Anda di halaman 1dari 39

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SDN PASIRBUYUT 1 KECAMATAN JAWILAN
Jl. Raya Cikande – Rangkasbitung, Desa Gabus, Kec. Kopo, Kab. Serang

Nomor : 422 / SDN Pasirbuyut 1 / 2020 Serang, 21 Februari 2020


Lampiran : 1 (satu) Berkas
Hal : Laporan Hasil Pelaksanaan Program Induksi

Kepada Yth :
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Serang
Di
Serang

Bersama ini kami laporkan Hasil Pelaksanaan Program Induksi Bagi Guru Pemula
(PIGP) untuk atas nama :

Nama : Taufik Hidayat, S.Pd


NIP : 19940322 201903 2 001
Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Maret 1994
Unit Kerja : SDN Pasirbuyut 1

Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari laporan ini kami mohon untuk diterbitkan
Sertifikat Program Induksi Guru Bagi Pemula sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan perhatiannya kami haturkan terima
kasih.

Kepala Sekolah,

Hj. TETI SUPRIYATI, S.Pd


NIP. 19640507 198610 2 004
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA
SDN PASIRBUYUT 1 KECAMATAN
JAWILAN

Taufik Hidayat, S.Pd


Nama :
19940322 201903 2 001
NIP :
Jakarta, 22 Maret 1994
Tempat, Tanggal Lahir :
SDN Pasirbuyut 1 Kecamatan
Unit Kerja :
Jawilan

PEMERINTAH KABUPATEN SERANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SDN PASIRBUYUT 1 KECAMATAN JAWILAN
Jl. Ra ya C ika nde – Ra ngka s bitung, De sa Ga bus ,
Ke ca ma ta n Ja wila n, Ka bupa te n Se ra ng
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA
SDN PASIRBUYUT 1 KECAMATAN JAWILAN

1. Data sekolah/madrasah dan waktu pelaksanaan


program induksi;
a. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SDN Pasirbuyut 1 Kecamatan Jawilan


NIS / NPSN : 20605856
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : J l. Raya Cikande – Rangkas bitung,
D es a G abus , K ecamatan J aw ilan,
K abupaten S erang
Kecamatan ; Kopo
Kabupaten/Kota : Serang
Provinsi : Banten
Nama Kepala Sekolah : Hj. Teti Supriyati, S.Pd

b. Waktu Pelaksanaan Program Induksi


No Tahap kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Persiapan Maret 2019
2. Perencanaan Maret 2019
3. Pembimbingan Maret 2019 s.d. Februari 2020
4. Penilaian
a. Penilaian tahap 1 Juli 2019
b. Penilaian tahap 2 November 2019
5. Pelaporan Februari 2020

2. Data guru pemula peserta program induksi;


Identitas Guru Pemula

Nama Guru : Taufik Hidayat, S.Pd


NIP : 19940322 201903 2 001
Tempat / Tgl. Lahir : Jakarta, 22 Maret 1994
Pendidikan terakhir : S1
Program / Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Status Pegawai : CPNS
Golongan / Ruang : III/a
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting.Sehingga dapat menjadi tolak ukur bagi perkembangan suatu bangsa. Bangsa
Indonesia mempunyai dasar negara pancasila sebagai pandangan hidupnya yang di
dalamnya telah merumuskan sistem pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan yang


memerlukan seperangkat komponen pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru harus mengacu pada kurikulum yang berlaku sebagai arah tercapainya
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran antara lain


dipengaruhi oleh kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat berupa kesiapan
dalam memilih metode pembelajaran dan dapat pula berupa ketepatan guru dalam
menyediakan alat peraga pembelajaran.

Di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa


guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 undang-undang tersebut menyatakan
bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1) meningkatkan


martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3).Oleh karena itu,guru
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan
nasional dibidang pendidikan.

Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan,


maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang.Persiapan tersebut harus
dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi,
pendidikan profesi gurudi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan pendidikan.

Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan
sekolah, mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik
peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah.
Pengenalan guru pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan
profesionalitas seorang guru selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali
guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka
bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Agar PIGP berjalan dengan
baik maka disusun buku ini yang berisi salah satu model Implementasi PIGP.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kredit;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang
Program Induksi bagi Guru Pemula; dan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Tujuan
Pelaksanaan program induksi bertujuan untuk membimbing guru pemula
agar dapat:
1. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
2. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di
sekolah/madrasah

D. Sasaran
Pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) memiliki sasaran yakni
dimana Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) khususnya formasi guru dapat
belajar menimba pengalaman dari Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing
sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

E. Hasil yang diharapkan


Hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula
(PIGP) antara lain :
1. Terbentuknya calon guru yang berkualitas dalam menjalankan tugas,
pokok dan fungsinya;
2. Terbentuknya suasana sekolah yang selaras, serasi dan seimbang
sehingga mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang efektif;
BAB II

PELAKSANAAN

A. Konsep Dasar Program Induksi Guru Pemula


Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di
tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada
sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama
kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat.
1. Tujuan PIGP
Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.
2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status Kepegawaian
Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam
jabatan fungsional guru bagiguru pemula yang berstatus calon pegawai negeri
sipil (CPNS) atau pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain.Bagi guru
pemula yang berstatus bukan PNS, PIGP dilaksanakan sebagai salah satu syarat
pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP
Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik
profesi, sesuai bidang tugas;
b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik; dan
d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan
perbaikan atas hasil sebelumnya.
4. Peserta PIGP
Peserta PIGP adalah:
a. guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah;
b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
5. Hak Guru Pemula
Guru pemula berhak:
a. memperoleh bimbingan dalam hal:
1) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran,
bagi guru kelas dan guru mata pelajaran;
2) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan
konseling, bagi guru bimbingan dan konseling;
3) pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
b. memperoleh salinan lembar hasil observasipembelajaran yang telah
ditandantangani oleh pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas sekolah.
c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.
d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;
e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan PIGP
dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik.
6. Kewajiban Guru Pemula
Guru pemula memiliki kewajiban:
a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang
bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan
konseling, serta melaksanakan perbaikan dan pengayaan;
b. melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas)
jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban
bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik
bagi guru bimbingan dan konseling.
7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru
pemula bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1
(satu) tahun.
8. Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP
Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah.
1. Guru Pemula
Guru pemula bertanggungjawab:
1) mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah,
termasuk mempelajari data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di
sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut bertugas;
2) mempelajari latar belakang siswa;
3) mempelajari dokumen administrasi guru;
4) mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5) menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6) melaksanakan proses pembelajaran;
7) menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor);
8) melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9) melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,
seperti pembina ekstrakurikuler, instruktur teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
10) melakukan observasidi kelas lain; dan
11) melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai
guru.
2. Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar
profesionalisme dan kemampuan komunikasi.Sekolah/madrasah yang tidak
memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah
dapat menjadi pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi
profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala sekolah/madrasah
tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta
pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan
pengawas dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing
adalah, memiliki:
1) kompetensi sebagai guru profesional;
2) kemampuan bekerja sama dengan baik;
3) kemampuan komunikasi yang baik
4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan
terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;
5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata
pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah
memiliki; pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan
memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.

Tanggung Jawab Pembimbing:


1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotiVIasi, bersahabat, dan
terbuka dengan guru pemula;
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling
3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan
keprofesian guru pemula;
5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan
observasipembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas
sekolah/ madrasah;
7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
3. Kepala Sekolah
TanggungJawab Kepala Sekolah:
1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan;
8) melakukan penilaian kinerja;
9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan
dari saran dari pembimbing dan pengawas sekolah/ madrasah, serta
memberikan salinan laporan tersebut kepada guru pemula.
4. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru
pemula tentang pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan
pembimbingan dan penilaian dalam PIGP;
3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawabnya;
4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.

B. Strategi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, Program Induksi Guru Pemula (PIGP) lebih
cenderung menggunakan pendekatan model pembinaan Lesson Study.
1. Pengertian
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar.Secara sederhana lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
2. Tipe Lesson Study
Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:
a. Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)
Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study
yang dilaksanakan oleh semua guru untuk semua mata pelajaran dan
kepala sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua
bidang studi yang diajarkan.
b. Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)
Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP)/Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan kegiatan lesson study
yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam satu sekolah
atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa sekolah yang
tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.
3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan
(merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang
berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara
peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous
improVIement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3
berikut ini.

PLAN
(Merencanakan)

SEE DO
(Merefleksi) (Melaksanakan)

Skema 2.2 Siklus Kegiatan Lesson Study


a. PLAN (Merencanakan)
Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai dari
tahap merencanakan (Plan) yang bertujuan untuk merancang
pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa,
agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan
yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa
guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula
berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari
analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan
pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran
lebih efektif dan efisien atau bagaimana menyiasati kekurangan fasilitas
pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa
media pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen asesmen.
Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum
diterapkan di dalam kelas. Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan
perencanaan dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan (misal 2–3
kali pertemuan).
Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru
(jika memungkinkan menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan
pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk kolegalitas antara guru dengan
guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak merasa lebih
tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar
sehingga melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling belajar).
Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru
memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah
pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan,
memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang
rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif
model pembelajaran yang dipilih.
b. DO (Melaksanakan)
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan
pembelajaran (Do) untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam merencanakan (Plan). Dalam perencanaan telah
disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran (guru
model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson
study berbasis MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba
efektiVIitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain
dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai
pengamat (observer) pembelajaran. Dalam kegiatan observasi
pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau mahasiswa sebagai
observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut diharapkan kepala
sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan
ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada
para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang
direncanakan oleh guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran
berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi
mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan
ditujukan pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa
dengan siswa, antara siswa dengan bahan ajar, antar siswa dengan guru.
Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat
sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil
tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas
siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam
ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama proses
pembelajaran berlangsung para pengamat tidak menganggu aktivitas dan
konsentrasi siswa dan guru model. Para pengamat dapat melakukan
perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk VIideo atau foto untuk
keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu
aktivitas belajar. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas
disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari
pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi
guru.
c. SEE (Merefleksi)
Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan
dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga
akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan
baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi,
dalam konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya
guru pemula dan pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah
dan/atau pengawas, atau guru pemula dengan pembimbing, kepala
sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam acara ini,
kepala sekolah atau pembimbing dapat bertindak sebagai moderator atau
pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam
refleksi adalah sebagai berikut:
1) Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah
ditetapkan, diawali dengan mengucapkan terima kasih kepada guru
model dan meminta applaus dari pengamat yang hadir.
2) Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan
komentar atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi
tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang
yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2)
Setiap peserta diskusi memiliki kesempatan yang sama untuk
berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus
mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari
komentar yang disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).
3) Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan
untuk berbicara paling awal melakukan refleksi diri, yakni
mengomentari tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya.
Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang
telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan,
kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari
rencana semula (15 sampai 20 menit).
4) Moderator memberi kesempatan kepada perwakilan guru yang
menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan rencana
pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.
5) Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk
menyampaikan hasil pengamatannya. Ketika muncul
fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka moderator
dapat meminta observer lain untuk memberikan pendapatnya. Pada
kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama untuk
menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya sekaligus memberikan
alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.
6) Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan
tenaga ahli tersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang
pembelajaran yang telah berlangsung, setelah masukan-masukan
yang dikemukakan observer dianggap cukup.
7) Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan
simpulan/rekomendasi tertentu dari hasil refleksi, namun dalam
kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau pengawas dapat
memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk
perbaikan pembelajaran berikutnya.
8) Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh partisipan dan
mengumumkan rencana kegiatan lesson study berikutnya.

C. Profil Sekolah
1. Profil Unit Kerja dan Tupoksi
a. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD NEGERI GABUS 3
2 NPSN : 20605856
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Cikande Rangkasbitung Km. 3
RT / RW : 11 / 6
Kode Pos : 42178
Kelurahan : GABUS
Kecamatan : Kec. Kopo
Kabupaten/Kota : Kab. Serang
Provinsi : Prop. Banten
Negara :
6 Posisi Geografis : -6,2308 Lintang
106,3565 Bujur

b. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah :
8 Tanggal SK Pendirian : 1982-04-01
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional :
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 16814946100
14 Nama Bank : Bjb
15 Cabang KCP/Unit : Cikande
16 Rekening Atas Nama : SD GABUS 3
17 MBS : Tidak
18 Luas Tanah Milik (m2) : 1659
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak :
21 NPWP :

c. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon :
21 Nomor Fax :
22 Email : yeyenmaryani1988@yahoo.co.id
23 Website :

d. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi
25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 450
29 Akses Internet : Telkomsel Flash
30 Akses Internet Alternatif :

e. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : Hj. Teti Supriyati
32 Operator Pendataan : Yeyen Maryani
33 Akreditasi :
34 Kurikulum : Kurikulum 2013

f. Data PTK dan PD


No Uraian Guru Tendik PTK
1 Laki – Laki 4 0 4
2 Perempuan 11 1 12
TOTAL 15 1 16
Keterangan:      
Penghitungan jumlah PTK adalah yang sudah mendapat penugasan,
-
berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.
- Singkatan :      
  1. PTK = Guru ditambah Tendik      
  2. PD = Peserta Didik      

g. Data Sarpras    
Jumla
No Uraian    
h
1 Ruang Kelas 9    
Ruang Lab
2 0    
3 Ruang Perpus 0    
TOTAL 9    
h. Peta Lokasi Unit Kerja

SDN Pasirbuyut 1
Jl. Cikande Rangkasbitung Km. 3,
Ds Gabus, Kec. Kopo, Kab. Serang

Gambar 2.3 Peta lokasi SDN Pasirbuyut 1

i. Visi dan Misi Organisasi


Setiap organisasi yang berdiri pasti didasari oleh sejumlah visi dan
misi dalam pembentukan organisasi tersebut. Beitu pun dengan SDN
Pasirbuyut 1 Kecamatan Jawilan. Visi dan misi dari SDN Pasirbuyut 1
Kecamatan Jawilan sebagai berikut:

1) Visi SDN Pasirbuyut 1:


“Terwujudnya sekolah yang unggul dalam budaya, prestasi dan
ketaqwaan”
2) Misi SDN Pasirbuyut 1:
a) Meningkatkan budaya disiplin, kebersihan, keindahan dan
kebudayaan.
b) Mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
c) Meningkatkan pengetahuan dan pengamalan keagamaan.

D. Tanggung Jawab Kepala Sekolah


Tanggung Jawab Kepala Sekolah:
1. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
3. menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
5. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan
terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak
dapat menjadi pembimbing;
6. memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
7. melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan;
8. melakukan penilaian kinerja;
9. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari
pembimbing dan pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan
laporan tersebut kepada guru pemula.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Merujuk dari ketentuan pemerintah Program Induksi Guru Pemula (PIGP)
dilaksanakan selama satu tahun yakni terhitung dari Bulan Maret 2019 sampai
dengan Bulan Februari 2020. Adapun tempat pelaksanaannya di SD Negeri
Gorowong 02, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor dimana Calon
Pegawai Negeri Sipil tersebut ditugaskan
F. Peran-peran pihak-pihak yang terkait
Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula
bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.
Pihak yang terkait Secara langsung dalam Pelaksanaan PIGP:
1. Guru Pemula
Guru pemula bertanggungjawab:
a. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah,
termasuk mempelajari data tata tertib, sarana, dan sumber belajar di
sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut bertugas;
b. mempelajari latar belakang siswa;
c. mempelajari dokumen administrasi guru;
d. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
e. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
f. melaksanakan proses pembelajaran;
g. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor);
h. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
i. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,
seperti pembina ekstrakurikuler, instruktur teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
j. melakukan observasidi kelas lain; dan
k. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai
guru.
2. Pembimbing
Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar
profesionalisme dan kemampuan komunikasi.Sekolah/madrasah yang tidak
memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah
dapat menjadi pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi
profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala sekolah/madrasah
tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta
pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan
pengawas dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian
agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing
adalah, memiliki:
a. kompetensi sebagai guru profesional;
b. kemampuan bekerja sama dengan baik;
c. kemampuan komunikasi yang baik
d. kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan
terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;
e. pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata
pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah
memiliki;pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan
memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.

Tanggung Jawab Pembimbing:


a. menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan
terbuka dengan guru pemula;
b. memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling
c. melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
d. memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan
keprofesian guru pemula;
e. memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan
observasipembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;
f. melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas
sekolah/ madrasah;
g. memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.
3. Kepala Sekolah
Tanggung Jawab Kepala Sekolah:
a. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
b. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;
c. menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
d. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
e. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
f. memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
g. melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran
perbaikan;
h. melakukan penilaian kinerja;
i. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan
dari saran dari pembimbing dan pengawas sekolah/ madrasah, serta
memberikan salinan laporan tersebut kepada guru pemula.
4. Pengawas Sekolah
Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :
a. memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru
pemula tentang pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;
b. melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan
pembimbingan dan penilaian dalam PIGP;
c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawabnya;
d. memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.
G. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bulan / Minggu Ke-
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Perencanaan
1 Pelaksanaan √ √ √
PIGP
Pelaksanaan
2
PIGP
2.1 Monitoring √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.2 Pembinaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.3 Penilaian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Evaluasi √ √ √ √
Pelaporan dan
4 Program √ √ √ √ √ √ √ √
Tindak Lanjut
Catatan:
 Bulan Mei sampai dengan buan Juni / bulan ke-3 sampai dengan bulan ke-4 tidak ada kegiatan belajar mengajar, karena bertepatan dengan libur awal ramadhan,
kegiatan UKK, dan libur Hari Raya Idul Fitri serta libur kenaikan kelas.
 Bulan Agustus minggu ke-3 sampai dengan bulan September minggu pertama guru pemula dibebastugaskan dari kegiatan belajar mengajar, karena harus mengikuti
kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Latsar) untuk CPNS.
/.
BAB III

HASIL PENILAIAN KINERJA

1. Data Guru Pemula


Secara rinci dapat kami jelaskan biodata guru pemula adalah sebagai
berikut:
Identitas Guru Pemula
Nama : Taufik Hidayat, S.Pd.
NIP : 19940322 201903 2 001
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Maret 1994
Pendidikan Terakhir : S1
Program / Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Status Pegawai : CPNS
Golongan : III/a
Guru Bidang Studi : Guru Kelas

2. Deskripsi Pelaksanaan Pembimbingan


Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja
yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model pelaksanaan
PIGP dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan. Berdasarkan kajian saat
ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah melalui lesson study. Tahap-
tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam tahap-tahap pelaksanaan PIGP.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi
PIGP. Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-
hal berikut:
a. Kepala Sekolah
Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut:
1) Melakukan analisis kebutuhan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas
sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru
pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan
buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait
(Gunakan Form KS 01, KS 02, dan KS 03)
2) Mempersipkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang
diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing, dengan
pelatih seorang pengawas yang telah lulus program pendidikan dan
pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.
3) Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang
memuat kebijakan sekolah/madrasah, prosedur kegiatan
sekolah/madrasah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan,
dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah (Gunakan
Form KS 04).
4) Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang
memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan menerbitkan surat keputusan (SK) kepala sekolah.
5) Menyusun rencana tindak implementasi PIGP
(Gunakan Form KS 05).
6) Menyusun jadwal implementasi PIGP (Gunakan Form
KS 06).
b. Pembimbing
Dalam tahap persiapan, guru pembimbing juga melakukan analisis
kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas
sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula,
penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait
(Gunakan Form PB 01).
c. Pengawas Sekolah
Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari
buku-buku panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah
melakukan dua tahap persiapan sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kepengawasan
tahunan dan semesteran PIGP yang tertuang dalam jadwal kegiatan
pengawasan PIGP (Contoh penyusunan rencana pengawasan tahunan
terdapat dalam Form PS 01, rencana kepengawasan semesteran dapat
menggunakan Fom PS 02, dan jadwal kegiatan pengawasan PIGP dapat
menggunakan Form PS 03).
2) Memberikan pelatihan PIGP bagi
kepala sekolah dan calon pembimbing. Pelatihan dapat dilakukan di
setiap sekolah atau bersama-sama di KKG/MGMP, KKKS/MKKS, atau
diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.
3) Menyusun rencana monitoring
implementasi PIGP (Gunakan Form PS 04).
4) Menyiapkan instrumen monitoring
implementasi PIGP (Dapat menggunakan Form PS 05).
2. Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya.
Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada
bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah
tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama dilakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Kepala Sekolah
Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah,
selanjutnya kepala sekolah memperkenalkan guru pemula kepada dewan
guru, karyawan sekolah, siswa, dan masyarakat sekitar.
b. Pembimbing
Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap
pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya kepada guru pemula
adalah:
1) memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah
kepada guru pemula (Gunakan Form PB 01);
2) memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan
3) mendiskusikan rencanapembimbingan dan pengembangan keprofesian
(Gunakan Form PB 02).
c. Guru Pemula
Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan
sekolah/madrasah oleh kepala sekolah dan pembimbing, selanjutnya guru
pemula melakukan hal-hal berikut.
1) Melakukan evaluasi diri (Gunakan Form GP 01a/ Form GP 01b).
2) Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk
melakukan observasidikelas sebagai bagian pengenalan situasi.
3) Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data
sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru.
4) Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di
sekolah/madrasah.
5) Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

3. Tahap Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan kedua sampai dengan
bulan kesembilan oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembimbingan adalah sebagai
berikut.
a. Pembimbing
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai
berikut.
1) Menyusun rencana pembimbingan, yang terdiri dari:
a) Identifikasi kompetensi pembimbing (Evaluasi diri) (Gunakan Form
PB 03);
b) Menyusun skala prioritas pembimbingan (Gunakan Form PB 04);
c) Menyusun rencana pengembangan keprofesian pembimbing
(Gunakan Form PB 05);
d) Menyusun rencana tindak pembimbingan (Gunakan Form PB 06);
e) Menyusun jadwal kegiatan pembimbingan (Gunakan Form PB 06).
2) Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran/satuan layanan bimbingan dan konseling. Dalam
membimbing penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
mempedomani Permen Diknas No. 41 tahun 2007 tentang standar
proses, serta panduan/juknis terkait. Khusus untuk satuan layanan
bimbingan dan konseling dapat melihat contoh pada Form PB 08.
Dalam pembimbingan penyusunan perencanaan pembelajaran (Silabus
dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara
langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP
sekolah ataupun tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari
tahapan perencanaan pembelajaran (plan) dalam lesson study.
Penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran (lesson
plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula dilakukan secara bersama-sama
dengan beberapa guru sejenis dan dosen untuk memperkaya ide-ide.
Penyusunan perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan tahap-
tahap sebagai berikut.
a) Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat
mengarah padapermasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan
fasilitas, serta permasalahan lainnya. Dengan teridentifikasinya
permasalahan diharapkan guru dapat menentukan strategi
pembelajaran efektif dan efisien.
b) Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau
lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, lembar
kerja siswa, dan asesmen.
3) Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi
pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
praobservasi, observasi, dan pascaobservasi.

4. Tahap Penilaian
a. Metode Penilaian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja
guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (pasal 1 Peraturan
Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan
kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas utama guru.
Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi guru). Kegiatan pokok guru adalah kegiatan pokok: (1)
merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai
hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan (5)
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Sedangkan tugas utama guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Penilaian dapat dilakukan melalui observasipembelajaran dan
observasipelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.Penilaian dilakukan dalam
dua tahap. Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing
bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan kedua samapai bulan
kesembilan (assessment for learning). Penilaian tahap kedua dilakukan
oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan
kesebelas.Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan
memberikan tanda cek (√) dan deskripsinya berdasarkan observasi.
Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk
perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.
Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat
penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi
perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.
Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen
penilaian kinerja guru yang lebih fokus pada penerapan kompetensi
pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar observasiuntuk
mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam
melaksanakan kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran,
guru kelas, maupun guru BK/Konselor. Instrumen penilaian yang
digunakan adalah:
1) Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata
pelajaran atau guru kelas.
2) Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk
BK/Konselor.
3) Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

b. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut:


1) Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula
Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau
pemantauan penilai dapat menentukan nilai dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan
“Ya” atau “Tidak”)
Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan
pernyataan “ya” atau “tidak” yang telah ditetapkan. Penetapan
“ya” atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja
berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau
analisa catatan pengamatan dan/atau pemantauan yang dapat
menggambarkan secara utuh untuk setiap butir penilaian. Butir
indikator kinerja yang dinyatakan “ya” memiliki skor satu,
sedangkan yang dinyatakan “tidak” memiliki skor 0.
b) Penentuan Skor Indikator Kinerja
Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan,
wawancara, studi (penggalian) dokumen, dan bukti-bukti berupa
data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian kinerja guru,
penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus
sebagai berikut:

Total Pernyataan Ya
Skor Indikator Kinerja= ×100
Total Pernyataan Ya maksimal

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1,


dengan cara menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:
No. Rentang skor Skor
1. 0 < x ≤ 25% 1
2. 25% < x ≤ 50% 2
3. 50% < x ≤ 75% 3
4. 75% < x ≤ 100% 4

c) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula


(1) Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata
pelajaran/kelas) atau rentang 14-112 (guru BK/Konselor)
Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru
mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-112 (guru BK/Konselor)
dengan cara menjumlahkan semua skor indikator kinerja.
(2) Nilai Kinerja Guru Konversi 100
Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat
dilakukan dengan cara membagi total skor indikator kinerja
perolehan dibagi jumlah skor indikator kinerja maksimal (56
untuk guru mata pelajaran/guru kelas dan 112 untuk guru
BK/Konselor) dikalikan dengan 100. maka Nilai Kinerja Guru
Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut:

Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas


Nilai KinerjaGuru Pemula= Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan × 100
Konversi 100 56

Nilai Kinerja Guru BK/Konselor


Nilai KinerjaGuru Pemula= Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan × 100
Konversi 100 112

d) Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru


Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai
Kinerja berikut:
Nilai Kinerja Sebutan
91 – 100 Amat Baik
76 – 90 Baik
61 – 75 Cukup
51 – 60 Sedang
≤ 50 Kurang

c. Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial


Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui
pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan,
serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil pengamatan,
pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai
Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian
b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian
2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk
pernyataan “tidak”
3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana
ketentuan penilaian kinerja di atas
4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan
ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

C. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 1


Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan
kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan
pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap
pertama merupakan penilaian proses (asesment for learning) sebagai bentuk
pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil
pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi
pembelajaran dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban
kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap
bulan atau minimal 6 (enam) kali selama masa penilaian tahap pertama
menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan Form PB09c. Tujuan penilaian
tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu
dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran
perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek
mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan.
Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan
yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.
Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan
pokok proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama
berlangsungnya penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau
pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula.
Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas melakukan pemantauan,
pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan
penilaian guru pemula.
1. Praobservasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan
menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi
paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja
sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan
diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru
pemula. Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasi
dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang
didasarkan pada hasil observasisebelumnya (Gunakan Form PB 09a/Form PB
09b)

2. Pelaksanaan Observasi
Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi
dilakukan (Gunakan Form PB 09a/ Form PB 09b). Dalam hal pemberian nilai,
pembimbing menggunakan Form PB 10a/Form PB 10b. Dalam konteks
pendekatan lesson study, pada saat observasi pembelajaran para observer
disarankan untuk menggunakan observasi pembelajaran yang lebih bersifat
kualitatif untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses belajar
siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam refleksi (Gunakan Form PB
11a/Form PB 11b).

3. Pasca observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan
setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan (Gunakan
Form GP 02a/ Form GP 02b)
b. Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat
menggunakan pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:
1) Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah,
pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang
notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal penting yang didiskusikan
dalam refleksi (Gunakan Form U 01)
2) Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.
3) Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk
melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target
pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi
pada beberapa siswa saat pembelajaran.
4) Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan
hasil pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah
bersedia membuka kelas dan diobservasi.
b) Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada:
(1) proses belajar siswa;
(2) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan
(3) pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.
c) Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang
santun, halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta
menggunakan kata “pembelajaran kita” untuk mengomentari proses
pembelajaran.
d) Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan
alternatif solusi.
e) Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil
pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat lain.
5) Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi
dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing
peserta refleksi.
Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study
dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study (Form U 02).
c. Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru
pemula dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio
penilaian proses (assessment for learning) (Gunakan Form PB 09a/Form
PB 09b).

Daftar Nilai Rata-Rata Observasi


No Pertemuan ke Nilai
1 1 75
2 2 77
3 3 80
4 4 87
5 5 91
6 6 95
Jumlah 505
Rata – Rata 84,2
Kategori Baik

D. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Tahap 2


1. Praobservasi
Kepala Sekolah dan pengawas mendiskusikan, menentukan, dan
menyepakati fokus observasipembelajaran dan pembimbingan yang meliputi
paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja
sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan
diisi oleh pengawas dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula.
Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasidapat
ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan
pada hasil observasi sebelumnya.
2. Pelaksanaan Observasi
Pengawas mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan
secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan. Dalam
konteks pendekatan lesson study, pada saat observasi pembelajaran para
observer disarankan untuk menggunakan observasi pembelajaran yang lebih
bersifat kualitatif untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses
belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam refleksi.
3. Pasca observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan
setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan
b. Pengawas dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat
menggunakan pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:
1) Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah,
pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang
notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal penting yang didiskusikan
dalam refleksi (Gunakan Form U 01)
2) Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.
3) Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk
melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target
pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi
pada beberapa siswa saat pembelajaran.
4) Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan
hasil pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah
bersedia membuka kelas dan diobservasi.
b) Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada:
(1) proses belajar siswa;
(2) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan
(3) pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.
c) Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang
santun, halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta
menggunakan kata “pembelajaran kita” untuk mengomentari proses
pembelajaran.
d) Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan
alternatif solusi.
e) Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil
pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat lain.
5) Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi
dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing
peserta refleksi.
Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study
dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study (Form U 02).
c. Pengawas memberikan salinan lembar observasipembelajaran dan
pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru
pemula dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio
penilaian proses (assessment for learning).

Daftar Nilai Rata-Rata Observasi

No Pertemuan ke Nilai
1 7 80
2 8 89
3 9 84
4 10 98
Jumlah 351
Rata – Rata 87,7
Kategori Baik

BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di SDN Pasirbuyut 1 Kecamatan
Jawilan Kabupaten Serang berjalan dengan baik sehingga Calon Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan mendapatkan evaluasi nilai kinerja 85 dengan kategori Baik.
Terbukti dengan perolehan nilai yang baik pada setiap pembelajaran. Secara rinci
dapat dilihat :
1. Rata-rata evaluasi nilai kinerja
tahap 1 selama 6 kali pertemuan / observasi terhitung dari bulan Juli sampai
dengan November dari guru pembimbing adalah 84,2 (kategori Baik).
2. Hasil evaluasi nilai kinerja tahap
2 dari Kepala Sekolah dan Pengawas pada pertemuan 7 sampai 10 adalah 87,7
(kategori Baik).
3. Berdasarkan hasil evaluasi nilai
kinerja maka Guru Pemula atas nama Taufik Hidayat, S.Pd. dinyatakan
LULUS/TIDAK LULUS program induksinya dan berhak/tidak berhak
mendapatkan Sertifikat Lulus Program Induksi. (coret yang tidak perlu)

Anda mungkin juga menyukai