Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang terdiri dari berbagai
kebijakan, teknik, prosedur, peralatan fisik, dan manusia untuk mencapai tujuan organisasi.
Serta meliputi rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menghasilkan
informasi yang akurat dan terpercaya.
Tujuan dari sistem pengendalian intern sendiri adalah untuk menghindari hal-hal
yang tidak ingin dialami oleh perusaahan seperti penyelewangan dan kecurangan dalam
pembuatan laporan keuangan maupun non keuangan, dan juga untuk mentaati hukum dan
peraturan yang mengharuskan semua perusaahan untuk mengeluarkan laporan keuangan
tentang bagaimana keefektifan pelaksanaan pengendalian intern.
Untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan terpata 4
unsur pokok yang penting yang harus dilakukan, antara lain (Mulyadi, 2008:166)
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi.
Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna
mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di pihak lain, formulir merupakan dokumen
yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir
dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan (realibility) yang
tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen
pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat
dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan,
utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.menghasilkan informasi yang teliti
dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu
organisasi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain. Karena setiap transaksi dilaksanakan dengan campur tangan
pihak lain sehingga terjadi internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap
organisasi yang terkait maka setiap unit organisasi akan melaksanakan praktik
yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya.
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi
enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi (Bambang Hartadi, 1999 : 130) :
1. Pemisahan fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas
kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu
efisiensi pelaksanaan tugas
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang
yang berwenang.
3. Prosedur dokumentasi
5. Pengawasan fisik
Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada,
menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali
penerimaan kas . Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.
Dalam organisasi setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem otorisasi tertentu.
Otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan oleh manajer
yang memiliki wewenang untuk itu, pada dokumen sumber setiap transaksi yang terjadi
dicatat daiam catatan akuntansi melalul prosedur pencatatan terternu. Dengan demikian,
maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat
terjamin ketelitian dan keandalannya. Beberapa dokumen yang harus diotorisasi adalah
sebagai berikut :
1. Surat perrnintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang
disimpan dalam gudang atau kepala fungsi pemakai barang, untuk barang yang
langsung dipakai.
2. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang
lebih tinggi.
4. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih
tinggi.
Karyawan merupakan salah satu aset perusahaan yang digunakan sebagai jalan
untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan. Perusahaan akan terus
mengembangkan kompetensi karyawan yang dimilikinya dengan berbagai cara yang
dimiliki. Sehingga perusahaan akan terus mengikat dan mempertahankan karyawannya
yang mandiri, kreatif dan inovatif. Dalam hal ini karyawan harus memiliki modal untuk
bisa mempertahanakna diri dalam perusahaan tempat dia bekerja, karena semakin ketatnya
kriteria perusahaan dalam mencari dan mempertahankan karyawannya. Untuk itu berikut
merupakan ciri-ciri karyawan yang dimaksud adalah yang memiliki pengetahuan,
kapabilitas dan inovatif :
3. Sikap diri yang mau dan ingin terus belajar mengenai masalah yang ada dalam
perusahaan.