Anda di halaman 1dari 9

Nama : Latifah Rahmawati

NIM : 171810201033
Kelas : Pengantar Ilmu Lingkungan B
Dosen :

Tugas Rangkuman
A. Pengertian Bumi

Bumi merupakan salah satu planet di dalam


sistem tata surya. Planet bumi sering disebut
juga dengan dunia atau planet biru, karena
penampakannya jika dilihat dari teleskop
berwarna biru. Bumi merupakan planet terpadat
dan terbesar ke lima di dalam sistem tata surya kita. Bumi terbentuk sekitar 4, 54 miliar
tahun yang lalu, dan pertama sekali muncul kehidupan di bumi pada miliar tahun awal.
Bumi menjadi tempat tinggal bagi manusia dan makhluk hidup dikarenakan bumi
memiliki struktur seperti biosfer (lapisan-lapisan bumi) dan lapisan ozon yang berguna
mencegah sinar radiasi berbahaya dari sinar matahari bagi makhluk hidup. Bumi juga
memiliki berbagai macam mineral yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia
dan makhluk lainnya. sekitar 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di
bumi ini merupakan satu kesatuan daratan yang disebut dengan Pangea. Namun, sekitar
200 juta tahun yang lalu, Pangea ini terpecah menjadi beberapa bagian dan membentuk
benua-benua. Hingga akhirnya, kerak benua tersebut jadi seperti sekarang ini. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, yaitu ada pegunungan, perbukitan, daratan, lautan,
danau, lembah, dan sebagainya. Bumi tidak diam, melainkan bergerak mengelilingi
matahari (revolusi) dan berputar pada porosnya (rotasi). Inilah mengapa di bumi kita
merasakan adanya kondisi siang dan malam.
B. Lapisan-lapisan Bumi/Interior Bumi
Menurut para ilmuwan, bumi sudah terbentuk 4,54 miliar tahun yang lalu. Struktur
lapisan bumi terdiri dari berbagai jenis batuan. Bagian dalam dari bumi dapat diketahui
dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi yaitu dengan metode geofisika. Lapisan
Bumi secara garis besar dibagi menjadi tiga lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush),
selimut bumi (mantle), dan inti bumi (core). Apabila dilihat secara struktur, susunan
lapisan bumi ini mirip dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai
selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi. Berikut ini penjelasan masing-masing lapisan
bumi tersebut:

1) Lapisan Kerak Bumi (crush)


Lapisan bumi yang paling luar adalah kerak bumi dan menjadi tempat tinggal bagi
seluruh makhluk hidup. Lapisan kerak atau kulit bumi, yaitu lapisan yang tersusun
dari batuan beku dan juga terdapat batuan metamorf dan sedimen. Kerak ini bersifat
padat dan relatif tipis, dan terdiri atas massa daratan dan massa samudera. Bagian
daratan permukaan bumi disebut kerak benua dengan ketebalan antara 15 – 75 km.
Kerak samudera lebih tipis dari kerak benua dengan ketebalan antara 5 – 10 km.
Permukaannya dicirikan oleh adanya pegunungan, dataran yang sangat luas dan
datar, serta palung laut. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat
Celsius. Kerak samudera dan kerak benua mempunyai komposisi yang berbeda.
Kerak samudera terbentuk oleh batuan padat dan gelap, seperti basalt dan gabro.
Berbeda dengan kerak benua yang terbentuk oleh batuan yang lebih cerah dan lebih
padat, seperti granit dan diorit. Pada kerak benua termasuk juga batuan
metamorfosa dan batuan sedimen yang tidak terdapat pada kerak samudera.
Terhadap lapisan di bawahnya, kerak bumi dibatasi oleh bidang batas yang disebut
“Mohorovicic Discontinuity” dan biasa juga dingkat “Moho”. Elemen-elemen yang
ringan, seperti silicon, aluminium, kalsium, potassium, sodium, dan oksigen
membentuk kerak bumi bagian luar.
Kerak bumi adalah lapisan yang selalu bergerak. Pada zaman dahulu kala, seluruh
daratan di bumi membentuk suatu massa daratan yang sangat luas sehingga hewan-
hewan dapat menjelajah dengan bebas. Namun massa daratan yang sangat luas itu
kemudian terpecah dan pecahan-pecahannya mengapung membentuk lembaran-
lembaran yang disebut lempeng. Menurut ilmu lempeng tektonik, bumi terdiri dari
16 lempeng besar dan beberapa lempeng kecil yang membentuk benua maupun
samudera. Lempeng ini sangat aktif bergerak sedikitnya 10 cm/tahun.. Mereka
membuat tanah bergetar dan gunung berapi meletus serta membentuk barisan
pegunungan raksasa sewaktu bertumbukan.

