Anda di halaman 1dari 33

Investasi Dalam Sekuritas

Disusun oleh :

Dion 19.11.1984

Fenny Novita Raharjo 19.11.1986

Hilarius Jelatu 19.11.1988

Siemon So 19.11.2012

Kelas : 2A

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL


SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2020/2021

1|Page
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Investasi
dalam sekuritas” yang diberikan oleh dosen kami Ibu Ikayanti Puspaning
Kartini,SE,Ak.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang membantu.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tentu masih memiliki banyak
kesalahan, baik dalam penulisan maupun dalam penyajian makalah ini.
Oleh karena itu, kami memohon maaf sebelumnya apabila terjadi
kesalahan dalam pengetikkan makalah ini. Sehingga saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Samarinda,Febru
ari 2020

Penulis

2|Page
Daftar Isi
Cover..........................................................................................1

Kata
Pengantar...........................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................3

Bab I Pendahuluan.....................................................................4

A. Latar Belakang..................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................4
C. Tujuan dan Manfaat..........................................................4

Bab II Isi..............................................................................5 - 31

Bab III Kesimpulan...................................................................32

Daftar Pustaka……………………………………………………33

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan –


laporan bagi para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi
ekonomi perusahaan. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana
suatu perusahaan melakukan upaya peningkatan ekonomi perusahaan
dengan cara melakukan investasi. Investasi merupakan penanaman uang
atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Kegiatan investasi ini sangat penting bagi perusahaan
karena dengan keuntungan yang didapat dari investasi, perusahaan dapat
berkembang. Dalam makalah ini juga akan di jelaskan bagaimana Proses
obligasi dan pencatatan investasi.

B. Rumusan Masalah

- Mengapa perusahaan melakukan investasi ?


- Bagaimana pencatatan investasi ?
- Bagaimana investasi dalam obligasi ?
- Bagaimana investasi dalam saham ?
- Bagaimana sekuritas diperdagangkan ?
- Bagaimana sekuritas tersedia untuk dijual ?

C. Tujuan dan Manfaat

- Memahami investasi dalam sekuritas


- Agar dapat memahami investasi dalam obligasi
- Agar dapat memahami investasi dalam saham
- Agar dapat mengetahui sekuritas diperdagangkan
- Agar dapat mengetahui sekuritas tersedia untuk dijual

4|Page
BAB II
ISI

OBLIGASI DIMILIKI HINGGA JATUH TEMPO

PEMBELIAN OBLIGASI

Pada saat pembelian, investasi dicatat sebesar biaya perolehan yaitu nilai
wajar obligasi pada saat beli, komisi perantara (broker), dan biaya-biaya lain
yang berhubungan dengan pembelian obligasi. Pendapatan bunga dari obligasi
dicatat dalam akun Pendapatan Bunga Obligasi.

Misalkan pada tanggal 1 oktober 2011, PT Merapi membeli 10 lembar


obligasi PT Merbabu yang bernilai nominal Rp.1.000.000,00 per lembar, bunga
12% dengan tanggal bunga 1 februari dan 1 agustus, obligasi dibeli dengan kurs
99, ditambah bunga berjalan 2 bulan, biaya komisi perantara dan pajak
berjumlah Rp.150.000,00.

Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian obligasi diatas adalah:

5|Page
PENCATATAN PIUTANG BUNGA DAN PENDAPATAN BUNGA

Pada akhir tahun buku, yaitu tanggal 31 desember 2011, PT Merapi harus
membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga 3 bulan yang telah menjadi
hak ( tetapi uangnya baru diterima pada tanggal 1 Februari yang akan datang
yaitu sebesar Rp.300.000,00 (Rp.10.000.000,00 x 12% x 3/12 )). Jurnal
penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:

PENERIMAAN BUNGA

Pada tanggal 1 februari 2012, PT Merapi menerima bunga 6 bulan


sebagai hasil dari investasi dalam obligasi PT Merbabu. Dari jumlah penerimaan
tersebut, Rp.200.000,00 diantaranya merupakan pembelian bunga berjalan yang
telah dicatat pada tanggal 1 oktober 2011 dan Rp.300.000,00 merupakan
pendapatan bunga tahun 2011 yang telah dicatat melalui jurnal penyesuaian
pada tanggal 31 Desember 2011. Situasi ini akan terlihat lebih jelas dalam skema
berikut:

6|Page
PENJUALAN INVESTASI OBLIGASI

Sesuai dengan tujuannya, obligasi yang dibeli sebagai investasi


sementara direncanakan akan dijual kembali dalam waktu yang relatif singkat
setelah tanggal pembeliannya. Misalkan PT Merapi menjual obligasi PT Merbabu
pada tanggal 2 Agustus 2012 dengan kurs 103. Dalam transaksi penjualan ini PT
Merapi juga harus membayar komisi perantara sebesar Rp.70.000,00.

Laba penjualan investasi obligasi sebesar Rp.180.000,00 dan pendapatan bunga


obligasi sebesar Rp.700.000,00, keduanya dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun 2012. Misalkan penjualan obligasi tidak dilakukan pada tanggal 2 agustus
seperti contoh diatas, melainkan tanggal 1 september 2012, maka dalam
transaksi penjualan ini terdapat satu bulan yang menjadi hak PT Merapi.

7|Page
Perhitungan laba atau rugi dalam transaksi ini sama dengan di atas, akan tetapi
jumlah kas yang diterima PT Merapi ditambah Rp.100.000,00, yaitu untuk bunga
berjalan yang pembayarannya dibebankan kepada PT Merbabu. Dengan
demikian jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi pada tanggal 1
september 2012 adalah sebagai berikut:

OBLIGASI DIMILIKI HINGGA JATUH TEMPO

Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki obligasi ( efek utang) hingga
jatuh tempo, maka investasi dalam obligasi tersebut harus diklasifikasikan dalam
kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan dalam neraca sebesar
Biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.

Akuntansi untuk investasi dalam obligasi yang di miliki hingga jatuh tempo,
meliputi:

1. Penentuan biaya investasi dan pencatatannya


2. Perlakuan terhadap diskonto dan premi obligasi
3. Pencatatan piutang bunga obligasi
4. Pelunasan obligasi

PEMBELIAN OBLIGASI

Obligasi yang dibeli perusahan sebagai investasi yang akan dimiliki hingga jatuh
tempo, dicatat sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan meliputi harga beli
obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan beban-beban lain yang
berhubungan dengan pembelian obligasi. Seperti halnya dalam investasi
sementara, apabila obligasi dibeli di antara 2 tanggal bunga, maka bunga
berjalan atas obligasi sejak tanggal bunga yang terakhir, harus dibayar terlebih
dulu oleh investor. Harga yang harus dibayar untuk suatu obligasi akan
tergantung pada tingkat bunga pasar yang berlaku pada tanggal pembelian
obligasi. Tingkat bunga pasar tersebut akan menentukan kurs obligasi di pasar.

8|Page
Oleh karena tingkat bunga pasar seringkali berubah-ubah, maka kurs obligasi
juga berubah-ubah. Perbedaan biaya perolehan obligasi dengan nilai nominal
obligasi menyebabkan terjadinya premi atau diskonto obligasi.

Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juni 2011, PT Merapi membeli 100
lembar obligasi PT Lawu yang bernilai nominal Rp.1.000.000,00 per lembar
dengan kurs 97 ditambah bunga berjalan, dan komisi perantara sebesar
Rp.800.000,00. Tingkat bunga obligasi adalah 9% dengan tanggal bunga 30 Juni
dan 31 Desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 Desember 2015.

Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi pembelian obligasi diatas
adalah sebagai berikut:

Dari Jurnal diatas terlihat bahwa pembelian obligasi dicatat dalam akun investasi
obligasi sebesar biaya perolehannya. Meskipun harga perolehan lebih rendah
dan nilai nominal obligasi, perusahaan (investor) tidak menggunakan akun
diskonto. Premi atau diskonto sudah tercakup dalam akun investasi obligasi
sehingga akun ini pada awal terjadinya selalu menunjukan biaya perolehan
obligasi. Dalam transaksi di atas PT Merapi juga membayar bunga berjalan
selama 5 bulan (Rp.3.750.000,00) yaitu bunga sejak tanggal bunga terakhir (31
Desember 2011). Bunga berjalan tersebut didebetkan ke akun Piutang Bunga
Obligasi karena PT Merapi akan menerima pengembalian bunga tersebut pada
tanggal bunga berikutnya yaitu tanggal 30 Juni 2011.

9|Page
PENERIMAAN BUNGA OBLIGASI

Pada tanggal 30 Juni 2011, PT Merapi menerima pembayaran bunga untuk 6


bulan dari PT Lawu yaitu Rp4.500.000,00 (Rp100.000.000,00 x 9% x 6/12). Pada
saat itu PT Merapi juga mendebet akun Investasi Obligasi untuk mengamortisasi
diskonto. Seperti telah disebutkan di atas, pada waktu obligasi dibeli, perusahaan
(investor) tidak mendebet diskonto ke akun khusus dan investasi dicatat dalam
akun Investasi dalam Obligasi sebesar biaya perolehannya yaitu
Rp97.800.000,00. Pada tanggal jatuh obligasi (31 Desember 2015), PT Merapi
akan menerima pelunasan dari PT Lawu sebesar Rp100.000.000,00. Ini berarti
bahwa dalam transaksi pembelian obligasi tersebut PT Merapi akan memperoleh
keuntungan berupa diskonto sebesar Rp2.200.000,00 (Rp100.000.000,00 –
Rp97.800.000,00). Keuntungan ini harus diakui secara adil selama periode
pemilikan obligasi melalui proses amortisasi. Perhitungan amortisasinya adalah
sebagai berikut:

Perhitungan diatas dilakukan dengan menggunakan metoda garis lurus.


Pemilihan metoda garis lurus dalam contoh diatas dilakukan dengan
pertimbangan bahwa jumlah amortisasi tidak begitu besar.

Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga adalah sebagai


berikut:

10 | P a g e
Kedua jurnal diatas dapat juga digabung menjadi satu ayat jurnal sebagai
berikut:

Pada tanggal 31 Desember 2011, PT Merapi akan menerima bunga tengah


tahunan berikutnya sebesar Rp4.500.000,00. Pada saat yang sama PT Merapi
juga akan melakukan amortisasi diskonto untuk 6 bulan atau Rp240.000,00
(Rp40.000,00 x 6). Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut adalah sebagai
berikut:

Amortisasi diskonto yang dilakukan terus-menerus setiap tanggal bunga akan


menyebabkan saldo akun Investasi Obligasi terus bertambah. Saldo tersebut
menunjukkan nilai buku akun Investasi Obligasi. Untuk mendapat gambaran
mengenai amortisasi dan nilai buku selama masa pemilikan obligasi, perusahaan
dapat menyusun tabel seperti terlihat dibawah ini.

11 | P a g e
PENERIMAAN PELUNASAN OBLIGASI PADA TANGGAL JATUH

Seandainya obligsi PT Lawu dimiliki oleh PT Merapi sampai tanggal jatuhnya,


maka PT Merapi akan menerima pelunasan sebesar nilai nominal obligasi, yaitu
Rp100.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan obligasi pada
tanggal jatuhnya adalah sebagai berikut:

Pada saat PT Merapi menerima pelunasan obligasi dari PT Lawu, saldo akun
Investasi Obligasi (setelah dilakukan pencatatan amortisasi diskonto yang ke-55)
akan menunjukkan jumlah Rp100.000.000,00 (lihat tabel diatas). Dengan adanya
pengkreditan atas akun tersebut sebesar Rp100.000.000,00 seperti terlihat
dalam jurnal diatas, maka akun Investasi Obligasi akan bersaldo nol. Dengan
demikian berakhirlah investasi jangka panjang dalam obligasi tersebut.

12 | P a g e
PEMBELIAN OBLIGASI DENGAN PREMI

Apabila obligasi dibeli dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya, maka
timbul premi obligasi. Prosedur akuntansinya sebagian besar hampir sama
dengan prosedur yang telah dibahas diatas, kecuali untuk pencatatan premi
obligasi dan amortisasinya.

Investasi dicatat pada akun Investasi Obligasi sebesar harga


perolehannya, dan premi diamortisasi selama jangka waktu obligasi. Amortisasi
premi dicatat dengan mengkredit akun Investasi Obligasi dan mendebet akun
Pendapatan Bunga. Pengkreditan ini akan mengurangi saldo akun Investasi
Obligasi, sedangkan pendebetannya akan mengurangi pendapatan bunga pada
periode yang bersangkutan. Oleh karena jurnal amortisasi ini dilakukan secara
periodic, maka nilai buku rekening Investasi Obligasi akan terus-menerus
berkurang, dan pada tanggal jatuh obligasi saldonya akan sama dengan nilai
nominal obligasi.

Sebagai contoh misalkan pada tanggal 1 Juni 2011, PT Merapi membeli


200 lembar obligasi PT Semeru yang bernilai nominal Rp1.000.000,00 per
lembar dengan kurs 102 ditambah bunga berjalan. Komisi perantara dalam
pembelian obligasi ini adalah Rp1.160.000,00. Tingkat bunga obligasi adalah
15% yang pembayarannya dilakukan setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember.
Tanggal jatuh obligasi adalah 31 Desember 2014.

Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian obligasi pada tanggal 1 Juni 2011
adalah sebagai berikut:

13 | P a g e
Amortisasi premi dilakukan bersamaan dengan pencatatan penerimaan bunga
pada setiap tanggal bunga. Untuk itu perlu dihitung besarnya amortisasi per
bulan dengan cara sebagai berikut:

Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga dan amortisasi premi pada
tanggal 30 Juni 2011 dapat dilakukan dengan dua ayat jurnal terpisah sebagai
berikut:

Pada tanggal 31 Desember 2011, PT Merapi menerima pembayaran bunga


untuk periode 6 bulan dan pada saat yang sama melakukan amortisasi premi
untuk periode yang sama. Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut dapat

14 | P a g e
dilakukan dengan dua ayat jurnal diatas, atau dapat pula dibuat jurnal gabungan
sebagai berikut:

Jurnal yang sama dibuat setiap tanggal bunga sampai dengan tanggal jatuh
obligasi. Dengan adanya pengkreditan pada akun Investasi Obligasi yang
dilakukan setiap kali perusahaan melakukan amortisasi premi, maka saldo akun
tersebut akan menjadi semakin menurun dan akhirnya akan sama dengan nilai
nominal obligasi, seperti terlihat dalam tabel berikut:

OBLIGASI TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Obligasi yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan” dan juga


tidak diklasifikasikan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” harus
diklasifikasikan dalam kelompok “tersedia untuk dijual”.

15 | P a g e
PENJUALAN OBLIGASI SEBELUM TANGGAL JATUH

Obligasi yang semula dimiliki perusahaan dengan maksud untuk dimiliki hingga
jatuh tempo, mungkin dijual sebelum tanggal jatuh obligasi tersebut. Apabila
penjualan terjadi, maka akun Kas didebet sebesar jumlah kas yang diterima dan
akun Investasi Obligasi dikredit sebesar nilai buku investasi pada saat penjualan
terjadi. Selisih antara jumlah kas yang diterima (hasil penjualan bersih) dengan
nilai buku obligasi merupakan laba atau rugi penjualan obligasi. Apabila
penjualan dilakukan diantara dua tanggal bunga, maka penjual akan menerima
bunga berjalan untuk periode sejak tanggal bunga terakhir sampai tanggal
penjualan. Mengingat bahwa laba atau rugi dihitung dengan mengurangkan nilai
buku dari hasil penjualan, maka nilai buku pada saat penjualan terjadi harus
ditetapkan. Hal ini berarti bahwa pada tanggal penjualan, perusahaan juga harus
membuat jurnal untuk mencatat amortisasi mulai tanggal bunga yang terakhir
sampai tanggal penjualan.

Untuk memberikan gambaran mengenai pencatatan transaksi penjualan


obligasi, marilah kita gunakan kembali data investasi yang dilakukan PT Merapi
dalam obligasi PT Semeru diatas. Misalkan pada tanggal 1 Oktober 2013, PT
Merapi menjual obligasi PT Semeru dengan harga Rp203.000.000,00, ditambah
bunga berjalan selama 3 bulan atau Rp7.500.000,00 (Rp200.000.000,00 x 15% x
3/12). Sebelum perusahaan membuat jurnal untuk mencatat transaksi penjualan
obligasi, terlebih dahulu harus dicatat amortisasi untuk 3 bulan atau
Rp360.000,00 (Rp120.000,00 x 3) agar akun Investasi Obligasi menunjukkan
nilai buku pada tanggal penjualan. Jurnal untuk mencatat amortisasi premi
adalah sebagai berikut:

Nilai buku obligasi pada tanggal 1 Oktober 2013 adalah sebagai berikut:

16 | P a g e
Perhitungan laba atau rugi penjualan obligasi dilakukan dengan membandingkan
hasil penjualan bersih dengan nilai buku obligasi pada tanggal penjualan:

Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penjualan obligasi pada
tanggal 1 Oktober 2013 adalah sebagai berikut:

Dalam transaksi diatas, kas yang diterima sebesar Rp210.500.000,00 terdiri atas
hasil penjualan obligasi Rp203.000.000,00 ditambah bunga berjalan sebesar
Rp7.500.000,00. Bunga berjalan tidak mempengaruhi perhitungan laba atau rugi
penjualan, tetapi merupakan pendapatan yang langsung dibayar oleh pembeli
obligasi.

17 | P a g e
Halaman 367 368

Pendapatan dividen dilaporkan oleh PT Merapi dalam laporan laba-rugi dibawah


judul “Pendapatan dan Beban Lain-Lain”. Berbeda dengan bunga pada wesel
dan obligasi, perusahaan tidak membuat jurnal penyesuaian akhir periode untuk
pendapatan dividen, karena penerimaan dividen tidak dapat dipastikan.

PENJUALAN INVESTASI DALAM SAHAM

Misalkan pada tanggal 15 September 2011, PT Merapi menjual seluruh saham


PT Kerinci dengan harga Rp4.000,00 per lembar. Dalam transaksi tersebut PT
Merapi harus membayar biaya komisi perantara dan pajak sebesar
Rp280.000,00.

Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan saham diatas adalah sebagai berikut:

18 | P a g e
Laba penjualan investasi saham sebesar Rp970.000,00, dilaporkan oleh PT
Merapi dalam laporan laba-rugi dibawah judul “Pendapatan dan Beban Lain-
Lain”.

PEMILIK SAHAM ANTARA 20% DAN 50%

Apabila perusahaan investor hanya memiliki sebagian kecil dari saham biasa
perusahaan lain, investor tikdak dapat mengendalikan perusahaan lain tersebut.
Akan tetapi jika investor memiliki antara 20% dan 50% saham biasa dari suatu
perusahaan, maka dapat diperkirakan bahwa investor memiliki pengaruh yang
signifikan atas aktivitas operasi dan keuangan perusahaan investee. Apabila
investor mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan investee,
maka bagi investor perusahaan investee dipandang sebagai asosiasi. Investor
biasanya mempunyai wakil dalam dewan komisaris perusahaan investee, dan
melalui wakil tersebut dapat melakukan pengendalian tertentu terhadap investee.
Perusahaan investee dalam hal – hal tertentu menjadi bagian dari perusahaan
investor.

