Preeklmsia
Preeklmsia
OLEH
Universitas Muhammadiyah Malang
Disusun Oleh :
Universitas Muhammadiyah Malang
Mengetahui,
(..................................................) (..................................................)
Kepala Ruangan
(..................................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga pasien dan pasien mampu memahami
tentang pre eclamsia berat.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien mampu
1. Mengetahui dan memahami definisi pre eclamsia berat
2. Mengetahui dan memahami penyebab pre eclamsia berat
3. Mengetahui dan memahami tanda-gejala pre eclamsia berat
4. Mengetahui dan memahami pencegahan pre eclamsia berat
5. Mengetahui dan memahami penanganan pre eclamsia berat
II. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Sebagai penerapan teori yang diperoleh dari kampus atau institusi, menambah
pengetahuan dan pengalaman serta merupakan kesempatanuntuk mempelajari lebih
jauh permasalahan yang ada.
b. Bagi masyarakat atau keluarga pasien
Sebagai tambahan informasi kepada klien tentang melaksanakan manajemen laktasi
dengan benar.
III. Setting Tempat
IV. Media
Leaflet, SAP, dan LCD
V. Metode
Ceramah dan tanya jawab
VI. Pengorganisasian
1. Moderator : Qurotta Ayuniyah
2. Penyaji :
1. Muhammad Baihaqi
2.
3. Fasilitator :
1. Sema Ekyrohni K.P
4. Observer :
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta
b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi kesehatan
sesuai dengan yan dibutuhkan
2. Evaluasi proses
a. Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Peserta bisa mendengarkan dan berpatisipasi aktif sampai akhir kegiatan
3. Evaluasi hasil
Prosedur: Peserta mampu menjawab pertanyaan secara lisan Butir-butir pertanyaan:
1. Sebutkan pengertian Pre Eclamsia Berat
2. Sebutkan penyebab Pre Eclamsia Berat
3. Sebutkan tanda gejala Pre Eclamsia Berat
MATERI PENYULUHAN
PRE ECLAMSIA BERAT (PEB)
A. PENGERTIAN PRE ECLAMSIA
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi
organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005).
Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat
pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan
kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai
preeklampsia yang berat (George, 2007).
3. Kegemukan
4. Kehamilan ganda. Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai
bayi kembar atau lebih.
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari
ibu yang menderita preeklampsia.
5. Defisiensi kalsium
endotelial Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam
patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan oleh sel
endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam darah
wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada
trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan
kemajuan kehamilan.
D. PATOFISIOLOGI PRE ECLAMSIA
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada
sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia
(Cunningham, 2003). Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami
peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,
tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan
trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan
sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis
hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.
Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskular,
meningkatnya cardiac output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni.
Infarkplasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan
kematian janin dalam rahim (Michael, 2005).
Perubahan pada organ-organ :
1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia dan
eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan
afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi
oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara
iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi
endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang ektravaskular terutama paru.
2. Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklamsia tidak diketahui
penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita
preeklampsia dan eklamsia daripada pada wanita hamil biasa atau penderita dengan
hipertensi kronik. Penderita preeklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna
air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun,
sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan
protein tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi
kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal.
3. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat
terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan merupakan salah
satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukan
tanda preklamsia berat yang mengarah pada eklamsia adalah adanya skotoma,
diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan preedaran darah
dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina.
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks
serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan.
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi
gawat janin. Pada preeklampsia dan eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim
dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
6. Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru
yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya aspirasi
pneumonia, atau abses paru.
Pencegahan
Untuk mencegah kejadian Preeklampsi dapat dilakukan nasehat tentang :
Diet makanan
Makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak. Kurangi
garam apabila berat badan bertambah atau oedema.
Cukup Istirahat
Pengawasan antenatal ( Tekanan darah, TFU, Kenaikan berat badan, oedema,
proteinuria, gerakan janin, denyut jantung janin, dan air ketuban)
DAFTAR PUSTAKA