Proses hospitalisasi dapat menimbulka trauma atau dukungan, bergantung pada institusi, sikap keluara dan teman, respons staff, dan jenis penerimaan masuk rumah sakit, table memperlihatkan kareteristik yang membedakan dua jenis penerimaan masuk rumah sakit jiwa: sukarela dan paksaan. Karateristik dua jenis penerimaan masuk rumah sakit jiwa Masuk dengan sukarela Masuk dengan paksaan Masuk Pemulangan Status hak warga Negara Pembenaran Pendaftaran tertulis oleh pasien Dicetuskan oleh pasien Dicapai kembali secara penuh oleh pasien Sukarela mencari bantuan Pendaftaran tidak dilakukan oleh pasien Dicetuskan oleh rumah sakit atau pengadilan tetapi bukan oleh pasien Pasien mungkin tidak bias mencapai, sebagian, atau semua, bergantung hokum suatu Negara Gangguan jiwa dan satu atau lebih yang berikut ini: 1. membahayakan diri sendiri 2. membutuhkan pengobatan 3. tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri Hak-hak pasien – hak untuk berkomunikasi dengan orang diluar rumah sakit. – Hak terhadap barang pribadi – Hak menjalankan keinginan – Hak terhadap habeas corpus – Hak untuk pemeriksaan psikiatri yang mandiri – Hak untuk privasi – Hak persetujuan tindakan – Hak pengobatan Peran legal perawat Perawat jiwa memiliki hak dan tanggung jawab dalam tiga peran legal: perawat sebagai pemberi asuahan keperawatan, perawat sebagai pekerja dan perawat sebagai warga Negara. Perawat mungkin mengalami konflik kepentingan antara hak dan tanggung jawab ini. Penilaian keperawatan propsesinal memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam konteks asuhan keperawatan, kemungkinan konsekuensi tindakan keperawatan, dan alternative yang mungkun dilakukan perawat. 7. IMPLEMENTASI STANDAR PRAKTI KLINIS Definis standar praktik keperawatan Pada tahun 1980, nursing: a social policy statement mendefinisukan keperawatan sebagai “diagnosis dan penanganan respons manusia terhadap masalah kesehatan actual atau potensial” pada tahun 1995, nursing’s social policy statement yang terbaru menambahkan definisi ini dengan menyatakan gambaran praktik keperawatan kontemporer sbb: 1. Perhatian pada rentang pehuh pengalaman dan respons manusia terhadap sehat dan sakit tanpa dibatasi oleh oerientassin yang berfokus pada masalh 2. Integrasi dat objektif pengetahuan yang diperoleh dan pemahaman tentang pengalaman subjektif pasien atau kelompok 3. Aplikasi ilmu pengetahuan pada proses diagnosis dan pengobatan 4. Penyediaan hubungan yang penuh kepedulian yang memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan Ruang lingkup dan standar praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa menguraikan tingkat kompetensi asuhan keperawatan professional yang umum untuk perawat yang terlibat ditiap tatanan praktik keperawatan kesehatan jiwa. Standar ini ditujukan kepada perawat yang memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman praktik baik pada tingkat dasar atau tingkat lanjut keperawatan kesehatan jiwa. Standar asuhan berhubungan dengan aktivitas keperawatan professional yang dilakukan oleh perawat sepanjang proses keperawatan. Standar tersebut mrliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, identifikasi hasil, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan landasan pengambilan keputusan klinis dan mencakup semua tindakan yang penting dilakukan oleh perawat dalam memberikan asuhan kesehatan jiwa kepada semua pasien. 8.RENTANG ASUHAN KEPERAWATA JIWA Perawat jiwa memberikan perawatan sepanjang rentang asuhan. Perawatan ini meliputi intervensi yang berhubngan dengan pencegahan primer, sukunder, dan tersier. Pencegahan primer Pencegahan primer adalah intervensi biologi, social, atau psikologis yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahtraan atau menurunkan insiden penyakit dimasyarakat dengan mengubah factor-faktor penyebab sebelum membahayakan. Pangkajian kebutuhan akan tindakan keperawatan preventif termasuk identifikasi: 1. Faktor resiko yang apabila ada pada diri seseorang membuatnya lebih cendrung mengalami gangguan 2. Faktor pelindung yang meningkatkan respos individu terhadap stress 3. Populasi target individu yang rentan meengalami gangguan jiwa atau yang mumgkin menunjukkan respon koping maladaptive terhadap stressor spesifik atau factor resiko. Pencegahan sukunder Pencegahan sukunder termasuk menurunkan prevalensi gangguan. Aktiviras pencegahan sukunder meliputi penemuan kasus dini, skrining, dan pengobatan efektif yang cepat. Intervebsi krisis adalah suatu modalitas yang terapi pencegahan sukunder yang penting. Krisis adalah gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri seseorang. Jebis krisis. 1. krisis maturasi 2. krisis situasi Pencegahan Tersier Aktivitas pencegahan tersier mencoba untuk mengurangi beratnya gangguan dan disabilitas yang berkaitan. Rehabilitasi Adalah oroses yang memungkinkan individu untuk kembali ketingkat fungsi setinggi mungkin. Rehabilitasi jiwa berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan kesempatan bagi individu yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat, agar dapat hidup, belajar dan bekerja dilingkungan masyarakat yang mereka pilih. Rehabilitasi mengajukan bahwa penderita gangguan jiwa harus dianggap sama seperti individu yang mengalami disabilatasi. Sama seperti disabilitasi yang mengalami gangguan fisik, individu yang mengalami disabilitas jiwa membutuhkan pelayanan dalam rentang yang luas, sering kali dalam waktu yang lam. Rehabilitasi jiwa menggunakan pendekatan berpusat pada individu, orang ke orang yang berbeda dengan model pelayanan medis tradisioanal.