Disusun oleh :
Dion 19.11.1984
Siemon So 19.11.2012
Kelas : 2A
1|Page
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Investasi
dalam sekuritas” yang diberikan oleh dosen kami Ibu Ikayanti Puspaning
Kartini,SE,Ak.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang membantu.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tentu masih memiliki banyak
kesalahan, baik dalam penulisan maupun dalam penyajian makalah ini.
Oleh karena itu, kami memohon maaf sebelumnya apabila terjadi
kesalahan dalam pengetikkan makalah ini. Sehingga saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Samarinda,Febru
ari 2020
Penulis
2|Page
Daftar Isi
Cover..........................................................................................1
Kata
Pengantar...........................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................3
Bab I Pendahuluan.....................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................4
C. Tujuan dan Manfaat..........................................................4
Bab II Isi..............................................................................5 - 31
Daftar Pustaka……………………………………………………33
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4|Page
BAB II
ISI
PEMBELIAN OBLIGASI
Pada saat pembelian, investasi dicatat sebesar biaya perolehan yaitu nilai
wajar obligasi pada saat beli, komisi perantara (broker), dan biaya-biaya lain
yang berhubungan dengan pembelian obligasi. Pendapatan bunga dari obligasi
dicatat dalam akun Pendapatan Bunga Obligasi.
5|Page
PENCATATAN PIUTANG BUNGA DAN PENDAPATAN BUNGA
Pada akhir tahun buku, yaitu tanggal 31 desember 2011, PT Merapi harus
membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga 3 bulan yang telah menjadi
hak ( tetapi uangnya baru diterima pada tanggal 1 Februari yang akan datang
yaitu sebesar Rp.300.000,00 (Rp.10.000.000,00 x 12% x 3/12 )). Jurnal
penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:
PENERIMAAN BUNGA
6|Page
PENJUALAN INVESTASI OBLIGASI
7|Page
Perhitungan laba atau rugi dalam transaksi ini sama dengan di atas, akan tetapi
jumlah kas yang diterima PT Merapi ditambah Rp.100.000,00, yaitu untuk bunga
berjalan yang pembayarannya dibebankan kepada PT Merbabu. Dengan
demikian jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi pada tanggal 1
september 2012 adalah sebagai berikut:
Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki obligasi ( efek utang) hingga
jatuh tempo, maka investasi dalam obligasi tersebut harus diklasifikasikan dalam
kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan dalam neraca sebesar
Biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.
Akuntansi untuk investasi dalam obligasi yang di miliki hingga jatuh tempo,
meliputi:
PEMBELIAN OBLIGASI
Obligasi yang dibeli perusahan sebagai investasi yang akan dimiliki hingga jatuh
tempo, dicatat sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan meliputi harga beli
obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan beban-beban lain yang
berhubungan dengan pembelian obligasi. Seperti halnya dalam investasi
sementara, apabila obligasi dibeli di antara 2 tanggal bunga, maka bunga
berjalan atas obligasi sejak tanggal bunga yang terakhir, harus dibayar terlebih
dulu oleh investor. Harga yang harus dibayar untuk suatu obligasi akan
tergantung pada tingkat bunga pasar yang berlaku pada tanggal pembelian
obligasi. Tingkat bunga pasar tersebut akan menentukan kurs obligasi di pasar.
8|Page
Oleh karena tingkat bunga pasar seringkali berubah-ubah, maka kurs obligasi
juga berubah-ubah. Perbedaan biaya perolehan obligasi dengan nilai nominal
obligasi menyebabkan terjadinya premi atau diskonto obligasi.
Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juni 2011, PT Merapi membeli 100
lembar obligasi PT Lawu yang bernilai nominal Rp.1.000.000,00 per lembar
dengan kurs 97 ditambah bunga berjalan, dan komisi perantara sebesar
Rp.800.000,00. Tingkat bunga obligasi adalah 9% dengan tanggal bunga 30 Juni
dan 31 Desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 Desember 2015.
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi pembelian obligasi diatas
adalah sebagai berikut:
Dari Jurnal diatas terlihat bahwa pembelian obligasi dicatat dalam akun investasi
obligasi sebesar biaya perolehannya. Meskipun harga perolehan lebih rendah
dan nilai nominal obligasi, perusahaan (investor) tidak menggunakan akun
diskonto. Premi atau diskonto sudah tercakup dalam akun investasi obligasi
sehingga akun ini pada awal terjadinya selalu menunjukan biaya perolehan
obligasi. Dalam transaksi di atas PT Merapi juga membayar bunga berjalan
selama 5 bulan (Rp.3.750.000,00) yaitu bunga sejak tanggal bunga terakhir (31
Desember 2011). Bunga berjalan tersebut didebetkan ke akun Piutang Bunga
Obligasi karena PT Merapi akan menerima pengembalian bunga tersebut pada
tanggal bunga berikutnya yaitu tanggal 30 Juni 2011.
9|Page
PENERIMAAN BUNGA OBLIGASI
10 | P a g e
Kedua jurnal diatas dapat juga digabung menjadi satu ayat jurnal sebagai
berikut:
11 | P a g e
PENERIMAAN PELUNASAN OBLIGASI PADA TANGGAL JATUH
Pada saat PT Merapi menerima pelunasan obligasi dari PT Lawu, saldo akun
Investasi Obligasi (setelah dilakukan pencatatan amortisasi diskonto yang ke-55)
akan menunjukkan jumlah Rp100.000.000,00 (lihat tabel diatas). Dengan adanya
pengkreditan atas akun tersebut sebesar Rp100.000.000,00 seperti terlihat
dalam jurnal diatas, maka akun Investasi Obligasi akan bersaldo nol. Dengan
demikian berakhirlah investasi jangka panjang dalam obligasi tersebut.
12 | P a g e
PEMBELIAN OBLIGASI DENGAN PREMI
Apabila obligasi dibeli dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya, maka
timbul premi obligasi. Prosedur akuntansinya sebagian besar hampir sama
dengan prosedur yang telah dibahas diatas, kecuali untuk pencatatan premi
obligasi dan amortisasinya.
Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian obligasi pada tanggal 1 Juni 2011
adalah sebagai berikut:
13 | P a g e
Amortisasi premi dilakukan bersamaan dengan pencatatan penerimaan bunga
pada setiap tanggal bunga. Untuk itu perlu dihitung besarnya amortisasi per
bulan dengan cara sebagai berikut:
Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga dan amortisasi premi pada
tanggal 30 Juni 2011 dapat dilakukan dengan dua ayat jurnal terpisah sebagai
berikut:
14 | P a g e
dilakukan dengan dua ayat jurnal diatas, atau dapat pula dibuat jurnal gabungan
sebagai berikut:
Jurnal yang sama dibuat setiap tanggal bunga sampai dengan tanggal jatuh
obligasi. Dengan adanya pengkreditan pada akun Investasi Obligasi yang
dilakukan setiap kali perusahaan melakukan amortisasi premi, maka saldo akun
tersebut akan menjadi semakin menurun dan akhirnya akan sama dengan nilai
nominal obligasi, seperti terlihat dalam tabel berikut:
15 | P a g e
PENJUALAN OBLIGASI SEBELUM TANGGAL JATUH
Obligasi yang semula dimiliki perusahaan dengan maksud untuk dimiliki hingga
jatuh tempo, mungkin dijual sebelum tanggal jatuh obligasi tersebut. Apabila
penjualan terjadi, maka akun Kas didebet sebesar jumlah kas yang diterima dan
akun Investasi Obligasi dikredit sebesar nilai buku investasi pada saat penjualan
terjadi. Selisih antara jumlah kas yang diterima (hasil penjualan bersih) dengan
nilai buku obligasi merupakan laba atau rugi penjualan obligasi. Apabila
penjualan dilakukan diantara dua tanggal bunga, maka penjual akan menerima
bunga berjalan untuk periode sejak tanggal bunga terakhir sampai tanggal
penjualan. Mengingat bahwa laba atau rugi dihitung dengan mengurangkan nilai
buku dari hasil penjualan, maka nilai buku pada saat penjualan terjadi harus
ditetapkan. Hal ini berarti bahwa pada tanggal penjualan, perusahaan juga harus
membuat jurnal untuk mencatat amortisasi mulai tanggal bunga yang terakhir
sampai tanggal penjualan.
Nilai buku obligasi pada tanggal 1 Oktober 2013 adalah sebagai berikut:
16 | P a g e
Perhitungan laba atau rugi penjualan obligasi dilakukan dengan membandingkan
hasil penjualan bersih dengan nilai buku obligasi pada tanggal penjualan:
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penjualan obligasi pada
tanggal 1 Oktober 2013 adalah sebagai berikut:
Dalam transaksi diatas, kas yang diterima sebesar Rp210.500.000,00 terdiri atas
hasil penjualan obligasi Rp203.000.000,00 ditambah bunga berjalan sebesar
Rp7.500.000,00. Bunga berjalan tidak mempengaruhi perhitungan laba atau rugi
penjualan, tetapi merupakan pendapatan yang langsung dibayar oleh pembeli
obligasi.
17 | P a g e
Halaman 367 368
Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan saham diatas adalah sebagai berikut:
18 | P a g e
Laba penjualan investasi saham sebesar Rp970.000,00, dilaporkan oleh PT
Merapi dalam laporan laba-rugi dibawah judul “Pendapatan dan Beban Lain-
Lain”.
Apabila perusahaan investor hanya memiliki sebagian kecil dari saham biasa
perusahaan lain, investor tikdak dapat mengendalikan perusahaan lain tersebut.
Akan tetapi jika investor memiliki antara 20% dan 50% saham biasa dari suatu
perusahaan, maka dapat diperkirakan bahwa investor memiliki pengaruh yang
signifikan atas aktivitas operasi dan keuangan perusahaan investee. Apabila
investor mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan investee,
maka bagi investor perusahaan investee dipandang sebagai asosiasi. Investor
biasanya mempunyai wakil dalam dewan komisaris perusahaan investee, dan
melalui wakil tersebut dapat melakukan pengendalian tertentu terhadap investee.
Perusahaan investee dalam hal – hal tertentu menjadi bagian dari perusahaan
investor.
Seperti terlihat pada gambar diatas. Investasi saham antara 20% dan 50%
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dalam metoda ekuitas,
perusahan investor pada awalnya mencatat investasi dalam saham biasa yang
diterbitkan asosiasi sebesar biaya perolehannya. Selanjutnya , setiap tahun
membuat penyesuaian tahunan atas akun investasi untuk menunjukan besarya
ekuitas investor dalam asosiasi. Setiap tahun, investor melakukan hal – hal
berikut :
(2) Investor juga mengkredit (mengurangi) akun investas sejumlah diiden yang
diterima.
Misalkan pada tanggal 1 januari 2011, PT Serayu membeli 30% saham biasa
yang diterbitkan PT Citarum seharga Rp120.000.000,00. PT Serayu akan
mencatat transaksi ini dengan jurnal sebagai berikut:
19 | P a g e
PENCATATAN PENDAPATAN DAN DIVIDEN
Setelah ayat – ayat jurnal diatas dibukukan, maka dalam buku besar PT Serayu
akan nampak akun investasi dan akun pendapatan sebagai berikut.
20 | P a g e
Selama tahun 2011 kenaikan bersih dalam akun ivestasi adalam
Rp18.000.000,00. Seperti terlihat diatas, akun investasi bertambah sebesar
Rp30.000.000,00 yang berasal dari bagian pendapatan dari laba bersih seperti
PT CItarum, dan berkurang dengan Rp12.000.000,00 karena adanya
penerimaan dividen dari PT CItarum. Selain itu, PT Serayu juga melaporkan
pendapatan sebesar Rp30.000.000,00 yaitu 30% dari laba bersih PT Citarum
(30% x Rp100.000.000,00 = Rp30.000.000,00).
Perusahaan yang memiliki lebih dari 50% saham biasa yang diterbitkan
perusahaan lain disebut perusahaan induk. Perusahaan yang sahamnya dimiliki
oleh perusahaan induk disebut perusahaan anak(afiliasi). Dengan pemilik
saham yang besar ini maka perusahaan induk bisa mengendalikan perusahaan
anak.
Apabila perusahaan memiliki saham biasa perusahaan lain lebih dari 50%, maka
perusahaan tersebut biasanya menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Laporan tersebut menyajikan total aset dan kewajiban yang dikendalikan oleh
perusahaan induk. Laporan tersebut juga menyajikan total pendapatan dan
beban perusahaan. Perusahaan induk menyajikan laporan konsolidasi sebagai
tambahan atas laporan keuangan untuk perusahaan induk dan masing-masing
perusahaan anak.
Nilai investasi dalam obligasi dan saham bisa sangat bervariasi selama pemilikan
invesrasi tersebut. Dalam situasi harga berfluktuasi, timbul persoalan bagaimana
21 | P a g e
perusahaan harus menilai investasi pada tanggal neraca. Penilaian bisa di
lakukan berdasarkan biaya perolehan, nilai wajar (harga pasar), atau nilai yang
lebih rendah antara biaya perolehan dan harga pasar. Banyak orang
berpendapat bahwa nilai wajar merupakan pendekatan yang baik karena
mencerminkan nilai bersih yangd diharapkan dapat di realisasi dari suatu
investasi. Nilai wajar adalah jumlah rupiah yang diterima dari penjualan sekuritas
di pasar normal. Namun hal ini ditentang oleh kelompok lain yang berpendapat
bahwa nilai wajar tidak relevan karena nilai sekuritas bisa berubah lagi, kecuali
jika sekuritas tersebut akan segera dijual.
