Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HYDROCHEPALUS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen :
Nama :
NIM :
AKX18013
Kelas SGD : A
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
A. Pengertian Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan di
dalam otak. Hidrosepalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Pelebaran
ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan
serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit
atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala
menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (Muslihatun,
Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya: Yogyakarta).
B. Etiologi Hidrosefalus
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi
ruangan CSS di atasnya. Tempat yang sering tersumbat ialah foramen Monroi,
foramen Luscha dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis. Secara
teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang
normal akan menyebabkan terjadinya hidrosepalus (Ngastiah, Perawatan Anak
Sakit. EGC).
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi
adalah kelainan bawaan (kongenital), infeksi, neoplasma, dan perdarahan:
a. Kelainan Bawaan
3. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia kongenital foramen Luscha dan Magendie yang
menyebabkan hidrosepalus obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel
terutama ventrikel IV, yang dapat sedemikian besarnya hingga merupakan
suatu kista yang besar di daerah fosa posterior.
4. Kista Arachnoid
Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.
d. Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir
dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah
basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat dari darah itu sendiri
(Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta).
D. Klasifikasi Hidrosepalus
Terdapat dua klasifikasi hidrosepalus, yang pertama berdasarkan sumbatannya
dan yang kedua berdasarkan perolehannya.
1. Berdasarkan Sumbatannya
a) Hidrosepalus Obstruktif
Tekanan CSS yang meningkat disebabkan adanya obstruksi pada salah
satu tempat pembentukan CSS, antara lain pada pleksus koroidalis dan
keluarnya ventrikel IV melalui foramen luschka dan magendie.
b) Hidrosepalus Komunikan
Adanya peningkatan tekanan intrakranial tanpa disertai adanya
penyumbatan pada salah satu tempat pembentukan CSS.
2. Berdasarkan Perolehannya
a) Hidrosepalus Kongenital
Hidrosepalus sudah diderita sejak lahir (sejak dalam kandungan). Ini
berarti pada saat lahir, otak terbentuk kecil atau pertumbuhan otak
terganggu akibat terdesak oleh banyaknya cairan dalam kepala dan
tingginya tekanan intrakranial.
b) Hidrosepalus Didapat
Pada hidrosepalus jenis ini, terjadi pertumbuhan otak yang sudah
sempurna dan kemudian terjadi gangguan oleh karena adanya tekanan
intrakranial yang tinggi.
F. Prognosis
kelainan dalam fungsi memori (Nelson. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 3.
EGC).
neurologis serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan
meninggal karena penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh
Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian 7%. Setelah operasi sekitar
51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi
mental ringan (Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan
Kelahiran : Prematur. Pada waktu lahir menangis keras atau tidak. Apakah
pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi :
Anak dapat melihat keatas atau tidak.
Adanya Pembesaran kepala.
Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat jelas.
2) Palpasi :
Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan
tengkorak.
3) Pemeriksaan Mata :
Akomodasi.
Gerakan bola mata.
Luas lapang pandang
Konvergensi.
Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas. Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada pasien anak dengan Hydrocephalus diagnosa yang dapat muncul, yaitu :
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b.d peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Potensial terhadap perubahan integritas kulit kepala b.d ketidak mampuan
bayi dalam mengerakan kepala akibat peningkatan ukuran dan berat kepala
3. Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial b.d akumulasi
cairan serebrospinal.
4. Ansietas b.d kurang pengetahuan orang tua kurang tentang penyakit
anaknya.
C. Intervensi Keperawatan
Kolaborasi
1. Pemberian analgetik
untuk mengurasi
nyeri akibat TIK
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak
dengan hidrosefalus
1.
Mandiri Mandiri
Tidak terjadi
1. Kaji kulit kepala 1. untuk memantau
gangguan integritas
kulit dengan kriteria : setiap 2 jam dan monitor keadaan integumen
Kulit utuh, bersih dan terhadap area yang kulit secara dini.
kering. tertekan
2. Linen dapat
3. Hindari tidak adanya menyerap keringat
linen pada tempat tidur sehingga kulit tetap
4. Baringkan kepala pada kering
bantal karet busa atau
3. Untuk mengurangi
Potensial terhadap menggunakan tempat
tekanan yang
perubahan integritas tidur air jika mungkin.
menyebabkan stess
kulit kepala b.d Kolaborasi mekanik.
ketidak mampuan 1. Kolaborasi dengan
bayi dalam Kolaborasi
ahli gizi dengan
mengerakan kepala 1. Jaringan akan
berikan nutrisi sesuai
akibat peningkatan mudah nekrosis bila
kebutuhan.
ukuran dan berat kalori dan protein
kepala Edukasi kurang
1. Instruksikan pada Edukasi
keluarga pasien agar
mengubah posisi 1. Untuk
tidur setiap 2 jam meningkatkan
sekali sirkulasi kulit
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak
dengan hidrosefalus.
DAFTAR PUSTAKA
o Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika: Jakarta.
o Nelson. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 3. EGC
o Ngastiah, Perawatan Anak Sakit. EGC
o L. Wong, Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol.2.
EGC
o Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:
Yogyakarta
o Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta