Februari 2019
Desheila Andarini1, Pacu Putra2, Maya Puspasari3, Ani Nidia Listianti4, Sasviana
Putri5
1,2,3,4,5
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembang – Prabumulih, Indralaya, Sumatera Selatan
Email: 1desheila_andarini@fkm.unsri.ac.id
Abstrak
Pekerja informal berjumlah 1,8 miliar (60% dari angkatan kerja
global) dan menghadapi insekuritas dan stres kerja yang lebih besar
daripada pekerja yang dipekerjakan secara formal, dan mereka tidak
memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
perawatan kesehatan yang berkualitas. Buruh perempuan merupakan
salah satu komunitas yang rentan terhadap masalah kesehatan. Buruh
perempuan yang telah menikah dan punya anak memiliki peran dan
tanggung jawab yang lebih berat daripada wanita single.
Ketidakpuasan dan insekuritas terhadap lingkungan pekerjaan yang
merupakan bahaya psikososial dapat berdampak negatif pada
kesehatan buruh tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis identifikasi bahaya psikososial pada buruh wanita di
pabrik karet. Informan dalam penelitian ini adalah pekerja buruh
wanita di pabrik karet sebanyak delapan orang. Metode penelitian
adalah kualitatif dengan melakukan identifikasi terhadap risiko bahaya
psikososial pada buruh wanita di pabrik karet. Hasil penelitian
diketahui bahwa bahaya psikososial yang teridentifikasi diantaranya
adalah risiko stress di tempat kerja berupa hubungan interpersonal dan
beban kerja. Dengan teridentifikasi risiko psikososial di tempat kerja
maka perusahaan perlu menerapkan tindakan pencegahan agar buruh
wanita mendapatkan perlindungan di tempat kerja.
ABSTRACT
Informal workers account for 1.8 billion (60% of the global
workforce) and face greater employment insecurity and stress than
workers who are formally employed, and they do not have access to
affordable health services and quality health care. Female workers are
one community that is vulnerable to health problems. Married female
workers and children have more severe roles and responsibilities than
single women. Dissatisfaction and insecurity towards the work
environment which is a psychosocial hazard can have a negative
impact on the health of these workers. The purpose of this study was
to analyze the identification of psychosocial hazards in female
workers in rubber factories. Informants in this study were eight female
workers in rubber factories. The research method is qualitative by
identifying the risk of psychosocial hazards for female workers in
61
Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Edisi Khusus, No. 1. Februari 2019
62
Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Edisi Khusus, No. 1. Februari 2019
63
Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Edisi Khusus, No. 1. Februari 2019
64
Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Edisi Khusus, No. 1. Februari 2019
lembur... Iyo cepet kalo nak kejer buruk dapat berdampak pada beberapa
borongan ini lah...”(WT) masalah kesehatan. Beberapa hasil
“...Iyo lumayan sering kalo lembur... Idak penelitian menunjukkan bahwa kondisi
ado kalo disuruh cepat-cepat...” (LW) dukungan sosial yang rendah dapat
berpengaruh terhadap peningkatan risiko
Dalam pandangan keselamatan dan masalah kesehatan seperti stres, gangguan
kesehatan kerja, lingkungan kerja dapat kardiovaskuler, penyakit jantung koroner,
merupakan tempat berisiko bagi tenaga gangguan mental yang umum, depresi,
kerja untuk mengalami gangguan serta sakit leher. Untuk menjaga kualitas
kesehatan atau mengalami kecelakaan iklim sosial di tempat kerja biasanya
kerja. Dari bahaya tersebut risiko terpajan didukung oleh adanya dukungan sosial
bahaya psikososial dapat dipastikan akan dari rekan kerja melalui beberapa
dihadapi oleh seluruh tenaga kerja yang pertemuan dan kebersamaan yang
dapat menimbulkan stres kerja dan menyenangkan (Eurofound, 2012).
menjadi masalah bagi kesehatan dan Faktor bahaya psikososial beban
keselamatan kerja. Penelitian pendahuluan kerja juga termasuk risiko yang
di Barcelona menemukan bahwa pekerja menimbulkan kerugian materi karena
wanita yang tidak berpendidikan memiliki pekerja merasa dirugikan dengan upah
status kesehatan yang lebih buruk pengganti lembur kerja yang tidak
daripada pekerja wanita yang dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini
berpendidikan (Borrell dkk., 2004). Risiko sejalan dengan penelitian Ricky (2012)
psikososial berdasarkan penelitian Ruliati yang menemukan bahwa variabel beban
(2006) dipengaruhi oleh kelelahan kerja kerja yang meliputi pandangan subjektif
yang dapat mengakibatkan stress kerja. responden terhadap besaran pekerjaan
Hubungan interpersonal merupakan yang dilakukan dan waktu yang diberikan
bahaya yang teridentifikasi pada buruh di untuk menyelesaikannya diketahui bahwa
pabrik karet. Hal ini sejalan dengan 66,1% responden menilai pekerjaan yang
penelitian Rohmana (2016) tentang dilakukan merupakan pekerjaan yang
gambaran faktor psikososial di tempat memiliki beban kerja yang berat.
