(Uda)
FEMALE BREAST
Jumlah lemak disekeliling
jaringan kelenjar menentukan
ukuran non-lactating breast. The
roughly circular body of the female
breast rests on bed of the breast
that extends secara tranversal dari
tepi lateral sternum ke midaxillary
line dan secara vertikal dari ribs ke
2-6. Dua per tiga dari bed tersebut
terbentuk oleh pectoral fascia yang
terletak pada pectoralis major,
sepertiga lainnya terbentuk oleh
fascia yang melapisi serratus
anterior. Antara breast dan pectoral fascia terdapat loose subcutaneous tissue plane or potential
plane yaitu retromammary space (bursa) yang mengandung sejumlah kecil lemak, memungkinkan
breast bergerak beberapa derajat pada pectoral fascia. Bagian kecil dari mammmary gland extends
sepanjang tepi inferolateral pectoralis major ke axillary fossa (ketiak), membentuk axillary process
or tail. Beberapa perempuan bisa menemukannya (khususnya saat membesar selama siklus
mentruasi) dan bisa menjadi perhatian apakah itu benjolan/tumor atau pembesaran lymph nodes.
1
Mammary gland firmly attached to the dermis overlying skin, khususnya oleh substaintial skin
ligament yaitu suspensory ligament. Kondensasi dari fibrous CT ini khususnya berkembang di bagian
superior kelenjar, membantu menyokong lobes dan lobules dari mammary gland.
Selama pubertas (usia 8-15 tahun), breast secara normal membesar karena perkembangan
kelenjar tapi utamanya dari peningkatan deposisi lemak. Areola dan nipple juga membesar. Ukuran
dan bentuk breast ditentukan oleh genetik, etnik, dan dietary factors.
Lactiferous duct menjadi berkembang menjadi 15-20 lobules of the mammary gland. Tiap
lobule didrain oleh lactiferous duct yang terpusat untuk membuka secara independen. Tiap duct
memiliki bagian melebar yang masuk ke areola yaitu lactiferous sinus, di mana droplet ASI
berakumulasi pada ibu menyusui. Ketika bayi mulai suckling, kompresi pada areola (dan lactiferous
sinus) mengeluarkan droplet yang terakumulasi dan membuat bayi untuk terus menyusu.
Areolae mengandung banyak sebaceous glands, yang membesar selama kehamilan dan
mensekresikan oily substance yang menyediakan protective lubricant untuk areola dan nipple.
Nipple merupakan conical or cylindrical prominence di tengah areola. Nipple tidak memiliki
lemak, rambut, atau sweat glands. Ujung nipple fissured by lactiferous duct. Nipple terdiri oleh
smooth muscle fibers yang tersusun secara sirkular yang menekan lactiferous duct selama laktasi
dan mengereksi nipple sebagai respon pada stimulasi saat bayi mulai suckling.
Mammary glands merupakan sweat glands yang termodifikasi, tidak memiliki capsule atau
sheath. Kontur bulat dan volume breast dihasilkan oleh subcutaneous fat, kecuali saat kehamilan
ketika mammary glands membesar dan terbentuk glandular tissue yang baru. Alveoli yang
mensekresikan ASI tersusun dalam cluster berbetntuk anggur. Pada kebanyakan perempuan, breast
membesar sedikit selama masamenstruasi karena peningkatan pengeluaran gonadotropc hormone
(FSH dan LH) pada glandular tissue.
VASKULARISASI
Arteri
- Medial mammary branches of perforating branches dan anterior intercostal branches of
the internal thoracic artery (berasal dari subclavian artery)
- Lateral thoracic and thoraco-acromial arteries (cabang dari axillary artery)
- Posterior intercostal arteries (cabang dari thoracic aorta pada intercostal spaces ke 2, 3, 4)
Vena
Vena mainly ke axillary vein, tapi ada juga yang drainage ke internal thoracic vein.
INERVASI
Saraf pada breast berasal dari anterior dan lateral cutaneous branches of the 4th-6th
intercostal nerves. Cabang dari intercostal nerves melalui pectoral fascia yang melapisi pectoral
major untuk menuju overlying subcutaneous tissue dan skin of the breast. Cabang dari intercostal
nerves membawa sensory fibers dari skin of the breast dan sympathetic fibers ke pembuluh darah
pada breast dan smooth muscles pada overlying skin dan nipple.
2
LYMPHATIC DRAINAGE
Lymphatic drainage pada breast penting karena perannya dalam metastasis sel kanker. Lymph
passes dari nipple, areola, dan lobul kelenjar ke subareolar lymphatic plexus, lalu:
- Most lymph (75%), khususnya dari lateral breast quadrant, drains ke axillary lymph nodes,
initially to the pectoral nodes for the most part. Beberapa lymph secara langsung ke other
axillary nodes atau bahkan ke interpectoral, deltopectoral, supraclavicular, atau inferior
deep cervical nodes.
- Untuk sisa lymphnya, khususnya dari medial breast quadrant, drains ke parasternal lymph
nodes atau ke opposite breast, sedangkan lymph dari inferior quadrant pass deeply ke
abdominal lymph nodes (subdiaphragmatic inferior phrenic lymph nodes).
Lymph dari skin of the breast, kecuali nipple dan areola, drains ke ipsilateral axillary, inferior
deep cervical, dan infraclavicular lymph nodes dan ke parasternal lymph nodes pada kedua sisi.
Lymph dari axillary nodes drains ke clavicular (infraclavicular dan supraclavicular) lymph nodes
lalu ke subclavian lymphatic trunk. Lymph dati parasternal nodes masuk ke bronchomediastinal
lympathic trunks.
3
HISTOLOGY OF BREAST
Mammary glands pada breast berkembang secara embriologi sebagai invaginasi pada permukaan
ectoderm sepanjang 2 ventral lines (milk lines), dari axillae ke groin. Tiap mammary gland terdiri dari
15-25 lobes of compound tubuloalveolar type yang berfungsi mensekresikan nutritive milk untuk
bayi. Tiap lobe yang dipisahkan oleh dense CT dengan banyak adipose tissue merupakan kelenjar
with its own excretory lactiferous duct, yang panjangnya 2-4,5 cm, dan bergabung secara
independen pada nipple yang memiliki 15-25 pore-like openings, dengan diameter masing-masing
0,5 mm. Struktur histologi mammary glands bervariasi tergantung pada jenis kelamin, usia, dan
physiologic status.
4
PHYSIOLOGY OF LACTATION
• Breast yang capable untuk lactation mempunyai kumpulan smaller duct yang bercabang
dari nipple dan terminate di lobule. Setiap lobule terdiri dari cluster of saclike epithelial-
lined yang disebut alveoli. Alveoli ini merupakan kelenjar yang menghasilkan ASI
• Selama kehamilan, konsentrasi estrogen yang tinggi akan menyebabkan perkambangan
duct, sedangakan high level of progesterone akan menstimulus abundant alveolar-
lobular formation.
• Peningkatan prolactin dan human chorionic somatomammotropin juga berperan untuk
menginduksi sintesis enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI
5
- ASI tidak bisa keluar dari alveolar lumen secara langsung melalui suckling dari bayi,
tetapi ASI akan secara aktiv di squezze dari alveoli ke duct kemudian ke nipple oleh
kontraksi oleh specialized myoepithelial cells yang mengelilingi alveolus
- Pada saat bayi suckling, maka sensory nerve ending di nipple akan terstimulasi → inisiasi
action potential dari spinal cord ke hypothalamus → hypothalamus trigger pengeluaran
oxytocin dari posterior pituitary → oxytocin akan menstimulus kontraksi dari
myoepithelial cell di breast unutuk induce milk ejection
- Intinya walaupun alveolinya penuh tapi ASI gabakal bisa keluar tanpa ada oxytocin
MATERNAL-INFANT BONDING
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembentukan ikatan/hubungan yang kuat antara anak dan
ibu dapat mengarah pada perilaku mendidik orang tua yang lebih positif dan meningkatkan kognitif
6
dan perkembangan neurobehavior anak. Ikatan ibu-anak membatu survival dan perkembangan bayi
dan dapat membentuk fondasi hubungan sosial dan sense of self dari bayi itu sendiri
Kegagalan untuk memebentuk ikatan/hubungan saat masa infant dapat menyebabkan efek jangka
panjang serius pada hubungan anak-ibu, menggangu perkembangan anak. Efek buruk pada orang
tua akibat hubungan yang buruk meliputi kurangnya perasaan orang tua, sifat mudah marah, tidak
ramah, dan penolakan pada anak. Sifat ini akan mungkin berkembang menjadi avoidance
(menghindar), neglect (lalai) dan child abuse. Untuk mencapai hasil perkembangan yang optimal
untuk anak, orang tua harus memiliki close contact dengan anak langsung sejak lahir.
