Ny. V Di Ruang Mawar I Rsud DR Moewardi PDF
Ny. V Di Ruang Mawar I Rsud DR Moewardi PDF
DISUSUN OLEH:
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apa bila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Surakarta
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
NIK. 200179001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Surakarta
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2015
DEWAN PENGUJ1
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
Tulis Ilmiah dengan judul ” Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Post Sectio
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
v
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
5. Dwi Sulisetyawati, SKep., Ns., MKep selaku dosen penguji yang telah
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
a. Pengertian .................................................................. 7
c. Indikasi ..................................................................... 8
d. Komplikasi ............................................................... 9
vii
2. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum ...................... 10
a. Pengkajian ............................................................... 10
d. Penatalaksanaan ....................................................... 17
viii
B. Perumusan Masalah ................................................................. 31
F. Evaluasi .................................................................................. 39
BAB V PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram (Tetti
bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea pada tahun 1998 adalah
pada tahun 2005 sebesar menjadi 53,68% pada tahun 2006 (Grace,2007
tahun 2010 terjadi sebesar 11,8% (Profil Dinas Kesehatan, 2010 dalam
kasus pada tahun 2013 menjadi 693 kasus pada tahun 2014 dan 98 kasus
1
2
the Study of Pain atau IASP mendefinisikan nyeri sebagai sensori subyektif
Namun, sensori nyeri akan kembali terasa ketika efek dari anetasi sudah
habis. Nyeri inilah yang membuat pasien terganggu (Whalley, dkk 2008
upaya mandiri pasien terhadap pengontrolan nyeri agar sensasi nyeri dapat
Pratiwi 2012).
dalam beberapa detik atau menit. Dalam hal ini, ketika nyeri hebat
dan tanpa efek yang merugikan (Potter, 2005 dalam Pratiwi 2012).
signifikan pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan masase dalam
relaksasi nafas dalam, terapi non farmakologi yang dapat diberikan untuk
adalah dengan cara dihirup atau dibalur pada saat pemberian masase
untuk relaksasi adalah aroma bunga lavender. Kandungan utama dari bunga
4
kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas (relaksasi)
pada lavender. Hal ini sesuai teori McLain (2009) bahwa minyak esensial
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miguel, dkk pada tahun 2011
rileks, sedangkan pada rosemary cenderung merasa lebih waspada. Hal ini
Mei sampai 7 Juni 2012 terhadap 30 ibu post sectio caesarea di ruang
pada ibu post sectio caesarea. Selain itu, hasil observasi yang dilakukan
penulis pada pasien post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD dr.
itu perawat harus terlebih dahulu menangani masalah nyeri pada pasien
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
nafas dalam dan aroma terapi lavender pada pasien dengan nyeri
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram.
(Solehati, 2015)
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, sectio caesarea juga
menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi atau
lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan
mengarah pada komplikasi komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai
7
8
1) Sayatan melintang
2) Sayatan memanjang
bayi.
c. Indikasi
atas indikasi:
1) Ibu
a) Disproporsi cepalopelvik
b) Plasenta previa
c) Letak lintang
d) Solution plasenta
2) Anak
a) Gawat janin
b) Letak janin
c) Kehamilan ganda
9
Andarmoyo (2015)
d. Komplikasi
berikut:
1) Pada ibu
a) Infeksi Puerperal
nifas
d) Perdarahan
2) Pada anak
2) Kelemahan
5) Resiko infeksi
6) Sulit tidur
10
a. Pengkajian
plasenta previa.
1) Temperatur
rumah sakit, suhu tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau
keletihan
2) Nadi
3) Pernafasan
1 jam postpartum
4) Kandung kemih
11
cairan intravena
5) Sistem gastrointestinal
normal
6) Lokea
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
1) Diagnosa Pertama
kesakitan.
