Anda di halaman 1dari 7

RESUME VIDEO

Video : Pain Assesment


Kasus : Klien pasca operasi penggantian tulang tempurung lutut.

Fase Orientasi :

Mengucapkan salam

Perkenalan (Nama, nama perawat pendamping, nama klien dan keluarga)

Menanyakan keadaan dan kondisi klien

Menjelaskan tujuan.

Fase Kerja

Mengkaji Nyeri :

Perasaan nyeri :Ada

P = Provokatif : Operasi pergantian tulang tempurung lutut.

Q = ualitas/quantitas : Nyeri bertambah saat bergerak

R = Region : Sekitar lutut

S = Scale : 5-6 (nyeri sedang)

T = Timing : Sejak Kemarin

Tindakan lanjutan:

Merencanakan latihan untuk mengurangi nyeri

Mengkaji obat – obatan yang dipakai untuk mengatasi nyeri

Menjelaskan cara memanggil perawat jika dibutuhkan

Fase Terminasi

Menjelaskan RT= Rencana tindak lanjut

Kesimpulan : Dapatt diaplikasikan pada klien Ca Bronkognik, Effusi Pleura, TB paru dan penyakit
paru lain yang mengalami masalah nyeri. Pengkajian nyeri sangat penting dalam pengambilan
keputusan klinis baik perawat maupun tenaga kesehatan lain.
Pemberian Obat Oral:
1. Perawat baru wajib melakukan tugasnya dibawah pengawasan perawat terregistrasi
2. Setiap medikasi yang diberikan disertai dengan pemahaman tentang indikasi dan
kontraindikasi.
Panadine forte 500 mg:
Indikasi : Analgesik antipiretik untuk nyeri sedang sampai berat
Efek samping : Konstipasi
Dosis dan jumlah diberikan sesuai instruksi medis.
3. Dokumentasi pengambilan obat dan pemberian obat.
4. Pemberian obat :
Benar nama pasien : Ny Jeanette Brian
Lahir : 1942
Alergi : Penicillin
Mencocokan nama dan gelang
Cara : Oral
Nama obat : Panadine forte 500 mg
5. Evaluasi pasca pemberian obat :
Scala nyeri :2
Masalah : Konstipasi

Kesimpulan: prinsip 6 benar pemberian obat dengan diketahui oleh petugas kesehatan yang
lain sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat yang dapat
berakibat fatal bagi klien.
VIDEO: CHEST PHYSIOTERPY

Postural drainase : tehnik membersihkan jalan napas menggunkann gaya gravitasi untuk
membersihkan secret dari ruang paru.

Pelaksanaan tehnik postural drainase dikombinasikan dengan tindakan lain seperti vibrasi dinding
dada untuk meningkatkan effisiensi tindakan. Setiap tindakan dilakukan selama 10-15 menit.

Kontra indikasi :

Perut dalam keadaan penuh (minimal selesai makan 1 ½ jam sebelumnya)

Refluks gastro-oesaphgus

Nausea

Gangguan pernapasan berat

Batuk berdarah (Darah segar)

Cedera tulang belakang, spina / otot

Wheeze / spasme bronkus.

1. Posisi 1 : untuk secret yang berada pada puncak atas paru : Posisi duduk
2. Posisi 2: untuk secret yang berada dibagian depan atas paru : duduk dengan 2 bantal
diantara 2 lengan atas dan kaki.
3. Posisi 3 : untuk secret bagian depan kedua paru: tidur terlentang dengan menyangga kedua
kaki dengan bantal
4. Posisi 4 : untuk secret untuk secret bagian belakang atas paru kanan. Tidur miring kiri
dengan menyangga bantal dibawah dada, memutar badan secara perlahan.
5. Posisi 5 : untuk secret bagian belakang atas paru kiri. Kebalikan dari psoisis 4, tempat tidur
miring 15-300.
6. Posisi 6 : untuk secret bagian tengah paru kanan. Tidur miring kiri dengan bantal menyangga
daerah punggung. Naikan kaki tempat tidur 15 0.
7. Pasisi 7 : untuk secret bagian tengah paru kiri : tidur miring kanan dengan lutut ditekuk,
menempatkan bantal pada punggung, putar tubuh perlahan kebagian belakang, elevasi
posisi tempat tidur (Kaki ditinggikan 150.
8. Posisi 8 : untuk secret bagian bawah depan kedua lapang paru: tidur terlentang dengan
bantal dibawah lutut. Elevasi kaki tempat tidur setinggi 20 0.
9. Posisi 9 : untuk secret bagian portio belakang kedua paru. Tidur telungkup dengan bantal
dibawah abdomen.
10. Posisi 10 untuk secret bagian posterior bawah kedua lapang paru. Tidur telungkup, elevasi
kaki tempat tidur 300.
11. Posisi 11: untuk lower back portio paru – paru kanan. Tidur miring kiri dengan bantal
dibwah dada, putar badan perlahan, elevasi kaki tempat tidur setinggi 20 0.
12. Posisi 12: untuk portio belakang bawah paru kiri. Tidur miring kanan, letakkan bantal
dibawah dada, putar tubuh perlahan.
Forced expiratory tehnik.

1. Huffing : Menarik napas dengan mulut dan tenggorokan yang terbuka. Dilakukan selama 2-3
kali sebelum batuk.
2. Batuk : kunci dalam membersihkan secret jalan napas. Lakukan napas dalam dengan tehnik
huffing dan batuk dengan kuat dengan mulut terbuka.

Vibrasi dinding dada:

1. Mengaplikasikan perpindahan oscillatory


2. Kompresi dinding dada
3. Aplikasi expirasi

- Letakkan handuk di dada klien


Tehnik :
1. Tangan saling dikunci (atas bawah), Gerakan dada klien dengan memberi
fibrasi/getaran/guncangan dengan pelan, minta klien Tarik napas dan lepaskan
napas, buat getaran saat klien melepaskan napas, minta klien batuk apabila merasa
ada secret yang menghambat jalan napas.
2. Letakan kedua tangan dikedua lapang dada (Kiri dan kanan), buat getaran pada
kedua dinding dada.

Kesimpulan : tindakan fisioterapi dada dapat dilakukan pada klien dengan masalah bersihan
jalan napas tidak effektif dengan tetap mempertimbangkan kondisi dan kontra indikasi
tindakan. Pada klien dengan sesak napas, tindakan ini dapat dipertimbangkan untuk tidak
dilakukan sampai klien mampu beraktifitas minimal.
Video : PEMERIKSAAN PARU
1. Inspeksi
Berfungsi untuk memantau kondisi paru misalnya barrel chest akibat emphysema, diagnosis
tambahan mencakup respiratory rate, ketidakseimbangan inpirasi dan ekspirasi atau tanda
tanda dyspnea seperti retraksi dinding dada atau penggunaan otot bantu napas.
2. Percusi
Perkusi dimulai dengan mengetuk punggung jari perawat dengan punngung jari lain pada
daerah intercostal. Perkusi dilakukan pada kedua lapang paru untuk mendengar resonansi
paru. Bunyi perkusi yang redup dapat mengindikasikan effusi atau adanya tumor pada suara
resonansi yang kontras dari emphysema atau pneumothorax. Melakuakan perbandingn
suara secara lateral pada kedua dinding paru memberikan gambaran tentang hasil
pemeriksaan.
3. Palpasi
Ekspansi pernapasan pada paru dapat diperiksa dengan melakukan palpasi dimulai saat
expirasi, pemeriksa meletakkan tangannya pada kedua dinding lateral dada dan memberikan
tekanan sedang. Pada kondisi ketidak seimbangan bilateral inspirasi merupakan contoh
kasus kerusakan ventilasi misalnya pada pneumothorax. Palapasi juga berfungsi untuk
memeriksa tactile fremitus; pasien di minta menyebut angka 99 suara dalam dan bergetar
akan menunjukan gangguan pada segmen sekitar rongga bagian bawah paru pada level 8-10.
Peningkatan tactile fremitus mengindikasikan peningkatan suara sering terjadi pada
pneumonia, sedangkan penurunan tactile fremitus dapat terjadi pada effuse pleura.
4. Auscultasi
Dapat dilanjutakn setelah pemeriksaan tactile fremitus dengan menyebut 66, pemeriksa
mendengarkan dengan stetoskop. Pemeriksaan penting pada pemeriksaan paru adalah
auskultasi, pasien diminta untuk bernapas normal, pemeriksaan dilakukan seperti pada
perkusi dengan membandingkan kedua lapang paru. Evaluasi lobus tengah memberikan
gambaran auskulatasi anterior paru. Pasien dengan pneumonia lebih mudah dilakukan
auskulasi dari anterior paru. Auskulatasi tidak hanya sebatas pada paru tetapi juga
mencakup trachea. Stenosis trachea menyebabkan suara stridor inspirasi.

Kesimpulan : Pengetahuan tentang cara memeriksa dan jenis suara pada saat pemeriksaan
paru – paru sangat penting untuk menegakan diagnose keperawatan. Pada kasus 1 dan 2,
klien mengalami masalah gangguan pola napas dan bersihan jalan napas tidak effektif,
pemeriksaan yang bersifat kontinyu terhadap suara napas klien akan membantu
memberikan gambaran perubahan kondisi penyakit klien.
Video : SUARA PARU
Suara paru atau suara pernapasan adalah suara yang dihasilkan ketika udara berpindah dalam organ
respirasi. Cara mudah mendengarkan suara paru adalah dengan menggunakan stetoskop. Suara paru
diklasifikasikan menurut suara yang didengar saat inhalasi dan exhalasi dalam siklus napas yang
mencakup intensitas dan keras lembutnya.

Suara napas abnormal :

Wheezing : disebabkan oleh penyempitan saluran napas b.d asma, bronchitis, pneumonia, COPD,
perokok, gagal jantung, inhalasi benda asing, reaksi alergi. Wheezing dapat didengar saat inhalasi
atau exhalasi atau terus menerus dengan nada yang jelas. Wheezing bias dengan nada yang tinggi
atau dengan nada yang rendah.

Ronchi : suara terus menerus, snoring, gurgling atau rattle. Ronchi terjadi pada bronchus ketika
udara bergerak antara trachea dan bronchus dihalangi oleh secret atau mucus. Suara ini sering
terdengar pada penderita pneumonia, bronchitis kronis, atau cystic fibrosis. Ronchi biasanya hilang
setelah batuk.

Stridor/rales: adalah suara intensitas tinggi yang didengar saat inspirasi dengan menyerupai
wheezing. Jika didengar dengan stetoskop, jika suara didengar dengan stetoskop berada diatas
kerongkongan, itu adalah stridor, bukan wheezing. Udara masuk pada sebagian saluran napas bagian
atas. Stridor disebabkan oleh sumbatan pada larynx misalnya oleh objek tertentu. Stridor juga dapat
didengar pada klien dengan infeksi, pembengkakan pada laring atau spasme laring. Stridor mudah
ditemukan pada anak – anak ketika mereka tersedak atau infeksi. Stridor dapat menunjukan kondisi
kegawatan apabila tidak cukup oksigen masuk dalam system pernapasan.

Crackles : Suara yang disebabkan oleh adanya cairan dalam saluran pernapasan kecil. Crackles dapat
didengar saat inspirasi dan ekspirasi. Crakles mudah ditemukan pada penderita bronchitis kronis.
Crakles juga dapat terlambat muncul pada pneumonia, CHF, atau atelectasis. Ada dua jenis crakles
yaitu Fine crackles dan coarse crckles.

Friction rub pleural : terjadi ketika inflamasi kedua selaput pleura saat respirasi. Ini sering terjadi saat
pleuritis atau inflamasi jaringan paru dan rongga dada. Suara dapat berlangsung terus menerus atau
sesekali, dapat keras atau sebagian. Friction rub dapat didengar saat inspirasi maupun expirasi.
Suara ini bias hilang karena batuk, atau tetap bertahan, dapat dilokalisir pada dinding dada dan
dapat berhenti ketika pasien menahan napas.

Kesimpulan : Pengetahuan tentang cara memeriksa dan jenis suara pada saat pemeriksaan
paru – paru sangat penting untuk menegakan diagnose keperawatan. Pada kasus 1 dan 2,
klien mengalami masalah gangguan pola napas dan bersihan jalan napas tidak effektif,
pemeriksaan yang bersifat kontinyu terhadap suara napas klien akan membantu
memberikan gambaran perubahan kondisi penyakit klien.

Anda mungkin juga menyukai