Gambar Lempengan Bumi


2) Lapisan Selimut Bumi (Mantel)
Lapisan bumi selanjutnya adalah selimut bumi yang terletak tepat dibawah kerak
bumi. Lapisan ini disebut juga dengan selubung bumi atau dikenal sebagai
astenosfer dengan ketebalan mencapai 2.900 km. Bagian atas dari lapisan ini
merupakan lapisan batuan padat dan di bagian bawah merupakan lapisan batuan
yang likuid (cair-cair padat). Suhu di lapisan ini dapat mencapai 3000 derajat
Celsius. Disebut dengan mantel bumi karena lapisan ini menyelimuti lapisan inti
bumi. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bagian dalam Bumi. Selimut Bumi
ini terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
 Litosfer: Litosfer adalah lapisan paling luar dari selimut bumi dengan
ketebalan mencapai 50-100 km. Lapisan ini tersusun dari bahan-bahan padat
terutama batuan. Litosfer memiliki 2 lapisan utama, yaitu lapisan sima
(silisium dan magnesium) serta lapisan sial (silisium dan aluminium).
 Astenosfer: Astenosfer adalah lapisan yang berada di bawah lapisan litosfer.
Lapisan ini memiliki ketebalan antara 100 sampai 400 km. Disinilah diduga
tempat formasi magma terbentuk.
 Mesosfer: Mesosfer adalah lapisan yang memiliki ketebalan 2.400-2.700
km dan berada di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini sebagian besar
terususun dari campuran besi dan batuan basa.

3) Lapisan Inti Bumi (Core)


Inti (core) adalah bagian paling dalam dari bumi. Radius inti bumi ± 3.500 km.
Radius ini lebih besar dari planet Mars. Bentuk inti bumi ± 1/3 dari total massa dan
sekitar 1/6 dari volumenya. Tekanan pada inti bumi jutaan kali lebih besar dan suhu
ribuan derajat lebih tinggi dari permukaan bumi. Suhu inti bumi berkisar dari
4000oC – 5000o C. Ilmuwan tidak dapat mendapatkan sampel material dari inti
bumi karena sangat tingginya tekanan dan suhu. Tetapi ilmuwan mempercayai
bahwa penyusun utama inti bumi adalah elemen-elemen berat, seperti besi dan
nikel. Komposisi inti bumi dipercayai sama dengan batu meteorit. Lapisan ini
sangat padat dan menjadi pusat massa dari bumi. Di lapisan ini pula gravitasi dan
aktivitas magnetik bumi dibangkitkan. Lapisan ini terbagi lagi menjadi 2 bagian
utama, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan lapisan inti dalam (inner core). Inti
luar memiliki ketebalan sekitar 2.000 km dan memiliki suhu mencapai 3.800 derajat
celsius. Lapisan ini sebagian besar tersusun atas besi cair. Sedangkan, lapisan inti
dalam adalah lapisan yang menjadi pusat bumi. Bentuknya seperti bola dengan
diameter 2.700 km dan memiliki suhu 6000 derajat celsius. Bahan utama penyusun
lapisan ini adalah besi dan nikel.

C. Lapisan Tanah
Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan dalam tanah yang
secara spesifik dapat dibedakan secara geologi, kimia, dan biologi, termasuk proses
pembentukannya dan juga merupakan bagian besar yang menutupi daratan di bumi dan
sangat berguna bagi kehidupan mahluk di atasnya.. Ketika usia tanah meningkat,
lapisan tanah umumnya lebih mudah untuk diamati. Tanah merupakan salah satu
komponen abiotik pada permukaan bumi. Fungsi tanah menjadi sangat penting karena
tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air, dan udara bagi
tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Definisi tanah sangat luas, sehingga
untuk mempelajarinya para ahli telah melakukan pembedaan ilmu tanah secara
Pedologi dan Edafologi. Ada berbagai jenis tanah di bumi dan masing-masing memiliki
karakteristik yang unik mulai dari warna, tekstur, struktur dan kandungan mineralnya.
Kedalaman tanah juga bervariasi. Jenis tanah di daerah memengaruhi terhadap jenis
vegetasi yang bisa tumbuh. Tanah terbentuk secara perlahan-lahan dari batuan induknya
kemudian terkikis dan hancur menjadi butiran-butiran di dekat permukaan bumi. Bahan
organik kemudian bercampur dengan bahan anorganik membentuk tanah. Terdapat
enam lapisan tanah atau horizon yang membentuk, berikut penjelasannya:
6 Lapisan Tanah atau Horizon