12
Intervensi :
perilaku
posisi.
mengurangi nyeri
nyeri
2) Diagnosa Kedua
Intervensi :
kandung kemih
3) Diagnosa Ketiga
Tujuan: insisi bedah kering, tidak ada tanda infeksi, infolusi uteri
Intervensi:
pada luka
4) Diagnosa Keempat
melahirkan sesar.
Intervensi :
melahirkan sesar
d. Implementasi
asuhan keperawatan.
15
e. Evaluasi
bahwa ia nyaman
sesar.
a. Pengertian
b. Klasifikasi nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit,
2) Nyeri kronik
bulan.
c. Alat ukur
ada nyeri dan ujung kanan menandakan nyeri yang berat atau nyeri
diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat klien pada garis tidak
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan ( Tetti & Cecep eli,
2015)
d. Penatalaksanaan
(rosemary, 2003).
esenssial ini dapat dihirup atau menjadi minyak dalam terapi masase
pada kulit yang utuh, selain itu juga dapat menjadi kombinasi minyak
sulistyo, (2013)
post sectio caesarea dengan p-value < 0,05 baik terhadap intensitas
19
skala nyeri dan berkurangnya nyeri yang dialami ibu post sectio
Nifas adalah masa post partum atau puerperium yaitu masa atau waktu
sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan saat melahirkan (Suherni, 2007).
e. Periode nifas
3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
1) Uterus
2) Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
organisme berkembang lebih cepat dari pada Kondisi asam yang ada
pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/ anyir seperti darah
beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post partum.
b) Lochea Sanguinolenta
c) Lochea Serosa
antara lain:
a) Nafsu makan
b) Pengosongan perut
6) Dinding perut
minggu.
7) Kulit abdomen
8) Striae
B. Kerangka Teori
Ibu Janin
komplikasi
persalinan normal
Ibu janin
kala II berjalan
· infeksi lancar
· perdarahan Kematian
Nyeri akut
C. Kerangka Konsep
(Ratna, 2011)
BAB III
Surakarta.
D. Prosedur Tindakan
Fase Orientasi
1. Mengucap salam
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
Fase Kerja
lavender.
25
26
3. Ciptakan suasana yang nyaman dan usahakan tetap rileks dan tenang.
yang nyaman.
Fase Terminasi
3. Berpamitan
Alat ukur yang digunakan menggunakan VAS Skala analog visual (Visual
analog scale). Visual Analog Scale (VAS) merupakan skala berbentuk garis
nyeri dan ujung kanan menandakan nyeri yang berat atau nyeri yang tidak
garis dan jarak yang dibuat klien pada garis tidak ada nyeri, kemudian
9-11 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan ( Tetti & Cecep eli, 2015)
Analog
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 3.1
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
laki laki dengan berat badan 2600 gr dan panjang badan 46 cm. perdarahan
28
29
mentis, berat badan pasien : 50 kg dan tinggi badan : 146 cm. pemeriksaan
tidak anemis, sclera tidak ikterik. Pada hidung didapatkan hidung bersih
dan tidak ada sekret. Pada mulut : mulut bersih, gigi putih, membrane
mukosa agak kering. Telinga: didapatkan telinga bersih, simetris dan tidak
ada serumen. Pada leher didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
simetris. Pada palpasi ictus cordis teraba, .saat diperkusi terdengar suara
simetris, tidak ada jejas, ekspansi paru kanan dan kiri sama. Pada palpasi
vocal fremitus kanan kiri sama. Saat diperkusi didapatkan suara paru sonor
putting susu membesar dan terdapat pigmentasi aerola, dan asi belum
keluar.
30
vagina terpasang DC. Perineum utuh tidak ada laserasi jalan lahir, tanda
ka/ki 4/4, terpasang infuse RL ditangan kanan, tidak ada oedema. Pada
ekstremitas Bawah kekuatan otot ka/ki 4/4, tidak ada jejas, tidak ada
oedem.
sakit: pasien mengatakan rata rata tidur 6-7 jam perhari dan tidak ada
sedikit.
31
timbul.
