Anda di halaman 1dari 1

Pada praktikum kali ini kami melakukan metode kromatografi kolom untuk pemisahan metabolit

sekunder yang terdapat dalam ekstrak sampel temu kunci. Metode ini didasarkan pada pemisahan
daya adsorbsi suatu senyawa baik pengotornya maupun hasil isolasinya (Kasiman, 2006).

Pada metode kromatografi ini ekstrak yang kami gunakan adalah ekstrak fraksi etil sebanyak 4 gram
dengan fase diam yang digunakan adalah silika gel yang dimasukkan ke dalam kolom yang terlebih
dahulu dijenuhkan dan dibasahi dengan pelarut n-heksana dan fase gerak yang dimasukkan
bergantian dikolom dan dibiarkan mengalir melewati ekstrak dan fase diam karena aliran yang
disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Kromatografi kolom yang kami lakukan
menggunakan metode adsorbsi atau metode kering yang dimana sampel etil sebanyak 4 gram tadi di
keraskan (kakukan) sampai terbentuk massa kaku yang kemudian dimasukkan di permukaan fase
diam (kolom), setelah itu fase gerak bergantian di alirkan dikolom melewati ekstrak. Fase gerak yang
digunakan merupakan pelarut 13 jenis yaitu = n-heksana 100%; n-heksana : etil = 9 : 1; n-heksana :
etil = 4 : 1; n-heksana : etil = 1 : 1; n-heksana : etil = 1 : 4; n-heksana : etil = 1 : 9; etil asetat = 100%;
etil : metanol = 9 : 1; etil : metanol = 4 : 1; etil : metanol = 1 : 1; etil : metanol = 1 : 4; etil : metanol =
1 : 9; metanol 100%. Volume untuk tiap pelarut adalah 100 ml, urutan tersebut juga merupakan
urutan dimasukkannya eluen atau fase gerak ke kolom, alasan penggunaan eluen dengan tingkat
kepolaran yang terendah terlebih dahulu karena apabila eluen polar terlebih dahulu yang
dimasukkan maka ditakutkan senyawa nonpolar pada sampel akan tertarik juga di eluen polar ini
sehingga menyebabkan tidak adanya senyawa nonpolar yang tertarik diakhir.

Dari hasil pengamatan didapatkan data jumlah vial yang didapatkan untuk setiap eluen.

Anda mungkin juga menyukai