Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

UNTUK MENGATASI KEMISKINAN1

(DEVELOPING SOCIAL WELFARE ORGANIZATION


FOR POVERTY ELUVITION)

Anwar Sitepu2 dan Irmayani3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengembangkan LKS Mitra Warga di Desa Pasir Karag, agar berfungsi
optimal sebagai wadah masyarakat mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial, terutama kemiskinan;
2) Merumuskan konstruksi LKS yang dapat menjadi wadah masyarakat mengatasi permasalahan
kesejahteraan sosial warganya secara mandiri dan berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan teknik
action research, diawali dengan review. Hasil review menunjukan LKS Mitra Warga yang dibentuk tahun
2010 yang lalu belum cukup berkembang sesuai target. Melalui diskusi dengan perwakilan masyarakat
termasuk pengurus dicapai kesepakatan bahwa perkumpulan sosial tersebut masih sangat relevan,
karena itu perlu dilakukan sejumlah kegiatan yang bertujuan mengembangkan organisasi. Evaluasi

menjalankan fungsinya. Hal tersebut berarti bahwa sejumlah tindakan interventif yang dilakukan
berhasil mengembangkan organisasi. Kedua, konstruksi LKS sebagai perkumpulan sosial warga desa,
dengan sistem keanggotaan terbuka, dikelola dengan azas-azas organisasi modern, demokratis, dengan
melaksanakan kegiatan terpadu sosial ekonomi, seperti dirumuskan tahun lalu ternyata dikuatkan melalui
penelitian ini.

Kata kunci: Lembaga Kesejahteraan Sosial, mandiri dan berkelanjutan, kemiskinan

Abstract
This study aims to: 1) Developing Social Welfare Organization (LKS) Mitra Warga in Desa Pasir Karag
to works optimally as the community forum in order to overcome social welfare problems, especially
poverty; 2) Formulating Social Welfare Organization (LKS) that could become a community forum that
overcome their own poverty problems group independently and sustainably. Research conducted by using
Action Research method, which was begins by doing reviews. From the reviews discovered that LKS Mitra
Warga that established in 2010 does not grow up accordance with the target set before. By discussing
with the community representative, including the boards, they got agreement that LKS is still relevant, and
needs to make some activities to develop the organization. The evaluation at the end of the study shows

that the interventive action taken has developed the organization successfully. 2) LKS construction as
villager social organization, with open membership system, and manage with modern and democratic
organization principle by implementing integrated socio-economic activities as formulated last year is
reinforced by this study.

Keywords: Social Welfare Organization, independently and sustainably, poverty

1
Diangkat dari penelitian Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan yang dilakukan oleh tim peneliti Puslitbang
Kessos, 2011, dibiayai APBN melalui Program Insentif Peneliti dan Perekayasa Kementerian Riset dan Tehnologi. Tim peneliti terdiri dari empat
orang, yaitu: Anwar Sitepu (ketua), Setyo Sumarno, Togiaratua Nainggolan dan Irmayani (anggota).
2
Anwar Sitepu, lahir di Sumatera Utara, 4 September 1958, memperoleh gelar Magister Profesional bidang pengembangan masyarakat dari
Sekolah Pascasarjana IPB Bogor, peneliti pada Puslitbang Kessos, Badiklit, Kementerian Sosial RI. Email: sitepu.anwar@yahoo.co.id
3
Irmayani, Lahir di Jakarta tanggal 20 Februari 1968, Menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Trisakti tahun 1992 dan
Magister Psikologi Sosial di Universitas Gajah Mada tahun 2002. Peneliti Muda pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial,
Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI.