4,5-14,5) trombosit 148 ribu/ul (nilai normal 150-450) eritrosit 3,63 juta/ul
terdiri dari cairan infuse RL 20 tpm, terapi enteral terdiri dari ceftriaxone
2gr/ 24jam sebagai antibiotic dan ketorolak 30ml/ 8 jam sebagai analgesik.
B. Perumusan masalah
nyeri terasa hilang timbul. Data obyektif : Pasien tampak menahan sakit,
atas didapatkan hasil kekuatan otot ka/ki 4/4, terpasang infuse RL ditangan
kanan, tidak ada oedema. Pada ekstremitas bawah kekuatan otot ka/ki 4/4,
tidak ada jejas, tidak ada oedem,pasien tampak masih meminta bantuan
Data obyektif : Tampak bekas jahitan, panjang sayatan ± 10 cm, tidak ada
D. Rencana keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil : Skala
nyeri berkurang menjadi 1 dan Pasien tidak merasa sakit /nyeri. Rencana
skala nyeri. Kaji keadaan umum pasien untuk Mengetahui keadaan umum.
penyembuhan.
dengan kriteria hasil : Kekuatan otot pasien menjadi 5 dan Pasien mampu
pasien. Ajarkan mobilisasi dini untuk melatih pasien untuk gerak. Jelaskan
teratasi dengan kriteria hasil tidak ada luka atau lesi pada kulit dan luka
tetap bersih. Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah observasi luka
E. Tindakan keperawatan
rileks.
nyeri.
hilang timbul. Respon obyektif : pasien tampak menahat sakit saat diajak
bicara.
tampak pus, tidak ada kemerahan, tampak bekas jahitan. Tindakan jam
subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa miring tapi masih sulit berjalan.
lebih tenang dan rileks. Tindakan jam 13.20 wib mengajarkan mobilisasi:
38
pasien mengatakan sudah tidak nyeri, nyeri hanya saat berbicara.P : Pasien
nyeri terasa hilang timbul . respon obyektif : pasien tampak sangat rileks
merasakan nyeri dan pasien sudah tau cara mengontrol nyeri. Tindakan
tenang, terlihat bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi seperti kemerahan
F. Evaluasi
2015 jam 14.00 WIB didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa pertama:
subyektif :pasien mengatakan nyerinya kadang terasa saat diam dan bicara,
pemberian analgetik).
nyeri ( post sc). Data subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa sedikit
obyektif : pasien tampak sangat rileks dan tidak mengeluh sakit. Analisis :
( post sc). Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah mampu
duduk, miring dan berdiri sendiri. Data obyektif : kekuatan otot pasien 5.
operasinya terasa perih. Data obyektif : tidak tampak pus, tidak ada
jam 13.00 wib. Diagnosa pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik . Hasil evaluasi data subyektif : Pasien mengatakan sudah tidak
mengatakan sudah bisa berdiri dan berjalan. Data obyektif : pasien sudah
intervensi.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas tentang “Pemberian teknik relaksasi nafas
A. Pengkajian
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan
lingkungan.
Saat penulis melakukan Pengkajian pada tanggal 11 maret 2015 jam 08.00
WIB Ny. V kooperatif dan selalu didampingi keluarganya. Ny. V mengatakan ini
adalah kelahiran anak pertamanya. riwayat kehamilan saat ini : Ny. V mengatakan
43
44
mengatakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) tanggal 19 Mei 2014. HPL( hari
Menurut kheysh, (2015) hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah tanggal
kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih sejak awitan periode
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram (Tetti dan Cecep Ali,
2015). Menurut Manuaba (2008) pada kehamilan lewat waktu (postterm) plasenta
telah sangat mundur untuk mampu memberikan nutrisi dan oksigen kepada janin
sehingga setiap saat janin akan terancam gawat janin dan diikuti asfiksia
dijelaskan bahwa pada bayi postterm sangat riskan terjadi asfiksia karena
penurunan suplai oksigen dan nutrisi dan resiko terjadi oligohidramnion, untuk
areola menjadi gelap dengan penonjolan puting, terdapat cairan encer berwarna
kuning yang keluar dari puting pada akhir kehamilan. Dari teori tersebut terlihat
operasi ±10cm. Posisi perut membulat, pasien merasa nyeri dibagian perut dengan
skala 5. Menurut Sofyan (2011) sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Dari teori
terpasang DC, Perineum utuh tidak ada laserasi jalan lahir, tanda REEDA hasilnya
tidak ditemukan kemerahan (redness), tidak ada bengkak (edema), tidak ada
dengan jenis lochea rubra, perdarahan bewarna merah segar dan berbau amis.
Darah setengah pembalut besar. Menurut Suherni et al,(2008) Lochea adalah ekresi
cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua
yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada Kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lochea mempunyai bau amis / anyir seperti darah menstruasi meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda–beda pada setiap wanita. Lochea yang
46
berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena
proses involusi.
rubra / merah (kruenta) muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post partum. Cairan
otot kanan/ kiri : 4/4, terpasang infuse RL ditangan kanan, tidak ada oedema. Pada
ekstremitas bawah, kekuatan otot kanan/ kiri 4/4, tidak ada jejas, tidak ada
Menurut Andarmoyo (2013), Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah
cidera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat,
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk
waktu singkat. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa penyebab nyeri
akut salah satunya karena prosedur pembedahan, pada pasien ditemukan bahwa
pasien setelah menjalani operasi sectio caesaria terdapat sayatan bekas operasi
section caesaria.
hemoglobin 11,7 g/dl (nilai normal 12,3-15,3). leukosit 10,7% (nilai normal 4,5-
14,5). dari data diatas dapat disimpulkan Hemoglobin pasien rendah dikarenakan
47
perdarahan sectio caesarea. leukosit normal namun bila leukosit dibawah nilai
Terapi medik yang didapatkan pasien yaitu cairan parenteral yang terdiri
dari cairan infuse RL 20 tpm, terapi enteral terdiri dari ceftriaxone 2gr/ 24jam
B. Perumusan masalah
proses kehidupan yang actual/ potensial yang merupakan dasar untuk memilihan
perawat.
dengan agen cidera fisik. nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosi yang
tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
atau digambarkan dengan istilah seperti (international association for the study of
pain), awitan yang tiba tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasingya kurang
wajah ( mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau
tetap pada satu focus meringis), perilaku berjaga jaga atau melindungi nyeri,
48
indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri.
Herdman,(2010).
nyeri terasa hilang timbul. Data obyektif : Pasien tampak menahan sakit,pasien
36ºc.
adalah keterbatasan dalam, pergerakan fisik mandiri dan terarah pada tubuh atau
suatu ekkstremitas atau lebih. tingkatan hambatan fisik: tingkat 0 mandiri, tingkat
bantuan dari orang lain, tingkat 3 menggunakan bantuan dari orang lain dan
data subyektif :Pasen mengatakan lemas, masih sulit untuk miring. Data obyektif :
pasien hanya berbaring,kekuatan otot 4, ekstremitas atas kekuatan otot kanan/ kiri
: 4/4, terpasang infuse RL ditangan kanan, tidak ada oedema. Pada ekstremitas
49
bawah, kekuatan otot kanan/ kiri 4/4, tidak ada jejas, tidak ada oedema pasien
Data subyektif : Pasien mengatakan sakit pada bekas operasinya. Data obyektif :
Tampak bekas jahitan, panjang sayatan ± 10 cm, tidak ada tanda reeda.
observasi yang telah dilakukan selama tiga hari pengelolaan kasus. selain itu
C. Rencana keperawatan
pemecahan nmasalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang
akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Tujuan tindakan diatas Setelah
dengan kriteria hasil : Skala nyeri berkurang menjadi 1 dan Pasien tidak merasa
rasional Mengetahui skala nyeri. Kaji keadaan umum pasien rasional Mengetahui
penyembuhan.