Konteks yang paling disebutkan mampu mengebangkan hubungan maternal dan infant
membutuhkan kedekatan secara fisik antara ibu dan anak setelah lahir. Contohnya,
memegang/memeluk anak mampu meningkatkan hubungan mereka. Tambahannya, menyusui dan
rooming-in (bayi diletakan didekat ibunya) setelah proses lahir. Selain itu, maternal-infant bonding
distimulasi oleh tangisan, senyuman, dam gerakan visual bayi.
Komponen emosional orang tua juga dirasakan mampu mengembangkan ikatan orang tua-anak.
Contohnya perilaku dan harapan mendidik anak yang positif dari orang tua mampu mengembangkan
ikatan ibu-anak.
Gangguan ikatan ibu-anak paling sering diakibatkan adanya pemisahan secara fisik dan/atau
emosional ibu dari anaknya dalam rentang waktu kelahiran anak sebagai penyebab
utamanya.terpisahnya secara fisik antara ibu dan anak saat lahir contohnya kelahiran prematur, atau
hasil dari pengurungan/pemisahan orang tua dari bayi saat lahir (maternal incarceration). Selain itu
trauma pada proses melahirkan atau tidak per-vaginal dapat membuat ikatan antara ibu dan bayi
menjadi sulit dan proses tersebut dikarenakan penurunan paparan oxytocin pada ibu saat proses
kelahiran.
Terpisah secara emosional antara ibu dan bayi memiliki potensi untuk terjadinya gangguan ikatan
diantara mereka. Hal ini dapat muncul dikarenakan pelbagai alasan contohnya, kehamilan yang tidak
diinginkan atau karena jenis kelamiin yang tidak diinginkan. Kondisi mental dari orang tua juga dapat
menjadi halangan pada ikatan ibu-anak. Dan akhirnya, karakretistik bayi seperti kondisi tidak sehat,
memiliki temperamen yang buruk, dan gangguan tidur, dapat memperburuk ikatan bayi dan orang
tua.
Tidak hanya menyediakan nutrisi untuk bayi, tetapi juga menyediakan proteksi yang penting untuk
melawan infeksi. Secara instan, berbagai tipe antibody dan agent anti infeksi lainnya disekresi dalam
susu bersamaan dengan nutris. Juga beberapa tipe WBC juga disekresikan termasuk neutrofil dan
makrofag, ynag beberapa diantaranya lethal terhadap bacteria yang menyebabkan infeksi berbahaya
pada bayi baru lahir. Umumnya mengahancurkan bakteria E. Coli yang menyebabkan diarrhea pada
bayi.
7
Fyi : Lactoferrin, a prominent whey protein found in breast milk, is not only a prebiotic, but also
antiinfective. Lactoferrin has been shown to reduce the production of inflammatory cytokines in
monocytes and, in the presence of a probiotic (Lactobacillus GG), has enhanced defenses against
infective enteric pathogens such as E. coli in the small intestines
SUMBER : 1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3838467/
2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3877694/
8
Insufficient saliva in the first months of life is explained by incomplete development of the
CNS and by reduced size of the salivary glands.
Salivation begins to increase with teething because excitation of the trigeminal nerve (the
fifth pair) or by excitation of pain receptors.
Parotid gland is missing at birth but develops intensively from the age of 3-4 months
Ratio between the length of the esophagus and the length of the body is the same in
children of different age groups (1:5)
9
o Duodenum – upper part, connected to the stomach » is located at the I lumbar
vertebra, at the age of 12 years is found in the III and IV lumbar vertebrae » where
the digestive juices from the pancreas and the liver combine with chyme making it
thin and watery » at the age of 7 years begins to develop adipose tissue that fix
duodenum
o Jejunum – occupies the left upper portion of the abdomen
o Ileum – is positioned in the right abdomen and upper part of the pelvis
The length of small intestine mesentery is relatively longer
Small Intestine
Digested nutrients are absorbed through intestinal walls
Chemical digestion must be completed in the small intestine through enzymatic activity
Intestinal mucosa secretes several enzymes that acts on the food, but very few
Absorbed materials cross the mucosa into the blood then other parts of the body for storage
or further chemical change
10
o proteolytic (trypsin kimotrypsin, elastase)
o glycolytic (α-amylase, β-lactase, maltase)
o lipolytic (lipase, phospholipase A and B)
Endocrine function is expressed through the secretion of hormones (insulin, glucagon,
somatostatin, lipocain)
Gastro-esophageal reflux
The term gastro-esophageal reflux (GER) implies a functional or physiologic process in a
healthy infant with no underlying systemic abnormalities. GER is a common condition
involving regurgitation, or “spitting up” which is the passive return of gastric contents
retrograde into the esophagus. Theprevalence of GER peaks between 1-4 months of age,
and usually resolves by 6 to 12 months of age. Regurgitation has been reported in 40-65% of
healthy infants, but decreases to 1% by one year of age.
Nausea
Nausea is the unpleasant feeling of repulsion towards certain foods, accompanied by
imminent desire to vomit Causes
o Digestive: appendicitis, biliary, intestinal obstruction, pancreatitis, peptic ulcer disease,
pyloric stenosis
o Neurological: brain tumors, meningitis
o Metabolic and endocrine: diabetes, Addison's disease
o Renal: chronic renal failure
o Other: febrile illness, pregnancy, seasickness, drugs
Vomiting
Vomiting is a reflex act which represents the evacuation of the stomach contents (food or
fluid) through the mouth, following the simultaneous contraction of the stomach,
diaphragm, abdominal muscles, contraction of the pylorus and opening of the cardia.The act
of vomiting takes place in three successive stages
o nausea and autonomic phenomena associated with it
o muscle contractions (effort vomiting)
o expulsion of gastrointestinal content (vomiting itself)
11
Types of vomiting
o acute vomiting
o chronic vomiting
Constipation
For practical clinical purposes, constipation is generally defined as infrequent defecation,
painful defecation, or both. In most cases, parents are worried that their child's stools are
too large, too hard, not frequent enough, and/or painful to pass. The North American
Society of Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition (NASPGHAN) defines constipation as
"a delay or difficulty in defecation, present for 2 weeks or more, and sufficient to cause
significant distress to the patient." The Paris Consensus on Childhood Constipation
Terminology (PACCT) defines constipation as "a period of 8 weeks with at least 2 of the
following symptoms: defecation frequency less than 3 times per week, fecal incontinence
frequency greater than once per week, passage of large stools that clog the toilet, palpable
abdominal or rectal fecal mass, stool withholding behavior, or painful defecation."
Health History Assessment
Appetite: Assess any changes in appetite, food intolerances, and the presence of nausea
and/or vomiting.
Pain: include specific questions about when the pain occurs – before meals, after meals, in
the middle of the night, and any food associations. Specifically ask about heartburn and
problems with a sore mouth, tongue, or throat.
Teeth/Gums: Ask about problems with bleeding gums, dental caries
Throat: Ask about any hoarseness or voice changes that might indicate the presence of a
tumor, any difficulty swallowing, and the presence or absence of tonsils.
Lower GI: Assess for problems with eructation, flatulence, the color, frequency, and amount
of stools.
Assess previous GI disease history such as cholecystitis, inflammatory bowel disease
Examination of abdomen
Inspection:
o Shape.
