Anda di halaman 1dari 5

MASALAH PENELITIAN

Masalah penelitian merupakan titik pangkal (starting point) suatu penyelidikan ilmiah.
Tidak ada penelitian kalau tidak ada masalah yang akan diteliti, namun tidak semua
masalah yang ada wajar untuk diteliti. Jadi masalah adalah fokus yang akan diteliti.
Fokus yang mengambang atau tidak dapat dijabarkan secara operasional akan
membawa dampak negative kepada hasil penelitian. Terlebih lagi jika peneliti memiliki
kemampuan dan pengaaman yang terbatas dalam penelitian. Karena itu pemilihan
masalah harus dilakukan dengan benar dan teliti, sehingga memungkinan peneliti
dalam merencanakan kegiatan penelitian dengan benar. Misalnya, banjir di Jakarta
merupakan masalah terutama bagi penduduk di sekitar bantaran kali/sungai, sementara
bagi masyarakat di pegunungan banjir bukanlah suatu masalah. Sesuatu yang penting
dan berguna bagi masyarakat perkotaan belum tentu berguna bagi masyarakat
pedesaan. Apa yang dianggap masalah bagi diri sendiri belum tentu masalah bagi
kelompok lain.
Jadi dapat dikatakan masalah merupakan kesenjangan (gap) antara apa yang
seharusnya ada dan apa yang terjadi, atau antara apa yang diharapkan akan terjadi dan
apa yang menjadi kenyataan. Kesenjangan itu hendaknya dapat dimanipulasi dan
dipecahkan dengan pendekatan ilmiah. Ini bermakna tidak semua hal perlu diselidiki
dan didekati melalui peneliltian., karena sifat masalah berbeda-beda dan tidak dapat
diselesaikan secara ilmiah. Secara umum masalah penelitian harus jelas, berarti dan
dapat dikerjakan dengan baik dan mudah.

A. HAKIKAT DAN KRITERIA PEMILIHAN MASALAH


Memahami dan memilih masalah yang wajar untuk diteliti bukanlah semata-mata
mencabut sesuatu yang kelihatannya kurang berarti dan rusak dalam suatu wacana
kehidupan. Sesuatu itu hendaknya dilihat dalam konteks dan realitanya, ditelusuri,
diamati, dibandingkan dan dibedakan dengan menggunakan berbagai kriteria.
Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih masalah penelitian :
1) Masalah harus jelas dan tidak meragukan
Awal kegiatan ilmiah, masalah harus jelas dan dapat di dekati dengan pendekatan
ilmiah. Masalah yang kabur akan membawa kerancauan dan memberi dapak
negative terhadap hasil penelitian
2) Masalah harus berarti, baik bagi diri pribadi, institusi, masyarakat, maupun
perkembangan ilmu pengetahuan.
Pemilihan masalah sebaiknya mengacu kepada nilai guna, dukunga, dan
sumbangan yang diberikan hasil penelitian kepada individu, keluarga, masyarkat
dan ilmu pengetahuan. Hal ini menyatakan sesuatu yang sudah ada bukan berarti
tidak boleh di teliti lagi
3) Masalah yang diteliti hendaknya berada dalam jangkauan dan kemampuan
peneliti
Dalam era informasi dan dunia tanpa batas, dunia harus lebih transparan,
kehidupan sosial bergerak kearah kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan.Banyak masalah yang timbul dan dihadapi dalam kehidupan
manusia. Seorang peneliti perlu memilih masalah yang berada dalam batas
kemampuannya. Dari sudut disiplin ilmu, masalah penelitian hendaknya meliputi
disiplin ilmu sehingga masalah dapat diselesaikan dengan tuntas dan memberi
deskripsi yang tepat dalam menyelesaikan masalah.
Misalnya; Ahli akuntansi meneliti masalah-masalah akuntansi seperti akuntansi
UMKM, system informasi akuntansi, akuntansi keuangan, bukan meneliti
masalah pemanasan global atau pertumbuhan kayu di hutan.
4) Masalah itu menarik minat peneliti
Masalah yang dipilih sebaiknya menarik minat seorang peneliti sehingga
memberi motivasi kepada yang bersangkutan dalam melakukan sesuat yang baik,
serius dan mampu focus kepada masalah tersebut. Fokus dan minat penelitian
akan sangat membantu dalam menyusun proposal, melaksanakan, dan
menganalisis hasil penelitian dengan baik.
5) Dalam penelitian kuantitatif, masalah hendaknya menyatakan hubungan dua
variabel atau lebih, sedangkan dalam penelitian kualitatif masalah menyatakan
keterkaitan suatu objek dalam konteksnya.
Jika memilih penelitian kuantitatif, seorang peneliti harus memilih masalah yang
meliput dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel
terikat (dependent variable). Contoh profitabilitas dan harga saham.
6) Pemilihan masalah sebaiknya mempertimbangkan faktor biaya yang digunakan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan hasil penelitian yang akurat dan tepat guna.
Semakin luas cakupan dan makin kompleks tingkat kesulitan, makin besar biaya
yang diperlukan dan makin sulit prosedur penelitiannya. Oleh karena itu pilihlah
masalah dan luas cakupan penelitian sesuai dengan biaya yang tersedia.
7) Data dapat dikumpulkan dengan cepat, tepat dan benar.
Banyak masalah yang dihadapi, namun tidak semua data dapat diungkapkan
dengan cepat, tepat dan akurat. Sebaiknya memilih masalah yang datanya dapat
dikumpulkan dan diungkapkan dengan cepat. Lakukan check dan recheck
terhadap data dan sumber data penelitian. Oleh karena perlu mempertimbangkan:
jenis data yang akan dikumpulkan, informasi yang diperlukan, sumber data
primer atau sekunder, datanya tersedia/mudah dikumpulkan dengan cepat.
8) Masalah hendaknya sesuatu y ang actual dan hangat pada waktu penelitian
diadakan.
9) Masalah haruslah sesuatu yang baru dan wajar untuk diteliti atau akan
menemukan bentu baru dari sesuatu yang sudah ada.
10) Pemilihan masalah hendaknya mempertimbangkan waktu yang tersedia.
11) Untuk peneliti pemula sebaiknya lebih hati-hati memilih masalah.

Dalam merumuskan masalah sebaiknya mempertimbangkan gap/ketimpangan antara apa


yang seharusnya ada secara konseptual/teoritis dan kenyataan dalam masyarakat secara
empiris. Hal ini tentunya harus didukung oleh teori yang ada dan hasil penemuan
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

B. TIPE MASALAH PENELITIAN


Secara umum masalh dalam penelitian dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu:
1. Masalah yang bersifat pribadi.
Masalah yang menyangkut kehidupan sehai-hari dan bersifat pribadi seperti
kepercayaan, hubungan dengan keluarga. Untuk masalah ini, jika peneliti belum
memiliki pengalaman sebaiknya tidak memilih tipe masalah pribadi untuk diteliti.
2. Masalah yang dapat diteliti.
Masalah yang dapat ditelitimerujuk kepada semua objek, peristiwa, kejadian dan
dapat menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengungkapkan. Terdapat pola tertentu
dan memiliki kaitan dengan objek yang akan diteliti.
Masalah jenis ini dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori yaitu
(a) masalah yang dapat diverifikasi/menvalidasi teori,
(b) masalah untuk perjelas pertentangan dari penemuan-penemuan sebelumnya.
(c) Masalah ntuk memperbaiki kesalahan metodologi atau analisis yang digunakan
(d) Masalah untuk memecahkan pertentangan pendapat

C. SUMBER MASALAH

Bagi peneliti pemula, akan mengalami kesulitan dalam mencari masalah yang akan
diteliti. Tugas utama seorang peneliti dalam mencari masalah ialah dengan
membaca literatur, jurnal, hasil penelitian. Selain itu, menjadi pengamat baik dalam
kehidupan bermasyarakat. Mengapa demikian? Karena dari sanalah sumber
masalah yang akan diteliti.
Masalah diturunkan dari teori, pengamatan, maupun intuisi atau gabungan dari
berbagai hal tersebut. Sumber utama masalah adalah itrtur professional, yang selalu
menampilkan berbagai kajian konseptual dan empiris serta kelemahan yang terjadi
dari berbagai konsep yang ada dan berbagai keterbatasan penelitian yang telah
dilakukan. Peneliti akan dapat melihat kesenjangan, jurang kajian, kelemahan, ada
situasi, kejadian yang perlu disempurnakan dan dikaji ulang. Selain itu, peneliti
setiap saat dapat menjadi pengamat yang kritis terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat

D. BATASAN DAN PERINCIAN MASALAH


Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan suatu masalah
dapat diteliti melalui beberapa pertanyaan yaitu :

1. Benarkah ada ketimpangan antara apa yang seharusnya dan apa yang terjadi pada
aspek yang akan diteliti itu?

2. Apakah fenomena itu cukup jelas dan tidak meragukan?

3. Apakah cukup berarti?

4. Apakah peneliti mampu melakukan penelitian dalam aspek tersebut?

5. Apakah dapat diuji kebenarannya secara ilmiah?

6. Dapatkah data dikumpulkan dengan mudah, cepat, dan tepat, baik ditilik dari jenis
data, sumber data, area penelitian, biaya, dan waktu yang tersedia?

7. Cukupkah dasar-dasar teori yang mendukung masalah itu sehingga kerangka teoritis
dapat disusun dengan baik?
8. Apakah masalah itu baru, aktual, dan menarik bagi peneliti?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut seorang peneliti dapat membatasi


dan merinci masalah dengan jelas dan spesifik, sehingga dapat menghasilkan topik
atau judul penelitian. Bahkan dari submasalah dapat dihasilkan beberapa judul
penelitian.

Secara sistematis, langkah-langkah pembatasab masalah dapat ditunjukkan dalam


gambar 1.

Gambar 1. Langkah-langkah Pembatasan Masalah

Anda mungkin juga menyukai