(post sc). Tujuan tindakan diatas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi dengan criteria hasil
Kekuatan otot pasien menjadi 5 dan Pasien mampu melakukan mobilisasi secara
mandiri. Rencana tindakan yang akan dilakukan Kaji mobilisasi pasien rasional
ambulasi pasien.
3x24 jam diharapkan tidak ada infeksi dengan criteria hasil Tidak ada luka atau
lesi dan luka tetap bersih. Rencana tindakan yang akan dilakukan observasi luka
menjaga kebersihan luka. Anjurkan pasien untuk tidak memegang bekas operasi
diatas dapat disimpulkan bahwa semua intervensi telah sesui dangan intervensi.
D. Tindakan keperawatan
tanggal 13 maret 2015 sampai tanggal 15 maret 2015 yaitu : mengobservasi nyeri
pasien didapat respon subyektif: pasien mengatakan perutnya agak sakit,P: Pasien
seperti tertusuk tusuk,R: Pasien mengatakan nyeri terasa dibagian perut,S: pasien
mengatakan skala nyeri 5,T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul. respon
obyektif : Pasien tampak menahan sakit, pasien hanya berbaring ditempat tidur.
Respon subyektif : pasien mengatakan bekas operasinya masih sakit, pasien mau
lebih rileks.
lavender awalnya pasien menolak karena pasien merasa asing dengan bau
lavender. tetapi setelah penulis menjelaskan tentang manfaat dari lavender pasien
mau mencium bau lavender dan setelah tindakan selesai pasien mengatakan ada
nafas dalam dan masase menurunkan tingkat nyeri diantaranya penelitian Maulana
Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Post Partum Di RSUD Bantul”. Dari hasil
nyeri pada pasien pasca operasi bedah dirumah sakit Dustira Cimahi oleh Argi
aromaterapi lavender adalah 4,80 dengan standar deviasi 2,530. Intensitas nyeri
Terlihat nilai mean perbedan rata rata sebelum dan sesudah adalah 0,700. Hasil uji
statistik didapatkan perbedaan yang signifikan karena nilai p=0,001, pvalue < a (a
= 0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata rata sebelum
Waktu pelaksanaan dijurnal dilakukan selama 1 bulan tetapi pada kasus ini
penulis hanya melakukan tindakan selama 3 hari. ini dikarenakan pasien hanya
53
selama 3 hari.
belum bisa bergerak dan miring. Respon obyektif : pasien tampak ingin miring
diajarkan mobilisasi dini (miring dan duduk). Respon obyektif : pasien tampak
masih kesulitan dan merasa sakit di bagian perut saat dibantu miring dan duduk.
mobilisasi, dan kolaborasi dengan fisioterapi dalam hal ini penulis tidak
tanggal 13 maret 2015 sampai tanggal 15 maret 2015 yaitu : mengobservasi luka.
obyektif :tidak tampak pus, tidak ada kemerahan, tampak bekas jahitan.
bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi seperti kemerahan dan keluar pus.
54
Tindakakan medikasi hanya dilakukan pada hari ketiga, hal ini dikarenakan pada
hari pertama dan kedua luka masih basah dan masih bersih.
E. Evaluasi tindakan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. klien keluar dari siklus proses
keperawatan apabila criteria hasil telah dicapai. klien akan masuk kembali
tahap tahap proses keperawatan dan revisi atau terminasi rencana asuhan
jam didapatkan hasil evaluasi dengan metode SOAP pada diagnosa pertama: nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik . Didapatkan data subyektif :pasien
mengatakan nyerinya kadang terasa saat diam dan bicara, P: Pasien mengatakan
skala nyeri 5,T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul . obyektif: pasien
tampak menahat sakit saat diajak bicara. Analisis : Masalah belum teratasi.
pemberian analgetik).
post sc). Data subyektif : Pasien mengatakan sudah bisa sedikit miring. Obyektif :
55
pertama,kedua dan ketiga didapatkan belum ada perubahan sebelum dan setelah
dilakukan tindakan.