kerja pada pekerja tekstil PT. Sandratex Menurut French dkk. (1974) dalam
tahun 2016, yang menemukan bahwa Cox dkk. (2000), beban kerja dapat dibagi
variabel hubungan interpersonal antara dua, yakni beban kerja secara kualitatif
sesama pekerja ataupun pekerja dengan dan beban kerja secara kuantitatif. Beban
pimpinan diketahui bahwa 56,4% kerja kuantitatif dilihat berdasarkan
responden menilai bahwa terdapat tingkat kesulitan yang dihadapi pekerja
hubungan yang buruk antara sesama dalam menyelesaikan pekerjaannya,
pekerja ataupun pimpinan dan kurangnya sedangkan beban kerja kualitatif
komunikasi antar pihak pekerja dengan berdasarkan banyaknya tugas yang harus
manajemen. dan berdasarkan penelitian diselesaikan pekerja. Beban kerja buruh di
Sukmawati tentang persepsi bahaya pabrik karet cenderung memiliki beban
psikososial kerja dan hubungan dengan kerja secara kualitatif, hal ini dapat dilihat
tingkat stres pada tenaga medis di kota dari tuntutan waktu pekerjaan untuk
Pekanbaru menemukan bahwa 61,8% melakukan pekerjaan dengan cepat dan
merasakan hubungan interpersonal tambahan waktu kerja atau lembur kerja
sebagai bahaya sedang dan mengalami yang hampir terjadi setiap hari, serta
tingkat stres sedang. adanya beban kerja secara kuantitatif juga
Kondisi faktor hubungan dirasakan oleh pekerja seperti tingkat
interpersonal dan kepemimpinan yang
65
Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Edisi Khusus, No. 1. Februari 2019
DAFTAR PUSTAKA
Borrell, C., Muntaner, C., Benach, J., Artazcoz, L. (2004). Social class and self-reported
health status among men and women: what is the role of work organisation,
household material standards and household labour?, Social Science &
Medicine, 58(10), pp. 1869–1887. doi: https://doi.org/10.1016/S0277-
9536(03)00408-8.
Eurofound. (2012). Health and Well-being at Work: A Report Based on the Fifth
European Working Conditions Survey. Dublin.
Frone, M.R, Russel, M & Cooper, M. (1994). Relationship between Job and Family
Satisfaction, Journal of Management, 20, pp. 565–579.
Haribi, R. (2003). Kadar Haemoglobin pada Buruh Wanita yang Bekerja Malam Hari,
Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol 1, No 1.
International Labour Organization. (2018). Promoting Jobs, Protecting People.
Available at: http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang--
en/index.htm. Diakses tanggal 2 Februari 2018.
Landsbergis, P. A. (2003). The Changing Organization of Work and the Safety and
Health of Working People: A Commentary, Journal of Occupational and
Environmental Medicine, 45(1). Available at:
https://journals.lww.com/joem/Fulltext/2003/01000/The_Changing_Organizati
on_of_Work_and_the_Safety.14.aspx.
MIL STD 882C. (1993). Military Standard System Safety Program Requirements, in.
Department of Defense, United States of America. Available at:
http://www.system-safety.org/Documents/MIL-STD-882C.pdf. 20 Februari
2018.
Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja Rosda
karya, Bandung.
NIOSH. (2013). Health Hazard Evaluation Report. Available at:
http://www.cdc.gov/niosh/hhe/reports/pdfs/2012-0081-3169.pdf. 2 Februari
2018.
Oktarina, R. & Krisnatuti, D. I. M. (2015). Sumber Stress, Strategi Koping, dan Tingkat
Stress pada Buruh Perempuan Berstatus Menikah dan Lajang, Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen, 8(3), pp. 133–141.
Pratama, Ricky. (2012). Studi Bahaya Psikososial terhadap Stress Kerja pada Petugas
Pemadam Kebakaran Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sriwijaya.
66
Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Edisi Khusus, No. 1. Februari 2019
67