Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nanang Abdul Faqih

NPM : 117040114
Kelas : 3E Akuntansi

BAB 12
Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasi
Hubungan Perusahaan Induk Dan Perusahaan Anak

Suatu perusahaan yang memiliki saham-saham perusahaan lain di atas


50% dari jumlah modal yang beredar, praktis memiliki hak untuk memilih dan
menentukan manajemen dari perusahaan lain tersebut. Dengan demikian berarti
pula berhak untuk mengendalikan operasi dan policy dari perusahaan yang
bersangkutan.
Keadaan ini yang dapat juga dicapai melalui merger dan atau konsolidasi
seringkali menimbulkan banyak kesulitan. Dengan pemilikan sebagian besar dari
modal saham, masalah-masalah yang dihadapi akan relatif sederhana dan lebih
sedikit dibanding dengan merger atau konsolidasi. Merger dan konsolidasi,
memerlukan investasi yang besar jumlahnya, karena dilakukan sekali dan tidak
dapat diangsur. Sedang dengan pemilikan modal saham diperlukan investasi
relatif lebih kecil karena posisi kontrol ini dapat dicapai secara bertahap.
Disamping itu kontrol terhadap perusahaan lain melalui pemilikan modal saham
nya mempunyai kemungkinan-kemungkinan keuntungan yang lain : seperti
konsekuensi administratif yang lebih sederhana ; pajak pajak dan prosedur
prosedur pelaksanaan yang relatif lebih mudah dibanding dengan merger atau
konsolidasi.

1. Pengendlian Terhadap Perushaan Lain Melalui Kepemilikan Saham


untuk mengendalikan manajemen dan operasi perusahaan lain, dapat
dilakukan dengan jalan pemilikan sebagian besar dari atau seluruh modal
sahamnya, meskipun perusahaan lain yang dimaksud masih tetap melanjutkan
usaha dan mempertahankan identitasnya sebagai unit usaha yang terpisah.
Dari segi ekonomis keadaan demikian itu sama seperti halnya pada merger
atau konsolidasi, karena dengan adanya pemilikan terhadap sebagian besar
saham-saham, berarti kekayaan dan sumber-sumber dari perusahaan yang
bersangkutan berada dibawah pengelolaan satu manajemen.
Akan tetapi dari segi yuridis, terlepas dari beberapa besarnya pemilikan
saham tersebut, masing-masing perusahaan masih harus dipandang sebagai
unit usaha yang berdiri sendiri.

2. Perusahaan Induk Dan Holding Company


Suatu perusahaan yang memiliki sebagian besar dari atau seluruh modal
saham yang seredar dari perusahaan lain, sehingga berhak untuk
mengendalikan operasi dan manajemen perusahaan lain tersebut disebut
dengan Perusahaan Induk.
Apabila suatu perusahaan dibentuk dengan tujuan khusus untuk memiliki
saham-saham dan mengendalikan operasi perusahaan lain, maka perusahaan
itu disebut sebagai Holding Company. Sumber pendapatan utama bagi
holding company adalah berupa dividen dari saham-saham yang dimilikinya,
sedangkan biaya-biaya operasi seluruhnya berupa biaya administratif.
Akan tetapi suatu holding company dimungkinkan untuk mempunyai
usaha sendiri sebagaimana perusahaan-perusahaan pada umumnya baik
dibidang perdagangan maupun industri. Untuk membedakannya perusahaan
yang disebut terakhit ini, dinamakan operating holding company.
Sedangkan perusahaan-perusahaan yang manajemen dan operasinya
dikendalikan baik oleh perusahaan induk maupun holding company disebut
sebagai perusahaan anak. Hubungan antara perushaan induk dan perusahaan
anak, dinamakan hubungan affiliasi. Perusahaan yang memiliki sebagian
besar dari atau seluruh modal saham perusahaan anak disebut dengan
controling interest, dan pemilik saham selebihnya disebut sebagai minority
interest. Contolling interest, yang memiliki seluruh modal saham perusahaan
affiliasinya disebut dengan Wholly Owned Subsidiary
3. Pencatatan investasi pada perusahaan anak
Pemilikan saham-saham oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantara cara-cara yang paling sering
dijumpai adalah pembelian tunai, pertukaran dengan kekayaan lainnya atau
pertukaran dengan surat-surat berharga.
Dalam hal saham-saham diperoleh dengan jalan membeli secara tunai,
investasi tersebut dicatat sebesar harga perolehannya yaitu sebesar jumlah
uang yang diperlukan untuk memperoleh saham-saham tersebut.
Jika saham-saham diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva lain, maka
investasi dicatat sebesar harga pasar daripada aktiva yang diserahkan.
Sedangkan dalam hal pemilikan saham dilakukan melalui pertukaran dengan
surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri, besarnya
investasi yang harus dicatat dapat dipakai dasar harga pasar baik surat-suraat
berharga yang diserahkan maupun harga pasar yang diperoleh, tergantung
mana yang lebih jelas dapat ditentukan. Selisih antara harga perolehan yang
dicatat dan nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dari surat berharga yang
diserahkan diperlukan sebagai agio atau disagio yang timbul dari surat
berharga yang dikeluarkan.

4. Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan


Neraca perusahaan induk yang melaporkan pemilikan sahamnya pada
perusahaan anak sebagai investasi dan perusahaan anak yang melaporkan
hak-hak perusahaan induk atas perusahaannya sebagai modal saham, kedua-
duanya menunjukan laporan keuangan dari perusahaan affiliasi sebagai unit
usaha yang terpisah. Untuk perusahaan afiliasi laporan keuangan macam itu
tidak dapat menunjukan informasi bahwa sebenarnya di antara perusahaan-
perusahaan tersebut merupakan satu kesatuan ekonomis. Dilihat dari
hubungannya dengan pihak ketiga, status yuridis perusahaan afiliasi yang
merupakan badan hukum yang berdiri sendiri terpisah satu sama lain tersebut
harus dikesampingkan dan oleh sebab itu pemilikan perusahaan induk atas
perusahaan anaknya harus digabungkan di dalam satu laporan keuangan
sehingga menunjukkan informasi yang menyeluruh bahwa perusahaan-
perusahaan tersebut merupakan satu kesatuan ekonomis. Laporan keuangan
yang disusun dengan mengabaikan status yuridis dan lebih menitikberatkan
pada segi ekonomisnya itu disebut dengan Laporan Keuangan Konsolidasi.

Anda mungkin juga menyukai