Anda di halaman 1dari 1

IFQs (Individual Fishing Quotas)

IFQs atau Individual Fishing Quota merupakan jatah atau kuota perorangan dalam penangkapan
ikan yang diterapkan oleh sejumlah pemerintahan terkait dengan aturan penangkapan ikan.
Kemudian pemerintah dalam hal ini sebagai pembuat peraturan menetapkan jenis spesifik yang
diperbolehkan sebagai TAC (Total Allowable Catch) atau jumlah tangkapan yang diijinkan
berdasarkan bobot ikan dan periode waktu tertentu yang terkait dengan masa produksi jenis ikan.
IFQs juga dikenal dengan ITQs atau Individual Transferable Quota, yang artinya kuota atau jatah ini
dapat dipindahtangankan secara individu pula. Saat pemerintah Indonesia belum menerapkan IFQs
atau ITQs dalam aturan maupun kebijakan penangkapan ikan (Wibawa et.al 2015).
Berawal dari permasalahan over fishing atau penangkapan ikan yang berlebihan sebagai akibat dari
ketiadaan hak kepemilikan terhadap sumberdaya perikanan tangkap, banyak pihak kemudian
memikirkan bagaimana pengaturan dan pengelolaan yang tepat terhadap sumberdaya perikanan
tangkap. IFQ akhirnya dicetuskan sebagai bentuk pengaturan dalam penangkapan ikan dimana IFQ
diterapkan dengan memberikan jatah kepada setiap perorangan/badan usaha terkait ketentuan
jenis ikan yang boleh ditangkap berdasarkan bobot ikan dan pada periode tertentu terkait proses
reproduksi jenis-jenis yang ditetapkan (Bromley 2009). Penerapan IFQs di US dan negara luar lain
membuktikan bahwa IFQs, pengaturan dalam pemanenan ikan, serta program akses terbatas
lainnya memberikan pengaturan atas pemanenan ikan yang lebih tepat, lebih sedikit penangkapan,
dampak negative terhadap habitat lebih kecil, meningkatkan perekonomian, meningkatkan
keselamatan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan monitoring terhadap perikanan (Leal et.al
2008).
Di bawah program IFQ, para nelayan diberikan hak pemanenan yang aman (seringkali dapat
diperdagangkan) yang memberikan hak bagi mereka untuk mendapat bagian (atau persentase)
dari total tangkapan yang diizinkan (TAC). Karena hak pemanenan yang aman ini, para nelayan
tidak dapat memanen secepat mungkin untuk mencegah kegiatan nelayan lain. IFQs juga dapat
meningkatkan efisiensi teknis (TE) karena nelayan dapat mengatur secara bebas kombinasi input
yang diberikan dalam memanen ikan. Lebih jauh lagi IFQs memberikan kepastian lebih besar
mengenai masa depan yang dapat menurunkan resiko keuangan dengan perencanaan jangka
panjang dan investasi. IFQs menghasilkan penghematan biaya dengan mengijinkan pemegang hak
untuk bebas mengatur perpaduan input dan output yang mereka miliki (Solis et.al 2014).

Bromley, D. W. (2009). Abdicating responsibility: the deceits of fisheries policy. Fisheries, 34(6),


280-290.
Wibawa, P. A., Birmingham, R. W., & Woodward, M. D. (2015). Design of sustainable fishing vessels,
future challenges for the Indonesian fisheries. In 12th International Marine Design Conference (Vol.
3, pp. 357-367).
Leal, D., De Alessi, M., & Baker, P. (2008). Beyond IFQs in marine fisheries. PERC.
Solís, D., del Corral, J., Perruso, L., & Agar, J. J. (2014). Evaluating the impact of individual fishing
quotas (IFQs) on the technical efficiency and composition of the US Gulf of Mexico red snapper
commercial fishing fleet. Food Policy, 46, 74–83. doi:10.1016/j.foodpol.2014.02.005 

Anda mungkin juga menyukai