Anda di halaman 1dari 8

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

MASALAH DISFUNGSI SEKSUAL

Dosen Pengajar :

Ns. Musiana, S.Kep,. M.Kes.

Disusun Oleh :

Auliyah Nabiilah (1914401069)

Tingkat I Reguler II

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

KASUS

Ny. A seorang ibu rumah tangga dengan suku Lampung yang beralamatkan di
Perumahan Permai Kedaton Bandar Lampung datang ke RS Abdoel Moeloek pada hari senin
23 Maret 2020. Ny. A berusia 32 tahun tepatnya lahir pada tanggal 20 Maret 1988 ini datang
dengan mengeluhkan bahwa dirinya selama 2 tahun terakhir ini merasa aktivitas seksual
yang dilakukan dengan suaminya yakni Tn. Y berubah. Klien mengatakan bahwa selama 2
tahun terakhir suaminya sangat kasar saat melakukan hubungan seksual seperti memaksa,
mengikat tangan klien, bahkan menampar dan menjambak rambut klien. Klien juga
mengeluh karena kekasaran sang suami dalam berhubungan seksual tersebut membuat
klien tidak tertarik lagi untuk melakukan hubungan seksual dengan suami bahkan hasrat
seksualnya pun menjadi menurun. Klien mengaku jika dirinya tidak pernah mendapatkan
kepuasan dan saat melakukan hubungan seksual 2 tahun terakhir ini. Bahkan klien
merasakan nyeri dibagian vaginanya saat melakukan hubungan seksual dengan Tn.Y.

A. IDENTITAS
1. Nama Klien : Ny. A
2. Usia : 20 Maret 1988 (32 tahun)
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Suku : Lampung
6. Dx. Medis :-
7. Tanggal Masuk RS : 23 Maret 2020
8. Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2020

B. Pengkajian
1. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama :Klien mengeluh aktivitas seksualnya
berubah selama 2 tahun terakhir.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :Klien mengatakan bila 2 tahun terakhir ini
suaminya menjadi kasar setiap kali melakukan hubungan seksual dan klien
juga merasakan nyeri di bagian vagina setiap kali melakukan hubungan
seksual.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :-
2. Tanda dan Gejala
a. Data Subjektif*
1) Klien mengeluh aktivitas seksualnya selama 2 tahun terakhir ini berubah*
2) Klien mengeluh dengan tindakan kasar dari suami klien saat berhubungan
seksual*
3) Klien mengeluh menjadi tidak tertarik untuk berhubungan seksual dengan
suaminya*
4) Klien mengeluh hasrat seksualnya menjadi turun*
5) Klien mengeluh tidak mendapatkan kepuasan saat berhubungan seksual
selama 2 tahun terakhir*
6) Klien mengeluh vaginanya terasa sakit setiap melakukang hubungan
seksual*

No. Data Masalah Keperawatan Etiologi


1. Ds : Disfungsi Seksual Kelainan Seksual
1. Klien mengeluh aktivitas seksualnya
selama 2 tahun terakhir ini berubah*
2. Klien mengeluh dengan tindakan
kasar dari suami klien saat
berhubungan seksual*
3. Klien mengeluh menjadi tidak
tertarik untuk berhubungan seksual
dengan suaminya*
4. Klien mengeluh hasrat seksualnya
menjadi turun*
5. Klien mengeluh tidak mendapatkan
kepuasan saat berhubungan seksual
selama 2 tahun terakhir*
6. Klien mengeluh vaginanya terasa
sakit setiap melakukang hubungan
seksual*
No Masalah Keperawatan Tujuan Interverensi
1. Disfungsi seksual b.d Fungsi seksual membaik Tindakan Observasi:
Kelainan seksual Kriteria hasil : 1. Lakukan identifikasi
1. Kepuasan hubungan tingkat pengetahuan,
seksual membaik masalah sistem
2. Merbalisasi aktivitas reproduksi, masalah
seksual berubah seksualitas, dan
membaik penyakit menular
3. Keluhan nyeri saat seksual.
berhubungan seksual 2. Lakukan identifikasi
menurun waktu disfungsi
4. Hasrat seksual membaik seksual dan
5. Orientasi seksual kemungkinan
membaik penyebab.
6. Ketertarikan pada 3. Lakukan monitor
pasangan membaik. stres, kecemasan,
depresi dan penyebab
disfungsi seksual.
Tindakan Terapeutik:
1. Ajarkan dan fasilitasi
komunikasi antar
pasien dan pasangan.
2. Berikan saran yang
sesuai kebutuhan
pasangan dengan
menggunakan bahasa
yang mudah diterima,
dipahami, dan tidak
menghakimi.
Tindakan Edukasi:
1. Jelaskan efek
pengobatan,
kesehatan, dan
penyakit terhadap
disfungsi seksual.
Tindakan Kolaborasi:
1. Lakukan kolaborasi
dengan spesialis
seksologi, jika perlu.
BAB II

PENANGGULANAN RESIKO

Sasaran/tujuan manajemen risiko:

a. Mengidentifikasi berbagai variabel kualitas asuhan yang membahayakan.

Maksudnya adalah kita sebagai perawat sebelum melakukan tindakan perlu


mempertingbangkan kualitas yang nantinya akan kita berikan kepada klien tersebut apakah
tindakan itu justru akan membahayakan pasien atau tidak.

b. Mengkoreksi atau meminimalkan sehingga mencegah terjadinya masalah.

Maksudnya adalah selama masih tahap resiko (belum menjadi suatu masalah keperawatan)
kita harus melakukan tindakan yang meminimalisirkan agar resiko tersebut tidak menambah
parah dan menjadi sebuah masalah.

Langkah-langkah proses manajemen risiko:

1. Tentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai dalam menanggulangi resiko.

2. Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi atau terjadinya kerugian (paling sulit tapi
penting).

3. Menentukan besarnya risiko atau kerugian:

1. Frekuensi kejadian

2. Besarnya akibat dari kerugian tsb. thdp. keuangan (kegawatannya)

3. Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas akan timbul

4. Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat dan ekonomis.

5. Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk penanggulangan.

6. Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi.


Langkah-langkah yang ditempuh agar program penanggulangan risiko berlangsung efektif:

1) Telaah secara berkala apakah ada perubahan, dampak terhadap kerugian/bahaya dan
upaya penanggulangannya yang menyangkut biaya, program keselamatan, pencegahan
kerugian, dan sebagainya.

2) Dokumentasi kerugian hrs selalu diperiksa untuk mengetahui perkembangan.


REFERENSI

http://vileppusdik.kemkes.go.id/poltekkestanjungkarang/pluginfile.php/31822/mod_resource/conte
nt/1/Modul%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai