Anda di halaman 1dari 35

KEMENTERIAN DESA

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

PERAN DESA DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING, KPM, DAN PENGGUNAAN KEUANGAN DESA
Disampaikan pada:
WORKSHOP MEMBANGUN KOMITMEN DAERAH DAN KELEMBAGAAN DALAM UPAYA PENANGANAN STUNTING

Oleh
SRI WAHYUNI
Kasubdit Perlindungan Sosial
DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL DASAR
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Medan, 26 JUNI 2019
PERAN DESA DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING
PERAN DESA DALAM KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING

Sumber Dana:
- OPD penyedia
layanan
- Program sektoral
masuk desa KEMANDIRIAN DESA
AKSES DAN KUALITAS - Kewenangan desa;
LAYANAN - Peningkatan peran dan
kapasitas (kesiapan) setiap
pelaku di desa
- Pemenuhan 5 (lima) paket - Kemandirian layanan
layanan dasar pencegahan berbasis masyarakat;
stunting PAUD, Posyandu, Kelompok
- Meningkatkan dukungan Keluarga
anggaran rutin desa - Keberlanjutan gerakan
- Monitoring partisipatif dan bersama; Rencana Aksi
advokasi penyediaan layanan Desa/ Desa, Sekretariat Bersama,
Regulasi Desa
Kel
Keterpaduan
Data

Keterpaduan Indikator
Konvergensi Pemantauan Layanan
Pencegahan
Terintegrasi Dalam Sistem
STUNTING Perencanaan Pembangunan Desa
Terintegrasi Dalam Sistem Penganggaran
di Desa
Swakelola Oleh Penyedia
Keterbukaan Informasi
Layanan di Desa

Pemantauan Berbasis Terintegrasi dengan


Komunitas program masuk desa
Advokasi Kewenangan Keterpaduan Kelompok Peduli
Desa Stunting
Pelaku Konvergensi Pencegahan STUNTING di Desa
PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

Rumah Desa Sehat merupakan


Sekretariat Bersama Dalam
Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa
FUNGSI RUMAH DESA SEHAT
1. Community Center
a. sebagai ruang publik bagi masyarakat Desa untuk beraktivitas dalam urusan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa di bidang kesehatan masyarakat Desa
b. sebagai ruang publik bagi masyarakat Desa untuk mengkonsolidasikan kepentingan tentang urusan
kesehatan masyarakat yang akan dikelola dengan sumberdaya milik Desa dan/atau sumberdaya milik
masyarakat Desa
c. Sebagai ruang publik untuk memperkuat daya tawar masyarakat Desa dalam mengambilan keputusan
di Desa perihal pembangunan Desa utamanya urusan kesehatan masyarakat.
(Ruang publik adalah arena-arena komunikasi politis warganegara. Prosedur komunikasi: bukan
institusi, bukan organisasi, tetapi kondisi kebebasan komunikatif, diskursus praktis warga negara
tentang urusan-urusan publik. Dalam konteks penerapan regulasi tentang “Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa, ruang publik dibutuhkan untuk memperkuat daya ikat ketaatan masyarakat Desa
terhadap kebijakan pemerintah tentang Pencegahan Stunting di Desa yang dikelola dengan
sumberdaya Desa maupun sumberdaya Pemerintah dan/atau Pemda)
2. Literasi Kesehatan Masyarakat
Literasi Kesmas adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca dan menulis informasi tentang kesmas. Manfaat dari Literasi Kesmas adalah masyarakat
Desa bertindak rasional dalam mengelola urusan kesehatan di Desa yang dilakukan secara mandiri. Hal
ini dikarenakan mereka mampu memahami dan menganalisis beragam informasi tentang kesehatan
masyarakat sehingga dalam konteks penyelenggaraan Desa masyarakat Desa mampu berpartisipasi
secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa khususnya
pelayanan kesehatan masyarakat yang dikelola dengan sumberdaya Desa (misalnya: konvergensi
pencegahan stunting. Peningkatan kemampuan Literasi ini diperoleh melalui beragam kegiatan
pengembangan kapasitas sekaligus tersedianya sumber informasi yang mencukupi.
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN

Pelaku Pendampingan
Masyarakat
Desa/Kel Antar Desa Kabupaten
Desa/Kelurahan
• Human Development • Camat • Organisasi Perangkat
Worker (HDW)/Kader • Unit Pelaksana Teknis Daerah (OPD); PMD,
Pembangunan Dinas (UPTD); Pendidikan,
Manusia (KPM) Pendidikan, Kesehatan, Sosial,
• Kader Pemberdayaan Puskesmas, KUA, Pertanian, PU,
Masyarakat Desa Penyuluh Pertanian, BKKBN, PPA,
(KPMD) PL KB Dukcapil, Agama
• Kepala Desa/Lurah • Penggerak Swadaya • Tenaga Ahli dan
Masyarakat (PSM) Konsultan Program
• Perangkat Desa Sektoral
• BPD • Pendamping Desa
• Pihak Ketiga;
• Pendamping Lokal • Pendamping Program Perguruan Tinggi,
Desa (PLD) Sektoral; Pamsimas, Swasta, Media, dan
Sanimas, PKH, KRPL, lain-lain
dll
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DESAKELURAHAN

Teknik
Fasilitasi
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU
REFOKUSING: PENCEGAHAN STUNTING

PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING YANG


DIKELOLA OPD KAB/KOTA
(APBD – PPBJ PEMDA)
PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING
YANG DITUGASKAN KEPADA DESA
(PTO - BANTUAN KEUANGAN –APBDESA – PPBJ DI DESA)
URUSAN PENCEGAHAN STUNTING BAGIAN DARI
KEWENANGAN DESA
(APBDESA/BK – PPBJ DI DESA)

BKAD MENYUSUN RENCANA KERJASAMA DESA : KETERPADUAN APBDESA

APBDESA - 1 APBDESA - 2 APBDESA - 3 APBDESA - 4 APBDESA - 5


PROGRAM/KEGIATAN PENCEGAHAN STUNTING MASUK DALAM DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK
ASAL-USUL DAN KEWENANGAN BERSKALA LOKAL DESA WAJIB DISWAKELOLA DESA DENGAN
MENDAYAGUNAKAN SUMBERDAYA DESA
PENGGUNAAN KEUANGAN DESA UNTUK MENCEGAH DAN
PENANGANAN STUNTING
UU DESA MENGHADIRKAN :

SATU DESA SATU PERENCANAAN


SATU DESA SATU SISTEM ANGGARAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DESA DAN


PELAYANAN SOSIAL DASAR
YANG BERTUMPU PADA SUMBERDAYA DESA
(SDA, TTG, SDM & BUDAYA NUSANTARA)
14
DANA DESA ADALAH DANA REKOGNISI NEGARA KEPADA DESA,
AGAR DESA BERDAYA MENJALANKAN KEWENANGANNYA
PASAL 72 UU DESA

❖ PENDAPATAN DESA BERSUMBER DARI :


1. PENDAPATAN ASLI DESA TERDIRI DARI HASIL USAHA, HASIL ASET DESA,
SWADAYA, PARTISIPASI, GOTONG ROYONG DAN LAIN-LAIN
2. ALOKASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
3. BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
4. ALOKASI DANA DESA YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN
YANG DITERIMA KABUPATEN/KOTA
5. BANTUAN KEUANGAN DARI APBN, APBD PROVINSI DAN APBD KAB/KOTA.
6. HIBAH DAN SUMBANGAN YANG TIDAK MENGIKAT DARI PIHAK KETIGA
7. LAIN-LAIN PENDAPATAN DESA YANG SAH

Penjelasan Dana Desa :


Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa ditentukan 10% (sepuluh
perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.
SUMBER-SUMBER
SUMBER-SUMBERPENDAPATAN
PENDAPATAN DESA DESA
Pendapatan asli Desa
Alokasi APBN :
Lain-lain 1 • Dari realokasi
Pendapatan anggaran pusat
berbasis desa
yang sah 7 2 • 10% dari dan diluar
dana transfer ke
daerah secara
hibah dan
bertahap
sumbangan
pihak ketiga 6 3 Bagian dari PDRD
kabupaten/kota
• Paling sedikit 10%

bantuan 4 Alokasi Dana Desa (ADD)


5 • Paling sedikit 10% dari dari
keuangan dari dana perimbangan yang
APBD diterima kab/kota dikurangi
Prov/Kab/Kota DAK
• Pemerintah dapat menunda
dan/atau mengurangi dana
perimbangan jika kab/kota
tidak mengalokasikan ADD
16
MANDAT UNDANG-UNDANG DESA Prioritas Penggunaan Dana Desa
Pembangunan Desa yang Terpadu, Partisipatif dan Inovatif:
Mendayagunakan IPTEK dan Sumberdaya DesaLAMPIRAN I
untuk sebesar-besarnya Kesejahteraan Rakyat
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
PROGRAM DESA TAHUN
/ PROYEK 2019DESA
MASUK
RENSTRA SKPD
PENCEGAHAN
Anak Kerdil (stunting) adalah kondisi gagal tumbuh ANAK
pada anak balita (bayi KERDIL (STUNTING)
di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
VISI MISIterlalu
KADES pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi
stunting baru nampak setelah bayi berusia INTEGRASI
TERPILIHtingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan
2 tahun. Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua INTEGRASI
Tahun) yang mengalami stunting akan memiliki
anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada
RKP DESA
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat & APBDESA
pertumbuhan PER
ekonomi, meningkatkan kemiskinan
dan memperlebar ketimpangan.
Musyawarah
Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut: TAHUN
Mufakat secara
1. praktek
Damai RPJMDESA
pengasuhan anak yang kurang baik;
CITA-CITA
2. masih terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, layanan kesehatan untuk Balita/Baduta dan pembelajaran dini yang
berkualitas; DESA
3. masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi; Arah Kebijakan
ASPIRASI4.MASYARAKAT
kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
DESA : Pengunaan Dana Desa diprioritaskan untuk menangani anak kerdil (stunting) melalui kegiatanPerencanaan
sebagai berikut:
Menggagas1. Pelayanan
Masa DepanPeningkatan Gizi Keluarga di Posyandu berupa kegiatan: Pembangunan Desa
a. penyediaan makanan bergizi untuk ibu hamil;
Desa Kepastian batas
✓ untuk
b. penyediaan makanan bergizi ibu menyusui danDesa
anak usia 0-6 bulan; dan
(MMDD) c. penyediaan makanan bergizi Sumberdaya
✓ untuk ibu menyusuiManusia di Desa
dan anak usia 7-23 bulan.
2. menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih;
✓ Sumberdaya Alam di Desa
3. menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.
4. menjaga konsumsi masyarakat Keuangan
✓ terhadap pangandan Aset
sehat Desa (termasuk Dana Desa)
dan bergizi,
5. menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga
✓ Masalah-Masalah Berencana (KB).di Desa
Fundamental
6. memberikan pendidikan pengasuhan anak kepada pada orang tua;
✓ Peluang
7. menyediakan fasilitas dan memberikan dan Potensi
pendidikan anak usia Pertumbuhan
dini (PAUD); Ekonomi
8. memberikan pendidikan gizi masyarakat;
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DESA YANG INOVATIF
9. memberikan pembelajaran tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi kepada remaja;
10.meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di Desa.
Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk Apa itu Stunting
Pencegahan Stunting
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
a. Peningkatan Pelayanan Dasar;
Meningkatkan

Fasilitasi Konvergensi
b. Pembangunan dan Pemeliharaan KUALITAS HIDUP
Infrastruktur dan Lingkungan Manusia Lima Paket Layanan Pencegahan
Stunting di Desa :
DANA c. Pengembangan Ekonomi
Pertanian Berskala Produktif; Meningkatkan 1. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak

Pencegahan Stunting di Desa


2. Integrasi Konseling Gizi
DESA d. Pengembangan dan Pemanfaatan
KESEJAHTERAAN
Masyarakat Desa 3. Air Bersih dan Sanitasi
Teknologi Tepat Guna 4. Perlindungan Sosial
5. Layanan PAUD
e. Peningkatan Kualitas Ketertiban PENANGGULANGA
dan Ketenteraman Masyarakat N KEMISKINAN
Desa

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN


TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
1) Pasaldimaksud
Peningkatan pelayanan publik ditingkat Desa sebagaimana 6 dalam Pasal 4 ayat (3), yang diwujudkan dalam upaya
peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan anak kerdil (stunting).
2) kegiatan pelayanan gizi dan pencegahan anak kerdil (stunting) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan air bersih dan sanitasi;
b. pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita; BITO WIKANTOSA
c. pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
d. bantuan posyandu untuk mendukung DIREKTUR PELAYANAN
kegiatan pemeriksaan SOSIAL
berkala DASAR
kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
e. pengembangan apotik hidup desa dan produk hotikultura untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil atau ibu menyusui;
f. pengembangan ketahanan pangan di Desa; dan
Pasaman, 1 April 2019
g. kegiatan penanganan kualitas hidup lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
KETENTUAN PP 60 TAHUN 2014
PASAL 19
1) Dana Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat
dan kemasyarakatan.
2) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1
diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat
PASAL 20
Penggunaan Dana Desa mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa
PENGGUNAAN DANA DESA PENCEGAHAN STUNTING

Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai Kegiatan


Pencegahan Stunting dengan syarat :
1) Kegiatan Pencegahan Stunting masuk ke dalam
Peraturan Bupati/Walikota tentang Daftar
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa.
2) Kegiatan Pencegahan Stunting dibahas dan
disepakati dalam musyawarah Desa pada saat
menyusun dokumen perencanaan pembangunan Desa
(RPJMDESA dan RKPDesa).
TATA KELOLA PENGGUNAAN DANA DESA
PERENCANAAN PENGGUNAAN DANA
1. Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa berdasarkan daftar kewenangan Desa
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa.
2. Kewenangan untuk membahas dan mengatur prioritas penggunaan Dana Desa adai
Desa melalui musyawarah Desa sebagai forum tertinggi dalam membahas dan
menyepakati hal-hal strategis di Desa termasuk prioritas penggunaan Dana Desa.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Pasal 19 mengatur sebagai berikut:
1) Dana Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
2) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk
membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
4. Dana Desa sebagai sumber pendapatan Desa digunakan untuk membiayai
program/kegiatan yang termasuk dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa).
TATA KELOLA PENGGUNAAN DANA DESA
PELAKSANAAN dan PEMANTAUAN PENGGUNAAN DANA
1. Pelaksanaan seluruh kegiatan yang masuk dalam daftar kewenangan
Desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan berskala lokal Desa
harus diswakelola oleh Desa dengan bertumpu pada partisipasi
masyarakat Desa.
2. Desa berkewajiban mengelola sendiri (swakelola) kegiatan
pembangunan Desa dan/atau pemberdayaan masyarakat Desa yang
dibiayai Dana Desa melalui mekanisme Padat Karya Tunai.
3. Perencanaan dan pelaksanaan penggunaan Dana Desa wajib dikelola
secara transparan, partisipatif dan akuntabel berbasiskan
pemantauan oleh masyarakat Desa
STRATEGI
➢ Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa kepada Pemerintah Desa,
BPD, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), POSYANDU,
dan masyarakat Desa,
➢ Penguatan lembaga kemasyarakatan Desa yang peduli terhadap
Pencegahan Stunting melalui Pokmas, LPMD maupun Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan PKK.
➢ Memfasilitasi Pemda Kabupaten dan Desa untuk memasukkan
Program dan kegiatan Pencegahan Stunting menjadi
kewenangan lokal berskala Desa
➢ Memfasilitasi proses perencanaan pembangunan Desa
(penyusunan RPJMNDesa, RKPDesa) sampai dengan penyusunan
APBDesa
DUKUNGAN KEMENDES TERKAIT KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING

1. Telah menyusun 3 Buku :


a. Buku Panduan Umum Kader Pembangunan Manusia
b. Panduan Fasilitasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
c. Pedoman Teknis Rumah Desa Sehat (RDS)
2. Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Kabupaten (Trenggalek, Sukabumi, Deli
Serdang, Maluku Tengah, Pinrang, Toraja (dilaksanakan Minggu 2 Bulan April 2019)
3. Pelatihan/TOT bagi TA- P3MD Tingkat Kabupaten (Minggu 4 Bulan April – M. 5 Mei 2019)
4. Pelatihan/TOT bagi TA- P3MD Tingkat Provinsi (Minggu 4 Bulan Maret 2019)
5. Penetapan Kader Pembangunan Manusia (KPM) : 1 0rang/Desa berasal dari Kader`Desa
yang sudah mendapatkan Bantuan Insentif dari APBDesa: 12.379 Orang KPM (Tahun 2019)
6. Pelatihn bagi KPM dan Aparatur Desa masing2 1 Orang: kerjasama Dit. PSD dengan Dit.
PMD (Juni s.d September 2019)
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Stunting
Desa
PERANDIREKTORAT
PEMERINTAH DAERAH
JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

Prioritas Penggunaan Dana


1 MEMASTIKAN DISUSUN DAN DITETAPKANNYA PERATURAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG KEWENANGAN DESA
BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

2
TERIMA Cegah Stunting
MEMASTIKAN KETERPADUAN ANTARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN PERENCANAAN
PEMBANGUNANDAERAH KABUPATEN/KOTA

3 MEMFASILITASI MASYARAKAT DESA BERDAYA SEBAGAI SUBJEK PEMBANGUNAN

KASIH Itu Penting !


MEMFASILITASI MASYARAKAT UNTUK BERPARTISIPASI DALAM BENTUK USULAN
4 KEGIATAN PENCEGAHAN STUNTING YANG BERDASARKAN DATA DAN INFORMASI YANG BENAR

5 MEMFASILITASI AKSI BERSAMA (COLECTIVE ACTION) KELOMPOK MASYARAKAT YANG PEDULI DENGAN STUNTING

6 MEMFASILITASI PENYATUAN KEPENTINGAN BERSAMA YANG DI RUMUSKAN MELALUI REMBUK STUNTING


MEMFASILITASI PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN STUNTING YANG DIGERAKKAN
7 MELALUI RUMAH DESA SEHAT

8 MEMFASILITASI KEGIATAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DISWAKELOLA OLEH UNIT PENYEDIA LAYANAN
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA DENGAN
9 MENGGUNAKAN SCORECARD (KARTU PENILAIAN) SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PERINGATAN
DINI
MEMFASILITASI PENDAMPINGAN DALAM KONVERGENSI BERTUMPU PADA KERJA KADER DESA
1 KHUSUSNYA KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (KPM)
MEKANISME PROGRAM SEKTORAL YANG MASUK KE DESA

Pasal 122 PP 43 Tahun 2014


(1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota menyelenggarakan program sektoral
dan program daerah yang masuk ke Desa.
(2) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinformasikan
kepada Pemerintah Desa untuk diintegrasikan ke dalam
pembangunan Desa.
(3) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berskala
lokal Desa dikoordinasikan dan/atau didelegasikan
pelaksanaannya kepada Desa.
(4) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam
lampiran APBDesa.
KOORDINASI DALAM RANGKA SINKRONISASI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA DAN DAERAH

Pasal 2 Permendagri 114 Tahun 2014


(1) Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota.
(2) Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong.
(3) Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan
Desa.
(4) Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota.
(5) Dalam rangka mengoordinasikan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), kepala desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader
pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga.
(6) Camat atau sebutan lain melakukan koordinasi
KEWENANGAN DESA

a. kewenangan berdasarkan hak asal usul


Self Governing
Community
b. kewenangan lokal berskala Desa Desa berwewenang mengatur dan
mengurus

c. kewenangan yang ditugaskan oleh


Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
d. kewenangan•. lain yang ditugaskan oleh Local Self Government
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Desa tidak berwewenang mengatur
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tetapi hanya berwewenang mengurus
29
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PENGGUNAAN DANA DESA WAJIB BERDASARKAN KEWENANGAN DESA

PENETAPAN KEWENANGAN DESA


PP 43 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PASAL 73

1) Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan identifikasi dan


inventarisasi kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa dengan melibatkan Desa.
2) Bupati/walikota menetapkan peraturan bupati/walikota tentang daftar
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Pemerintah Desa menetapkan peraturan Desa tentang kewenangan
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa sesuai
dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal.
Desain Konvergensi Pencegahan Stunting
KEMENTERIAN DESA, diDAERAH
PEMBANGUNAN Desa TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Advokasi Kewenangan Desa 6. Swakelola oleh Penyedia Layanan di Desa
2. Keterpaduan Data 7. Keterpaduan Kelompok Peduli Stunting
3. Terintegrasi dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Desa 8. Keterbukaan Informasi
4. Terintegrasi dengan Program Masuk Desa 9. Keterpaduan Indikator Pemantauan Layanan
5. Terintegrasi dalam Sistem Penganggaran di Desa

Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa


10. Pemantaiuan Berbasis Komunitas

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

Musrenbang Kab REMBUK STUNTING KABUPATEN

Musrenbangcam
Daftar Usulan \\
(Perspektif Pemberdayaan Masyarakat) \\
KECAMATAN

RKP Desa Evaluasi


REMBUK STUNTING KECAMATAN
RAPBDesa

DU RKPDesa

Musrenbang RKP Penetapan


APBDesa
Penyusunan
Musrenbang Rancangan
Penyusunan Rancangan RKP
RPJMDesa APBDesa
DESA

Penetapan Tim
Rancangan RKP
Penetapan
KPM

REMBUK STUNTING DESA

BITO WIKANTOSA
MD PJ min 2x MD ST

PENGKAJIAN KONDISI STUNTING


1. Pemetaan Sosial DIREKTUR PELAYANAN SOSIAL DASAR
DUSUN

2. Pengisian Score Card


3. Penggalian Usulan
Medan, 2 Mei 2019
Pelaksanaan Kegiatan Konvergensi, Pemantauan dan Evaluasi
KEWENANGAN DESA

DASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO.43 TAHUN 2014:


❖ PASAL 37:
• PEMDA KAB/KOTA MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN
LOKAL BERSKALA DESA DENGAN MELIBATKAN DESA
• BERDASARKAN HASIL DIATAS, BUPATI/WALIKOTA MENETAPKAN
PERATURAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG DAFTAR KEWENANGAN
BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
• PERATURAN BUPATI/WALIKOTA TSB DITINDAKLANJUTI OLEH
PEMERINTAH DESA DENGAN MENETAPKAN PERATURAN DESA
TENTANG KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA SESUAI DENGAN SITUASI,
KONDISI DAN KEBUTUHAN LOKAL
CATATAN PENTING

PERATURAN BUPATI TENTANG KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN HAK ASAL-USUL DAN KEWENANGAN
LOKAL BERSKALA DESA HARUS SUDAH ADA SEBELUM
DILAKUKAN PENYUSUNAN RPJMDESA, RKPDESA DAN
APBDESA

PERATURAN BUPATI DIMAKSUD MENJADI DASAR HUKUM


BAGI DESA UNTUK MENJALANKAN KEWENANGAN
MENGATUR DAN MENGURUS URUSAN MASYARAKAT
DESA
33
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Jl. TMP Kalibata No. 17, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai