Msdi20192 A 6
Msdi20192 A 6
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani
Disusun oleh:
KELOMPOK 6
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
B. Teori-teori Motivasi.............................................................................................4
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
i
BAB I PENDAHULUAN
1
Kartawan dan Agus Susanto. Pengantar Manajemen Syariah. (Bandung:Guardaya Intimarta,
2009) hal.197
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peran motivasi kerja terhadap kinerja pegawai?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Untuk mengetahui bagaimana peran motivasi kerja karyawan;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2
Amiruddin, Pengaruh Etos Kerja, Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja Pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Biak Numfor, (Jatim: CV. Penerbit Qiara Medi,
2019), hal. 29-30.
3
Motivasi (Def.1) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses melalui
https://kbbi.web.id/motivasi. 21 Februari 2020
4
Kartawan dan Agus Susanto. Pengantar Manajemen Syariah. (Bandung:Guardaya Intimarta,
2009), hal.195
3
4
B. Teori-teori Motivasi
5
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 94
6
Abdul Hakim, Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, (Semarang: EF
Press Digimedia, 2014)
5
7
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi, CV Pustaka Setia, Bandung, 2018, hlm. 161-166.
6
Secara garis. besar menurut teori I lerzberg im, faktor yang henar
benar dapat mernotivikasi seseorang adalah falaor yang berhubungan
dengan pekcrjaan itu sendiri.
8
Priyono Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2008),
hal.275-276
9
1. Faktor Intern
Faktor intern yang dapat memberikan motivasi seseorang antara lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup.
b. Keinginan untuk dapat memiliki.
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan.
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan.
e. Keinginan untuk berkuasa.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi motivasi diantaraya:
a. Kondisi lingkungan kerja.
b. Kompensasi yang memadai.
c. Supervisi yang baik.
d. Adanya jaminan pekerjaan.
e. Status dan tanggung jawab.
10
9
Yoyon Hadi Saputra, “Pengaruh Rekrutmen Karyawan Terhadap Kualitas SDM Pada PT. Bank
BRI Syari’ah Pekanbaru Menurut Ekonomi Islam’’, Skripsi, (Pekanbaru: Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Suska Riau, 2015), hal. 41
BAB III PEMBAHASAN
Oleh karena itu dalam mengetahui keberhasilan atau kinerja seseorang perlu
menetapkan suatu ukuran tertentu untuk menilai apakah organisasi itu
memiliki kinerja yang tinggi atau rendah.
Gaji yang diterima juga tidak sesuai dengan hasil kerja untuk
pekerjaan yang dilakukan dengan pangkat dan jabatan yang sama, gaji yang
diterima lebih kecil dibandingkan dengan gaji di tempat lain untuk pekerjaan
yang sejenis, juga karyawan belum dapat menyelesaikan pekerjaan yang sulit
karena terbatasnya informasi dan pengetahuan yang diterima selama bekerja.
Oleh karena itu banyak para karyawan yang masuk kerja terlambat,
pada saat sebelum masuk jam shift dan disela-sela jam kerja, karyawan lebih
memilih untuk merokok, minum kopi ngobrol sesama rekan kerja di ruang
loker, karyawan juga bermalas-malasan pada saat bekerja, sering
menggunakan jam kerja untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak relevan
dengan tugas ketika atasan tidak berada ditempat, seperti bermain game di
komputer.
Dari sinilah biasanya selalu menjadi penentu dan pemeran utama dari
sukses atau gagalnya suatu visi dan misi perusahaan, hal ini akan
mempengaruhi kinerja karyawan dan tentu saja akan berdampak pada pola
kinerja karyawan.
koefisien jalur motivasi kerja terhadap kinerja adalah 0,517. Hal ini berarti
setiap peningkatan motivasi sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan
kinerja sebesar 0,517. Pengujian dengan t statistic menunjukkan bahwa nilai
thitung (11,257) > ttabel (1,970). Hal tersebut mengindikasikan penolakan Ho
yang menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan level pelaksana di Divisi Operasi PT. Pusri
Palembang ”. Adapun besarnya pengaruh motivasi kerja secara langsung
terhadap kinerja adalah sebesar 26,68%.
Oleh karena itu, peran motivasi kerja sangat penting karena dengan
adanya dorongan atau semangat kerja maka hasil yang di rencanakan atau
disusun akan tercapai. Motivasi yang tepat juga akan membuat pegawai
memiliki kepercayaan diri dalam melakukan pekerjaannya. Meskipun imbalan
yang diberikan perusahaan tinggi, motivasi akan cenderung rendah apabila
karyawan tidak percaya bahwa dia akan mencapai tingkat kinerja yang
ditentukan agar mendapat imbalan tertentu. Karyawan akan menunjukan
motivasi yang tinggi jika harapan dan kebutuhannya dapat terpenuhi.
BAB IV KESIMPULAN
Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang atau
sekelompok tergerak untuk melakukan sesuatu hingga mencapai tujuannya.
Kebutuhan akan berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul
pada diri seseorang untuk berupaya mencapai target yang telah ditetapkan,
bekerja keras untuk mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan untuk
mengerjakan sesuatu secara lebih lebih baik dari sebelumnya. Pegawai yang
mempunyai motivasi kerja sangat menyukai tantangan, berani mengambil
risiko, sanggup mengambil alih tanggungjawab, senang bekerja keras.
Dorongan ini akan menimbulkan kebutuhan berprestasi pegawai yang
membedakan dengan yang lain, karena selalu ingin mengerjakan sesuatu
dengan lebih baik. Berdasarkan pengalaman dan antisipasi dari hasil yang
menyenangkan serta jika prestasi sebelumnya dinilai baik, maka pegawai lebih
menyukai untuk terlibat dalam perilaku berprestasi. Sebaliknya jika pegawai
telah dihukum karena mengalami kegagalan, maka perasaan takut terhadap
kegagalan akan berkembang dan menimbulkan dorongan untuk
menghindarkan diri dari kegagalan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. M. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan.
Perpustakaan Nasional RI.
Amiruddin. (2019). Pengaruh Etos Kerja, Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja
Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Biak Numfor. Jatim:
CV. Penerbit Qiara Med.
17