Tindakan keperawatan hari sabtu tanggal 14 maret 2015 jam 14.00 wib.
Hasil evaluasi diagnose pertama: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
fisik. Data subyektif : S : pasien mengatakan sudah tidak nyeri, nyeri hanya saat
dibagian perut,S: pasien mengatakan skala nyeri 2,T: pasien mengatakan nyeri
terasa hilang timbul. Data obyektif : pasien tampak sangat rileks dan tidak
post sc). Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah mampu duduk,
miring dan berdiri sendiri. Data obyektif : kekuatan otot pasien 5. Analisis :
berjalan).
terasa perih. Data obyektif : tidak tampak pus, tidak ada kemerahan, tampak bekas
sudah mampu duduk,miring dan berdiri, dan diagnose ketiga tidak ada tanda tanda
infeksi. Dapat ditarik kesimpulan pada diagnose pertama, kedua dan ketiga
intervensi.
13.00 wib. Diagnose pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik .
perut,S: pasien mengatakan skala nyeri 1,T; pasien mengatakan nyeri terasa hilang
57
timbul. Data obyektif : ekspresi wajah pasien sudah rileks, tidak merasakan sakit.
sc). Hasil evaluasi data subyektif : pasien mengatakan sudah bisa berdiri dan
berjalan. Data obyektif : pasien sudah tampak bisa berjalan dan berpindah sendiri.
merasakan sakit dibekas luka operasinya, pasien mau dilakukan medikasi. data
obyektif : pasien tampak tenang, terlihat bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi.
pada diagnose pertama, kedua dan ketiga teratasi dan intervensi dihentikan.
BAB VI
A. Kesimpulan
Post Partum Pada Ny. V Dengan Post Sectio Caesarea atas indikasi
1. Pengkajian
58
59
panjang sayatan ± 10 cm, tidak ada tanda reeda, ttv: td:110/80 mmHg,
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
5. Evaluasi
karena tujuan dan criteria hasil sesuai dengan harapan penulis, yaitu
teratasi, karena tujuan dan criteria hasil sesuai dengan harapan penulis,
yaitu tidak ada luka dengan kriteria hasil tidak ada luka atau lesi dan
B. Saran
3. Bagi penulis
Anggorowati. dkk. 2012. Mobilisasi Dan Penyembuhan Luka Operasi Pada Ibu
Post Sectio Caesarea Diruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga. Departeman keperawatan Maternitas dan Anak PS Ilmu
Keperawatan FK UNDIP. Semarang
Cuningham, Gary F. et al. 2012. Williams Obstetrics. Edisi 23. EGC. Jakarta.
Judha, Muhammad. et al. 2012. Teori pengukuran nyeri dan nyeri persalinan.
Edisi 1. Nuha Medika. Yogyakarta
Kamariyah, Nurul. et al. 2014. Buku ajar kehamilan untuk mahasiswa dan
praktisi keperawatan serta kebidanan. Jilid 1. Salemba Medika. Jakarta
Manuba, Ida Ayu C. et al. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial untuk profesi bidan. EGC. Jakarta
Pratiwi, ratna dan widyasih, restuning. 2012. Penurunan intensitas akibat luka
post sectiocaesarea setelah dilakukaan latihan teknik relaksasi
pernafasan menggunakan aromaterapi lavender. Universitas padjadjaran.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jilid 1. Salemba
Medika. Jakarta
Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri, Obstetri Sosial. Edisi 3. EGC. Jakarta
Solehati, Tetti dan Kosasih, Cecep Ali. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi
Dalam Keperawatan Maternitas. Edisi 1. Refika Aditama. Bandung
Suherni. Dkk. 2008. Konsep dan Asuhan Kebidanan Maternal Dan Neonatal.
EGC. Jakarta