0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Manajemen komponen sekolah meliputi manajemen kesiswaan dan manajemen keuangan. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur kegiatan siswa agar proses pembelajaran berjalan lancar. Manajemen keuangan penting untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan secara efektif melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran sekolah. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan juga diperlukan untuk mengelola sumber day
Manajemen komponen sekolah meliputi manajemen kesiswaan dan manajemen keuangan. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur kegiatan siswa agar proses pembelajaran berjalan lancar. Manajemen keuangan penting untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan secara efektif melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran sekolah. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan juga diperlukan untuk mengelola sumber day
Manajemen komponen sekolah meliputi manajemen kesiswaan dan manajemen keuangan. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur kegiatan siswa agar proses pembelajaran berjalan lancar. Manajemen keuangan penting untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan secara efektif melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran sekolah. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan juga diperlukan untuk mengelola sumber day
CP MK : Mahasiswa dapat memahami Manajemen Komponen Sekolah Sub CP MK : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang: - Manajemen Kesiswaan - Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Uraian Materi : Manajemen kesiswaan (peserta didik) adalah layanan yang memusatkan perhatian kepada pengaturan, pengawasan hingga layanan di luar kelas kepada siswa. Manajemen kesiswaan juga dapat dipandang sebagai proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa mulai dari pembinaan sekolah, penerimaan siswa, pembinaan siswa berada di sekolah, hingga dengan siswa menamatkan pendidikannya mulai penciptaan Susana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Ruang lingkup manajemen kesiswaan meliputi penerimaan peserta didik baru, penempatan peserta didik, pelayanan minat dan bakat, pembinaan disiplin, penelusuran alumni, dan layanan khusus siswa (Kemendikbud,2013:41). Secara umum tujuan manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Proses pembelajaran kepada siswa merupakan hal yang paling utama agar sekolah dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran yang baik ialah proses pembelajaran yang tidak hanya melibatkan guru atau buku pelajaran, tetapi melibatkan siswa maupun media atau metode lain dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik merupakan hak bagi setiap siswa, sehingga tanggung jawab seorang guru merupakan hal yang terpenting. Tanggung jawab yang dimaksud adalah guru harus mampu merencanakan dan menuntut siswanya untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan yang diinginkan (Sri Minarti, 2012:171). Keuangan merupakan salah satu sumber daya yang mendukung penyelenggaraan pendidikan secara efektif dan efisien. Keuangan sangat diperlukan dalam mengimplementasikan MBS dan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber, yaitu: (1) pemerintah (pusat maupun daerah), (2) peserta didik, dan (3) masyarakat. Menurut Jones (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009:157) dinyatakan bahwa manajemen memiliki tiga tahapan penting dan apabila diterapkan dalam pengelolaan keuangan akan ditemukan singkronisasi, yaitu: 1. Perencanaan, yaitu penyusunan anggaran (budgeting) Penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Fatth (2009:47) menyatakan bahwa budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. 2. Karakteristik Anggaran Anggaran pada dasarnya memiliki dua sisi, yaitu: sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau sisi pemerolehan biaya ditentukan oleh besarnya biaya yang diterima oleh lembaga dari sumber dana, misalnya dari pemerintah, masyarakat, orang tua peserta didik dan sumber-sumber lainnya. 3. Fungsi Anggaran Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah. Oleh karena itu anggaran juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Disamping itu, anggaran dapat pula dijadikan sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan dan manajer dan karyawan untuk bekerja efisien dalam mencapai sasaransasaran lembaga. Jika kita melihat perkembangannya, anggaran mempunyai manfaat yang dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu: a) sebagai alat penaksir, b) sebagai alat otoritas pengeluaran dana, dan c) sebagai alat efesiensi. Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan orang-orang yang memiliki peranan penting di dalam dunia pendidikan. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam MBS mencangkup beberapa hal 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Pembinaan dan pengembangan, 4) Promosi dan Mutasi, 5) Pemberhentian, 6) Kompensasi, 7) Penilaian. Manajemen Tenaga Pendidikan bertujuan untuk memanfaatkan tenaga yang terdapat di sekolah secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia yang ada di sekolah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS. Yang diharapkan dari pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam implementasi MBS adalah tersedianya sumber daya manusia yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan secara profesional. Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan sumber daya manusia terutama guru dan karyawan secara pribadi.