Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HEPATITIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : EFA FORIA PRASTI DINA HIDAYAT


NIM : 013STYC18
KELAS: A1 TINGKAT II/IV

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MATARAM
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERKULOSIS (TBC)

Laporan penyuluhan ini telah di koreksi dan di sahkan oleh pembimbing akademik pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Akademik

(Hapipah, Ners.,M.Kep)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERKULOSIS (TBC)

Pokok Bahasan : Penyakit Hepatiris

Sub Topik : Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Hepatitis

Sasaran : Masyarakat/Warga

Jumlah Peserta : 50 Orang

Waktu : 73 menit

Hari/Tanggal : Sabru,9 Mei 2020

Tempat : Dusun Montong, Desa Jenggala, Kec. Tanjung

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C
(HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus lain yang
ditularkan pascatransfusi seperti virus hepatitis G dan virus TT telah dapat
diidentifikasi akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis hepatitis virus
yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B, yang
merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat
molecular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan
kesamaan dalam gejala klinis dan perjalanan penyakitnya. Gambaran klinis hepatitis
virus sangat bervariasi mulai dari asimtomatik sampai yang sangat berat yaitu
hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan kematian. Selain itu, gejala juga bisa
bervariasi dari infeksi persisten subklinis sampai penyakit hati kronik progresif
cepat dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umum ditemukan
pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah (HBV, HCV, dan HDV).
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dair berbagai penyakit hati di
seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2
juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinik anikterik,
tidak nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama
viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah
sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasuskasus hepatitis akut
yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang
berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi
kesehatan di bawah standar. Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika,
India, menunjukkan sudah memiliki antibody anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian
besar infeksi HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyakan asimtomatik atau
sekurangnya aniktertik.
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari
2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam
kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi. Di negara-negara Asia
diperkirakan bahwa penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan
jawaban atas prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi. Hampir semua bayi
yang dilahirkan dari ibu dengan HBeAg positif akan terkena infeksi pada bulan
kedua dan ketiga kehidupannya. Adanya HbeAg pada ibu sangat berperan penting
untuk penularan. Walaupun ibu mengandung HBsAg positif namun jika HBeAg
dalam darah negative, maka daya tularnya menjadi rendah. Data di Indonesia telah
dilaporkan oleh Suparyatmo, pada tahun 1993, bahwa dari hasil pemantauan pada
66 ibu hamil pengidap hepatitis B, bayi yang mendapat penularan secara vertical
adalah sebanyak 22 bayi (45,9%).
Prevalensi anti-HCV pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia
menunjukkan angka di antara 0,5%-3,37%. Sedangkan prevalensi anti HCV pada
hepatitis virus akut menunjukkan bahwa hepatitis C (15,5%-46,4%) menempati
urutan kedua setelah hepatitis A akut (39,8%-68,3%) sedangkan urutan ketiga
ditempati oleh hepatitis B (6,4%-25,9%). Untuk hepatitis D, walaupun infeksi
hepatitis ini erat hubungannya dengan infeksi hepatitis B, di Asia Tenggara dan
Cina infeksi hepatitis D tidak biasa dijumpai pada daerah dimana prevalensi HBsAg
sangat tinggi. Laporan dari Indonesia pada tahun 1982 mendapatkan hasil 2,7% (2
orang) anti HDV positif dari 73 karier hepatitis B dari donor darah. Pada tahun
1985, Suwignyo dkk melaporkan, di Mataram, pada pemeriksaan terhadap 90 karier
hepatitis B, terdapat satu anti HDV positif (1,1%).
Hepatitis E (HEV) di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Sintang
Kalimatan Barat yang diduga terjadi akibat pencemaran sungai yang digunakan
untuk aktivitas sehari-hari. Didapatkan HEV positif sebanyak 28/82 (34,1%).
Letupan kedua terjadi pada tahun 1991, hasil pemeriksaan menunjukkan HEV
positif 78/92 orang (84,7%). Di daerah lain juga ditemukan adanya HEV seperti di
kabupaten Bawen, Jawa Timur. Pada saat terjadi letupan tahun 1992, ditemukan 2
kasus HEV dari 34 sampel darah. Dari rumah sakit di Jakarta ditemukan 4 kasus
dari 83 sampel.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukn penyuluhan kesehatan tentang penyakit hepatitis diharapkan
masyarakat mampu memahami tentang penyakit hepatitis.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit masyarakat mampu :
a. Menyebutkan pengertian hepatitis.
b. Menyebutkan tanda gejala hepatitis.
c. Menyebutkan penyebab hepatitis.
d.  Menyebutkan penatalaksanaan dan pencegahan penyakit hepatitis.
C. WAKTU DAN TEMPAT
1. Hari/tanggal : Sabru, 5Januari 2020
2. Pukul : 09.00 WITA
3. Tempat : Dusun Montong, Desa Jenggala, Kec. Tanjung

D. MATERI
Terlampir

E. MEDIA
1. Lefleat
2. Slide

F. METODE
Ceramahdan Tanya Jawab

G. ANGGOTA
Ketua : Efa foria prasti dina Hidayat
Sekertaris : Dwi Darmayanti
Bendahara : Desak Hartami Malik

DevisiAcara : Julia Ningsih

AnnisyaHirdayanti

Hikmah Nurul Aslamiah

Fitra Aluya

Dede Widya Ningsih

Hengky sutomo
DevisiKonsumsi :Himatul Maula

Diana Novita

Em aMaulina

DevisiKestari :Anggi Hapsari Putri

Aprianti Purnamasari

Dita Ardiana

Iin Husnia Devi

Arfah

DevisiPerlengkapan :Gunawan Febrianto

Heriawan

Hairul Azmi

DevisiHumas :Annisa Muzriah

Khusnul Chatimah

Feni ferniansyah

Ika CandraUla

Devisi Dokumentasi : Indrawan Prayuda

EkaMardianti

Jinan Estida Hayati Umaja

EllenaSeptini

H. MANFAAT PENYULUHAN
1. Mengetahui penjelasan mengeani penyakit Hepatitis
2. Mengetahui apa saja penyebab Hepatitis
3. Mengetahui apa saja tanda dan gejala yang di alami bagi seseorang yang
menderita Hepatitis
4. Mengetahui bagaiman acara penularan penyakit Hepatitis
5. Mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit Hepatitis
6. Mengetahui apa saja pengobatan Hepatitis
I. SUSUNAN KEGIATAN

No. Acara Kegiatan Waktu

1. Pembukaan 1. Memberi salam 10 menit


2. Perkenalan
3. Menyampaikan pokok bahasan
4. Menjelaskan tujuan
2. Kegiataninti Penyampaian materi : 30 menit
1. Pengertian Hepatitis
2. Bagaimana penyebab dari
penyakit Hepatitis
3. Bagaimana tanda dan gejala dari
orang yang menderita penyakit
Hepatitis
4. Bagaimana cara penularan
penyakit Hepatitis
5. Bagaimana pencegahan penyakit
Hepatitis
6. Bagaimana pengobatan pada
penyakit Hepatitis
3. Evaluasi/ Tanya jawab 1. Apakah pengertian penyebab 20 menit
penyakit Hepatitis
2. Sebutkan cara pencegahan
penyakit Hepatitis
3.
4. Penutup Doa dan Salam penutup

J. EVALUASI
1. Menjelaskan kembali pengertian Hepatitis
2. Menjelaskan kembali penyebab Hepatitis
3. Menjelaskan kembali tanda dan gejala Hepatitis
4. Menjelaskan kembali cara penularan Hepatitis
5. Menjelaskan kembali pencegahan Hepatitis
6. Menjelaskan kembali pengobatan Hepatitis

LAMPIRAN: MATERI

A. PENGERTIAN HEPATITIS
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar
terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus
disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas.  Hepatitis adalah suatu
proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering
disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri
sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit
hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever
adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat
menimbulkan keracunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh
radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu.
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di
sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta
bahan – bahan kimia.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah
suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus
yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

B. PENYEBAB HEPATITIS

Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/menyebar. Hepatitis


virus merupakan jenis yang paling dominan, dimana juga merupakan hasil
infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus,
antara lain :

1) Virus hepatitis A(HAV)


2) Virus hepatitis B (HBP)
3) Virus hepatitis C (HCT)
4) Virus Hepatitis D (HDP) atau Virus Delta
5) Virus Hepatitis E ( HEV)
6) Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi
jenis ini jarang ada.
7) Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infesi dengan virus-virus lainnya, seperti: cytomegalovirus, virus epstein-barr,
virus herpes simplex, virus varicella-zoster.
Luka pada orga liver dengan peradangan bisa berkembang setela pembukaan
untuk selanjutnya farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau
pemberian obat secara pereteral (IV). Toxin dan drug induced hepatitis
merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti: industri
toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.

C. TANDA DAN GEJALA HEPATITIS


Semua Hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara
klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat
memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk
membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan
darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas,
mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit
tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasanya dapat sembuh setelah satu
bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna,
sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta
dan E belum dapat di ketahui  sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian
kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau
meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian
ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi
kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat  berkisar dari asimtomatik sampai
penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium
pada semua jenis hepatitis yaitu :
1. Stadium Prodromal.
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai
dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut
praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya
belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
a. Malese umum
b. Anoreksia
c. Sakit kepala
d. Rasa malas
e. Rasa lelah
f. Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
g. Mialgia (nyeri otot)
2. Stadium Ikterus.
Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium
ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
a. Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
b. Pembesaran dan nyeri hati
c. Splenomegali
d. Mungkin gatal (pruritus) dikulit
3. Stadium Pemulihan.
Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
a. Gejala-gejala mereda termasuk ikterus
b. Nafsu makan pulih
c. Apabila tedapat  splenomegali, akan segera mengecil

D. CARA-CARA PENULARAN HEPATITIS


1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui
gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang-
kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik
bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu
hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada
dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti
inilah yang banyak di jumpai pada  penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis
hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula
di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada
populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara
hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
a. Imigran dari daerah endemis hepatitis b
b. Pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
c. Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang
terinfeksi
d. Pria homoseksual yaang secara seksual aktif
e. Pasien rumah sakit jiwa
f. Narapidana pria
g. Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk
tertentu dari plasma
h. Kontak serumah denag karier hepatitis
i. Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan
darah
3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui
kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan
ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian
besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan
menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang
sekitarnya.
4. Hepatitis D dan E
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi
belum ada penelitian yang lebih mendalam.

E. PENCEGAHA HEPATITIS
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena  sampai
saat ini belum ada  obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya
jalan  untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat
ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang
paling banyak diselidiki  baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun
komplikasinya.
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak
menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat.
Agarc tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar
sebanyak tiga kali vaksinasi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian
vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang
telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel
ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di
suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin
hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali
sebanyak dua kali,  lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat.
Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian
satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun
sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali
saja.
Vaksinasi  hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari
ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera
setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan
memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan
harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara
pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat  dan
permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus
diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga
menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.

F. PENGOBATAN HEPATITIS
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif dan mencangkup
1. Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alcohol atau obat lain
2. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota
keluarga
3. Keluarga dan pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gama globulin
murni yang spesifik terhadap HAV atau HBV yang dapat memberikan
imunitas pasif terhadap infeksi. Imunitas ini bersifet sementara
4. Baru-baru ini FDA memberikan izin untuk penberian vaksin hepatitis A.
vaksin ini dibuat dari virus hepatitis inaktif. Penelitian-penelitian
menunjukan bahwa vaksin ini 96% efektif setelah pemberian satu dosis.
5. Tersedia vaksin untuk HBV, Karena sifat virus yang sangat menular dan
berpotensi menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua
individu yang termasuk dikelompoknya beresiko tinggi, termasuk para
tenaga keshatan atau orang-orang yang terpajan ke produk darah, vaksinasi.

6. Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi dalah orang-orang yang beresiko


terhadap virus, termasuk kaum homoseksual atau heteroseksual yang aktif
secara seksual, pecandu oabat bius, dan bayi.
7. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan intramuskulus
DNA rekombinaan sebanyak tiga kali pada interval –interval yang telah
ditentukan. Dosis pertama dan kedua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis
ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis ke dua. Vaksinasi ini 85% efektif
dalam membentuk kekebalan.

G. SUMBER
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam . Yogyakarta: Nuha
Medika.

Rudi, H. (2012). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH SISTEM


PENCERNAAN. Yogyakarta: Seleman.

MURWANI, A. (2011). PERAWATAN PASIEN PENYAKIT DALAM.


Yogyakarta: Seleman.

Anda mungkin juga menyukai