Seperti terlihat pada gambar diatas. Investasi saham antara 20% dan 50%
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dalam metoda ekuitas,
perusahan investor pada awalnya mencatat investasi dalam saham biasa yang
diterbitkan asosiasi sebesar biaya perolehannya. Selanjutnya , setiap tahun
membuat penyesuaian tahunan atas akun investasi untuk menunjukan besarya
ekuitas investor dalam asosiasi. Setiap tahun, investor melakukan hal – hal
berikut :

(1) Mendebet (menambah) akun investasi dan mengkredit ( menambah )sebesar


presentase tertentu dari laba bersih asosiasi.

(2) Investor juga mengkredit (mengurangi) akun investas sejumlah diiden yang
diterima.

Akun investasi dikurangi sebesar dividen yang diterima karena pembayaran


dividen oleh asosiasi akan mengurangi aset bersih asosiasi.

PENCATATAN PEMBELIAN INVESTASI SAHAM

Misalkan pada tanggal 1 januari 2011, PT Serayu membeli 30% saham biasa
yang diterbitkan PT Citarum seharga Rp120.000.000,00. PT Serayu akan
mencatat transaksi ini dengan jurnal sebagai berikut:

19 | P a g e
PENCATATAN PENDAPATAN DAN DIVIDEN

Untuk tahun 2011, PT Citarum melaporkan laba bersih sebesar


RP100.000.000,00. Pada tanggal 31 Desember 2011 itu juga PT Citarum
mengumumkan dan membayar dividen tunai sebesar Rp40.000.000,00. PT
Serayu akan mencatat hal – hal berikut : (1) pendapatan sebesar 30% dari laba
bersih PT Citarum (30% x Rp100.000.000,00 = Rp30.000.000,00) dan (2)
pengurangan dalam akun investasi sebesar dividen tunai yang diterima (30% x
Rp40.000.000,00 = Rp12.000.000,00):

Setelah ayat – ayat jurnal diatas dibukukan, maka dalam buku besar PT Serayu
akan nampak akun investasi dan akun pendapatan sebagai berikut.

20 | P a g e
Selama tahun 2011 kenaikan bersih dalam akun ivestasi adalam
Rp18.000.000,00. Seperti terlihat diatas, akun investasi bertambah sebesar
Rp30.000.000,00 yang berasal dari bagian pendapatan dari laba bersih seperti
PT CItarum, dan berkurang dengan Rp12.000.000,00 karena adanya
penerimaan dividen dari PT CItarum. Selain itu, PT Serayu juga melaporkan
pendapatan sebesar Rp30.000.000,00 yaitu 30% dari laba bersih PT Citarum
(30% x Rp100.000.000,00 = Rp30.000.000,00).

Perlu diketahui bahwa perbedaan pendapatan yang dilaporkan berdasarkan


metoda biaya perolehan dengan metoda ekuitas bisa sangat signifikan. Sebagai
contoh bila investasi PT Serayu dalam saham Pt Citarum diatas dicatat dengan
menggunakan metoda biaya perolehan, maka PT Serayu hanya melaporkan
pendapatan dividen sebesar Rp12.000.000,00(30% x Rp40.000.000,00).

PEMILIK SAHAM LEBIH DARI 50%

Perusahaan yang memiliki lebih dari 50% saham biasa yang diterbitkan
perusahaan lain disebut perusahaan induk. Perusahaan yang sahamnya dimiliki
oleh perusahaan induk disebut perusahaan anak(afiliasi). Dengan pemilik
saham yang besar ini maka perusahaan induk bisa mengendalikan perusahaan
anak.

Apabila perusahaan memiliki saham biasa perusahaan lain lebih dari 50%, maka
perusahaan tersebut biasanya menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Laporan tersebut menyajikan total aset dan kewajiban yang dikendalikan oleh
perusahaan induk. Laporan tersebut juga menyajikan total pendapatan dan
beban perusahaan. Perusahaan induk menyajikan laporan konsolidasi sebagai
tambahan atas laporan keuangan untuk perusahaan induk dan masing-masing
perusahaan anak.

Laporan keuangan konsolidasi sangat bermandaat bagi para pemegang saham,


dewan komisaris, dan manajer perusahaan induk.

Laporan keuangan tersebut menunujukkan keseluruhan dan lingkup operasi


perusahaan – perusahaan yang berada dibawah kendali perusahaan induk.

PENILAIAN INVESTASI DALAM SEKURITAS

Nilai investasi dalam obligasi dan saham bisa sangat bervariasi selama pemilikan
invesrasi tersebut. Dalam situasi harga berfluktuasi, timbul persoalan bagaimana

21 | P a g e
perusahaan harus menilai investasi pada tanggal neraca. Penilaian bisa di
lakukan berdasarkan biaya perolehan, nilai wajar (harga pasar), atau nilai yang
lebih rendah antara biaya perolehan dan harga pasar. Banyak orang
berpendapat bahwa nilai wajar merupakan pendekatan yang baik karena
mencerminkan nilai bersih yangd diharapkan dapat di realisasi dari suatu
investasi. Nilai wajar adalah jumlah rupiah yang diterima dari penjualan sekuritas
di pasar normal. Namun hal ini ditentang oleh kelompok lain yang berpendapat
bahwa nilai wajar tidak relevan karena nilai sekuritas bisa berubah lagi, kecuali
jika sekuritas tersebut akan segera dijual.

Diatas telah disebutkan bahwa untuk keperluan penilaian dan pelaporan pada
tanggal laporan keuangan, perusahaan mengelompokan investasi dalam obligasi
dan saham menjadi tiga kategori, yaitu : (1) sekuritas untuk diperdagangkan, (2)
sekuritas tersedia untuk dijual,dan (3) sekuritas dimiliki sampai jatuh tempo.
Gambar dibawah ini melukiskan pedoman penilaian untuk ketiga kelompok
sekurtas tersebut. Pedoman ini diterapkan pada semua investasi dalam
sekuritas obligasi dan semua investasi saham yang pemilikannya kurang
dari 20%.

SEKURITAS DIPERDAGANGKAN

22 | P a g e
Perusahaan memiliki sekuritas untuk di perdagangkan dengan maksud
menjualnya dalam jangka pendek (biasanya kurang dari satu bulan) .
Diperdagangkan mengandung arti sering beli dan jual. Perusahaan melaporkan
sekuritas untuk di perdagangkan sebesar nilai wajarnya, dan melaporkan
perubahan dari biaya perolehan sebagai dari laba bersih. Perubahan dilaporkan
sebagai laba atau rugi belum direalisasi karena sekuritas belum dijual. Laba atau
rugi belum direalisasi adalah selisih antara total biaya perolehan sekuritas
diperdagankan dengan total nilai wajarnya. Sekuritas diperdagankan dilaporkan
dalam neraca sebagai aset lancer.

Ilustrasi dibawah ini melukiskan biaya perolehan dan nilai wajar dari investasi
yang diiliki PT Mutiara yang dikelompokan sebagai sekuritas diperdagankan
pada tanggal 31 desember 2011. PT Mutiara mempunya laba belum di realisasi
sebesar Rp7.000.000,00 karena total nilai wajar berjumlah Rp 147.000.000,00
atau Rp7.000.0000,00 lebih besar dari biaya perolehannya yang berjumlah
Rp140.000.000,00

PT Mutiara mencatat nilai wajar dan laba atau rugi belum direalisasi melalui
jurnal penyesuaian pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan.
Dalam jurna tersebut perusahaan menggunakan sebuah akun penilain (valuation
account) yaitu akun Penyesuaian Pasar - Diperdagankan, untuk mencatat selisih
antara total biaya perolehan dengan total nilai wajar sekuritas. Jurnal
penyesuaian yang dibuat oleh PT Mutiara adalah sebagai berikut:

23 | P a g e
Penggunaan akun penyesuaian Pasar – Diperdagankan memungkinkan PT
Mutiara untuk tetap memelihara catatan tentang biaya perolehan investasi yang
terdapat dalam akun investasi (Obligasi atau Saham). Ini berarti bahwa akun
investasi selalu menunjukkan biaya perolehan investasi, sedangkan
perubahannya nampak dalam akun Penyesuaian Pasar. Biaya perolehan ini
diperlukan untuk menentukan laba atau rugi ketika sekuritas dijual. Untuk
mengetahui nilai wajar investasi, perusahaan menambahkan saldo akun
Penyesuaian Pasar terhadap biaya perolehannya investasi.

Apabila total biaya perolehan lebih besar daripada total nilai wajar maka
terjadilah rugi belum direalisasi. Dalam hal demikian, maka dibuat jurnal
penyesuaian dengan mendebet akun Rugi Belum Direalisasi – Pendapatan dan
mengkredit akun Penyesuaian Pasar – Diperdagangkan Perusahaan melaporkan
rugi belum direalisasi di bawah kelimpok “Beban dan Rugi Lain-lain” dalam
laporan laba – rugi.

Akun penyesuaian pasar dibawa ke periode berikutnya. Perusahaan tidak


membuat jurnal apa pun sepanjang tahun, hingga tiba diakhir periode lagi. Pada
akhir periode, perusahaan menyesuaikan saldo akun ini sesuai dengan besarnya
selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar pada saat iut, untuk sekuritas di
perdagankan, perusahaan menutup akun Laba (rugi) Belum Direalisasi –
Pendapatan pada akhir periode akuntansi.

SEKURITAS TERSEDIA TERJUAL

Seperti telah disebutkan diatas, perusahaan membeli dan memiliki sekuritas


tersedia dijual dengan maksud untuk mejual sekuritas tersebut pada suatu waktu
dimasa datang. Apaibla maksud menjual di masa datang tersebut adalah tahun
depan, maka investor akan mengklarifikasikan sekurita tersebut sebagai aset
lancer di neraca. Jika maksud menjual masih lebih dari satu tahun, maka
sekuritas akan dikelompokkan sebagai aset tak lancer dalam neraca.

Perusahaan melaporkan sekuritas tersedia dijual sebesar nilai wajarnya.


Prosedur untuk menetukan nilai wajar dan laba atau rugi belum direalisasi untuk
sekuritas ini sama dengan untuk sekuritas diperdagangkan. Sebagai contoh,
misalkan PT Intan memiliki dua sekuritas yang dikelompokkan sebagai sekuritas
tersedia dijual, yaitu obligaisi PT Lombok dan saham PT Sumbawa. Penilaian
atas kedua sekuritas tersebut pada tanggal 31 Desember 2011 nampak dibawah
ini. PT Intan menderita rugi belum direalisasi sebesar Rp9.357.000,00 karena
total biaya perolehan sekuritas sebesar Rp293.537.000,00 lebih besar dari pada
nilai wajar sekuritas pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu Rp284.000.000,00.

24 | P a g e
Jurnal penyesuaian dan pelaporan laba (rugi) belum direalisasi yang dilakukan
oleh PT Intan, berbeda dengan contoh sekuritas diperdagankan diatas.
Perbedaan terjadi karena PT Intan tidak bermaksud untuk menjual sekuritas
dalam jangka pendek. Ini berarti bahwa sebelum penjualan yang sesungguhnya
terjadi, sangat mungkin terjadi lagi perubahan nilai wajar yang akan mengubah
lagi jumlah laba atau rugi belum direalisasi. Oleh karena itu, PT Intan tidak
melaporkan laba atau rugi belum direalisasi itu dalam laporan laba – rugi,
melainkan melaporkannya sebagai komponen tersendiri dalam ekuitas
pemegang saham.

Dalam jurnal penyesuaian, PT Intan menggunakan akun penyesuaian pasar


untuk sekuritas tersedia untuk dijual, dan akun laba (rugi) belum direalisasi pada
ekuitas pemegang saham. PT Intan mencatat rugi belum direalisasi dengan
jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Apabila total nilai wajar lebih besar daripada total biaya perolehan, PT Intan akan
mendebet akun Penyesuaian Pasar – Tersedia Dijual dan mengkredit akun Laba
atau Rugi Belum Direalisasi – Ekuitas.

Untuk sekuritas tersedia dijual, perusahaan akun membawa saldo akun Laba
atau Rugi Belum DIrealisasi ke periode berikutnya. Pada setiap tangga neraca
tahun – tahun berikutnya, PT Intan akan menyesuaikan lagi akun Penyesuaian
Pasar untuk menunjukkan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar pada
tanggal neraca yang bersangkutan.

25 | P a g e
PENYAJIAN DI NERACA

Dalam neraca, perusahaan mengelompokkan investasi menjadi investasi jangka


pendek dan investasi jangka panjang.

INVESTASI JANGKA PENDEK

investasi jangka pendek adalah sekuritas yang dimiliki perushaan yang (1) siap
untuk dijual, dan (2) dimaksudkan untuk diubah menjadi kas pada periode yang
akan datang. Investasi yang tidak memenuhi kedua kriteria tesebut
dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang.

1. SIAP UNTUK DIJUAL

Suatu investasi dikatakan siap untuk dijual apabila investasi tersebut dapat
dengan mudah dijual manakala perusahaan membutuhkan kas. Surat – surat
beharga jangka pendek (obligasi, saham, surat beharga komersial, tanda bukti
utang, dsb) memenuhi kriteria ini. Surat – surat berharga semacam itu siap dijual
kepada investor lain. Saham atau obligasi yang diperdagankan dibursa efek siap
untuk dijual. Saham atau obligasi semacam itu bisa di beli dan dijual setiap hari.
Namun sekuritas yang diterbitkan perusahaan yang tidak terdaftar di bursa efek
tidak termasuk dalam kriteria ini karena tidak mudah diperdagangkan.

2. DIMAKSUDKAN UNTUK DIUBAH MENJADI KAS

Maksud untuk mengubah mengandung arti bahwa manajemen bermaksud untuk


mengubah investasi pada perode yang akan datang atau siklus operasi yang
akan datang (mana yang lebih pendek). Biasanya kriteria ini dipenuhi apabila
investasi dipandang sebagai sumber yang dapat digunakan ketika investor
membutuhkan kas.

Karena memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, investasi jangka pendek


dicantumkan pada kelompok aset lancar di neraca sebesar nilai wajarnya tepat
dibawah kas. Berikut adalah cntoh penyajian investasi jangka pendek dalam
neraca PT Mutiara.

26 | P a g e
INVESTASI JANGKA PANJANG

Perusahaan biasanya melaporkan investasi jangka panjang sebagai aset dalam


kelompok tersendiri tepat dibawah kelompok “Aset Lancar” seperti nampak
dalam contoh neraca yang diklasifikasi dihalam 385. Investasi jangka panjang
berupa sekuritas tersedia untuk dijual dilaporkan sebesar nilai wajarnya.
Investasi dalam saham biasa yang menggunakan metoda ekuitas dilaporkan
sesuai dengan nilai ekuitasnya.

PENYAJIAN LABA ATAU RUGI TELAH DIREALISASI DAN BELUM


DIREALISASI

Perusahaan harus melaporkan di laporan keuangan laba atau rugi dari investasi,
baik yang sudah direalisasi maupun belum direalisasi. Dalam laporan laba-rugi,
perusahaan melaporkan laba atau rugi dibawah kelompok aktivitas diluar operasi
dengan pengelompokkan sebagai berikut (bunga dan pendapatan dividen juga
dilaporkan ada bagian ini)

27 | P a g e
Seperti telah disebutkan diatas, perusahaan melaporkan laba atau rugi belum
direalisasi dari sekuritas tersedia dijual dalam kelompok tersendiri di ekuitas
pemegang saham. Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 31 Desember 201,
PT Intan memiliki saham biasa Rp3.000.000.000,00 laba ditahan
Rp1.500.000.000,00, dan laba belum direalisasi dari sekuritas tersedia dijual
Rp100.000.000,00. Penyajian rugi belum direalisasi dalam neraca adalah
sebagai berikut:

Perhatikan bahwa rugi mengurangi ekuitas pemegang saham. Apabila


perusahaan memiliki laba belum direalisasi, maka laba tersebut menambah
ekuitas pemegang saham. Pelaporan laba atau rugi belum direalisasi di bagian
ekuitas pemegang saham mempunyai dua tujuan berikut : (1) mengurangi turun
– naiknya laba bersih yang di akibatkan oleh fluktuasi nilai wajar, dan (2)
memberi informasi pada pemakai laporan keuangan, bahwa laba atau rugi akan
terjadi apabila sekuritas dijual sebesar nilai wajarnya.

Pelaporan dengan cara seperti itu akan mempengaruhi besarnya ekuitas


pemegang saham, tetapi tidak dimasukkan dalam perhitungan laba bersih.

NERACA DIKLASIFIKASI

Kita telah melihat banyak bagian dari neraca diklasifikasi pada bab ini dan bab –
bab sebelumnya. Neraca diklasifikasi pada halaman 385 memuat juga topik –

28 | P a g e
topik dari bab – bab yang lalu : penerbitan saham biasa bernilai pari, penyisihan
laba ditahan, dan penerbitan olbigasi jangka panjang. Dari bab ini, neraca
memuat (ditulis tebal) investasi jangka pendek dan jangka panjang. Investasi
dalam sekuritas jangka pendek pada contoh neraca ii merupakan sekuritas untuk
diperdagankan. Investasi jangka panjang dalam saham perusahaan lain yang
besarnya kurang dari 20% merupakan sekuritas tersedia dijual. Neraca ini juga
memuat investasi jangka panjang dalam metode ekuitas. Dalam neraca
dicantumkan juga catatan penting, dasar penilaian persediaan barang dagangan,
dan sebuah catatan atas laporan keuangan.

29 | P a g e
30 | P a g e
31 | P a g e
BAB III
Kesimpulan

KESIMPULAN

Apabila perusahaan memiliki dana yang melebihi kebutuhan


operasinya, maka dana yang berlebih dapat diinvestasikan dalam
berbagai bentuk, baik investasi dalam aset tetap maupun aset liquid
(aset lancar). Salah satu bentuk yang lazim dilakukan perusahaan
adalah investasi dalam sekuritas atau efek, baik efek utang maupun
efek ekuitas. Nilai investasi dalam obligasi dan saham bisa sangat
bervariasi selama pemilikan investasi tersebut. Dalam situasi harga
berfluktuasi, timbul persoalan bagaimana perusahaan harus menilai
investasi pada tanggal neraca. Penilaian bisa dilakukan berdasarkan
biaya perolehan, nilai wajar (harga pasar), atau yg lebih rendah
antara biaya perolehan dan harga pasar. Perusahaan
mengelompokkan investasi dalam obligasi dan saham menjadi 3
kategori, yaitu:

- Sekuritas untuk diperdagangkan


- Sekuritas tersedia untuk dijual
- Sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo

32 | P a g e
Daftar Pustaka

Jusup, Al. Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2. Yogyakarta:


STIE YKPN.

https://www.coursehero.com/file/36182491/makalah-investasidocx/

http://etheses.uin-malang.ac.id/2454/6/09510089_Bab_1.pdf

33 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai