝑋2 = 0,0000057 mm4 /N2 ≅ 0


𝑋1
𝐿𝑟 = 𝑟𝑦 1 + 1 + 𝑋2𝑓𝐿2 ; 𝑋2 ≅ 0
𝑓𝐿
25565,46 25565,46
𝐿𝑟 = 17,1 . 1+1 𝐿𝑟 = 17,1 . 1+1
140 140
𝐿𝑟 = 4416,18 mm = 4,4 m < Lb = 5 m. 𝐿𝑟 = 3963,0 mm = 4,4 m < Lb = 5 m.
Tekuk torsi lateral dalam kondisi elastis.
04
MOMEN KRITIS
𝑋1
𝐿𝑟 = 𝑟𝑦 1 + 1 + 𝑋2 𝑓𝐿2 ; 𝑋2 ≅ 0
𝑓𝐿
𝐶𝑏 = 1,14 ; 𝐿 = 5000 mm
𝐸 𝐼𝑦 𝐺 𝐽 = 𝐸 𝐼𝑦 𝐺 𝐽 =
(200000).(813000).(76923,1).(80064,27) (200000).(813000).(76923,1).(80064,27)
= 100141955442578 x 107 = 100141955442578 x 107
𝜋𝐸 2 𝜋𝐸 2
𝐼𝑦 𝐶𝑤 = 𝐼𝑦 𝐶𝑤 =
𝐿 𝐿
3,14 𝑥 200000 2 3,14 𝑥 200000 2
𝑥 813000 𝑥 6872509527,2 𝑥 813000 𝑥 6872509527,2
5000 5000
= 88142461573208 x 106 = 88142461573208 x 106
Mcr = 23631455,55 N. mm’ Mcr = 23631455,55 N. mm’
= 23,63 kN. m’ = 23,63 kN. m’
Mux = 0,9 . Mcr = 0,9 . 23,63 𝑘𝑁. 𝑚′ Mux = 0,9 . Mcr = 0,9 . 23,63 𝑘𝑁. 𝑚′
Mux = 21,27 kN. m′ > Mux = 3,21 kN. m′ Mux = 21,27 kN. m′ > Mux = 3,21 kN. m′
(Memenuhi) (Memenuhi)
STURKTUR JEMBATAN BAJA
 Pemeriksaan terhadap lendutan.
Profil INP Profil Kanal (C)
5 Q Cos α .B4 1 P Cos α .B3
∆x = +
384 𝐸 𝐼𝑥 48 𝐸 𝐼𝑥
Dimana,
P = 100 kg = 1000 N
B = 5,0 meter = 5000 mm.
E = 200000 Mpa.

Q = 21,9 + 14,72 = 36,62 kg/m’. Q = 18,8 + 14,72 = 33,52 kg/m’.


Ix = 1450 cm4 = 14500000 mm4. Ix = 925 cm4 = 9250000 mm4.
Iy = 81,3 cm4 = 813000 mm4. Iy = 85,3 cm4 = 853000 mm4.
STURKTUR JEMBATAN BAJA
Profil INP Profil Kanal (C)
5 36,62 x 10−2 . Cos 28o . 5000 4 5 33,52 x 10−2 . Cos 28o . 5000 4
∆x = ∆x =
384 200000 . (14500000) 384 200000 . (9250000)
1 1000 . Cos 28o . (5000)3 1 1000 . Cos 28o . (5000)3
+ +
48 200000 . (14500000) 48 200000 . (9250000)
∆x = 1,70 mm ∆x = 2,54 mm
5 36,62 x 10−2 . Sin 28o . 5000 4 5 33,52 x 10−2 . Sin 28o . 5000 4
∆y = ∆y =
384 200000 . (813000) 384 200000 . (853000)
1 1000 . Sin 28o . (5000)3 1 1000 . Sin 28o . (5000)3
+ +
48 200000 . (813000) 48 200000 . (853000)
∆x = 16,12 mm ∆y = 14,67 mm
𝐵 5000
∆𝑥 2 + ∆𝑦 2 ≤ (1,70)2 +(16,12)2 ≤
240 240
5000
(1,70)2 +(16,12)2 ≤ 14,89 mm < 20,83 mm.
240
(Memenuhi)
16,21 mm < 20,83 mm
(Memenuhi)
Kesimpulan & Saran

STRUKTUR JEMBATAN BAJA


Kesimpulan Saran
Profil INP 18 dan profil Apabila dikehendaki
kanal C 16 dengan menggunakan profil INP dan
bentang L = 5 meter, kanal (C) dengan ukuran yang
sanggup memikul beban
lebih kecil disarankan
terfaktor yang bekerja
sehingga memenuhi memakai batang tarik
syarat sebagai gording sebanyak satu atau dua
bagi atap seng buah. Selanjutnya perhitungan
gelombang. dapat dilakukan seperti cara
diatas dan batang tarik
tersebut dapat dianggap
sebagai pengaku lateral.
LAMPIRAN A LAMPIRAN B

Tabel 1.10 : Syarat Besar Lendutan

Sumber : STEEL DESIGN, William T. Segui, The University of


Memphis, 4 th Editon, 2007
THANKS
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai