Oleh : Kelompok 15
1. Yenis Rahayu, S.Kep 131813143039
2. Yenis Anggi Prastiwi , S.Kep 131813143100
3. Yolanda Eka Maulida, S.Kep 131813143042
4. Andi Budrah Benazhir Anggy, S.Kep 131813143082
5. Auzan Muttaqin, S.Kep 131813143101
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mengetahui
Kepala Ruangan
Setiawati, S.Kep.,Ns
NIP.196612081988032006
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Asuhan Keperawatan
pada Klien Tn. M dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik Stase 5 di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya” dengan baik. Tidak lupa kami menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr.Nursalam, M.Nurs, (Hons), selaku Dekan yang senantiasa memacu, dan
memotivasi mahasiswa untuk berprestasi semaksimal mungkin;
2. Setiawati, S.Kep.,Ns dan Anik Widayati, S.Kep.,Ns selaku kepala ruangan dan
pembimbing klinik yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyelesaian makalah ini;
3. Nadia Rohmatul Laili, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian makalah ini; dan
4. Teman-teman yang telah bekerja sama dalam penyelesaian tugas ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan seminar ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan peran sebagai perawat
dalam pencegahan dan penanganan pada masalah gagal ginjal
kronik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi dari gagal ginjal kronik.
2. Menjelaskan klasifikasi dari gagal ginjal kronik.
3. Menjelaskan etiologic dari gagal ginjal kronik.
4. Menjelaskan patofisiologi dari gagal ginjal kronik..
5. Menjelaskan keluhan utama pasien dengan gagal ginjal kronik.
6. Menjelaskan manifestasi klinis dari gagal ginjal kronik.
7. Menjelaskan penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik.
8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
penderita gagal ginjal kronik.
9. Menjelaskan komplikasi dari gagal ginjal kronik.
10. Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus dilakukan perawat
pada penderita gagal ginjal kronik.
1.4 Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pengerjaan makalah dan presentasi, menambah kecakapan dan rasa percaya
diri mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
gagal ginjal kronik.
BAB 2
RESUME KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE
DI RUANG PANDAN 2 RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 16 AGUSTUS 2018
2.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : Tamat SLTP
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Simomulyo, Surabaya
Tanggal Masuk : 04 Oktober 2018
Tanggal Pengkajian : 08 Oktober 2018
No. Register : 12.69.xx.xx
Diagnosa Medis : Gagal ginjal kronik, HD regular, anemia,
hipertensi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 27 tahun
Hub. Dengan Pasien : Kakak Kandung
Alamat : Simomulyo, Surabaya
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
- Saat MRS : Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Soetomo dengan keluhan
nyeri kepala sejak 1 minggu lalu sebelum MRS. Didapatkan pandangan
kabur, kaki kanan kiri bengkak. Pasien bisa BAB setiap hari dan sedikit
BAK kurang lebih 50 ml/24 jam.
- Saat ini : Pasien mengeluh kaki kanan dan kiri bengkak. Perut semakin
membesar. Kulit juga sering merasa gatal. Tidak bisa BAK dengan lancar
lebih kurang 50ml/24 jam. Bisa BAB dengan konsistensi lunak dalam 2
hari sekali.
2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan mengurangi intake cairan yang masuk ke tubuh dengan
melakukan pembatasan minum kurang lebih 500 ml/24 jam dan
mendapatkan terapi farmakologi diuretik untuk mengatasi hmbatan BAK.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah ada bengkak di bagian kaki kanan dan kiri.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata terkena gagal ginjal kronik
- Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa sebelum masuk rumah sakit Dr. Soetomo
pasien pernah di rawat di Rumah Sakit Brawijaya
- Alergi
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai alergi apapun seperti
udara, makanan maupun obat-obatan
2. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan pernah merokok dan minum kopi
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit yang sama dengan kondisinya saat ini.
4. Diagnosa Medis dan Therapy
Gagal ginjal kronik, HD regular, anemia, hipertensi.
Therapy :
Irbesartan 300 mg
Carvedilol 6,25 mg
Furosemid 40 mg
Amlodipine 5 mg
Ranitidin 50 mg
3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
a. Pola Bernapas
Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada gangguan
Saat sakit
- Pasien mengatakan keluhan nyeri kepala sejak 1 minggu lalu sebelum
MRS. Didapatkan pandangan kabur, kaki kanan kiri bengkak. Pasien bisa
BAB setiap hari dan sedikit BAK kurang lebih 50 ml/24 jam.
Pola makan-minum
Sebelum sakit :
Semua makanan disukai dan tidak ada pantangan. Makan 3x/hari, 1 porsi
habis (nasi,lauk, dan sayur). Minum 6-8 gelas/hari (air putih)
Saat sakit :
Dainjurkan untuk diet TKTP 2100 Kcal + Protein 1 gr/kg/BB/Hari (Bebas
Sayur dan kaldu). Makan 3x/hari, porsi sedang atau 1/2 porsi sajian rumah
sakit. Minum dibatasi kurang 600 ml/hari.
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
BAK 5-6x/hari, warna kuning, dan bau khas
BAB 1x/hari, warna kuning, lembek, dan bau khas
Saat sakit :
BAK tidak terpasang kateter, BAK jarang, frekuensi 50 ml/24 jam dan
berwarna kuning
BAB 1x/hari, warna kuning, lembek, bau khas.
c. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
Mandi, berpakaian, berdandan, berpindah, merapikan tempat tidur
dilakukan secara mandiri.
Saat sakit :
Mandi, berpakaian, berdandan, mobilisasi, dan merapikan tempat tidur
dibantu oleh keluarga.
d. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit :
Perasaan setelah bangun tidur terasa segar bugar
Siang ± 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak
Malam ± 6-7 jam, dengn kualitas tidur cukup nyenyak
Saat sakit :
Pola tidur pasien 3-4 jam/hari
e. Pola Berpakaian
Sebelum sakit :
Pasien melakukan secara mandiri (0)
Saat sakit :
Pasien mengatakan bahwa ketika berganti pakaian dibantu sebagian
sebanyak 2x sehari.
f. Pola rasa nyaman
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada gangguan rasa nyaman sebelum sakit
Saat sakit :
Pasien mengatakan merasa tidak nyaman, karena tidak bisa BAK dengan
lancar. Selain itu, terdapat penumpukan cairan di perut, bengkak di tangan
dan kaki dan tubuh sering merasa gatal.
g. Pola Aman
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan merasa aman
Saat sakit :
Pasien merasa kurang aman karena penyakit yang di derita.
h. Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit :
Mandi 2x/hari. Gosok gigi 2x/hari, keramas 1x/3hari, ganti baju dalam dan
pakaian 2x/hari secara mandiri
Saat sakit :
Mandi 2x/hari. Gosok gigi 2x/hari, keramas 1x/3hari, ganti baju dalam dan
pakaian 2x/hari dengan dibantu sebagian oleh keluarga.
i. Pola Komunikasi
Sebelum sakit :
Pasien dapat melakukan komunikasi dengan baik
Saat sakit :
Pasien dapat melakukan komunikasi terarah dengan memberikan
feedback.
j. Pola Beribadah
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan setiap harinya selalu beribadah
Saat sakit :
Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh
k. Pola Produktifitas
Sebelum sakit :
pasien mengatakan bisa bekerja 4 – 5 jam/hari
Saatsakit :
Pasien mengatakan tidak bisa bekerja karena mudah lelah
l. Pola Rekreasi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan berekreaksi di sekitar daerah Surabaya
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak pernah berekreasi selama sakit
m. Pola Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit :
Bekerja sebagai pegawai swasta
Saat sakit :
Pasien mendapatkan health education dari tenaga kesehatan di ruang
Pandan 2 tentang cara cuci tangan, sudah mengetahui dan mengerti
mengenai penyakitnya.
4. PengkajianFisik
a. Keadaan Umum :
Tingkat kesadaran : komposmentis
GCS : verbal: 4 Psikomotor: 5 Mata : 6
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi = 124 x/menit
Suhu = 37 ̊C
TD = 180/120 mmHg
RR = 20x/menit
SpO2 = 98%
c. Keadaan Fisik
1. Kepala dan leher : kulit kepala bersih, rambut hitam, distribusi rambut
merata, tidak ada nyeri tekan dan luka
2. Dada : bentuk dada simetris, gerakan dada bebas terbatas
Paru
Suara paru vesikuler +/+
Jantung
Suara jantung S1S2 tunggal reguler
3. Payudara dan ketiak : Payudara dan ketiak tidak terdapat benjolan dan rasa
nyeri tekan
4. Abdomen : terasa tegang akibat penumpukan cairan
5. Genetalia : Genetalia tidak terdapat epispadia, hipospadia
6. Integumen : Warna kulit sawo mentah, turgor kulit kering, tidak terdapat
luka dekubitus.
7. Ekstremitas :
Atas
Terdaapat edema, terpasang infus di tangan kiri, CRT <2 detik, akral
hangat kering merah, kekuatan otot 5 5
5 5
Bawah
Terdapat edema, CRT <2 detik, akral hangat kering merah, kekuatan otot
8. Neurologis : 5 5
Status mental dan emosi : 5 5
Koping pasien baik, terlihat tenang dengan kondisi yang dialaminya
Pengkajian saraf kranial :
Tidak dilakukan pengkajian
Pemeriksaan refleks :
Tidak dilakukan pengkajian
d. PemeriksaanPenunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tanggal periksa 08 Oktober 2018
- Hb 4,7 g/dL (13,3-16,6 g/dL)
- Glukosa 90 mg/dL
- BUN 42 mg/dL (10-20mg/dL)
- Kreatinin serum 12,82 mg/dL (0,6-1,3mg/dL)
- SGOT 24 /L (<41)
- Red Blood Cell 1,58x106/L
- HCT 13,2% (41,3-52,1)
- PLT 46x103/L (150-450)
- HbsAg non reakktif
Diabetes Melitus Glomeroluronefritis Obstruksi saluran Refluk urin Hipertensi tidak Lesi herediter
kemih terkontrol
Kronis
Nefropati Diabetikum Hidronefrosis
Kelainan herediter
Arteri renalis
Radang pada ginjal Vaskontriksi Peningkatan pada struktur
tertekan
pembuluh darah tekanan kapiler di ginjal
Kerusakan Glomerolus di ginjal ginjal
Kerusakan nefron
Chronic Kidney
Disease (CKD)
Penurunan GFR Renin Angiostensin Proteinuria Penurunan fungsi Peningkatan kadar kreatinin
meningkat ginjal & BUN serum
MK Kerusakan
Sifatsemipermeable pembuluh
Integritas kulit
darah meningkat
ekstravasasi
Intoleransi Aktivitas
2.4 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN /MASALAH KOLABORATIF BERDASARKAN PRIORITAS
Rabu, 10/10/18 2 10.30 WIB 1. Mengkaji ulang tingkat Kamis, 11/10/18 S: pasien mengatakan sedikit
kelelahan: saat pasien berjalan, 20.00 WIB mampu melakukan aktivitas
tidur: ±12jam/hari seperti kebersihan diri dan
10.45 WIB 2. Mengkaji ulang kemampuan toileting mandiri
toleransi aktivitas, pasien O: pasien tampak melakukan
mampu melakukan kebersihan aktivitas, pasien tidak tampak
diri dan makan secara mandiri sesak
11.00 WIB 3. Membantu dan Mengedukasi A: Masalah belum teratasi
pasien dalam memilih aktivitas P: Intervensi dilanjutkan
sesuai kemampuan
11.30 WIB 4. Melakukan kolaborasi
pemberian transfuse darah PRC
1 bag (golongan darah B+,285
ml)
Kamis, 11/10/18 3 16.00 WIB 1. Mengkaji ulang adanya pruitus Jumat, 11/10/18 S: pasien mengatakan kemerahan
dan kekeringan kulit 20.00 WIB dan gatal ditubuhnya sedikit
16.30 WIB 2. Menjaga kelembapan pasien berkurang
dengan memerikan lotion O: kemerahan sedikit menghilang
secara rutin A: Masalah belum teratasi
16.40 WIB 3. Mengedukasi pasien untuk P: Intervensi dilanjutkan
membersihkan kuku secara
berkala
17.15 WIB 4. Mengajarkan cuci tangan yang
baik dan benar
18.00 WIB 5. Mengedukasi pasien untuk
menjaga kebersihan tubuh
dengan mandi dan berganti
pakaian secara teratur
BAB 3
PEMBAHASAN
3.3 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapinya ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah melakukan observasi
dan monitor adanya edema pada ekstremitas, tekanan darah, intake dan output
secara berkala, kolaborasi pemberian diuretic furosemide 1 ampul (50 mg, 2 ml)
secara intravena dan memberikan edukasi pasien untuk melakukan tirah baring
pada saat edema masih terjadi. Kekuatan dari tindakan ini adalah kerja sama
dengan klien terkait kesadaran mengatur input cairan masuk dan kemampuan
mandiri keluarga untuk mengatur jumlah minum pasien. Kelemahan dari tindakan
ini adalah terkadang klien minum tidak terkontrol.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini adalah mengkaji tingkat
kelelahan, mengkaji kemampuan toleransi aktifitas, kolaborasi pemberian
transfuse darah PRC 1 bag (golongan darah B+, 285 ml), memberikan bantuan
dan mengedukasi pasien dalam memilih aktivitas sesuai kemampuan. Untuk
mendapatkan keberhasilan dalam mengatasi intoleransi aktifitas perlu kerjasama
dengan keluarga sebagai orang terdekat klien untuk lebih memperhatikan tingkat
aktifitas pasien sehingga tidak melebihi batas kemampuan.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
status metabolic,edema, pruritus
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini mengkaji adanya pruritus dan
kekeringan kulit, menjaga kelembapan kulit pasien dengan pemberian lotion secara
rutin, mengajarkan cuci tangan yang baik dan benar, dan mengedukasi pasien
untuk menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan berganti pakaian secara teratur.
Untuk mendapatkan keberhasilan dalam mengatasi resiko tinggi kerusakan
integritas kulit perlu kerjasama dengan keluarga sebagai orang terdekat klien untuk
lebih memperhatikan kebersihan klien dan kelembaban kulit klien.
3.4 Evaluasi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, retensi cairan dan natrium sekunder terhadap penurunan fungsi
ginjal
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah edema pada ekstremitas
berkurang, produksi urine >600ml/hari, dan perut tidak membesar (berkurang
cairan dalam perut).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil:
S : Pasien mengatakan masih ada bengkak diarea tangan dan kaki, Susah
BAK
O : Tampak edem diarea tangan dan kaki, output urine: 150cc/hari
A : Masalah belum teratasi
P : Pengkajian adanya edema pasien tetap dilakukan untuk menilai
perkembangan pasien, tetap melakukan pemberian diuretic furosemide sesuai
dengan advice dokter dan menjelaskan kegunaan dari diuretic yang diberikan
kepada pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
melakukan pembatasan cairan yang masuk sesuai advise dokter.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik
Kriteria hasil untuk diganosa diatas adalah aktivitas pasien adekuat , nadi
dalam batas normal: 60-100x/menit, Hb Normal 12-16 g/dl.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil:
S : Pasien mengatakan sedikit mampu melakukan aktivitas seperti kebersihan
diri dan toileting secara mandiri
O : Pasien tampak melakukan aktivitas dan tidak tampak sesak
A : Masalah teratasi
P :Mempertahankan observasi tingkat kelelahan dan kemampuan toleransi
aktifitas untuk menilai perkembangan pasien
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan status metabolic,edema, pruritus
Kriteria hasil untuk diganosa diatas adalah kulit tidak kering, pruritus
berkurang/ tidak ada, pasien tidak merasa gatal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperoleh hasil:
S : Pasien mengatakan kemerahan dan rasa gatal ditubuhnya sedikit
berkurang
O : Kemerahan sedikit menghilang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Mempertahankan observasi kondisi kulit untuk menilai perkembangan
pasien.
BAB 4
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irreversible. Sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju
filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan
berat (Mansjoer, 2007 Penyebab kejadian gagal ginjal kronik pada pasien
hemodialisis baru menurut data yang dikumpulkan oleh Perhimpunan Nefrologi
Indonesia (Pernefri) pada tahun 2011 hasilnya yaitu penyakit hipertensi berada
pada urutan pertama sebesar 34%, urutan kedua yaitu diabetes melitus sebesar
27% dan selanjutnya ada glomerulonefritis sebesar 14%, nefropati obstruksi
sebesar 8%, pielonefritis kronik sebesar 6%, ginjal polikistik sebesar 1%,
penyebab yang tidak diketahui sebesar 1% dan penyebab lainnya sebesar 9%.
Diagnosa keperawatan prioritas yang dapat didapatkan dari kasus gagal
ginjal kronik ini meliputi :1) Kelebihan volume cairan tubuh dapat diatasi dengan
pemberian medikasi furosemide dan pembatasan intake cairan ; 2) Intoleransi
aktivitas dapat diatasi dengan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh; 3)
Resiko integritas kulit dapat diatasi dengan selalu menjaga kebersihan tubuh dan
menerapkan cuci tangan.
5.2 Saran
Bagi perawat agar memberikan intervensi serta implementasi yang tepat
sesuai diagnosa prioritas guna mencegah terjadinya keparahan atau komplikasi
yang dapat terjadi
Lampiran LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Brunner & Suddarth, 2001). Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. Sedangkan
gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat
digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan berat (Mansjoer, 2007).
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Black, Joyce M. & Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcome Seventh Edition. China : Elsevier inc.
2005
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing
Intervention Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC. 2012.
Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier.
2008.
Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010
Kasuari. 2002. Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler
Dengan Pendekatan Patofisiology. Magelang. Poltekes Semarang PSIK
Magelang
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Nanda. 2005. Nursing Diagnoses Definition dan Classification. Philadelpia
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT
Alumni
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika