Anda di halaman 1dari 7

GUNUNG SEMERU DAN HASIL LETUSANNYA

A. Letak Geografis dan Administratif Gunung Semeru

Secara geografis, Gunung Semeru terletak diantara 8o06’ Lintang Seatan dan 112o55’ Bujur Timur.
Secara administratif, Gunung Semeru terletak di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi
Jawa Timur. Gunung Semeru juga merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa, puncaknya bernama
puncak Mahameru dengan ketinggian 3676 mdpl. Gunung ini juga termasuk salah satu gunung api yang
paling aktif di Indonesia (Ayu, 2013). Gunung Semeru merupakan gunung api yang berbentuk kerucut.
Gunung ini sudah tercatat ataktifitas vulkaniknya sejak zaman dahulu dan menunjukkan tipe letusan
vulkanian dan trombolian. Tipe letusan vulkanian ditandai dengan letusan yang eksplosif dan tidak
jarang dapat menghancurkan lidah lava dan kubah yang sebelumnya sudah terbentuk. Sedangkan tipe
letusan trombolin ditandai dengan adanya awan panas yang mengalir ke lembah-lembah Semeru.
Aktifitas vukkanik Gunung Semeru tidak hanya terjadi di kawah puncak Semeru, tetapi juga terjadi dari
samping atau celah yang terdapat di Gunung Semeru ini. letusan dari samping ini membentuk batuan
piroklastik di sekitar Gunung Semeru dan mengakibatkan terbentuknya Ranu Pakis, Ranu Darugan,
Gunung Papak, dan Gunung Leker ( Sudana, 2014). Batuan vulkanik yang terdapat pada komplek Gunung
Semeru-Jambangan merupakan hasil erupsi dari beberapa titik erupsi yang terpisah. Komplek Gunung
semeru Jambangan dapat dibagi menjadi 5 kelompok batuan dari yang tua ke yang muda yaitu, endapan
Gunung Jambangan, Gunung ajek-ajek, Gunung Kepolo, Gunung Mahameru, dan Gunung Semeru.
Klasifikasi ini berdasarkan jenis litologi, posisi stratigrafi dan sumber erupsi. Endapan Gunung Semeru
merupakan endapan yang paling muda yang terdiri dari aliran lava, aliran piroklastik, endapan piroklastik
dan guguran puing (Kementrian ESDM, 2014).

B. Pembahasan Batuan Beku dan Batuan Piroklastik

Di daerah Kabupaten Lumajang banyak terdapat endapan piroklastik, hal ini terjadi karena aliran lahar
panas dan lahar dingin yang berasal dari Gunung Semeru. Lahar dingin biasanya berupa pasir, tuff, dan
batu. Sedangkan lahar panas biasanya membawa material yang berisi pasir, lava, batu, dan debu
vulkanik (Wahyudin, 2010 dalam Umam, 2019). Batuan vulkanik di komplek Gunung Semeru pada
umumnya bertekstur porifiritik dengan derajat kristalisasi hipokritalin (Kementrian ESDM, 2014). Berikut
ini akan dibahas mengenai batuan beku dan batuan piroklastik yang berasal dari Gunung Semeru.

a. Batuan Beku

1. Andesit

Batuan andesit umumnya berwarna abu-abu kehitaman, termasuk kedalam jenis batuan beku vulkanik
atau batuan beku ekstrusif karena tenbentuk diluar permukan bumi. Struktur batuan andesit yaitu masif
karena dalam batuan ini tidak menunjukkan adanya aliran gas atau batuan lain yang terdapat dalam
batuan ini. derajat kristalisasi batuan andesit yaitu hipokristalin, karena batuan ini tersusun oleh massa
kristal dan massa gelas. Granularitas atau ukuran butir batuan andesit yaitu afanitik karen butiran
kristaalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan oleh mata telanjang, dan harus menggunakan
alat. Bentuk butir batuan andesit yaitu anhedral artinya batuan andesit ini bentuk kristal dan butir
mineralnya dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna. Relasi dalam batuan andesit ini yaitu
inequigranuar artinya mineralnya memiliki ukuran butir yang tidak sama. Komposisi batuan andesit
yang paling banyak yaitu massa dasar, disusul dengan kuarsa, piroksen, plagioklas sodic, dan orthoklas
dengan kandungan yang paling sedikit (suharwanto, 2020).

Batuan andesit terbentuk pada aliran lava andensitik, umumnya lava andensiik ini berada pada gunung
api yang terletak di zona subduksi (Pllant, 1992). Magma yang membentuk batuan andesit memiliki
kandungan silika menengah antara 52%-66%. Lava yang membentuk batuan andesit ini juga umumnya
bersifat kental. Batuan andesit banyak disusun oleh mineral plagioklas dan mineral mafik atau mineral
berwarna gelap berupa piroksen.

Batuan andesit dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan bahan imsfraktuktur jalan. Selain itu
batuan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai material dekoratif, contohnya yangterdapat di Masjid
Istiqlal, Jakarta. Batuan andesit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi dalam dunia industri. Hal
ini dikarenakan batuan andesit mengandung banyak silika sehingga cocok dijadikan sebagai pengisi atau
filler di dunia industri.

2. Basalt

Batuan basalt mempunyai warna hitam, termasuk jenis batuan beku vulkanik karena terbentuk diluar
permukaan bumi. Struktur batuan basalt yaitu scoria, karena terdapat banyak lubang gas ysng tidak
teratur pada batuan ini. Derajat kristalisasi batuan basalt yaitu hipokristalin karena batuan ini tersusun
oleh massa gelas dan massa kristal. Granularitas batuan basalt yaitu afanitik, karena memiliki ukuran
ukuran butir kristal yang sangat halus. Bentuk butirnya anhedral artinya kristal dan minersl pada batuan
ini dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna. Relasi yang dimiliki batuan basalt yaitu
equigranular, artinya mineral dalam batuan basalt ini memiliki ukuran butir yang relatif sama antara
yang satu dengan yang lain. Komposisi batuan basalt terdiri dari massa dasar yang hampir sama
banyaknya dengan hornblende dan sedikit terdapat piroksen (Suharwanto, 2020).

Batuan basalt terbentuk oleh pendinginan lava yang bersifat basaltik atau lava yang kandungan SiO2 nya
antara 45%-52% yang sangat mobile atau magma yang aktif bergerak. Pendinginan lava ini berlangsung
sangat cepat dan disertai terlepasmyagas karbondioksida yang membentuk gelembung yang berada
pada lava ( Pellant, 1992).

Batuan basalt dapat digunakan sebagai batu tempel atau sebagai hiasan pada tembok karena resisten
terhadap panas maupun hujan. Selain itu batuan basalt ini juga dapat dijadikan patung. Kandungan
kalsium dan magnesium pada batuan basalt juga dapat menyebabkan kesadahan dalam air, dimana
kesadahan yang tinggi dalam air dapat menimbulkan efek negatif bagi manusia, alam, maupun kegiatan
industri.

b. Batuan Piroklastik

1. Tuff

Batuan tuff umumnya berwarna putih gading sampai kecoklatan. Batuan ini termasuk kedalam jenis
batuan piroklastik. Struktur batuan tuff yaitu masif karena tidak terdapat lubang gas dan tidak terdapat
fragmen batuan lain dalam batuan tuff ini. ukuran batuan tuff ini yaitu debu halus dengan ukuran 0,2-
0,04mm. Pembundaran batuan tuff yaitu well rounded atau membundar baik karena hampir seluruh
permukaan batuan ini berbentuk konveks. Pemilahan batuan tuff yaitu well sorted karena ukuran butir
penyusun batuan ini relatif sama. Kemas batuan tuff yaitu tertutp karena butiran dalam batuan ini saling
bersentuhan satu sama lain. Komposisi batuan tuff terdiri dari debu vulkanik sebanyak 98% dan
hornblende sebanyak 2%.

Batuan tuff terbentuk dari deposit abu vulkanik yang terlempar ke atmosfer. Batuan tuff dapat
terbentuk jauh dari gunung berapi karena materialnya yang ringan sehingga dapat terbawa jauh oleh
angin. Batuan tuff dapat memiliki berbagai struktur sedimentasi, diantaranya struktur perlapisan dan
struktur galis melintang (Price,2005). Selain itu juga terdapat tuff merah yang terbentuk dari hasil
aktifitas gunung berapi, bentuknya bongkahan, berpori, ringan dan warnanya merah (Khosama, 2012).

Manfaat batuan tuff yaitu dapat digunakan sebagai bahan semen, bahan pondasi bangunan, dan bahan
pembuatan keramik. Selain itu batuan tuff juga dapat membentuk tanah ultisol dengan tekstu yang
halus, tanah ultisol ini dapat berbahaya bagi tanaman karena unsur haranya yang sangat rendah
sehingga kesuburan tanaman terganggu. Hal ini diakibatkan karena penyusun utama batuan tuff yaitu
debu vulkanik yang berisfat asam sehingga tidak baik untuk kesuburan tanah.

C. Informasi Tambahan Mengenai Gunung Api Semeru

Selain terkenal karena merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa,Gunung Semeru juga terkenal akan
wisata alamnya. Gunung Semeru masuk dalam taman nasional bersama Gunung Bromo, dan Gunung
Tengger, yang bernama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dikawasan Taman Nasional ini
terdapat kaldera pasir yang cukup luas. Karena merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung
Semeru banyak diminati untuk pendakian. Tujuan utamanya yaitu ke puncak Mahameru dimana
terdapat kawah yang menganga dipuncaknya yang disebut Jonggring Saloko. Selain itu objek menarik
lainnya yaitu Ranu Kumbolo, atau Danau Kumbolo dalam bahasa Indonesia yang terletak pada
ketinggian 2390 mdpl. Ranu Kumbolo terbentuk dari kawah Gunung Jambangan yang telah memadat
sehinngga dapat menampung air dan terbentuk danau (Kementrian ESDM, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

AYU, Hena Dian. Penentuan Struktur Internal Gunungapi Semeru Berdasarkan Citra Faktor Kualitas (Q-
Factor) Seismik. 2013. PhD Thesis. Universitas Brawijaya.

Khosama, leylani Kin. 2012. Kuat Tekan Beton Beragregat Kasar Batuan Tuff Merah, Batuan Tuff
Putih, dan Batuan Andesit. Manado: Universitas Sm Ratulangi.

Pellant, Christ. 1992. Rocks and Minerals. London: zdorling Kindersley.

Price, Monica. 2005. Pocket Nature Rocks and Minerals. London: Dorlen Kindersley.

SUDANA, Kadek Dewi Adistyawati Putri; SUAIDI, Daeng Achmad; SUJITO, Hetty Triastuty. Distribution
Hypocenter Vulcanic Earthquake At Semeru Mountain Lumajang East Java. Jurnal online UM, 2014,
1.

Suharwanto. 2020. Panduan Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta:UPN “Veteran” Yogyakarta.


UMAM, Muhammad Fikri; ALHIDAYAH, Yazid; FAUZIYAH, Rita. ANALISIS MATERIAL ENDAPAN VULKAN
GUNUNG SEMERU KABUPATEN LUMAJANG. MAJALAH PEMBELAJARAN GEOGRAFI, 2019, 2.1:
92-98.

GUNUNG SEMERU DAN HASIL LETUSANNYA

A. Letak Geografis dan Administratif Gunung Semeru

Secara geografis, Gunung Semeru terletak diantara 8o06’ Lintang Seatan dan 112o55’ Bujur Timur.
Secara administratif, Gunung Semeru terletak di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi
Jawa Timur. Gunung Semeru juga merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa, puncaknya bernama
puncak Mahameru dengan ketinggian 3676 mdpl. Gunung ini juga termasuk salah satu gunung api yang
paling aktif di Indonesia (Ayu, 2013). Gunung Semeru merupakan gunung api yang berbentuk kerucut.
Gunung ini sudah tercatat ataktifitas vulkaniknya sejak zaman dahulu dan menunjukkan tipe letusan
vulkanian dan trombolian. Tipe letusan vulkanian ditandai dengan letusan yang eksplosif dan tidak
jarang dapat menghancurkan lidah lava dan kubah yang sebelumnya sudah terbentuk. Sedangkan tipe
letusan trombolin ditandai dengan adanya awan panas yang mengalir ke lembah-lembah Semeru.
Aktifitas vukkanik Gunung Semeru tidak hanya terjadi di kawah puncak Semeru, tetapi juga terjadi dari
samping atau celah yang terdapat di Gunung Semeru ini. letusan dari samping ini membentuk batuan
piroklastik di sekitar Gunung Semeru dan mengakibatkan terbentuknya Ranu Pakis, Ranu Darugan,
Gunung Papak, dan Gunung Leker ( Sudana, 2014). Batuan vulkanik yang terdapat pada komplek Gunung
Semeru-Jambangan merupakan hasil erupsi dari beberapa titik erupsi yang terpisah. Komplek Gunung
semeru Jambangan dapat dibagi menjadi 5 kelompok batuan dari yang tua ke yang muda yaitu, endapan
Gunung Jambangan, Gunung ajek-ajek, Gunung Kepolo, Gunung Mahameru, dan Gunung Semeru.
Klasifikasi ini berdasarkan jenis litologi, posisi stratigrafi dan sumber erupsi. Endapan Gunung Semeru
merupakan endapan yang paling muda yang terdiri dari aliran lava, aliran piroklastik, endapan piroklastik
dan guguran puing (Kementrian ESDM, 2014).

B. Pembahasan Batuan Beku dan Batuan Piroklastik

Di daerah Kabupaten Lumajang banyak terdapat endapan piroklastik, hal ini terjadi karena aliran lahar
panas dan lahar dingin yang berasal dari Gunung Semeru. Lahar dingin biasanya berupa pasir, tuff, dan
batu. Sedangkan lahar panas biasanya membawa material yang berisi pasir, lava, batu, dan debu
vulkanik (Wahyudin, 2010 dalam Umam, 2019). Batuan vulkanik di komplek Gunung Semeru pada
umumnya bertekstur porifiritik dengan derajat kristalisasi hipokritalin (Kementrian ESDM, 2014). Berikut
ini akan dibahas mengenai batuan beku dan batuan piroklastik yang berasal dari Gunung Semeru.

a. Batuan Beku
1. Andesit

Batuan andesit umumnya berwarna abu-abu kehitaman, termasuk kedalam jenis batuan beku vulkanik
atau batuan beku ekstrusif karena tenbentuk diluar permukan bumi. Struktur batuan andesit yaitu masif
karena dalam batuan ini tidak menunjukkan adanya aliran gas atau batuan lain yang terdapat dalam
batuan ini. derajat kristalisasi batuan andesit yaitu hipokristalin, karena batuan ini tersusun oleh massa
kristal dan massa gelas. Granularitas atau ukuran butir batuan andesit yaitu afanitik karen butiran
kristaalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan oleh mata telanjang, dan harus menggunakan
alat. Bentuk butir batuan andesit yaitu anhedral artinya batuan andesit ini bentuk kristal dan butir
mineralnya dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna. Relasi dalam batuan andesit ini yaitu
inequigranuar artinya mineralnya memiliki ukuran butir yang tidak sama. Komposisi batuan andesit
yang paling banyak yaitu massa dasar, disusul dengan kuarsa, piroksen, plagioklas sodic, dan orthoklas
dengan kandungan yang paling sedikit (suharwanto, 2020).

Batuan andesit terbentuk pada aliran lava andensitik, umumnya lava andensiik ini berada pada gunung
api yang terletak di zona subduksi (Pllant, 1992). Magma yang membentuk batuan andesit memiliki
kandungan silika menengah antara 52%-66%. Lava yang membentuk batuan andesit ini juga umumnya
bersifat kental. Batuan andesit banyak disusun oleh mineral plagioklas dan mineral mafik atau mineral
berwarna gelap berupa piroksen.

Batuan andesit dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan bahan imsfraktuktur jalan. Selain itu
batuan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai material dekoratif, contohnya yangterdapat di Masjid
Istiqlal, Jakarta. Batuan andesit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi dalam dunia industri. Hal
ini dikarenakan batuan andesit mengandung banyak silika sehingga cocok dijadikan sebagai pengisi atau
filler di dunia industri.

2. Basalt

Batuan basalt mempunyai warna hitam, termasuk jenis batuan beku vulkanik karena terbentuk diluar
permukaan bumi. Struktur batuan basalt yaitu scoria, karena terdapat banyak lubang gas ysng tidak
teratur pada batuan ini. Derajat kristalisasi batuan basalt yaitu hipokristalin karena batuan ini tersusun
oleh massa gelas dan massa kristal. Granularitas batuan basalt yaitu afanitik, karena memiliki ukuran
ukuran butir kristal yang sangat halus. Bentuk butirnya anhedral artinya kristal dan minersl pada batuan
ini dibatasi oleh bidang kristal yang tidak sempurna. Relasi yang dimiliki batuan basalt yaitu
equigranular, artinya mineral dalam batuan basalt ini memiliki ukuran butir yang relatif sama antara
yang satu dengan yang lain. Komposisi batuan basalt terdiri dari massa dasar yang hampir sama
banyaknya dengan hornblende dan sedikit terdapat piroksen (Suharwanto, 2020).

Batuan basalt terbentuk oleh pendinginan lava yang bersifat basaltik atau lava yang kandungan SiO2 nya
antara 45%-52% yang sangat mobile atau magma yang aktif bergerak. Pendinginan lava ini berlangsung
sangat cepat dan disertai terlepasmyagas karbondioksida yang membentuk gelembung yang berada
pada lava ( Pellant, 1992).

Batuan basalt dapat digunakan sebagai batu tempel atau sebagai hiasan pada tembok karena resisten
terhadap panas maupun hujan. Selain itu batuan basalt ini juga dapat dijadikan patung. Kandungan
kalsium dan magnesium pada batuan basalt juga dapat menyebabkan kesadahan dalam air, dimana
kesadahan yang tinggi dalam air dapat menimbulkan efek negatif bagi manusia, alam, maupun kegiatan
industri.

b. Batuan Piroklastik

1. Tuff

Batuan tuff umumnya berwarna putih gading sampai kecoklatan. Batuan ini termasuk kedalam jenis
batuan piroklastik. Struktur batuan tuff yaitu masif karena tidak terdapat lubang gas dan tidak terdapat
fragmen batuan lain dalam batuan tuff ini. ukuran batuan tuff ini yaitu debu halus dengan ukuran 0,2-
0,04mm. Pembundaran batuan tuff yaitu well rounded atau membundar baik karena hampir seluruh
permukaan batuan ini berbentuk konveks. Pemilahan batuan tuff yaitu well sorted karena ukuran butir
penyusun batuan ini relatif sama. Kemas batuan tuff yaitu tertutp karena butiran dalam batuan ini saling
bersentuhan satu sama lain. Komposisi batuan tuff terdiri dari debu vulkanik sebanyak 98% dan
hornblende sebanyak 2%.

Batuan tuff terbentuk dari deposit abu vulkanik yang terlempar ke atmosfer. Batuan tuff dapat
terbentuk jauh dari gunung berapi karena materialnya yang ringan sehingga dapat terbawa jauh oleh
angin. Batuan tuff dapat memiliki berbagai struktur sedimentasi, diantaranya struktur perlapisan dan
struktur galis melintang (Price,2005). Selain itu juga terdapat tuff merah yang terbentuk dari hasil
aktifitas gunung berapi, bentuknya bongkahan, berpori, ringan dan warnanya merah (Khosama, 2012).

Manfaat batuan tuff yaitu dapat digunakan sebagai bahan semen, bahan pondasi bangunan, dan bahan
pembuatan keramik. Selain itu batuan tuff juga dapat membentuk tanah ultisol dengan tekstu yang
halus, tanah ultisol ini dapat berbahaya bagi tanaman karena unsur haranya yang sangat rendah
sehingga kesuburan tanaman terganggu. Hal ini diakibatkan karena penyusun utama batuan tuff yaitu
debu vulkanik yang berisfat asam sehingga tidak baik untuk kesuburan tanah.

C. Informasi Tambahan Mengenai Gunung Api Semeru

Selain terkenal karena merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa,Gunung Semeru juga terkenal akan
wisata alamnya. Gunung Semeru masuk dalam taman nasional bersama Gunung Bromo, dan Gunung
Tengger, yang bernama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dikawasan Taman Nasional ini
terdapat kaldera pasir yang cukup luas. Karena merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung
Semeru banyak diminati untuk pendakian. Tujuan utamanya yaitu ke puncak Mahameru dimana
terdapat kawah yang menganga dipuncaknya yang disebut Jonggring Saloko. Selain itu objek menarik
lainnya yaitu Ranu Kumbolo, atau Danau Kumbolo dalam bahasa Indonesia yang terletak pada
ketinggian 2390 mdpl. Ranu Kumbolo terbentuk dari kawah Gunung Jambangan yang telah memadat
sehinngga dapat menampung air dan terbentuk danau (Kementrian ESDM, 2014).


DAFTAR PUSTAKA

AYU, Hena Dian. Penentuan Struktur Internal Gunungapi Semeru Berdasarkan Citra Faktor Kualitas (Q-
Factor) Seismik. 2013. PhD Thesis. Universitas Brawijaya.

Khosama, leylani Kin. 2012. Kuat Tekan Beton Beragregat Kasar Batuan Tuff Merah, Batuan Tuff
Putih, dan Batuan Andesit. Manado: Universitas Sm Ratulangi.

Pellant, Christ. 1992. Rocks and Minerals. London: zdorling Kindersley.

Price, Monica. 2005. Pocket Nature Rocks and Minerals. London: Dorlen Kindersley.

SUDANA, Kadek Dewi Adistyawati Putri; SUAIDI, Daeng Achmad; SUJITO, Hetty Triastuty. Distribution
Hypocenter Vulcanic Earthquake At Semeru Mountain Lumajang East Java. Jurnal online UM, 2014,
1.

Suharwanto. 2020. Panduan Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta:UPN “Veteran” Yogyakarta.

UMAM, Muhammad Fikri; ALHIDAYAH, Yazid; FAUZIYAH, Rita. ANALISIS MATERIAL ENDAPAN VULKAN
GUNUNG SEMERU KABUPATEN LUMAJANG. MAJALAH PEMBELAJARAN GEOGRAFI, 2019, 2.1:
92-98.

Anda mungkin juga menyukai