12
o Visible swellings, hernias.
o Umbilicus, veins.
o Visible peristalsis.
Percussion:
o Fluid wave, shifting dullness.
o Liver, spleen.
Palpation:
o Masses.
o Areas of tenderness, rebound, guarding.
o Liver, spleen:<3 yearsmaypalpateupto 2 cm belowcostal margin
o Kidneys, bladder
Auscultation:
o Bowel sounds
BREASTFEEDING
(Lijo)
Menyusui merupakan satu – satunya cara untukmemberikan makanan yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi. Oleh karena itu sebagai rekomendasi dari
WHO mengatakan bahwa 6 bulan pertama merupakan waktu yang tepat untuk memberikan ASI agar
dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Setelah pemberian ASI selama 6 bulan maka, bayi sudah dapat diberikan makanan komplementeri
dengan tujuan untukm enambahkan nutrisi yang dibutuhkan olehbayi. Makanan komplementeri ini
harus diberikan cukup dan bervariasi. Waktu pemberian makanannya adalah sebagai berikut:
2 – 3 kali pada bulan 6 – 8 bulan
3 – 4 kali pada bulan 9 – 11 bulan
Lalu pada bulan 12 – 24 bulan dapat diberikan cemilan bernutrisi 1 – 2 kali per hari.
Lalu perlu diketahui juga bahwa hamper kebanyakan dari bayi yang mengalami masalah kekurangan
nutrisi disebabkan oleh kesalahan dalam melakukan menyusui ini. Oleh karena itu perlu diberitahu
lagi bagaimana cara melakukan pemberian ASI dengan benar yaitu:
1. Kepala dan badan bayi harus berada di garis yang lurus
2. Kepalanya harus menghadap ke payudara dengan hidung yang berhadapan dengan puting
3. Ibunya harus menahan bayinya dekat denganibu
4. Jikabayi ini baru lahir maka harus ditopang badannya.
5. Lalu jika sudah siap, sentuhlah hidungnya ke putting sehingga kepalanya mengarah ke
payudara
13
6. Selanjutnya sentuhlah bibir bagian atas ke putting sehingga mulutnya terbuka
7. Masukanlah payudara ke mulutnya.
Untuk memastikan bahwa teknik yang diatas sudah dilakukan dengan benar adalah dengan melihat
kembali ke daerah payudara dan mengecek kembali apakah:
Dapat melihat bagian hitam dari putingnya yang bagian atas lebih banyak dibandingkan
dengan yang bawah
Mulut bayi terbuka lebar
Bibir bawahnya menonjol keluar,
Dagu bayinya menempel
a. Energy Intake
14
Bukan hanya pertumbuhan yang cepat, kebutuhan infant akan energi sangat tinggi, 2x nya orang
dewasa. Bayi newborn membutuhkan krg lbh 450 kcal / hari. Infant membutuhkan krg lbh 100
kcal/kgBW/hari sementara orang dewasa membutuhkan < 40 kcal/kg.
b. Energy nutrients
Nutrien yg dbutuhkan infant juga sama seperti pada umumnya yaitu karbohidrat, protein, dan lemak
yg semuanya ini sudah tercakup di dalam breast milk di 6 bulan pertama. 6 bulan berikutnya
disarankan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan nutrien ini. Karbohidrat
menyediakan energi untuk semua sel di tubuh, terutama otak. Fat untuk support rapid growth di
awal infancy. Protein basic building material pada jaringan tubuh. Protein jangan terlalu kurang,
tapi juga jangan berlebihan karena kalau berlebihan bisa memberikan stresses pada liver dan kidney
padahal di infant masih immature.
Selain karbohidrat, protein, dan lemak, infant juga membutuhkan vitamin dan mineral 2x lebih
banyak daripada orang dewasa. Selain itu, air juga salah satu yg paling penting, dimana pada awal
infancy kebutuhan air didapatkan cukup hanya dari breast milk atau infant formula saja.
15
Breast Milk
American Academy of Pediatrics (AAP) dan Canadian Paediatric Society dgn kuat merekomendasikan
breastfeeding untuk healthy full term infants, kecuali ada kontraindikasi. AAP, CPS, dan ADA
(American Dietetic Association) merekomendasikan exclusive breastfeeding 6 bulan dan
breastfeeding + complimentary food min 12 bulan untuk infants. Iron-fortified formula juga bisa
menjadi alternative dari breastfeeding, namun tetap direkomendasikannya adl breast milk.
a. Frequency and duration
Breastmilk lebih mudah dicerna daripada susu formula, sehinga breastfed infants biasanya butuh
lebih sering menyusu daripada formula-fed infants. Minggu-minggu pertama, infants menyusu 8-12x
/ hari. Crying is a late indicator of hunger. Breastfeeding disarankan krg lbh 10-15 menit di tiap
payudara.
b. Energy nutrients
Karbohidrat : disaccharide lactose (mudah dicerna dan lactose mningkatkan calcium absorption)
Protein : alpha-lactalbumin (lebih sedikit daripada di susu sapi tapi jumlah ini cukup, di susu sapi
proteinnya = casein) efficiently digested dan absorbed.
Lipid : essential fatty acid linoleic acid dan linolenic acid dan arachidonic acid, dan DHA
(docosahexaenoid acid). Arachidonic acid dan DHA bnyak dtmukan di retina dan otak breastfed
infants scara umum score higher pada tes mental development daripada formula-fed infants.
Vitamin : Kecuali vit D, vitamin-vitamin lain dalam breast milk sangat cukup untuk support
pertumbuhan infant. Namun, vit D rendah vit D deficiency bisa impair bone mineralization AAP
merekomendasikan vit D supplement untuk semua infants yg mndapat ASI eksklusif dan infants
yang tdk mendapat minimal 500 ml vit D – fortified formula tiap harinya. Vit D deficiency ini
terutama bnyak trjadi pada infants yang tdk terexposed sunlight tiap harinya, pnya kulit yg brwarna
gelap, dan receive breastmilk without vit D supplementation. AAP merekomendasikan pemberian
single dose vit K pada saat lahir ke infants untuk melindungi dari bleeding to death.
16
Mineral : Kandungan Calcium di breastmilk ideal untuk infant bone growth, dan Calciumnya well-
absorbed. Selain itu juga ada sedikit Fe (tp BA tinggi), Zn, tapi breast milk rendah Na dan rendah
fluoride.
Pediatrician secara rutin akan prescribe liquid supplements yg mengandung vita D, iron, dan
fluoride.
c. Immunological protection
Selain memiliki kandungan nutrien yang bagus, breast milk juga offer immunological protection dgn
secara aktif fight disease dan melindungi infant dari penyakit. Perlindungan ini terutama pada 1
tahun pertama kelahiran saat sistem imun infant masih belum sempurna.
Selama 2-3 hari setelah melahirkan, breast akan memproduksi colostrum (premilk substance yg
mengandung mostly serum dengan antibodi dan WBC). Hal ini menjelaskan mengapa breast-fed
infants lebih sedikit yg mengalami intestinal infection daripada formula-fed infants.
Selain antibodi, colostrum dan breast milk juga mnghasilkan protective factor lain :
bifidus factors favor the growth of “friendly” bacterium Lactobacillus bifidus di infant’s intestinal
tract sehingga harmful bacteria lain tidak berkembang.
Lactoferrin (iron-binding protein) menjaga bakteri tidak mendapatkan iron yg dia butuhkan untuk
bertumbuh, dan bantu menyerap iron ke infant’s bloodstream, dan membunuh beberapa bakteri
secara langsung.
Lactadherin (protein di breast milk) bind dan menghambat replikasi virus yg bisa menyebabkan
diare pada infants.
Enzim seperti lipase dan juga growth factor di dalam breast milk juga bantu melindungi infant dari
infeksi dan menstimulasi perkembangan infants digestive tract dan protective factor.
Breast milk juga offer protection melawan perkembangan alergi. Dibandingkan formula-fed infants,
breastfed infants insidensi alergi nya lebih rendah (asma, recurrent wheezing, skin rash).
e. Other benefit
Breastfeeding juga bantu melindungi dari excessive weight gain nantinya. Menurut penelitian, initia;
breastfeeding melindungi dari kemungkinan obesitas di later life. Selain itu, banyak penelitian yang
mengungkapkan keuntungan breastfeeding pada intelligence, hal ini dikaitkan dgn kandungan DHA
pada breast milk yg menstimulasi brain development.
17
Infant Formula
a. Composition
Pabrik susu formula berusaha membuat susu formula yg kandungannya semirip mungkin dgn breast
milk. AAP merekomendasikan semua formula-fed infants mendapatkan formula yang : iron-fortified
infant formula.
b. Resiko formula feeding
Susu formula tidak memiliki kandungan protective antibodies, tapi secara umum, vaksinasi, purified
water, dan clean environment di negara-negara maju membantu melindungi infants dari infeksi.
Namun berbeda pada negara berkembang, formula mungkin unavailable, prepared with
contaminated water, atau overdiluted (terlalu encer) untuk menghemat uang hal ini bisa cause
infeksi, diare, dehidrasi. Kalau resiko tinggi, breastfeeding menjadi pilihan yang sangat life-saving
karena sterile, tidak perlu uang, dan mengandung antibodi.
c. Standard infant formula
Biasanya beberapa infant tidak cocok untuk minum standard cow’s milk-based formulas bisa
digantikan dengan hypoallergenic formulas atau formula yg based on soy protein. Soy protein
formula ini juga direkomendasikan untuk infant yg lactose intolerence karena mengunakan
cornstarch dan sucrose instead of lactose. Goat’s milk inappropriate untuk infants karena folate
rendah bisa goat’s milk anemia (folate deficiency anemia akibat goat milk).
Infant juga diingatkan untuk tidak tidur sambil menyusu pake botol karena bisa berpotensi
menyebabkan tooth decay nursing bottle tooth decay.
Metabolism in Malnutrition
(Bach)
I. Introduction
a. Starvation
Pada literature biasanya starvation dibagi menjadi dua; uncomplicated dan stressed starvation
.Keadaan stress dapatdisebabkan oleh keadaan-keadaan di bawah ini :
18
Uncomplicated dan stressed starvation memiliki efek yang berbeda terhadap tubuh.
Uncomplicated biasanya menyebabkan marasmus dan stressed menyebabkan kwashiorkor
Namun kadang kwashiorkor dan marasmus dibedakan dari penyebabnya, dikatakan bahwa
kwashiorkor diakibatkan oleh konsumsi protein yang kurang dan dikaitkan dengan inflamasi,
sedangkan marasmus disebabkan oleh konsumsi makanan kurang energy secara kronik.
Marasmus akan menyebabkan keadaan hipometabolisme sedangkan kwashiorkor
menyebabkan keadaan hipermetabolisme.
Perbedaan hipermetabolisme dan hipometabolisme dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Kenapa yang satu hipometabolisme dan yang satulagi hipermetabolisme? Perbedaan ini
diakibatkan oleh perbedaan jumlah proinflammatory cytokines dan juga
hormontertentuseperti :tumor necrosis factor, interleukins 1 &
6, C-reactive protein, catecholamines (epinephrine &norepinephrine),
glucagon, dankortisol— yang cenderung meningkat pada pasien
hipermetabolik dan menurun pada pasien hipometabolik. Hal ini kemudian
berpengaruh pada tiga hal : laju metabolism, katabolisme protein, dan
gluconeogenesis.
19
II. Metabolic Rate
Dalam keaadan kelaparan (starvation) resting metabolic rate awalnya naik namun kemudian
turun 10% - 30% sebagai respon untuk keterbatasan energy. Namun pada seseorang yang
mengalami stress fisiologis , resting metabolic rate akan meningkat tergantung pada derajat
stress tersebut. 10% setelah operasi, 20-30% setelah patah tulang, 30-60% pada infeksi berat
seperti peritonitis , 110% untuk luka bakar. Apabila jumlah asupan energy tidak sesuai
dengan laju metabolism maka akan terjadi pengurangan berat badan .
Laju pemecahan protein dalam tubuh awalnya naik namun kemudian berkurang pada kondisi
kekurangan energi. Setelah 10 hari starvation, individu akan kehilangan 12-18gram protein
perhari, yang setaradengan 2 oz jaringan otot atau 2-3g nitrogen. Sebaliknya pada injury dan
sepsis , pemecahan protein akan naik tergantung pada tingka tstressnya , 30-
60g/harisetelahoperasi, 60-90g/d untukinfeksi, 100-130g/hariuntuk sepsis beratatau trauma
tulang, danlebihdari 175g/hariuntuklukabakaratau trauma kepala. Hal
iniakanberpengaruhpadapeningkatan urea nitrogen yang dieksresikan.
IV. Gluconeogenesis
20
Pada kondisi hipometabolik, katabolisme protein berkurang. Sedangkan pada kondisi
hipermetabolik/stress ,gluconeogenesis meningkat secaradrastis.
Hipometablisme – awalnya pada keadaan lapar, tubuh akan merespon dengan menggunakan
cadangan glukosa, glikogen, protein dan lemak. Namun seiring dengan berjalannya lama
kelaparan , tubuh akan beradaptasi untuk menggunakan keton sebagai sumber energi.
Sehingga penggunakaan protein pun berkurang, selain itu berkurangnya penggunaan protein
juga dipengaruhi olehcadangan protein yang semakin berkurang
Hipermetabolisme – Pada keadaan stress, tubuh membutuhkan glukosa yang banyak sebagai
energy untuk reparasi sel-sel tubuh, maupun untuk digunakan oleh sel darah putih dan
fibrosa. Apabila suplai glukosa menurun, protein glukogenika kan dipecah untuk diubah
menjadi glukosa.
a. Protein
b. Lemak
21
- Berkurangnya insulin dan bertambahnya sekresi glucagon dan katekolamin
- Naiknya glikogenolisis dan lipolysis
- Hidrolisis trigliserida di jaringanlemak sehingga mensekresikan FFA dan gliserol ke darah
- Peningkatan gluconeogenesis dari amino acid setelah berkurangnya glikogen
22
KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
“Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan
berdasarkan jenis kelamin.” – Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penggunaan
Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi Balita
I. PENJELASAN UMUM
Kegunaan KMS:
a. Bagi orang tua: Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar
setiap bulan membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan
23
pertumbuhan atau kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti
memberikan makan lebih banyak atau membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat.
b. Bagi kader: KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul vitamin A
serta menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali, kader dapat memberikan
penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila berat badan tidak naik 2 kali atau
berat badan berada di bawah garis merah, kader perlu merujuk ke petugas kesehatan terdekat,
agar anak mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
c. Bagi petugas kesehatan: Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan
kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A. Bila anak belum
menerima pelayanan maka petugas harus memberikan imunisasi dan kapsul vitamin A sesuai
dengan jadwalnya. Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh masyarakat dalam
kegiatan pemantauan pertumbuhan.
24
III. TINDAK LANJUT HASIL PENIMBANGAN
1. Berat badan naik (N):
Jelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS
Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat tentang
pemberian makan anak sesuai dengan umurnya
Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
3. Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
Jelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, demam, dll.) dan
kebiasaan makan anak
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai dengan
umurnya
Rujuk anak ke Puskesmas/Pustu/Puskesdes
25
PENILAIAN STATUS NUTRISI DENGAN INDEKS
ANTROPOMETRIK
Amelia Putri Marissa
Antropometri adalah pengukuran proporsi, ukuran, dan berat tubuh manusia. Pengukuran ini
dilakukan dengan tujuan penilaian berbagai komponen dalam status kesehatan seseorang,
terutama nutrisi.
Terdapat beberapa komponen pada pengukuran antropometri, seperti berat badan, tinggi badan,
dan ukuran lingkar kepala.
26
27
Perbedaan short term dan long term starvation
28
Perbedaan non stressed dan stressed starvation
29