Oleh:
Nama : Sang Ayu Putu Juniari
NIM/No. Urut: 1807531108/31
7-1 Bab 6 memperkenalkan delapan tahapan dalam perencanaan suatu audit. Bagian
manakah yang mengevaluasi materialitas dan risiko?
Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta
risiko inheren.
Jawab: Materialitas adalah dasar penerapan auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan. Hubungan antara materialitas dengan frasa mendapatkan keyakinan memadai
adalah dimaksudkan untuk memberi informasi kepada pengguna laporan audit bahwa auditor
tidak menjamin kelayakan penyajian laporan keuangan. Ada sejumlah risiko bahwa laporan
keuangan tidak disajikan secara layak, walaupun auditor member pendapat wajar tanpa
pengecualian.
7-3 Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam praktik?
Jawab: Karena meskipun didalam definisi FASB menekankan pada pemakai yang bijaksana
yangmengandalkan laporan keuangan untuk membuat keputusan, auditor harus
memilikipengetahuan mengenai siapa saja pemakai laporan keuangan klien serta
keputusan apayang akan dibuat. Sehingga didalam praktik, para auditor mungkin tidak
mengetahui siapasaja pemakai laporan atau keputusan apa yang akan mereka ambil
berdasarkan laporankeuangan itu.
7-4 Apakah yang dimaksud dengan menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas?
Jelaskan faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap pertimbangan awal.
Jawab: Menetapkan pertimbangan awal materialitas adalah jumlah maksimum yang
membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak
mempengaruhi keputusan para pemakai yang bijaksana.
Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut. Yaitu sejumlah kesalahan
penyajian bisa material bagi sebuah perusahaan kecil, tetapi jumlah sekian tidak material bagi
perusahaan lain yang lebih besar.
7-5 Faktor-faktor kualitatif apa yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah
kesalahan penyajian mungkin material.
Jawab: 1. Kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) dipandang lebih serius
daripada kekeliruan tidak disengaja walaupun jumlah rupiahnya sama, karena
kecurangan mencerminkan ketidakjujuran dan keandalan manajemen atau orang-
orang yang terlibat.
2. Kesalahan penyajian yang jumlahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait
dengan kewajiban kontraktual.
7-6 Jelaskan perbedaan antara materialitas kinerja dengan pertimbangan awal tentang
materialitas. Bagaimanakah hubungan antara keduanya?
Jawab: Materialitas kinerja yaitu suatu jumlah yang ditetapkan auditor, pada tingkat yang lebih
rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
Pertimbangan awal tentang materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan,
auditor harus menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
7-7 Berikan dua contoh kapan auditor mungkin akan menetapkan materialitas pada
tingkat rendah untuk suatu kelompok transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
tertentu?
Jawab: 1. Untuk suatu piutang usaha bersaldo 1 juta, auditor harus mengumpulkan bukti yang
lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar 50 ribu di pandang material, dari
pada apabila kesalahan penyajian sebesar 300 ribu, di pandang material
Jawab: Meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan intern tetap memenuhi fungsinya
dengan mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan.
7-9 Sebutkan apa yang dimaksud dengan model risiko audit, dan jelaskan setiap faktor
dalam model tersebut. Juga jelaskan, dua faktor dalam model tersebut yang apabila
digabungkan akan mencerminkan risiko kesalahan penyajian material.
Jawab: Model risiko audit adalah suatu model yang menggambarkan hubungan umum
berbagai komponen risiko audit dalam istilah matematik untuk mencapai tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima.
Jawab: 1. Risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup dalam
model. Risiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu (atau
lebih) faktor lain dalam model risiko.
7-11 Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko inheren. Tunjukkan empat faktor yang
menyebabkan risiko inheren tinggi dalam audit.
Jawab: menurut standar audit (SA 200.13 (n)) risiko inheren adalah kerentanan suatu asersi
tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan
penyajian yang mungkin material, baik secara individual atau secara kolektif ketika
digabungkan dengan kesalahan penyajan lainnya, sebelum mempertimbangan pengendalian
internal yang terkait. Dengan kata lain, risiko inheren adalah penilaian auditor mengenai
kemungkinan adanya kesalahan penyajian material yang disebabkan karena kekeliruan atau
kecurangan sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.
Empat faktor yang menyebabkan risiko inheren tinggi dalam audit, yaitu sifat bisnis klien,
hasil audit periode sebelumnya, penugasan baru atau penugasan ulang, dan pihak-pihak yang
berelasi.
7-12 Jelaskan mengapa risiko inheren ditetapkan untuk tujuan audit per segmen
(golongan transaksi, saldo, dan penyajian & pengungkapan), bukan untuk audit secara
keseluruhan. Apakah pengaruhnya terhadap jumlah bukti yang harus dikumpulkan
auditor, apabila risiko inheren untuk suatu tujuan audit meningkat dari medium
menjadi tinggi?
Jawab: Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak ditetapkan untuk tujuan audit sebagai
keseluruhan, melainkan ditetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu siklus,
bahkan kadang-kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun.
7-13 Jelaskan pengaruh dari kesalahan penyajian yang besar yang ditemukan dalam
audit tahun lalu terhadapa risiko inheren, risiko deteksi direncanakan, dan bukti audit
direncanakan.
Jawab: penyusun laporan meneiliti kembali item-item yang tersaji dalam laporan keuangan—
yang printoutnya sudah dibagi-bagikan ke pihak manajemen, lalu menemukan beberapa
kesalahan.Dalam seknario yang lebih parah, sudah banyak terjadi di luar sana, pertimbangan
materialitas banyak digunakan sebagai alasan untuk membenarkan pembiaran salah-saji,
sejak di awal, bahkan untuk kesalahan yang disengaja. Adalah kenyatakaan bahwa
pertimbangan materialitas kerap disalahgunakan—tentunya oleh manajemen yang tidak
disadari oleh akuntan.
7-14 Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit bisa diterima. Apakah
relevansinya terhadap bukti yang harus dikumpulkan.
Jawab: Risiko audit yang bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima
bahwa laporan keuangan salah saji secara material,walaupun audit setelah selesai dan
pendapatan wajar tanpa pengecualian telah diberikan dalam relevansi terhadap bukti
dikumpulkan,auditor harus senantiasa menggunakan skeptimensme professional.
7-15 Jelaskan mengapa terdapat hubungan terbalik antara risiko deteksi direncanakan
dengan jumlah bukti yang harus dikumpulkan auditor untuk suatu tujuan khusus audit
tertentu.
Jawab: Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditentukan oleh efektivitas prosedur
audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagai karena ketidakpastian yang
ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan
sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan
transaksi tersebut diperiksa 100%.
Jawab: Apabila kita menggunakan model risiko audit ,didalamnya terkandung hubungan
langsung antara risiko audit yang bias diterima dengan resiko deteksi , dan terdapat hubungan
berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan apabila auditor
memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima makan risiko deteksi juga
akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik.
7-17 Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit dengan materialitas dan
mengapa keduanya perlu dipertimbangkan bersama-sama dalam perencanaan suatu
audit.
Jawab: Materialitas adalah salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor mengenai kecukupan (kuantitas yang diperlukan) bahan bukti. Ada perbedaan antara
istilah materialitas dengan saldo akun material. Contohnya, secara umum adalah benar
mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa semakin
besar atau semakin signifikan suatu saldo akun, maka semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan (hubungan langsung).