Diatas telah disebutkan bahwa untuk keperluan penilaian dan pelaporan pada
tanggal laporan keuangan, perusahaan mengelompokan investasi dalam obligasi
dan saham menjadi tiga kategori, yaitu : (1) sekuritas untuk diperdagangkan, (2)
sekuritas tersedia untuk dijual,dan (3) sekuritas dimiliki sampai jatuh tempo.
Gambar dibawah ini melukiskan pedoman penilaian untuk ketiga kelompok
sekurtas tersebut. Pedoman ini diterapkan pada semua investasi dalam
sekuritas obligasi dan semua investasi saham yang pemilikannya kurang
dari 20%.
SEKURITAS DIPERDAGANGKAN
22 | P a g e
Perusahaan memiliki sekuritas untuk di perdagangkan dengan maksud
menjualnya dalam jangka pendek (biasanya kurang dari satu bulan) .
Diperdagangkan mengandung arti sering beli dan jual. Perusahaan melaporkan
sekuritas untuk di perdagangkan sebesar nilai wajarnya, dan melaporkan
perubahan dari biaya perolehan sebagai dari laba bersih. Perubahan dilaporkan
sebagai laba atau rugi belum direalisasi karena sekuritas belum dijual. Laba atau
rugi belum direalisasi adalah selisih antara total biaya perolehan sekuritas
diperdagankan dengan total nilai wajarnya. Sekuritas diperdagankan dilaporkan
dalam neraca sebagai aset lancer.
Ilustrasi dibawah ini melukiskan biaya perolehan dan nilai wajar dari investasi
yang diiliki PT Mutiara yang dikelompokan sebagai sekuritas diperdagankan
pada tanggal 31 desember 2011. PT Mutiara mempunya laba belum di realisasi
sebesar Rp7.000.000,00 karena total nilai wajar berjumlah Rp 147.000.000,00
atau Rp7.000.0000,00 lebih besar dari biaya perolehannya yang berjumlah
Rp140.000.000,00
PT Mutiara mencatat nilai wajar dan laba atau rugi belum direalisasi melalui
jurnal penyesuaian pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan.
Dalam jurna tersebut perusahaan menggunakan sebuah akun penilain (valuation
account) yaitu akun Penyesuaian Pasar - Diperdagankan, untuk mencatat selisih
antara total biaya perolehan dengan total nilai wajar sekuritas. Jurnal
penyesuaian yang dibuat oleh PT Mutiara adalah sebagai berikut:
23 | P a g e
Penggunaan akun penyesuaian Pasar – Diperdagankan memungkinkan PT
Mutiara untuk tetap memelihara catatan tentang biaya perolehan investasi yang
terdapat dalam akun investasi (Obligasi atau Saham). Ini berarti bahwa akun
investasi selalu menunjukkan biaya perolehan investasi, sedangkan
perubahannya nampak dalam akun Penyesuaian Pasar. Biaya perolehan ini
diperlukan untuk menentukan laba atau rugi ketika sekuritas dijual. Untuk
mengetahui nilai wajar investasi, perusahaan menambahkan saldo akun
Penyesuaian Pasar terhadap biaya perolehannya investasi.
Apabila total biaya perolehan lebih besar daripada total nilai wajar maka
terjadilah rugi belum direalisasi. Dalam hal demikian, maka dibuat jurnal
penyesuaian dengan mendebet akun Rugi Belum Direalisasi – Pendapatan dan
mengkredit akun Penyesuaian Pasar – Diperdagangkan Perusahaan melaporkan
rugi belum direalisasi di bawah kelimpok “Beban dan Rugi Lain-lain” dalam
laporan laba – rugi.
24 | P a g e
Jurnal penyesuaian dan pelaporan laba (rugi) belum direalisasi yang dilakukan
oleh PT Intan, berbeda dengan contoh sekuritas diperdagankan diatas.
Perbedaan terjadi karena PT Intan tidak bermaksud untuk menjual sekuritas
dalam jangka pendek. Ini berarti bahwa sebelum penjualan yang sesungguhnya
terjadi, sangat mungkin terjadi lagi perubahan nilai wajar yang akan mengubah
lagi jumlah laba atau rugi belum direalisasi. Oleh karena itu, PT Intan tidak
melaporkan laba atau rugi belum direalisasi itu dalam laporan laba – rugi,
melainkan melaporkannya sebagai komponen tersendiri dalam ekuitas
pemegang saham.
Apabila total nilai wajar lebih besar daripada total biaya perolehan, PT Intan akan
mendebet akun Penyesuaian Pasar – Tersedia Dijual dan mengkredit akun Laba
atau Rugi Belum Direalisasi – Ekuitas.
Untuk sekuritas tersedia dijual, perusahaan akun membawa saldo akun Laba
atau Rugi Belum DIrealisasi ke periode berikutnya. Pada setiap tangga neraca
tahun – tahun berikutnya, PT Intan akan menyesuaikan lagi akun Penyesuaian
Pasar untuk menunjukkan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar pada
tanggal neraca yang bersangkutan.
25 | P a g e
PENYAJIAN DI NERACA
investasi jangka pendek adalah sekuritas yang dimiliki perushaan yang (1) siap
untuk dijual, dan (2) dimaksudkan untuk diubah menjadi kas pada periode yang
akan datang. Investasi yang tidak memenuhi kedua kriteria tesebut
dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang.
Suatu investasi dikatakan siap untuk dijual apabila investasi tersebut dapat
dengan mudah dijual manakala perusahaan membutuhkan kas. Surat – surat
beharga jangka pendek (obligasi, saham, surat beharga komersial, tanda bukti
utang, dsb) memenuhi kriteria ini. Surat – surat berharga semacam itu siap dijual
kepada investor lain. Saham atau obligasi yang diperdagankan dibursa efek siap
untuk dijual. Saham atau obligasi semacam itu bisa di beli dan dijual setiap hari.
Namun sekuritas yang diterbitkan perusahaan yang tidak terdaftar di bursa efek
tidak termasuk dalam kriteria ini karena tidak mudah diperdagangkan.
26 | P a g e
INVESTASI JANGKA PANJANG
Perusahaan harus melaporkan di laporan keuangan laba atau rugi dari investasi,
baik yang sudah direalisasi maupun belum direalisasi. Dalam laporan laba-rugi,
perusahaan melaporkan laba atau rugi dibawah kelompok aktivitas diluar operasi
dengan pengelompokkan sebagai berikut (bunga dan pendapatan dividen juga
dilaporkan ada bagian ini)
27 | P a g e
Seperti telah disebutkan diatas, perusahaan melaporkan laba atau rugi belum
direalisasi dari sekuritas tersedia dijual dalam kelompok tersendiri di ekuitas
pemegang saham. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 31 Desember 201,
PT Intan memiliki saham biasa Rp3.000.000.000,00 laba ditahan
Rp1.500.000.000,00, dan laba belum direalisasi dari sekuritas tersedia dijual
Rp100.000.000,00. Penyajian rugi belum direalisasi dalam neraca adalah
sebagai berikut:
NERACA DIKLASIFIKASI
Kita telah melihat banyak bagian dari neraca diklasifikasi pada bab ini dan bab –
bab sebelumnya. Neraca diklasifikasi pada halaman 385 memuat juga topik –
28 | P a g e
topik dari bab – bab yang lalu : penerbitan saham biasa bernilai pari, penyisihan
laba ditahan, dan penerbitan olbigasi jangka panjang. Dari bab ini, neraca
memuat (ditulis tebal) investasi jangka pendek dan jangka panjang. Investasi
dalam sekuritas jangka pendek pada contoh neraca ii merupakan sekuritas untuk
diperdagankan. Investasi jangka panjang dalam saham perusahaan lain yang
besarnya kurang dari 20% merupakan sekuritas tersedia dijual. Neraca ini juga
memuat investasi jangka panjang dalam metode ekuitas. Dalam neraca
dicantumkan juga catatan penting, dasar penilaian persediaan barang dagangan,
dan sebuah catatan atas laporan keuangan.
29 | P a g e
30 | P a g e
31 | P a g e
BAB III
Kesimpulan
KESIMPULAN
32 | P a g e
Daftar Pustaka
https://www.coursehero.com/file/36182491/makalah-investasidocx/
http://etheses.uin-malang.ac.id/2454/6/09510089_Bab_1.pdf
33 | P a g e