72 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

PENDAHULUAN Ekonomi. Sedangkan Pengawas terdiri dari


Penelitian ini merupakan lanjutan dari seorang ketua dan dua orang anggota.
penelitian aksi “Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mewujudkan tujuannya, seluruh
melalui Pembentukan Lembaga Kesejahteraan
anggota sepakat untuk bekerjasama saling
Sosial” yang dilaksanakan tahun 2010 yang lalu.
membantu. Dalam membantu sesamanya
Tujuannya untuk: 1) Meningkatkan keberdayaan
LKS menganut prinsip kemandirian, dalam
masyarakat agar memiliki kemampuan
arti mengandalkan kekuatannya sendiri, tidak
mengatasi masalah kesejahteraan sosial
tergantung pada bantuan pihak lain, termasuk
warganya secara mandiri dan berkelanjutan;
pemerintah maupun donatur. Untuk itu, LKS
2) Merumuskan draf konstruksi lembaga
menyelenggarkan dua kegiatan pokok yang
kesejahteraan sosial sebagai wadah masyarakat
saling menunjang, yaitu: 1) Pelayanan sosial
mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial
dan 2) Pelayanan ekonomi Pelayanan ekonomi
warganya secara mandiri dan berkelanjutan.
dimaksud adalah kegiatan penggalangan dan
Penelitian tersebut telah berhasil mendorong penyaluran dana bersama melalui mekanisme
masyarakat Desa Pasir Karag mendirikan tabungan dan pinjaman. Setiap orang anggota
perkumpulan sosial, yang dinamakan Lembaga diwajibkan menabung pada LKS secara rutin
Kesejahteraan Sosial (LKS) Mitra Warga, minimal sekali dalam sebulan. Dana bersama
sebagai wadah kerjasama warga masyarakat yang sudah terakumulasi kemudian digunakan
mengatasi masalah kesejahteraan sosial membantu anggota yang membutuhkan. Namun
sesamanya. Pada pihak lain, telah berhasil bantuan bukan sebagai hibah atau derma
dirumuskan draf konstruksi LKS yang melainkan dalam bentuk pinjaman murah dan
dipandang efektif dan efesien sebagai wadah cepat. Pinjaman dapat digunakan untuk aneka
kerjasama masyarakat menopang keluarga keperluan keluarga, seperti biaya pendidikan,
melaksanakan fungsinya memenuhi kebutuhan kesehatan, rumah, atau untuk modal usaha dan
anggotanya, mengatasi masalah kesejahteraan lainnya. Sedangkan Pelayanan sosial dimaksud
sosial secara mandiri dan berkelanjutan (lihat meliputi bidang amat luas sesuai kesepakatan,
tabel). yang seluruhnya diarahkan untuk peningkatan
kesejahteraan anggotanya dan masyarakat
LKS Mitra Warga yang dideklarasikan pada umumnya. Melalui mekanisme seperti ini
pada tanggal 24 Juli 2010 di Desa Pasir Karag, masyarakat diharapkan dapat saling membantu
Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, secara terus-menerus, tanpa saling merugikan,
Banten, belum memiliki Anggaran Dasar/ sebaliknya bahkan membangun kebiasaan baik,
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), seluruh martabat dan harga diri.
ketentuan masih berupa daftar kesepakatan.
Tujuan LKS tersebut, seperti disepakati pada Sebagai sebuah perkumpulan yang baru
waktu itu adalah: 1) Meningkatkan kesejahteraan dibentuk, LKS Mitra Warga belum terbukti
warga; dan 2) Meningkatkan Sumber Daya
Masyarakat. Kelengkapan organisasi terdiri LKS yang baru dirumuskan masih perlu dikaji
dari Rapat Anggota Tahunan (RAT), Pengurus dan disempurnakan. Penelitian tahun 2011 ini
dan Pengawas. Pengurus, terdiri dari unsur: dimaksud sebagai upaya pengembangan LKS
1) Ketua; 2) Sekretaris; 3) Bendahara I & II; Mitra Warga sekaligus penyempurnaan draf
4) Seksi Pelayanan Sosial; 5) Seksi Pelayanan konstruksi yang telah dirumuskan. Pertanyaan
yang hendak dijawab adalah: 1) Bagaimana

Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012 73


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

mengembangkan Lembaga Kesejahteraan pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan


Sosial (LKS) Mitra Warga di Desa Pasir sampai politik dan ketahanan. Konstruksi
Karag agar berfungsi optimal sebagai LKS yang dihasilkan melalui penelitian ini
wadah masyarakat mengatasi permasalahan diharapkan digunakan oleh Kementerian Sosial
kesejahteraan sosial, terutama kemiskinan melalui Diktorat Keluarga dan Kelembagaan
?; 2) Bagaimana konstruksi LKS yang dapat pada Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial
berfungsi optimal sebagai wadah masyarakat dan Pemerintah Daerah sebagai strategi
mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial penanggulangan permasalahan kesejahteraan
warganya secara mandiri dan berkelanjutan ? sosial pada umumnya secara massive. Lembaga
kesejahteraan atau organisasi sosial (orsos)
Konstruksi LKS yang diformulasikan
model konvensional kurang memadai menjadi
diharapkan menjadi solusi dalam upaya
alat melakukan gerakan besar, menyentuh akar
masalah secara luas.
pembangunan kesejahteraan sosial pada
umumnya, termasuk dan terutama dalam Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
penanggulangan kemiskinan. Dalam Undang- kualitatif, dengan metode Action Research.
Undang Nomor 13/2011 tetang Penanganan Penelitian dilakukan di Desa Pasir Karag,
Fakir Miskin dinyatakan bahwa upaya Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang,
penanganan fakir miskin dilakukan melalui Provinsi Banten. Kegiatan penelitian dilakukan
berbagai cara, antara lain: penyediaan sumber melalui proses sebagai berikut: Pertama, review
mata pencaharian, bantuan permodalan, akses atas kondisi LKS Mitra Warga dan masyarakat
pemasaran hasil dan penguatan kelembagaan setempat pasca penelitian tahun 2010
atau organisasi masyarakat dan pemerintahan (look). Kedua, menganalisis perkembangan
desa (pasal 22 sampai 26). Formulasi konstruksi LKS apakah sesuai seperti direncanakan?
LKS didesain sedemikian rupa, mengandung
mekanisme internal yang tidak hanya mampu perubahan kondisi masyarakat dibanding akhir
merubah potensi menjadi sumber yang dapat tahun 2010. (think). Ketiga, berdasarkan hasil
digunakan masyarakat untuk meningkatkan analisis, bersama pengurus dan pengawas
kesejahteraan sosialnya secara berkelanjutan, dilakukan langkah-langkah berikut (act): 1)
seperti dikehendaki dalam Renstra Kemsos Penetapan rencana selanjutnya, mengatasi
2009-2014. Formulasi konstruksi LKS kendala yang dihadapi; 2) Pelaksanaan rencana
dirancang untuk sekaligus mampu menjamin yang telah disepakati; 3) Monitoring dan
berkelanjutan potensi dan sumber dimaksud evaluasi.
bahkan mampu menjadi “mesin sosial”
menumbuhkan dan memelihara integrasi HASIL DAN PEMBAHASAN
sosial dan menopang pertumbuhan mandiri Gambaran Umum Desa
masyarakat.
Desa Pasir Karag, adalah salah satu dari
Lebih jauh, aplikasi LKS secara luas kelak 13 desa di Kecamatan Koroncong. Desa-desa
akan mengantarkan pembangunan kesejahteraan lain di di kecamatan ini adalah : Gerendong,
sosial, termasuk Kementerian Sosial pada Koroncong, Pakuluran, Paniis, Kerangsetra,
posisi strategis, bukan sekedar memboroskan Setrajaya, Cigadung, Pagadungan, Kadumerak,
anggaran tetapi secara riil menopang Tegalongok, Pasir Karag, Pasir Jaksa dan
pembangunan nasional secara luas, mulai dari desa Bangkonol. Wilayah Desa Pasir Karag

74 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

Tabel 1: Banyaknya Penduduk Desa Pasir Karag


Menurut Kampung, Jenis Klamin dan
berbukit-bukit. Di sebelah utara berbatasan
Persentase, Tahun 2009
dengan Kelurahan Pagadungan, sebelah selatan
Nama Kampung Penduduk
berbatasan dengan Desa Pasir Jaksa. Sebelah KK
L P Jlh %
barat berbatasan dengan Desa Tegalongok, dan Pasir Karag 85 79 164 13,1 30
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Heas 59 52 111 8,9 18
Mesjid 83 82 165 13,2 39
Lebak. Dilihat dari peruntukannya, lahan di
Pasir Bango 50 48 98 7,9 22
desa Pasir Karag sebagian terbesar,152 ha, Pasir Putat 43 42 85 6,8 23
dimanfaatkan untuk sawah dan ladang, sisanya Pasir Baros 71 75 146 11,7 36
untuk pemukiman dan lainnya. Ciwaluran 53 41 94 7,5 22
Kadu Damping 92 88 180 14,4 38
Pemukiman penduduk di desa ini terpencar Kampung Baru 111 89 200 16,2 40
Jumlah 647 596 1.243 100 270
dalam kelompok yang saling terpisah, yang
disebut kampung. Seluruhnya terdapat 9
kampung, yaitu: Pasir Karag, Heas, Mesjid, Pendidikan penduduk relatif rendah. Data
Pasir Putat, Pasir Baros, Ciwaluran, Kadu sekunder dari kantor desa menunjukkan bahwa
Dampit dan Kampung Baru. Diantara masing- penduduk berpendidikan SLTA hanya 35 orang,
masing kampung terdapat lahan pertanian sementara akademi 4 orang, dan sarjana 3 orang.
sawah atau ladang. Kampung-kampung tampak
seperti berada di tengah hutan karena seluruh sebagian besar masyarakat sangat dangkal,
lahan kering dipenuhi oleh pepohonan yang yang berkorelasi dengan besarnya angka
tinggi, seperti pohon kelapa, melinjo, albasia pengangguran. Remaja setempat umumnya
dan lainnya. Jalan menuju desa ini relatif baik, bersekolah hingga tamat SMP, setelah itu pergi
diaspal, namun sekitar 4 km terasa sempit, badan ke kota (Jakarta, Tangerang, Bekasi) bekerja
jalan hanya seukuran kendaraan kecil. Desa sebagai buruh (pabrik, bangunan) atau PRT.
yang dikategorikan oleh Pemerintah Kabupaten
Pandeglang (2010) sebagai salah satu dari 200- Masyarakat Desa Pasir Karag relatif
an desa tertinggal ini sesungguhnya tidak jauh homogen, yaitu etnik Sunda, seluruhnya
dari pusat pemerintahan, dengan kendaraan
roda empat dapat ditempuh sekitar 30 menit. Nuansa umum kehidupan masyarakat tampak
Namun tidak terdapat angkutan umum masuk/ khas Islam-Sunda-Banten. Nilai-nilai dan
keluar desa. Untuk mendapat angkutan umum tradisi yang jadi acuan umum adalah nilai-
ke Kota Pandeglang, orang harus jalan kaki nilai Islam-Sunda-Banten. Sholat lima waktu,
atau naik ojek sejauh 4 km ke desa Bangkonol. sembahyang jumat, puasa pada bulan puasa
dan merayakan lebaran. Ustad merupakan
Dilihat dari jumlah penduduk , Pasir Karag tokoh penting dan dihormati. Bahasa yang
relative kecil, meliputi sebanyak 1.243 orang umum digunakan adalah bahasa Sunda khas
terdiri dari laki-laki 649 orang dan perempuan Banten. Sementara itu “jawara” sebagai pola
596 orang, dengan 270 Kepala Keluarga (KK) kepemimpinan khas Banten tidak terasa actual
yang tersebar di 9 kampung. Jumlah penduduk di desa ini, tidak ditemukan seseorang disebut
di masing-masing kampung bervariasi antara 83 sebagai jawara.
sampai 200 jiwa (tabel 1), terbanyak adalah di
Kampung Baru (16,2%), sedangkan penduduk
paling sedikit terdapat di Ciwaluran (7,5%).

Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012 75


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

Kearifan lokal khas terkait kesejahteraan Melinjo (tangkil) biasanya diambil buah dan
antara lain adalah rereongan sarumpi dan daun mudanya. Buah melinjo dijual segar untuk
ngukut. Rereongan sarumpi merupakan suatu dijadikan sayur atau diolah menjadi emping.
kegiatan pengumpulan dana (sumbangan) yang Di desa ini beberapa orang bekerja sebagai
dilakukan warga masyarakat untuk membantu pengusaha pengolahan melinjo menjadi emping.
warga yang terkena musibah, menyantuni anak Harga emping di desa ini sekitar Rp.20.000/
terlantar, lanjut usia dan menangani masalah- kg. Buah melinjo segar berharga Rp.2.500
masalah lainnya yang bersifat sosial. Sedangkan per kg, untuk memperoleh sekilo emping
ngukut, adalah bantuan sosial dalam bentuk diperlukan 4 kg melinjo. Ongkos pengolahan
pengasuhan anak (keponakan ataupun kerabat) seharga Rp.2.500 / kg.Dari tanaman kelapa
yang kondisi sosial ekonominya miskin untuk biasa dijual buah kelapa muda. Harga jual dari
dibesarkan, disekolahkan, diasuh, bahkan petani Rp.1.800 (masih di pohon). Ongkos
sampai dianggap sebagai anaknya sendiri. petik Rp.200 ber buah. Oleh pedagang buah
kelapa biasa dijual ke Jakarta seharga Rp.2.300
Mata pencaharian sebagian terbesar
hingga Rp.2.500 per buah. Persoalannya adalah
penduduk adalah bertani, 550 orang, mulai
mayoritas warga setempat, sekitar 70 persen,
dari petani pemilik lahan, petani penggarap
tidak memiliki lahan, sehingga hasil (produk)
dan buruh tani. Selain itu, pedagang 55 orang,
pertanian sebagian besar dinikmati oleh
swasta 67 orang, tukang bangunan 15 orang,
sejumlah kecil orang lain. Mayoritas warga
PNS 4 orang dan selebihnya bekerja pada sektor
hanya memperoleh hasil dari jasa sebagai buruh
swasta, ABRI maupun pensiunan dan pekerja
migran. Dari berbagai jenis mata pencaharian Berbagai lembaga yang terdapat di desa ini
tersebut, yang tampak dominan adalah bertani, adalah: pemerintah desa, meliputi kepala dan
buruh tani dan pekerja migran. sekretaris desa serta perangkat pendukungnya.
Di bawahnya terdapat kepala dusun atau
Pertanian di desa ini terbagi dua, yaitu:
kampung, Ketua RW dan RT. Di samping itu
pertanian lahan basah (sawah) dan pertanian
terdapat Badan Perwakilan Desa (BPD), namun
lahan kering (kebun). Areal sawah tampak
tampak tidak aktif, bahkan hubungannya dengan
lebih sempit dibanding areal lahan kering. Di
eksekutif desa kurang harmonis. Lembaga lain
sawah tanaman yang umum ditanam adalah
yang menonjol adalah perkumpulan ibu-ibu,
padi dengan frekwensi tiga musim tanam
yang disebut Pemberdayaan dan Kesejahteraan
setiap tahun. Sedangkan lahan kering pada
Keluarga (PKK). Kegiatannya adalah
umumnya digunakan untuk tanaman keras,
melaksanakan pengajian rutin, posyandu, dan
seperti : melinjo, kelapa dan albasia. Albasia
pendidikan anak usia dini (PAUD). Dalam
sekitar 15 tahun terakhir berkembang menjadi
bidang pendidikan, selain dua PAUD, desa ini
tanaman primadona. Pohon ini dapat dipanen
juga memiliki dua sekolah dasar negeri. Menurut
pada usia lima tahun dengan harga memadai,
pemantauan peserta diskusi dan wawancara
saat ini sekitar Rp.100.000 per pohon. Dalam
dengan beberapa sumber, semua anak usia
satu hektar lahan dapat ditanami sebanyak
sekolah dasar, 7 sampai 12 tahun, di desa ini
1.500 pohon. Satu pohon dapat dipanen dua
dalam status bersekolah, atau tidak ada yang
kali karena setelah dipotong sekali masih akan
belum sekolah atau putus sekolah. Beberapa
tumbuh anak atau tunasnya.
tahun terakhir nyaris semua anak bersekolah
hingga tamat SMP, namun ditemukan beberapa

