Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
(Skripsi)
Oleh
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
Oleh
Bella Friscilla Dheta
Di zaman yang modern ini banyak sekali obat-obat yang beredar untuk
meningkatkan kesuburan pada pria. Obat-obat ini biasanya dikemas dalam bentuk
suplemen yang berasal dari tanaman tradisional ataupun buah-buah segar. Salah
satu buah yang dapat digunakan yaitu buah naga putih (Hylocereus undatus
Haw.). Buah tersebut merupakan buah yang dapat digunakan sebagai obat
kesuburan pada pria serta meningkatkan aktivitas seksual selain menurunkan
kadar gula. Ditinjau dari zat-zat yang aktif dalam buah naga tersebut, bila
digunakan sebagai obat kesuburan pria, secara langsung dapat mempengaruhi
proses hormonal dan jumlah anak apabila dikonsumsi, sehingga memberikan efek
pada pria. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak buah
naga putih terhadap jumlah dan morfologi anak dari hasil perkawinan mencit
(Mus musculus L.) betina dengan mencit jantan perlakuan.
Ekstrak buah naga putih didapat secara maserasi dengan menggunakan etanol
95% sebagai pelarut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) menggunakan 20 ekor mencit jantan perlakuan dan 20 ekor
mencit betina yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok [K], [P1],[P2] dan
[P3]. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit jantan perlakuan dan 5 ekor
mencit betina. Pada [P1],[P2], dan [P3] diberi perlakuan CMC 1% mengandung
ekstrak buah naga putih sesuai dosis selama 35 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara umum pemberian ekstrak buah naga putih setelah
dilakukan analisis varian dengan taraf signifikasi 5% tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap jumlah anak, morfologi anak meliputi berat badan anak,
panjang tengkorak, panjang ekor, panjang badan dan panjang total. Semua dosis
yang digunakan tidak menyebabkan kecacatan pada anak serta rasio seks dari
anak tanpa membedakan perlakuan dan kontrol bahwa jantan lebih dominan
dibanding betina.
Kata Kunci : Buah naga putih (Hylcereus undatus Haw.), Jumlah Anak,
Mus musculus L.
JUMLAH DAN MORFOLOGI ANAK DARI HASIL PERKAWINAN
ANTARA MENCIT BETINA DENGAN MENCIT JANTAN (Mus musculus
L.) YANG MENDAPAT PERLAKUAN EKSTRAK BUAH NAGA PUTIH
(Hylocereus undatus Haw.)
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
Deci Karlina.
Remban pada tahun 2010, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA
PERINTIS 1 Bandar Lampung lulus pada tahun 2013. Penulis terdaftar sebagai
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi anggota Sains dan Teknologi
Universitas Lampung pada periode 2014-2015. Penulis juga pernah menjadi asisten
Hasil Pertanian.
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2016 dan telah
Pada tahun 2017 penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi dengan
judul “Jumlah dan Morfologi Anak dari Hasil Perkawinan antara Mencit Betina
dengan Mencit Jantan (Mus musculus L.) yang Mendapat Perlakuan Ekstrak
Kini dengan penuh perjuangan, kerja keras dan proses pembelajaran yang tiada henti,
-Krishna Murti-
Lakukan apa yang kau cintai, jangan lakukan apa yang tidak kau
cintai, sesuatu yang dilakukan dengan cinta akan ikhlas dilakukan
-Penulis-
If you cannot work with love but only distaste, it is better you
should leave your work
-Khalil Gibran-
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada allah SWT, tiada tuhan selain Allah yang telah
memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, dan kesabaran untukku
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ayah dan Ibuku yang telah memberikan cinta, kasih, dan sayangnya,
selalu mendoakan tiada henti, memberikan semangat dan nasihat,
serta pengorbanannya.
Orang yang paling spesial Prada Marinir. Alvin dwi syahputra yang
senantiasa menjadi penyemangat, selalu menyayangi, tempat berbagi
cerita baik suka, duka, susah maupun senang.
Almamater Tercinta
SANWACANA
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
Perkawinan Antara Mencit Betina dengan Mencit Jantan (Mus musculus L.)
Haw.)”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik secara moril maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku ketua jurusan Biologi FMIPA
5. Kedua Orang tuaku Ayah Charta Hadi Brata dan Ibu Deci Karlina yang tak
telah memberikan saran, nasihat, dukungan, serta bimbingan yang luar biasa
bagi penulis.
7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
8. Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila terimakasih atas bimbingan
dan ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi.
9. Karyawan dan Staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu
atas doa, cinta dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
11. Prada Marinir. Alvin Dwi syahputra terimakasih atas dukungan, semangat
serta cinta dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini.
12. Sahabatku tersayang sekaligus Tim satu penelitian Indria Nabilla Rahmayanti
dan Putri Damayanti terimakasih atas kerjasama dan suka duka selama ini.
13. Teman-temanku tersayang Siska Yulianti, Harnes Abrini, Desi Ratna Sari, Siti
selama ini.
14. Teman-teman seperjuangan Tetania Tiara Putri, Ezanda Vozza D.P., Venny
15. Teman-teman keluarga besar Biologi 2013 terimakasih atas dukungan dan
Semoga Allah SWT mambalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah
membantu penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
didalam penulisan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan
semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………...……………………………….….……………..i
DAFTAR TABEL………………………...……………………………………..iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….…………….v
I. PENDAHULUAN……………………………………….……………………1
B. Tujuan penelitian………………………….….…………...………………2
C. Manfaat Penelitian………………………………………….……………..3
E. Hipotesis …………………………………….….…………………………4
II.TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………5
1. Biologi Mencit…………………..…………………………….…….9
D. PelaksanaanPenelitian ………………………………………….……..21
3. ParameterPengamatan ………………………………………….…22
E. AnalisisData ………………………………………….……………….23
B. Pembahasan……………………………………………………………..31
V. SIMPULAN…………………………………………….……………………38
LAMPIRAN……………………………………………………………………..43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
A. Latar Belakang
Keberadaan seorang anak merupakan hal yang paling dinanti-nanti dalam rumah
tangga. Dalam kehidupan nilai anak memiliki arti yang begitu penting. Ketiadaan
seorang anak dalam sebuah rumah tangga dalam waktu lama dapat menjadi suatu
antara jantan dan betina, hal ini dapat dikatakan sebagai fertilisasi. Fertilisasi
merupakan proses dimana sel telur dan sperma bersatu membentuk zigot dan
Kesuburan pada pria atau wanita sangat diperlukan dalam proses fertilisasi ini.
Akhir-akhir ini para peniliti mulai mengarahkan perhatiannya pada buah untuk
dijadikan alternatif karena penggunaannya bersifat alami dan tidak berbahaya bagi
pemakainnya. Salah satunya adalah buah naga putih (Hylocereus undatus Haw.)
yang dapat digunakan sebagai penambah aktivitas seksual dan kesuburan pada pria
Buah naga putih merupakan buah yang memiliki banyak khasiat yaitu anatara lain
flavonoid terbukti dapat meningkatkan kadar testosteron. Buah naga putih ini juga
Dilihat dari manfaat buah naga putih yang dapat meningkatkan kesuburan pada
dihasilkan.
Mengingat buah naga putih banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai buah
segar, maka masalah ini menjadi sangat menarik untuk dikaji secara ilmiah
sehingga dapat diketahui lebih jauh peran buah naga putih terhadap sifat-sifat
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah naga putih
terhadap jumlah, morfologi anak (berat badan anak, panjang tengkorak, panjang
ekor, panjang badan, dan panjang total) dan kecacatan pada anak serta rasio seks
3
dari hasil perkawinan mencit betina dengan mencit jantan (Mus musculus L.)
perlakuan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk suplemen peningkatan
D. Kerangka Pemikiran
Dizaman yang modern ini banyak sekali obat-obat yang beredar untuk
meningkatkan kesuburan pada pria. Obat-obat ini biasanya dikemas dalam bentuk
suplemen yang berasal dari tanaman tradisional ataupun buah-buah segar. Dalam
belum diketahui pasti fungsi dan perananya sehingga dapat menjadi peluang
Salah satu buah yang dapat digunakan yaitu buah naga putih (Hylocereus undatus
Haw.). Buah tersebut merupakan buah yang dapat digunakan sebagai obat
kesuburan pada pria serta meningkatkan aktivitas seksual selain menurunkan kadar
gula (Kanedi et al.,2016). Menurut Farid Abdul Azis dan Mahanem Mat Noor
kelangsungan hidup spermatozoa. Ditinjau dari zat-zat yang aktif dalam buah
naga tersebut, bila digunakan sebagai obat kesuburan pria, secara langsung dapat
4
adanya kesuburan pada pria serta meningkatkan aktivitas seksual. Maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai buah naga putih apabila dikonsumsi
E. Hipotesis
1. Pemberian ekstrak buah naga putih dapat menambah jumlah anak yang
mencit:
3. Pemberian ekstrak buah naga putih dapat menghambat kecacatan pada anak
Buah naga putih (Hylocereus undatus) merupakan buah naga yang termasuk
dalam famili cactaccae. Saat ini buah naga putih banyak dikembangkan di
Indonesia. Terdapat empat jenis buah naga yaitu diantaranya buah naga daging
buah naga daging super merah (Hylocereus costaricencis), dan buah naga
Buah naga mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batang buah naga
berwarna hijau dengan bentuk segi tiga. Buah naga memiliki bunga yang besar,
berwarna putih, beraroma harum, dan mekar di malam hari. Setelah bunga buah
naga layu maka akan terbentuk bakal buah yang bergelantung di setiap
batangnya. Kultivar asli tanaman ini berasal dari hutan teduh. Tanaman ini
diperbanyak dengan cara stek atau menyemai biji. Tanaman akan tubuh subur
jika pada media yang porous (tidak becek), kaya unsure hara, berpasir, cukup
sinar matahari dan bersuhu antara 38-400C. Tanaman buah naga ini akan
berbuah pada umur 11-17 bulan. Buah naga memiliki rasa yang sekilas seperti
gula darah, pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses
pencernaan (Winarsih,2007).
Klasifikasi ilmiah dari buah naga putih (Britton dan Rose, 1963) dalam
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Cactaceae
Marga : Hylocereus
terdapat pada buah naga yang bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan buah
naga serta kulit buah naga yaitu flavonoid, vitamin A,C,E dan polifenol (Hilal,
0,17%-0,18%, dan vitamin seperti karoten, thimin, riboflavin, niasin, dan asam
dimiliki buah naga seperti karoten, dan vitamin C bersifat antioksidan yang
dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain vitamin C buah naga juga
dalam buah naga membantu tekanan darah dan gula darah. Selain itu buah naga
juga sangat baik untuk penyakit asma, batuk dan meningkatkan pandangan
Buah naga juga memiliki zat aktif yang berkhasiat yaitu pada daging buah naga.
Zat tersebut memiliki potensi antioksidan paling tinggi yaitu golongan polifenol
terutama asam galat (Choo dan Yong, 2011). Selain polifenol terdapat juga zat
Buah naga putih merupakan jenis tanaman kaktus yang memiliki banyak
manfaat terutama pada kesehatan. Selain memiliki rasa yang manis dan segar
buah inipun sangat baik bila dikonsumsi. Buah naga memiliki kandungan
daging buah naga putih juga dapat menurunkan kadar glukosa darah (Putu;
Made; Oka, 2013). Buah naga juga dapat menghambat enzim fosfodieterase
dan menunrukan stress oksidatif pada penderita diabetes mellitus (Ajie, 2015).
Kegunaan buah naga lainnya yaitu dapat meningkatkan motilitas, jumlah dan
1. Biologi Mencit
Mencit merupakan salah satu hewan percobaan yang sering digunakan dalam
hewan pengerat yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah
yang luas, waktu kehamilan yang singkat, dan banyak memiliki anak per
kelahiran. Mencit dan tikus putih memiliki banyak data toksikologi, sehingga
(1988) adalah :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Bangsa : Rodentia
Suku : Muridae
Genus : Mus
berwarna keabu-abuan atau putih. Mencit memliki mata berwarna merah atau
hitam, kulit berpigmen dan memiliki warna perut sedikit pucat. Mencit dewasa
pada umur 35 hari dan memiliki waktu kehamilan 19-21 hari. Mencit dapat
melahirkan 6-15 ekor. Mencit jantan dan betina siap melakukan kopulasi
pada umur 8 minggu. Siklus estrus atau masa birahi 4-5 hari dengan lama
estrus 12-14 jam. Fase estrus dimulai antara pukul 16.00-22.00 WIB.
Proses persetubuhan mencit jantan dan betina untuk tujuan fertilisasi atau
disebut dengan kopulasi terjadi pada saat estrus, dengan fertilisasi 2 jam
sumbat vagina, yaitu cairan mani jantan yang menggumpal. Berat dewasa
mencit rata-rata 18-35 g dan berat lahir 0,5-1.0 g. Suhu rektal mencit 35-39OC,
(Somala, 2006).
11
Sistem reproduksi pada mencit betina terdiri atas: kelenjar betina (ovarium),
saluran reproduksi dan kelenjar assesori pada umur 10-12 minggu, mencit
mencit berumur 14 bulan dan biasa lebih lama lagi pada mencit jantan. Seperti
pada mamalia betina pada umumnya , mencit betina hanya akan berkopulasi
dengan mencit jantan selama fase estrus, yaitu ketika sel telurnya telah siap
untuk dibuahi. Kadang-kadang kopulasi dapat terjadi pada waktu antara 5 jam
Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama diantaranya yaitu proestrus,
estrus, metestrus dan diestrus. Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan
melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang dapat dideteksi
menunjukkan hasil yang bervariasi sepanjang siklus estrus yaitu tediri dari sel
epitel berinti, sel epitel yang mengalami kornifikasi, leukosit serta berlendir
(Sitasiwi, 2008).
Fase estrus mencit dimulai pada tengah malam dan kopulasi alami terjadi
vagina pada waktu kopulasi akan mencapai oviduk dalam beberapa menit.
adanya sumbat vagina merupakan hari kehamilan ke-0. Zigot akan mengalami
merupakan masa terbentuknya jaringan dan sistem organ yang spesifik dari
Menurut Roberts (1971) dan Lu (1995) masa kehamilan mencit terdiri dari
3 tahap, yaitu :
a. Tahap blastula
membran zigot primitif di uterus. Pada tahap ini, fetus tidak rentan terhadap
b. Tahap organogenesis
sistem tubuh serta perubahan bentuk tubuh yang terjadi pada hari ke 6
senyawa teratogen.
jaringan, organ dan sistem yang tumbuh. Sehingga selama tahap ini,
oleh sejumlah faktor yaitu diantaranya potensi genetika dan status nutrisi dari
kedua induk. Sumber nutrisi fetus berasal dari induk yang berpindah melalui
induk yang melahirkan, pakan induk serta suhu lingkungan selama kebuntingan
Apabila zat-zat makanan dari induk tidak mencukupi selama kebuntingan, maka
berat badan anak mencit pada waktu dilahirkan akan subnormal dan
berat lahir. Berat lahir yang ringan tidak mempunyai pengaruh terhadap bentuk
dewasa bila zat-zat makanan yang diberikan cukup setelah dilahirkan. Berat
lahir anak mencit berkisar antara 0,5-1 kg/ekor (Smith dan Mongkoewidjojo,
1988).
15
disebut dengan istilah osifikasi. Awal dari proses osifikasi ini adalah
Pada fetus normal (kontrol) terdapat 7 tulang servik, 13 tulang thorak, 6 tulang
Garmana, 2008).
Jumlah anak sepelahiran merupakan jumlah total anak yang hidup dan mati
sepelahiran mencit berkisar antara 8-11 ekor, sedangkan menurut Smith dan
meskipun mencit dapat melahirkan 15 ekor per kelahiran. Bobot lahir anak
mencit umumnya berkisar antara 0,5-1,5 g/ekor (Malole dan Pramono, 1989),
pendapat lain menyatakan bahwa bobot lahir berkisar antara 1-1,5 g/ekor
menyatakan bahwa bobot lahir anak mencit berkisar antara 0,5-1g/ekor. Tinggi
diberikan pada induk, musim kawin, jumlah sel telur yang dihasilkan serta
sepelahiran (Toelihere, 1979). Pada saat lahir, anak memiliki kondisi tubuh
yang tidak berambut, buta, kaki yang belum berkembang, ekor yang pendek
serta lubang telinga yang masih tertutup. Anak tikus memliki rambut pada usia
7-10 hari, mata terbuka antara 7-14 hari, dan telinga terbuka antara usia 2,5-3,5
melakukan pengamatan jarak antara alat genital dengan anus. Celah anogenital
yang lebih panjang dan tonjolan genital yang lebih besar merupakan ciri tikus
jantan (Suckow et al., 2006). Jarak anogenital yang panjang pada tikus jantan
yaitu 5 mm pada umur 7 hari. Sedangkan betina hanya berjarak 2,5mm. cara
yang tepat untuk menentukan jenis kelamin pada tikus adalah dengan cara
awal kematian embrio sangat erat hubungannya dengan jumlah anak sepelahiran
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2017 Sampai Maret 2017 di
1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain kandang mencit yang
terdiri dari bak plastik yang ditutupi dengan kawat pada bagian atas bak, sonde
lambung, timbangan digital untuk menimbang berat badan mencit dan anak
mencit, tempat pakan dan minum mencit, benang, jangka sorong, penggaris,
beaker glass, erlenmeyer, corong, batang pengaduk, alu, mortar, kertas saring,
2. Bahan Penelitian
masing mencit jantan betina memiliki berat badan berkisar 30 gram dalam
kondisi sehat. Ekstrak buah naga putih, CMC 1%, etanol 95%, kapas, aquades,
pellet (makanan) dan air sebagai pakan dan minum mencit serta sekam.
C. Rancangan Percobaan
dan kelompok kedua, ketiga dan keempat diberi perlakuan dalam waktu yang
t (n-1) ≥ 15
Keterangan :
4(n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
5 ekor mencit jantan dan 5 ekor mencit betina serta jumlah kelompok yang
jantan dan 20 ekor mencit betina. Susunan rancangan percobaan penelitian ini
Keterangan :
K = Kontrol (K)
U = Ulangan (U1,U2,U3,U4,U5).
21
D. Pelaksanaan Penelitian
berumur 10 minggu dengan kondisi fertil, dan berat 30 gram. Hewan uji ini
Hewan uji ini kemudian diaklimatisasi selama 1 minggu dengan tujuan hewan
kandang yang telah disediakan terdapat 1 ekor mencit jantan dan 1 ekor mencit
betina serta diberi pellet (makanan) dan air minum sebagai pakan mencit setiap
harinya.
Ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan buah naga putih
yang diperoleh dari Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung. Tahap pembuatan
ekstrak buah naga putih yaitu buah naga putih di potong menjadi kecil-kecil
buah naga tersebut dihaluskan selama 1-2 menit sampai berbentuk pasta
Buah naga yang sudah terbentuk pasta direndam dengan menggunakan etanol
ekstrak buah naga putih diberikan pada mencit jantan perlakuan yaitu P1, P2
dan P3 sesuai dosis yang telah ditentukan kecuali pada mencit kontrol. Ekstrak
buah naga ini diberikan secara oral menggunakan sonde lambung. Pemberian
ektrak dilakukan setiap hari selama 35 hari sebanyak 0,5 ml per perlakuan.
Perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak buah naga putih dengan dosis 300
(P2) diberikan ekstrak buah naga putih dengan dosis 600mg/kgBB yang
ekstrak buah naga putih dengan dosis 900mg/kgBB yang dicekok sebanyak 27
mg dalam 0,5 CMC 1%. Sedangkan untuk kontrol hanya diberikan aquades
dan CMC 1 %.
3. Parameter Pengamatan
Pengamatan mengenai morfologi anak ini meliputi berat badan anak, panjang
tengkorak, panjang ekor,panjang tubuh, panjang total anak dan ada tidaknya
dengan menggunakan benang dan alat ukur berupa jangka sorong untuk
E. Analisis Data
Penelitian ini terdiri dari 4 kelompok yaitu kelompok pertama sebagai kelompok
kontrol, kelompok kedua, ketiga dan keempat diberi perlakuan dalam 5 kali
pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA
dan kelompok kontrol dan diuji lanjut dengan menggunakan uji BNT (Beda Nyata
SPSS.
24
F. Diagram Penelitian
Analisis data
A. simpulan
bahwa:
anak
anak (berat badan anak, panjang tengkorak, panjang ekor, panjang badan,
B. Saran
Peneliti lain disarankan untuk meneliti lebih lanjut efek ekstrak buah naga putih
Astawan, M dan Kasih, AL. 2008. Khasiat warna-warni makanan. Gramedia Pustaka
Umum. Jakarta
Choo, W.S. dan Yong, W.K. 2011. Antioxidant Properties of Two Species of
Hylocereus Fruits. Advances in Applied Science Research, 2(3): 418-425.
Eisen, E. J. 1974. Result of growth analysis in mice and rats. Journal of Animal
Science 42 : 1008-1023.
Fibullah, R. M., Sutyarso., Busman, H., Rahmanisa, S. 2015. Efek Kuratif Pemberian
Jus Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) terhadap Motilitas, Jumlah, dan
Morfologi Spermatozoa Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur
Spargue dawley yang Diinduksi Siproteron Asetat. Journal Agromedicine
Unila. 4(9).
39
Fox JG. 2002. Laboratory Animal Medicine 2nd. Academic pr : New York.
Harkness JE., Wagner JE. 1989. The Biology and Medicine of Rabbits and Rodents.
Lea and Febiger. Philadelphia. hlm 47-54.
Hernandez, Y.D.O. & Salazar J.A.C. 2012. Pitahaya (Hylocereus spp.): a Short
Review. Communicata Scientiae, 3(4):220-237.
Hilal, M.F. 2006. Identifikasi senyawa metabolit sekunder dari kulit buah naga
(hylocereus undatus) dalam ekstrak kloroform, [skripsi], FMIPA UNY.
Hutama, D. W., Sutyarso., Busman, H., Rahmanisa, S. 2016. Pengaruh Protektif dan
Kuratif Pemberian Suplemen Jus Buah Naga Putih (Hylocereus undatus)
terhadap Histologi Tubulus Seminiferus Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Dewasa Galur Spargue dawley yang Diinduksi Siproteron Asetat. Journal
Agromedicine Unila. 3(1).
Iriani, S. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian
Ekstrak Daun Sambiloto. [Skripsi FMIPA]. Universitas Udayana.
Junqueira, L.C., Carneiro, J., dan Kelley, R.O. 1998. Histologi Dasar. Tembayong, J.
(Penerjemah). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko
Edisi II. Penerbit UI. Jakarta. p 155-157.
Morton, J. 1987. Strawberry Pear, in : Morton, J., Fruits of Warm Climites, Miami
Florida, p. 347-348.
Muna, L., Astirin, O.P., dan Sugiyarto. 2011. Uji Teratogenik Ekstrak Pandanus
conoideus Varietas Buah Kuning Terhadap Perkembangan Embrio Tikus
Putih (Rattus norvegicus). Nusantara Bioscience. 2. pp 126-134.
Putu, A. S. W., Made, S. A., Oka, D. 2013. Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Buah
Naga Putih dan Pengaruhnya Terhadap Glukosa Darah Tikus Diabetes.
Indonesia Medicus Veterinus. 2(2) : 151-161.
Septina. 2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dikhlorometana dan Air Jahe (Zingiber
officinale Rosc) pada Asam Linoleat. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
9 (2) : 105-110
Setyawati, I. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian
Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Jurnal Biologi.
XIII (2) : 41-44.
Silva CV., Borges FM., Velozo ES. 2012. Phytochemistry of Some Brazilian Plants
with Aphrodisiac Activity. Phytochemical – A Global Perpective of Their
Role in Nutrition and Health. Available from : Intecophen
Siregar, N.K., 2011, Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus undatus),
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29088.
Somala, L. 2006. Sifat Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina yang Mendapat
Pakan Tambahan Kemangi (Ocimum basilicum) Kering. [Skripsi]. Program
Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Suckow MA, Weisbroth SH, Franklin CL. 2006. The Laboratory Rat. Elseiver
Inc.California.
Sukandar, E.Y., Fidrianny, I., dan Garmana, A.N. 2008. Pengaruh Kombinasi
Ekstrak Umbi Lapis Bawang Putih Dan Ekstrak Rimpang Kunyit Tehadap
Janin Mencit Swiss-Webster. JKM. 8(1). pp 36-44.
Tang, C.S. & Norziah, M.H. 2007. Stability of Betacyanin Pigments from Red Purple
Pitaya Fruit (Hylocereus polyrhizus): Influence of pH, Temperature, Metal
Ions, and Ascorbic Acid. Indo. J. Chem., 7(3):327-331.
Winarno, W.M. dan Sundari, M. 1997. Informasi Tanaman Obat Untuk Kontrasepsi
Tradisional. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi. Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Wilson, J.G. and J. Warkany. 1975. Teratology Principles and Techniques. University
of Chicago Press. Chicago IL.