1) Horizon O
Horizon O merupakan lapisan tanah
paling atas dan merupakan lapisan
organik dan sangat tipis ketebalannya
dan juga merupakan lapisan tanah yang
subur. Lapisan ini terdiri atas bagian-
bagian yang masih utuh dan sebagiannya lagi telah terdekomposisi. Horizon O
Merupakan horizon organik yang mengandung bahan organik lebih dari 20% pada
seluruh penampang tanah. Ada 2 jenis horizon O yaitu : a) Horizon O1, dimana
bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat berupa guguran daun-daun dan sisa-sisa
organik yang belum terombak, b) Horizon O2, dimana bentuk asli sisa-sisa tanaman
dan organisme tidak terlihat lagi dan merupakan campuran rombakan bahan
organik.
2) Horizon A
Lapisan ini berada di bawah horison O dan di atas horison E. Benih-benih tanaman
dan akar-akar tumbuhan terlihat pada lapisan ini. Lapisan ini mempunyai ciri
berwarna gelap yang terdiri dari humus dan campuran partikel mineral. Bahan
organik akan terhumifikasi dan bercampur dengan bahan mineral, sehingga akan
memperlihatkan konsistensi struktur yang berbeda dengan horizon yang berada
langsung dibawahnya. Di lapangan, horizon A akan terlihat jelas karena berwarna
lebih gelap daripada warna horizon yang berada dibawahnya. Horizon A juga
disebut sebagai horizon eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horizon A, antara lain:
 Horizon A1: Horizon ini merupakan horizon percampuran antara bahan
organik dan mineral sehingga pada lapisan ini akan terlihat berwarna
kelam/gelap (dark). Keterdapatan bahan organik pada lapisan ini berwujud
partikel yang berdiri sendiri atau bahan organik yang menyelimuti bahan
mineral.
 Horizon A2: horizon ini dikenal juga sebagai horizon ”eluviasi” atau lapisan
yang mengalami pencucian secara maksimal. Kation bahan organik dan
bahan mineral yang mengalami pencucian dan tertinggal merupakan
komponen yang resisten (seperti silika) dan kasar, sehingga pada lapisan ini
ditandai dengan warna tanah yang pucat/terang/cerah.
 Horizon A3: Horizon ini merupakan zona peralihan horizon A ke horizon B
atau ke horizon C, mempunyai ciri warna tanah yang mendekati horizon A2.
3) Horizon E
Horison E adalah horison berupa lapisan eluviasi yang berwarna terang. Lapisan
tanah ini berpasir, serta sedikit mengandung mineral dan tanah liat karena
rembesan air yang menembus masuk ke tanah. Ciri utamanya ialah terjadi proses
penghilangan lempung alumina silikat, Fe, Al, atau kombinasi ketiganya. Horizon
ini dapat berada langsung di bawah horizon O atau horizon A. Apabila berada
dibawah horizon A, maka horizon ini terbedakan menurut warnanya yang lebih
mudah dan kandungan bahan organik lebih sedikit daripada horizon A. Horizon ini
merupakan horizon yang telah mengalami proses pencucian (eluviasi) yang sangat
intensif sehingga kadar bahan organik tanah, lempung silikat, Fe, dan Al menjadi
rendah. Akan tetapi, kadar pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral
resisten lainnya akan tinggi, sehingga lapisan ini akan berwarna agak terang.
4) Horizon B
Horizon B adalah horizon "illuvial" atau biasa disebut juga dengan horizon
pengendapan, dimana merupakan zona akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci
(perembesan air) dari horizon diatasnya. Lapisan ini hanya mengandung sedikit
lempung dan partikel mineral.
5) Horizon C
Horizon C disebut juga lapisan regolith. Lapisan ini dicirikan oleh masih adanya
fragmen (pecahan) lapukan batuan asal. Akar tanaman sulit menembus lapisan ini,
sehingga lapisan ini hanya mengandung sedikit bahan organik. Horizon C terdiri
atas campuran bahan lapukan batuan dan mineral. Dalam konteks endapan
"allochtonous" (endapan yang diangkut dari tempat lain), horizon C tidak
terkorelasi dengan tanah yang ada diatasnya. Horizon C digolongkan sebagai bahan
induk tanah yang hanya terkait dengan endapan "autochtonous" (terbentuk
setempat).
4) Horizon R/Horizon D
Horizon R atau biasa disebut juga horizon D adalah lapisan paling bawah dalam
suatu profil tanah. Horizon R tersusun atas batuan dasar yang keras, yang dapat
dikatakan masih utuh dan belum mengalami pelapukan. Sifat keras, kompak, dan
tersementasi dari batuan dasar ini merupakan ciri utama dari horizon R.
Batugamping, basalt, granit, dan batupasir adalah contoh batuan penyusun lapisan
ini. Lapisan ini cukup kompak, sehingga apabila hanya menggunakan sekop akan
sulit untuk digali.

D. Upaya Manusia Dalam Melestarikan Bumi dan Tanah


Banyak cara dan usaha yang bisa dilakukan manusia untuk melestarikan alam,
beberapa diantaranya adalah:
1. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya
miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat
laju aliran air hujan.
2. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
i. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
ii.Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
iii. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
iv.Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
v.Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengolahan hutan.

Anda mungkin juga menyukai