Anda di halaman 1dari 12

Sistem Pemerintahan

Presidensial vs Parlementer
Teguh Kurniawan
http://staff.blog.ui.edu/teguh1
Sistem Pemerintahan
• Sistem pemerintahan presidensial Æ model
Amerika
• Sistem pemerintahan parlementer/ sistem
kabinet Æ Model Inggris
• Sistem pemerintahan campuran Æ Model
Perancis (hybrid system)
• Sistem Pemerintahan Kolegial Æ Model Swiss

Asshiddiqqie, 2005 & 2006


Sistem Parlementer
• Sistem kepemimpinan terbagi dalam jabatan
kepala negara dan kepala pemerintahan sebagai
dua jabatan yang terpisah
• Sistem pemerintahan ditentukan harus
bertanggung jawab kepada parlemen
• Kabinet dapat dibubarkan apabila tidak
mendapat dukungan parlemen
• Parlemen dapat dibubarkan oleh pemerintah
apabila dianggap tidak dapat memberikan
dukungan kepada pemerintah
Asshiddiqqie, 2006
Sistem Presidensial
• Kedudukan kepala negara tidak terpisah dari
jabatan kepala pemerintahan
• Kepala negara tidak bertanggungjawab kepada
parlemen melainkan langsung bertanggungjawab
kepada rakyat yang memilihnya
• Presiden tidak berwenang membubarkan parlemen
• Kabinet sepenuhnya bertanggungjawab terhadap
presiden sebagai pemegang kekuasaan
pemerintahan negara

Asshiddiqqie, 2006
Sistem Presidensial
• Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasaan
eksekutif dan legislatif
• Presiden merupakan eksekutif tunggal
• Kepala pemerintahan sekaligus kepala negara
• Presiden mengangkat menteri dan bertanggungjawab kepadanya
• Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif
• Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen
• Supremasi konstitusi (berbeda dengan supremasi parlemen)
• Eksekutif bertanggungjawab pada rakyat yang berdaulat
• Kekuasaan tersebar, atau tidak terpusat (sistem parlemen terpusat
pada p arlemen)

Wiratraman, 2008
Sistem Campuran
• Terdapat ciri-ciri presidensial dan ciri-ciri
parlementer secara bersamaan dalam sistem
pemerintahan yang diterapkan
▫ Quasi parlementer Æ di Perancis disebut sebagai
hybrid system Æ Kepala negara dipegang
langsung oleh Presiden yang dipilih secara
langsung, tetapi ada kepala pemerintahan yang
dipimpin oleh perdana menteri yang didukung
oleh parlemen
▫ Quasi presidensial Æ Indonesia sebelum UUD
1945 diubah
Asshiddiqqie, 2006
Sistem Kolegial
• Mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang
dipilih dari dan oleh tujuh anggota Dewan
Federal untukmasa jabatan secara bergantian
setiap tahun
• Tujuh Orang anggota Dewan Federal secara
bersama-sama memimpin negara dan
pemerintahanSwiss

Asshiddiqqie, 2006
Konteks Indonesia
• Sebelum perubahan UUD 1945 Æ Sistem
Presidensil, namun Presiden bertanggungjawab
kepada MPR sebagai lembaga tertinggi negara
(quasi-presidensil)
• November 1945 – Juli 1959 Æ Kabinet
Parlementer
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ÆKembali ke UUD
1945 Æ Sistem Presidensial
Sistem Saat Ini
• Sistem Presidensial tetapi tidak efektif Æ
parlemen memiliki sejumlah kekuasaan yang
sebenarnya merupakan domain dari Presiden
• Parlemen memiliki hak veto dan eksekutif tidak
• UU terkait politik tidak koheren dengan sistem
presidensial
▫ Multi partai
Kenapa jadi Bermasalah
• Pada masa Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru
Æ sistem presidensial yang dilakukan
melahirkan kekuasaan yang otoriter
▫ karakteristik UUD 1945 di mana pemusatan
kekuasaan ada di tangan presiden (executive
heavy)
▫ banyaknya loop holes yang terdapat di dalam
rumusan pasal-pasal UUD 1945 sehingga turut
memperbesar kekuasaan presiden, termasuk di
dalamnya tentang tidak adanya pembatasan
periode masa jabatan presiden
Kenapa jadi Bermasalah
• Pada Masa Reformasi Æ dalam rangka mencegah
kekuasaan yang otorier dilakukan amandemen terhadap
UUD 1945
▫ dalam melakukan amandemen tersirat “ambisi” untuk
membatasi kekuasaan presiden, sehingga yang terjadi
sebuah antitesa terhadap kondisi sebelumnya, yaitu
executive heavy menjadi legislative heavy Æ yang menjadi
persoalan bukan saja bagaimana membatasi kekuasaan
presiden, namun bagaimana menjamin kekuasaan tersebut
▫ Sistem presidensial menjadi tidak efektif
• UU bidang Politik tidak koheren dengan Sistem
Presidensial
▫ Multi Partai
Solusi ke Depan
• Sistem presidensial murni
• Penataan hubungan antara eksekutif dengan
legislatif
• Pengangkatan para Menteri berbasis profesional
daripada partai
• Sistem Kepartaian yang Sederhana dan berbasis
Merit
• Membangun paradigma bahwa jabatan pada
institusi politik adalah kehormatan/pengabdian
dan bukan tempat untuk mencari rezeki

Anda mungkin juga menyukai