Makalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'an
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 Abu Zahra An- Najdi, Al quran dan Rahasia Angka-Angka, Bandung, Pustaka
Hidayah,1996. hlm 17
1
Allah swt memberikan tantangan terhadap orang yang
yang meragukan al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam
pembahasan makalah kali akan dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Pengertian Mukjizat Al-Qur’an
2. Mengetahui Macam-macam Mukjizat Al-Qur’an
3. Mengetahui Aspek-Aspek Kemukjizatan Al-Quran
4. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Mukjizat Al-Qur’an
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mukjizat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
kata mukjizat diartikan sebagai kejadian (peristiwa) yang sukar dijangkau
oleh kemampuan akal manusia.{2} Kata mukjizat terambil dari bahasa
Arab ( أعجزa’jaza) yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu.{3} Sedangkan kata ( أعجزa’jaza) itu sendiri berasal dari kata عجز
(‘ajaza) yang berarti tidak mempunyai kekuatan (lemah).{ 4} Pelakunya
(yang melemahkan) dinamai mukjiz, dan bila kemampuannya melemahkan
pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka
dinamaiزة44( معجmu’jizat). Tambahan ta marbuthah pada akhir kata itu
mengandung makna mubalaghah.
2 WJS Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976)
3 M. Qurais Shihab, Mukjizat al-Qur an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan
Pemberitaan Gaib, cet II, (Bandung: Mizan, 2007)
4 Ibnu Mansur Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-Ansari, Lisan al-Arab, (Beirut: al-Dar al-
Misriyah, 1990)
3
Dalam Kamus al-Mu’jam al-Washith, mukjizat diartikan:
“Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan
selamat (tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan tersebut.”
Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah
menetapkan kelemahan.
Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz
(sesuatu yang melemahkan. Yang dimaksud dengan i’jaz dalam
pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam
melawan mukjizat yang kekal yakni al-Quran. Maka mukjizat adalah
sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan.
4
Sedangkan menurut M. Qurais Shihab ada empat unsur yang harus
menyertai sesuatu sehingga ia dinamakan mukjizat. Keeempat unsur itu
adalah:
B. Macam-Macam Mukjizat
Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu :
1. Indrawi (hissiyah)
Mu’jizat yang tampak dan dapat di tangkap oleh panca indera,
seperti tongkat nabi musa yang dapat berubah menjadi ular dan dapat
membelah lautan, mu’jizat nabi nuh membuat perahu yang sangat besar
dalam waktu yang cepat dan singkat dan masih banyak yang lainnya.
2. Rasional (aqliyah)
Mu’jizat yang hanya dapat di pahami oleh akal pikiran(rasional)
seperti al-qur’an sebagai mukjizat nabi muhammad atas umatnya yaitu
dari segi keindahan sastranya tidak ada seorangpun yang dapat
menandinginya karena itulah mu’jizat al-qur’an ini bisa abadi sampai
hari kiamat.{5}
5 https://makalahkomplit.blogspot.com/2012/10/ijaz-al-quran.html
5
Mukjizat nabi-nabi terdahulu semuanya merupakan jenis pertama.
Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan
tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh
masyarakat tempat nabi tersebut menyampaikan risalahnya, seperti
perahu nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu
bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat;
tidak terbakarnya nabi Ibrahim dalam kobaran api; tongkat nabi Musa
yang berobah menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan nabi Isa atas
izin Allah dan lain-lain. Semuanya bersifat material indrawi, terbatas
pada lokasi tempat nabi tersebut berada dan berakhir dengan wafatnya
masing-masing nabi. Berbeda dengan mukjizat nabi Muhammad Saw,
sifatnya bukan material indrawi, tetapi ‘aqliyah (dapat dipahami oleh
akal). Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak terbatas pada suatu
tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh
setiap orang yang menggunakan akalnya, kapan dan dimanapun berada.
6 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Figh, cet. 8, terj. Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Tolchah
Mansoer, (Kairo: Dar al-‘Ilm:1978)
6
2. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran itu
terkandung dalam lafal-lafalnya yang jelas, redaksinya yang bernilai
sastra dan susunannya yang indah, karena nilai sastra yang terkandung
dalam al-Quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.
3. Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena al-Quran
terhindar dari adanya pertentangan, dan mengandung arti yang lembut
dan memuat hal-hal ghaib diluar kemampuan manusia dan diluar
kekuasaan mereka untuk mengetahuinya.
7 Muhammad Abdul ‘Azim al-Zarkani, Manahilul Irfan fi Ulum al-Quran, Juz II, (Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyah, 1988)
7
nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka-
cita”.
3. Keagungannya.
Al-Quran mempunyai kemegahan ucapan yang luar biasa yang
berada diluar kemampuan manusia untuk menguasainya atau
mendatangkan persamaannya. Kandungan al-Quran dapat
mempengaruhi jiwa-jiwa pendengarnya dan dapat melembutkan hati-
hati yang keras.
8
manusia, karena masanya telah demikian lama, dan mengungkap juga
peristiwa masa datang atau masa kini yang belum diketahui manusia.
7. Menepati janji
Al-Quran senantiasa menepati janji dalam setiap apa yang telah
dikabarkannya serta dalam setiap janji Allah kepada hamba-Nya, baik
janji mutlak seperti janji Allah untuk menolong rasul-Nya, maupun
janji terbatas yaitu janji yang bersyarat seperti harus memenuhi syarat
takwa, sabar, menolong agama Allah, dan sebagainya.
Setiap yang hadir ke dunia ini, tidak lepas dari tujuan dan
fungsinya. Sebagaimana halnya manusia, ia dicipta tak lain untuk
beribadah kepada Allah SWT. Di samping itu, ia berfungsi sebagai
khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Bagaimana dengan tujuan dan
fungsi dari mukjizat Alquran?
9
M Quraish Shihab menyatakan, mukjizat berfungsi sebagai bukti
kebenaran para nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui
mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan: “Apa yang dinyatakan sang
Nabi adalah benar. Dia adalah utusan-Ku, dan buktinya adalah Aku
melakukan mukjizat itu.”
Kedua, para nabi sejak Adam hingga Isa diutus untuk suatu kurun
tertentu serta masyarakat tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan
sebagai mukjizat pasti tidak dapat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
kajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun
masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas makalah yang
lebih baik pada waktu yang akan datang. Serta setelah membaca makalah
ini diharapkan agar pembaca dapat dapat memahami dan mengetahui
tentang mukjizat al-qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Shiddiqiey, T.M. Hasbi al-, Mu’djizat al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
Shihab, M. Qurais , Mukjizat al-Qur an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan
12