Anda di halaman 1dari 9

KIMIA DASAR

ENERGETIKA KIMIA ATAU TERMODINAMIKA KIMIA

DOSEN PEMBIMBING
Dr. RASMIWETI, M.Si

DISUSUN OLEH
SHILVI KHAYYIRAH (1905112660)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
LAPORAN

ENERGETIKA KIMIA ATAU TERMODINAMIKA KIMIA

Energi kimia atau termodinamika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan
energi yang terjadi dalam proses atau reaksi. Pelajaran ini mencakup dua aspek penting yaitu
penentuan atau perhitungan kalor reaksi dan pelajaran tentang arah roses dan sifat-sifat sistem
dan kesetimbangan. Perpindahan energi dapat berupa kalor (q) atau dalam beberapa bentuk
lainnya secara keseluruhan disebut kerja. Perubahan energi pada kalor atau kerja yang
mempengaruhi jumlah keseluruhan energi dalam sistem, yang disebut energi dalam (U)
(Petrucci, 1996).

Energi dalam (U) adalah keseluruhan energi potensial dan energi kinetik zat-zat yang
terdapat dalam sistem. Energi dalam merupakan fungsi keadaan, besarnya hanya tergantung pada
keadaan sistem. Setiap sistem mempunyai energi karena partikel-partikel materi (padat, cair atau
gas) selalu bergerak acak dan beragam disamping itu dapat terjadi perpindahan tingkat energi
elektron dalam atom atau molekul. Bila sistem mengalami peristiwa mungkin akan mengubah
energi dalam. Jika suhu naik menandakan partikel lebih cepat dan energi dalam bertambah
(Syukri, 1999).

Kalor (q) adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai
akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan. Bila sistem menyerap kalor, q
bertanda postif dan q bertanda negatif bila sistem melepaskan kalor. Kalor (q) bukan merupakan
fungsi keadaan karena besarnya tergantung pada proses. Kapasitas kalor tentu saja tergantung
pada jumlah zat. Kapasitas kalor spesifik dapat disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya
energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1˚C. Kalor jenis
molar adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suuhuu 0,5 Mol zat
sebesar 1˚C (Petrucci, 1996).

Termodinamika didasarkan atas tiga postulat yang dikenal sebagai Hukum Pertama
Termodinamika, Hukum Kedua Termodinamika dan Hukum Ketiga Termodinamika. Hukum
pertama termodinamika menyatakan hubungan antara kalor (q), kerja (w) dan perubahan energi
dalam (ΔU), yang menerangkan bahwa energi sistem tersekat adalah tetap. Hukum pertama
termodinamika dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:

q= ΔU-W

q, ∆U,danW dalam satuan joule atau kalori. Hukum pertama termodinamika


menunjukkan bahwa energi dalam tidak dapat diukur tapi dapat diukur dari nilai kalor dan kerja.
Kalor dapat diukur dengan percobaan dan kerja. Kerja dihitung melalui volume dan tekanan
yang melawan perubahan itu (Syukri,1999).
Hukum kedua termodinamika mengemukakan bahwa semua proses atau reaksi yang
terjadi di alam semesta, selalu disertai dengan peningkatan entropi. Perubahan entropi (dS)
adalah suatu fungsi keadaan yang merupakan perbandingan perubahan kalor yang dipertukaran
antara sistem dan lingkungan secara reversibel (δqrev) terhadap suhu tertentu T (oC). Persamaan
yang menyatakan besarnya entropi dinyatakan sebagai berikut :

dS = δqrev/T

Hukum ketiga menyatakan bahwa suatu unsur atau senyawa yang murni dalam bentuk kristal
sempurna mempunyai entropi nol pada suhu 0oC, secara matematika dinyatakan sebagai
berikut :

Soo = 0

Berdasarkan hukum ketiga dapat dilakukan pengukuran dan perhitungan kalor yang
diserap suatu zat murni dari 0oK sampai suhu tertentu. Kerja yang dapat diperoleh dari jumlah
kalor sama dengan banyaknya kalor dikurangi sebagian dari jumlah tersebut (Petrucci, 1992).

Sistem adalah bagian dari dunia yang menjadi perhatian khusus bagi dunia kita. Sistem
dapat berupa tabung reaksi, mesin, sel elektrokimia, dan sebagainya. Di sekitar sistem ada
lingkungan, tempat kita melakukan pengamatan. Dengan menetapkan batas sistem dan
lingkungannya kita bisa mendapatkan spesifikasi yang teliti batas antara keduanya. Jika materi
dapat dipindahkan melalui batas antara sistem dan lingkungannya, maka sistem itu dikatakan
terbuka. Sebaliknya jika materi tidak dapat dipindahkan dikatakan sebagai sistem tertutup.
Sistem tertutup yang tidak mempunyai kontak mekanis maupun termal dengan lingkungannya
disebut sistem terisolasi. (Atkins, 1994).

Sebuah sistem dapat mengalami berbagai proses sesuai keadaannya saat itu. Keadaan itu
sedemikian rupa sehingga salah satu variabel sistem konstan. Berbagai macam proses itu adalah :

1. Proses isotermal, yaitu proses yang berlangsung pada suhu tetap (T1=T2), akibatnya energi
dalam tetap.

2. Proses isovolum, yaitu proses yang tidak mengalami perubahan volum (DV=0), akibatnya
sistem tidak melakukan kerja.

Proses adiabatik, yaitu proses yang tidak menyerap atau melepas kalor, yang berarti energi dalam
sistem dipakai untuk menghasilkan kerja (Syukri, 1999).
Konsep-konsep penting termodinamika 1
1. Sistem : segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Ex: senyawa, unsur, molekul, atom
2. Lingkungan : semua yang berada diluar sistem
3. Alam semesta: sistem + lingkungan
4. Keadaan setimbang: tidak terjadi perubahan yang berarti antara sistem dan lingkungan
ketika keduanya mengadakan kontak
Tiga macam kesetimbangan:
- Kesetimbangan mekanik: terjadi bila sistem tidak mempunyai energi mekanik,
contohnya: tekanan dalam pompa sama dengan tekanan udara luar.
- Kesetimbangan termal: energi yang masuk&keluar sistem sama jumlahnya.
- Kesetimbangan listrik: potensial listrik sistem sama dengan potensial listrik
lingkungan.
5. Kalor: energi mekanik akibat gerakan partikel
Kalor dapat berpindah darin sistem ke lingkungan
- Jika sistem berdinding disternal & suhunya lebih besar dari suhu lingkungan, maka
kalor akan keluar sistem
- Tiga perpindahan kalor: radiasi, konveksi, konduksi
 Radiasi: disebabkan oleh gerakan foton berupa gelombang elektromagnetik.
Contohnya kalor dari sinar matahari
 Konveksi: aliran kalor disebabkan oleh gerakan partikel materi. Contohnya aliran
molekul gas atau cairan
 Konduksi: aliran kalor disebabkan oleh tumbukan partikel materi secara sambung
menyambung. Contohnya aliran panas pada sebatang logam.
6. Kerja: bentuk lain dari energi yang disebabkan oleh kontak mekanik antara sistem dan
lingkungan.
Contoh: kalor dan kerja merupakan bentuk perpindahan energi antara sistem dan
lingkungan.
7. Energi dalam (U): jumlah energi semua partikel dalam sistem
- Bila sistem mengalami peristiwa: energi dalam berubah (U1 ke U2)
- Perubahan energi dalam sistem disebabkan oleh aliran kalor yang masuk atau keluar
sistem , dan kerja yang dilajukan atau yang dikenakan pada sistem
- Aliran kalor dapat dilihat dari perubahan suhu dalam sistem.
 Jika suhu naik → kecepatan partikel meningkat → U ber +
 Jika suhu turun → U berkurang

Jadi kalor (q) kerja (w) berkontribusi pada perubahan energi dalam (ΔU). Secara
matematik: ΔU = q+w
yang perlu dipahami:

*Kalor (q) yang masuk kedalam sistem bertanda positif (+), sedangkan kalor yang keluar dari
sistem bertanda negatif (-)

*Kerja (w) bertanda negatif (-) jika sistem melakukan kerja: ditandai dengan volume sistem
bertambah (ekspansi). Sebaliknya, w bertanda positif (+) jika lingkungan melakukan kerja
terhadap sistem (kompresi)

W= -P (V₂-V₁)

Ket: kerja (l, atm), V₁ volume awal (l), V₂ volume akhir (l)

P= tekanan (atm)

P untuk eskpansi adalah Pₑₖₛ: w= - Pₑₖₛ(V₂-V₁)

P untuk kompresi adalah Pᵢₙ: w= -Pᵢₙ(V₂-V₁)

*Dalam proses manapun, kalor (q) yang ditambahkan kedalam sistem diambil dari lingkungan,
Jadi, qₛᵢₛ= - qₗᵢₙ

*Kerja yang dilakukan terhadap sistem, dilakukan oleh lingkungan

Jadi, Wₛᵢₛ= -Wₗᵢₙ

*Bila sistem kemasukan energi,maka lingkungan kehilangan U

Jadi, ΔUₛᵢₛ= - ΔUₗᵢₙ

*Perubahan energi total dari termodinamika adalah

ΔUₛₑₘₑₛₜₐ= ΔUₛᵢₛ+ ΔUₗᵢₙ= 0

Konsep penting termodinamika II


Hukum ini berbunyi: “Ada batas tertentu dari jumlah energi mekanik, yang diperoleh dari
sejumlah energi panas”.

Pada umumnya perubahan yang terjadi di alam disertai dengan perubahan energi. Dalam proses
perubahan energi ini ada dua aspek penting, yaitu arahpemindahan energi dan pengubahan energi
dari satu bentuk ke bentuk yang lain.Walaupun hukum pertama termodinamika menetapkan
hubungan antara kalor yangdiserap dengan kerja yang dilakukan oleh sistem, tetapi hukum ini
tidak menunjukkanbatas-batas mengenai sumber maupun arah aliran energi.Hukum kedua
termodinamika dirumuskan untuk menyatakan pembatasan-pembatasan yang berhubungan
dengan pengubahan kalor menjadi kerja, dan jugauntuk menunjukkan arah perubahan proses di
alam. Dalam bentuknya yang palingumum, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan
mempergunakan suatu fungsi keadaan yang disebut entropi.

Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak.
Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara, yaitu :
- Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir secara spontan
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.
- Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor Tidak mungkin
membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap
kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.
- Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika yang
menyertai perubhan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan menyatakan
ketidakteraturan suatu sistem) Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel
terjadi dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.

Konsep penting termodinamika III


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol
CONTOH SOAL:

1. Suatu sistem melepaskan kalor sebanyak 100 kal dan melakukan kerja 10,1 atm.
Hitunglah kerja (w), kalor (q) dan ΔU dari sistem dalam satuan joule!
Jawab: 1 kal= 4,184 J 1J= 0,24 kal 1 atm= 101,325 J
q= 100 kal → 418,4 J
w= 10,1 atm → 1023,3825 J
ΔU= q+w → 418,4 J+1023,3825 J= 1441,7825 J

2. Suatu sistem gas dengan volume 15 l menyerap kalor sebanyak 250 kal sehingga
berekspansi melawan tekanan udara luar sebesar 1 atm sampai volume gas mencapai 30 l.
Hitunglah kerja (w) dan ΔU dari sistem dalam satuan joule!
Jawab: w= - Pₑₖₛ(V₂-V₁)
= - 1 atm (30-15)
= - 15 l.atm → 1528,12 J
q = 250 kal → 1046 J
ΔU = q+w → 1528,12 J+ 1046 J= 2574,12 J

3. Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibekukan 286 kJ.
Kata “dibebaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksotrem. Oleh karena itu,
ΔH =-286 kJ untuk setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah
1
Jawab : H₂ (g) + O₂ (g) → H₂O(l) ΔH = -286 kJ
2
2H₂ (g) + O₂ → 2 H₂O (l) ΔH= - 572 kJ

4. Untuk menguraikan 1 mol amonia menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen diperlukan
kalor 46 kJ. Kata “diperlukan” menunjukan bahwa reaksi tergolong endoterm. Oleh
karena itu, ΔH= +46 kJ untuk setiap mol anomia yang diuraikan. Persamaan
termokimianya adalah.
1 1
Jawab : NH₃ (g) → N₂ (g) + 1 H₂ (g) ΔH= +46 kJ
2 2
Atau
2 NH₃ (g) → N₂ (g) + 3H₂ (g) ΔH= +90 kJ
5. Satu mol air pada 100oC diubah menjadi uap pada suhu yang sama dan di bawah tekanan
luar yang tetap sebesar 1 atm. Bila uap air dianggap sebagai gas ideal dan kalor
penguapan air sebesar 40.641 Jmol-1, hitung :a. kerja yang dilakukan pada proses itu b.
perubahan energi dalam
jawab :
a. karena uap air dianggap gas ideal,
maka berlaku PV=nRT, shg Vuap=nRT/P
Pada 100o C, volum 1 mol air <<< Vuap, shg ΔV = Vuap – Vair = Vuap
W = -P ΔV = - P Vuap
Bila W(+) --- sistem menerima kerja, dan sebaliknya
b. Pada pengubahan 1 mol air → 1 mol uap air system menyerap kalor sebanyak
40.641 j/mol atau q = 40.641 J/mol, shg ΔU = q + w, Untuk gas yang mengalami
proses isokor atau bila proses melibatkan reaksi yg bukan gas , maka perubahan
volum dapat diabaikan ΔV = 0, maka w = 0 ---- ΔU = q v
Pada keadaan standar, reaksi berlangsung pada P tetap 1 atm, karena itu
ΔH = q p , Kedua persamaan di atas merupakan bentuk matematik dari hukum
pertama thermodinamika. Menurut kedua ungkapan tersebut, energi suatu sistem
dapat berubah menjadi kalor dan kerja. Pada sistem tersekat, q = 0 dan w = 0,
sehingga ∆U = 0. Jadi sistem tersekat merupakan sistem dengan energi tetap.
6. Satu mol gas ideal monoatom pada 1 bar dan 273,150K diekspansikan secara adibatis
melawan tekanan luar yang tetap sebesar 0,315 bar sampai volum 2 kali volum semula.
Berapa besarnya kerja yang dilakukan pada gas, suhu akhir dan perubahan energi dalam
dari gas tersebut.
Harga CV = 3/2 R.

Penyelesaian.
V1 = RT/P1 =(0,08314 L bar K-1mol-1)(273,15 K)/(1 bar)
V1 = 22,71 L mol-1

W = - Pl dV = - Pl (2V1 – V1) = - Pl V1
W = - (0,315 bar * (1atm/1,01325 bar)) * 22,71 L mol-1
W = - 7,06 L atm mol-1 = - 715,4 J mol-1

Adiabatis q = 0 à ∆U = W = CV ∆T
∆T = (- 715,4 J mol-1)/(3/2 * 8,314 J K-1 mol-1)
T2 – T1 = - 57,4 0K
T2 = 273,15 – 57,4 = 215,75 0K.

∆U = - 715,4 J mol-1.

7. Sebanyak 48 g gas O₂ suhu 20 derajat celcius dan tekanan 4 atm berekspansi melawan
udara luar (P= 1 atm) sehingga volume akhir menjadi 20 l, dan energi dalam sistem
menurun 100 kal. Tentukan kerja (w) dan kalor (q) dari sistem!
Jawab:
8. Sebanyak 6 g H₂ (suhu 27 derajat celcius dan tekanan 2 atm dikompresi sehingga volume
akhir menjadi 30 l dan energi dalam sistem meningkat 40 kal. Tentukan kerja (w) dan
kalor (q) dari sistem
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai