Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan ke-9

Manajemen Komponen Sekolah


CP MK : Mahasiswa dapat memahami Manajemen Komponen
Sekolah
Sub CP MK : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang:
- Manajemen Kesiswaan
- Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Uraian Materi :
Manajemen kesiswaan (peserta didik) adalah layanan yang memusatkan
perhatian kepada pengaturan, pengawasan hingga layanan di luar kelas kepada
siswa. Manajemen kesiswaan juga dapat dipandang sebagai proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa mulai dari pembinaan sekolah,
penerimaan siswa, pembinaan siswa berada di sekolah, hingga dengan siswa
menamatkan pendidikannya mulai penciptaan Susana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Ruang lingkup manajemen
kesiswaan meliputi penerimaan peserta didik baru, penempatan peserta didik,
pelayanan minat dan bakat, pembinaan disiplin, penelusuran alumni, dan layanan
khusus siswa (Kemendikbud,2013:41).
Secara umum tujuan manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan lancar, tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan di
sekolah. Proses pembelajaran kepada siswa merupakan hal yang paling utama
agar sekolah dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran yang baik ialah
proses pembelajaran yang tidak hanya melibatkan guru atau buku pelajaran, tetapi
melibatkan siswa maupun media atau metode lain dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran yang baik merupakan hak bagi setiap siswa, sehingga tanggung
jawab seorang guru merupakan hal yang terpenting. Tanggung jawab yang
dimaksud adalah guru harus mampu merencanakan dan menuntut siswanya untuk
melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan yang diinginkan (Sri Minarti, 2012:171).
Keuangan merupakan salah satu sumber daya yang mendukung
penyelenggaraan pendidikan secara efektif dan efisien. Keuangan sangat
diperlukan dalam mengimplementasikan MBS dan menuntut kemampuan sekolah
untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber, yaitu: (1)
pemerintah (pusat maupun daerah), (2) peserta didik, dan (3) masyarakat.
Menurut Jones (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI,
2009:157) dinyatakan bahwa manajemen memiliki tiga tahapan penting dan
apabila diterapkan dalam pengelolaan keuangan akan ditemukan singkronisasi,
yaitu:
1. Perencanaan, yaitu penyusunan anggaran (budgeting)
Penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses penyusunan anggaran
(budget). Fatth (2009:47) menyatakan bahwa budget merupakan rencana
operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun
waktu tertentu.
2. Karakteristik Anggaran
Anggaran pada dasarnya memiliki dua sisi, yaitu: sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran. Sisi penerimaan atau sisi pemerolehan biaya ditentukan oleh
besarnya biaya yang diterima oleh lembaga dari sumber dana, misalnya dari
pemerintah, masyarakat, orang tua peserta didik dan sumber-sumber lainnya.
3. Fungsi Anggaran
Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian, juga
merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga
menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah. Oleh karena itu
anggaran juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Disamping itu, anggaran dapat
pula dijadikan sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan dan
manajer dan karyawan untuk bekerja efisien dalam mencapai sasaransasaran
lembaga. Jika kita melihat perkembangannya, anggaran mempunyai manfaat yang
dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu: a) sebagai alat penaksir, b) sebagai
alat otoritas pengeluaran dana, dan c) sebagai alat efesiensi.
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan orang-orang yang memiliki
peranan penting di dalam dunia pendidikan. Manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan dalam MBS mencangkup beberapa hal 1) Perencanaan, 2)
Pengadaan, 3) Pembinaan dan pengembangan, 4) Promosi dan Mutasi, 5)
Pemberhentian, 6) Kompensasi, 7) Penilaian. Manajemen Tenaga Pendidikan
bertujuan untuk memanfaatkan tenaga yang terdapat di sekolah secara efektif dan
efisien guna mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan dalam mengelola sumber
daya manusia yang ada di sekolah merupakan salah satu faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS.
Yang diharapkan dari pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
dalam implementasi MBS adalah tersedianya sumber daya manusia yang
diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat
melaksanakan pekerjaan secara profesional. Tugas kepala sekolah dalam
kaitannya dengan manajemen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bukanlah
pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan
sekolah, tetapi juga tujuan sumber daya manusia terutama guru dan karyawan
secara pribadi.

Anda mungkin juga menyukai