76 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

yang tidak meneruskan ke SMP atau putus kekuatan swadaya masyarkat secara massive
sekolah sebelum tamat SMP. dan sistematis serta berkelanjutan. Semua
program mengandalkan bantuan dari luar dan
Kegiatan pembangunan yang dilakukan
kelompk sasaran sangat terbatas.
di desa ini adalah: a) Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri; b) Melalui diskusi dengan teknik Participatory
Program Desa Mandiri Pangan; dan c) Program Wealth Ranking (PWR), peserta berhasil
Beras Murah. Sasaran program ini adalah
sebanyak 180 KK, dari 250 KK penduduk Desa ini. Menurut kondisi kesejahteraan
setempat, masing-masing 10 kilogram per bulan. sosial ekonomi, seluruh keluarga tersebut oleh
Selain itu, desa memperoleh bantuan dana yang peserta dibedakan menjadi 4 peringkat mulai
disebut: a) Alokasi Dana Desa (ADD) senilai dari: sangat miskin sebanyak 30 KK, miskin
Rp.42.000.000,- Dana tersebut dimaksudkan sebanyak 100 KK, hampir miskin sebanyak 50
untuk kesejahteraan aparat pemerintahan desa KK dan tidak miskin sebanyak 28 KK.
yang bersumber dari APBD kabupaten; Fress
Ketika dilakukan review pada bulan Juli
Money. sebesar Rp.50.000.000,- per tahun,
bersumber dari APBD Provinsi Banten dan
sejak akhir penelitian pertama, tahun 2010., baik
digunakan untuk mendukung operasional BPD
sebesar Rp.2,5 juta; Karang Taruna sebesar
sosial budaya, kepemimpinan, maupun
Rp.2,5 juta; Pemberdayaan dan Kesejahteraan
kelembagaan desa. Demikian juga dalam hal
Keluarga (PKK) sebesar Rp.2,5 juta; operasional
permasalahan kesejahteraan, kemiskinan masih
merupakan masalah utama, seperti diuraikan
Rp.32.500.000,-
di atas. Fenomena baru yang menonjol adalah
Masalah utama masyarakat adalah munculnya usaha budidaya bibit lele secara
kemiskinan. Kemiskinan berwujud dalam massive, hampir di semua pekarangan rumah
bentuk pemenuhan kebutuhan dasar sangat penduduk terdapat kolam yang dibuat dari
minimal. Rumah sangat sederhana, bahkan bahan plastik. Namun belakangan, Oktober
tidak layak; anak putus sekolah (umumnya 2011, hampir semua kolam terbengkalai.
setelah tamat SMP), makan “seketemunya”.
Hal lain, di desa ini dilaksanakan puluhan
Kemiskinan terjadi karena penghasilan sangat
program/kegiatan pembangunan dari sejumlah
rendah. Penghasilan rendah terjadi karnea
satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten
sumberdaya yang dimiliki amat terbatas.
setempat dengan total nilai anggaran sebesar
Mayorita penduduk tidak memiliki lahan
Rp.760 juta. Namun tidak ditemukan program
pertanian; berpendidikan rendah; dan tidak
yang diarahkan untuk membangun kemampuan
memiliki keterampilan kerja memadai.
mandiri masyarakat sebagai kesatuan sosial. Hal
Kemudian mereka terjebak dalam situasi yang
tersebut berarti, LKS sebagai wadah kerjasama
tidak menguntungkan, tidak ada sumber modal
seluruh lapisan masyarakat masih relevan. Hal
yang dapat diakses, tidak memiliki tabungan,
ini merupakan kesimpulan dari diskusi bersama
jika ada kebutuhan mendesak meminjam pada
warga yang ikut dalam proses pembentukan,
rentenir atau membeli barang dari tukang kredit.
termasuk pengurus dan pengawas.
Konsekuensinya, mereka dirugikan, membayar
jauh di atas harga pasar. Dari aneka program
yang ada tidak ditemukan yang menggalang

Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012 77


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

Kondisi LKS Mitra Warga mayoritas masyarakat tidak tetap dan kecil
Ketika dilkukan review 20 Juni 2011, hampir sehingga merasa tidak sanggup melaksanakan
setahun setelah dibentuk, LKS masih eksis kewajiban menabung secara rutin tiap bulan.
namun belum berkembang seperti diharapkan. Mereka tidak percaya bahwa dirinya mampu,
katanya: “makan saja susah bagaimana kami
Jumlah anggota baru sebanyak 23 orang, tidak
bisa menabung?”. “Masyarakat maunya diberi
mencapai target sebanyak 40 orang. Dari 23
pinjaman dulu, baru masuk menjadi anggota
orang tersebut 21 orang merupakan peseta
LKS”. Hal ini kiranya juga terkait dengan
pembentukan dan dua orang bukan peserta. Hal persepsi masyarakat atas program pemerintah
tersebut mengandung makna bahwa motivasi yang cenderung selalu mengedepankan
yang diberikan selama proses penelitian tahun bantuan; (4) Warga enggan datang ke kantor
2010 belum cukup efektif mendrorong semua LKS di balai desa, lokasinya jauh, memerlukan
peserta bergabung menjadi anggota secara biaya apabila harus kesana, banyak kesibukan;
sukarela. Dana Bersama Masyarakat yang (5) Masyarakat mempunyai pengalaman buruk
terkumpul masih sangat kecil, Rp.1.800.000,- dengan “simpan pinjam” lain, simpanan sulit
. Jauh dibawah target sebesar Rp.3.000.000,- ditarik kembali.
Keluarga yang diberi bantuan baru satu keluarga
dengan nilai bantuan Rp.200.000,- Padahal Intervensi Pengembangan
targetnya dapat membantu hingga lima keluarga Setelah review, kepada peserta ditanyakan
dengan nilai Rp.2.500.000,- Sosialisasi yang apakah eksistensi LKS masih diperlukan,
direncanakan dilakukan di 4 lokasi, hanya relevan untuk masyarakat setempat.Seluruh
dilakukan sekali di satu lokasi. peserta pembentukan, pengurus dan pengawas
serta kepala desa bersepakat bahwa LKS masih
Berdasarkan diskusi dengan Pengurus dan sangat relevan karena itu harus tetap hidup
Pengawas diketahui bahwa LKS menghadapi dan dikembangkan. Untuk itu disepakati untuk
sejumlah kendala, yaitu: (1) Sebagian terbesar melakukan sejumlah kegiatan (Kontrak sosial),
Pengurus tidak aktif. Hal ini terjadi karena yaitu: (1) Melaksanakan sosialisasi kepada
ketua mengalami kecelakaan sebulan setelah warga di tiga lokasi; (2) Mengisi jabatan
terpilih dan tidak bisa menjalankan tugas. ketua dan seksi; (3) Mengatur kembali sistem
Sementara itu pengurus lain tidak berani pelayanan; (4) Pelatihan sekaligus pembenahan
mengambil kebijakan. Di samping itu para pembukuan simpan pinjam; (5) Penyusunan
pengurus, lainnya, yang sebenarnya diharapkan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus dan
menjalankan roda organisasi, sibuk dengan Pengawas, tahun 2010-2011; (6) Penyusunan
urusan masing-masing. Selain itu, harus diakui Rencana Kerja Pengurus dan Pengawas, tahun
bahwa kemampuan dan pemahaman pengurus 2011-2012; (7) Menyelenggarakan Rapat
juga relative masih sangat terbatas. Mereka Anggota tahunan (RAT)
semua praktis belum akrab dengan dunia
kesejahteraan sosial; (2) Sebagian besar warga Pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut
masyarakat belum mengenal bahkan belum didukung penuh oleh tim peneliti, dengan
pernah mendengar LKS. Mereka yang sudah bertindak sebagai CD Worker, sedangkan
mendengar sebagian besar belum memperoleh Pengurus dan Pengawas sebagai subjek.
pemahaman dengan benar, mereka menilai Posisi peneliti amat penting karena setiap
LKS kurang praktis karena harus menabung.
kegiatan sekaligus merupakan wahana
Mereka mengharapkan diberi pinjaman
pendidikan/pembelajaran bagi pengurus
terlebih dahulu baru menabung; (3) Pendapatan
maupun pengawas. Bantuan sosial berupa

78 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

uang tunai sebesar Rp.10.0000.000,- diberikan


kemudian, September 2011, setelah organisasi Menilik indikator di atas, perkembangan
memperlihatkan kinerjanya. Bantuan dipandang jumlah anggota, dana bersama yang
penting, selain untuk menambah modal, juga dikumpulkan melalui mekanisme tabungan,
untuk memperlihatkan bahwa pemerintah (tim dan bantuan yang diberikan kepada keluarga
peneliti) memiliki komitmen dan menghargai melalui mekanisme pinjaman dapat disimpulkan
upaya yang sudah dilakukan masyarakat. bahwa berbagai tindakan interventif yang
dilakukan telah berhasil mengembangkan LKS
Perubahan Kondisi LKS Mitra Warga Mitra Warga. Perkumpulan tersebut kini telah
setelah Intervensi
memiliki kekuatan, betapa pun kecil, telah
Berdasarkan evaluasi terakhir, 14 Oktober berhasil menggalang dana masyarakat dan
2011, LKS Mitra Warga sudah memperlihatkan membantu anggotanya. Bertambahnya anggota
mencerminkan bahwa warga setempat semakin
oleh indikator berikut: (1) Jumlah anggota banyak mengenal dan menerima eksistensi
bertambah menjadi 72 orang.dari 23 orang lembaga ini. Hal ini juga mengandung makna
sebelum dilakukan intervensi, Juni 2011; (2) bahwa trust sebagai modal sosial telah mulai
Dana Bersama LKS dari tabungan anggota
tumbuh. Pada pihak lain sosialiasai yang
dilakukan pengurus dengan didukung tim
Rp.1.800.000 menjadi Rp.7.530.000,- (Tujuh
peneliti telah menghasilkan: a) Perubahan pada
Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah);
(3) Keluarga yang dibantu dengan pinjaman aspek kognitif warga. Pada satu sisi mereka
murah dari Dana Bersama Masyarakat sudah lebih mengenal, memahami LKS dan pada sisi
mencapai 15 orang dengan total nilai sebesar lain menyadari masalah dan kebutuhannya (baik
Rp.6.800.000,- (Enam Juta Delapan Ratus secara individual maupun kelompok) dikaitkan
Ribu Rupiah). Bantuan tersebut digunakan dengan masa depan yang harus dibangun; b)
untuk aneka kebutuhan, yaitu: pendidikan 5 Perubahan pada aspek afektif (sikap), ditandai
orang, perbaikan rumah/rehab. dapur 1 orang, dengan munculnya komitmen untuk bergabung
beaya istri melahirkan (kesehatan) 1 orang, secara sukarela menjadi anggota LKS dan mau
untuk beaya berobat orang tuanya 1 orang, menabung dengan menyisihkan penghasilan;
cicilan motor 1 orang, modal usaha 5 orang c) Perubahan pada aspek attitude (perilaku)
dan beaya pemakaman 1 orang; (3) Pengurus warga, yang ditunjukkan dengan inisiatif
sudah lengkap dan tampak bekerja dengan mendaftarkan diri menjadi anggota LKS dan
solid, walaupun sama sekali tanpa imbalan;
melakukan kewajiban, menabung secara rutin.
(4) Kegiatan pelayanan lebih mudah diakses
oleh warga, karena selain membuka kantor Intervensi lain, fasilitasi pengisian jabatan
juga menerapkan sistem jemput bola dengan yang kosong, yang pada akhirnya berkembang
jadwal teratur, setiap tanggal 8 dan 9; (5) menjadi konsolidasi personil dengan sedikit
Proses menuju badan hukum sudah dilakukan perubahan struktur; penataan kembali sistem
lebih intensif, draf AD/ART sudah tersusun; (6) pelayanan (dari menunggu menjadi jemput
Dalam perkembangannya saat ini anggota LKS bola); pembenahan pembukuan (pengecekan
sebagian (tiga orang) berasal dari desa tetangga. dan pembetulan); Penyusunan Laporan
Diperkirakan jika dilakukan sosialisasi ke desa Pertanggung Jawaban Pengurus dan Pengawas,
sekitar maka akan semakin banyak warganya tahun 2010-2011; Penyusunan Rencana Kerja
mendaftar jadi anggota. Pengurus dan Pengawas, tahun 2011-2012;

Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012 79


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

dan fasilitasi penyelenggaraan Rapat Anggota LKS sebagai Lembaga Penanggulangan


tahunan (RAT) yang secara keseluruhan Kemiskinan
difasilitasi oleh peneliti dan dengan sadar Kemiskinan masyarakat Desa Pasir Karag
dilakukan sebagai proses pembelajaran memiliki sifat yang kompleks, merupakan
sekaligus menumbuh-kembangkan semangat kemiskinan struktural, kultural maupun
(motivasi) kesetiakawanan melalui LKS. individual. Mengatasi kemiskinan demikian
memerlukan penanganan serius, secara logika
Kegiatan initerventif ini telah berhasil
diperlukan perubahan struktural, kultural
mengatasi aneka kendala yang bersumber dari
maupun individual. Menurut Tatag Wiratno,
kepengurusan, seperti: kekosongan jabatan ketua
penanggulangan kemiskinan sebagai kegiatan
dan seksi; mengatasi keengganan warga datang
pemberdayaan, seperti dikutip di atas, terdapat
ke kantor LKS di Balai Desa; membetulkan
tiga pilihan konsep dan praktek pemberdayaan,
pembukuan keuangan; meningkatkan
seperti diuraikan di atas.
keterampilan pengurus dan pengawas dalam
Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban Dari ketiga pilihan tersebut kiranya yang
Pengurus dan Pengawas, tahun 2010-2011 dan paling mungkin dilakukan adalah yang pertama
dalam Penyusunan Rencana Kerja Pengurus dan kedua. Pada tataran penelitian ini upaya yang
dan Pengawas, tahun 2011-2012 dan dalam dilakukan baru sebatas rekayasa masyarakat.
Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan Masyarakat direkayasa sedemikian rupa hingga
(RAT). Melalui RAT dimana segala sesuatu mereka atas kesepakatan bersama membentuk
diputuskan bersama diharapkan anggota juga perkumpulan yang dinamakan LKS. LKS
semakin menyadari LKS adalah milik mereka berfungsi menggalang dana bersama melalui
dan memahami bagaimana berorganisasi mekanisme tabungan. Dana bersama digunakan
(modern). membantu setiap keluarga yang memerlukan,
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya
Mengacu pada penjelasan ini, terlihat
(kesehatan, pendidikan, rumah, modal usaha,
bahwa teknik intervensi yang digunakan relatif
dll), melalui mekanisme pinjaman.
efektif mengembangkan LKS. Diantara sesama
anggota dan pengurus LKS telah terbangun Dalam prakteknya hingga sejauh ini, dari
“trust”. Mekanisme kerja organisasi cukup Juli sampai Oktober 2011, yang sudah dilayani
operasional. Masyarakat telah mulai memiliki mencapai 15 orang anggota dengan total nilai
keyakinan bahwa “kami bisa”, dalam arti sebesar Rp.6.800.000,- (Enam Juta Delapan
mampu berorganisasi modern dan mampu Ratus Ribu Rupiah). Pinjaman tersebut
mengakumulasi modal. Ini adalah sebuah digunakan untuk aneka kebutuhan keluarga,
perubahan amat progressive menuju masyarakat yaitu: pendidikan anak 5 orang, modal usaha 5
berdaya. Hal ini menjadi modal sosial yang kuat orang, perbaikan rumah/rehab dapur 1 orang,
bagi masyarakat, nilai-nilai kesetiakawanan biaya istri melahirkan 1 orang, untuk biaya
sosial mulai diwujudkan menjadi kekuatan riil berobat orang tuanya 1 orang, cicilan motor 1
menolong sesamanya. LKS Mitra Warga sebagai orang, dan biaya pemakaman 1 orang. Dalam
prototype mekanisme merubah potensi menjadi konteks penanggulangan kemiskinan, realita
sumber kesejahteraan mandiri dan berkelanjutan ini mengandung banyak makna, antara lain:
seperti diharapakan Renstra Kementerian Sosial 1) Masyarakat sudah memiliki mekanisme
2009-2014 telah mulai bekerja. menolong warganya, tanpa saling merugikan. Ini
modal awal yang cukup memadai; 2) Walaupun

80 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

dengan mekanisme meminjam, kebutuhan dasar


anggota keluarga tersebut terpenuhi pada saat peneguhan (lihat Tabel). Beberapa perubahan
yang tepat; 3) Pada saat bersamaan masyarakat yang dilakukan lebih berupa penataan narasi,
telah berhasil menopang peningkatan kualitas tanpa merubah substansi. Pada aspek struktur
keluarga (menjalankan fungsi sosial) memenuhi organisasi, walaupun pada perjalanan awal LKS
kebutuhan anggotanya; 4) Masyarakat melalui memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan,
LKS telah berhasil melakukan perlindungan namun tidak ditemukan prinsip mendasar
sosial bagi warganya dari jeratan rentenir yang perlu dilakukan perubahan. Perubahan
(seperti selama ini), sehingga juga berarti telah dilakukan pada susunan pengurus, yang semula
membebaskan dari proses pemiskinan. terdapat dua orang bendahara dirubah menjadi
satu orang. Perubahan ini sesungguhnya
Konstruksi LKS lebih merupakan penataan personil, di mana
Mencermati proses dan hasil penelitian aksi personil yang semula menduduki bendahara
ini, draf konstruksi LKS yang sudah dirumuskan II, dipandang lebih efektif ditempatkan pada
tahun 2010 yang lalu tidak memerlukan jabatan lain, yaitu seksi pelayanan sosial.
perubahan prinsipil, bahkan mendapat

Tabel 2: Narasi Konstruksi Lembaga Kesejahteraan Sosial


Draf Konstruksi LKS Konstruksi LKS Keterangan
No.
(Hasil penelitian 2010) (Hasil Penelitian 2011) Perubahan
1 2 3 4
1 Merupakan perkumpulan sosial warga Merupakan perkumpulan sosial warga Penambahan
masyarakat desa setempat. Artinya, LKS masyarakat desa setempat. Artinya, LKS narasi tentang
memiliki anggota dan LKS adalah milik memiliki anggota dan LKS adalah milik proses
anggotanya anggotanya. Dibentuk oleh masyarakat
melalui proses musawarah
2 Oleh karena itu kekuasaan tertinggi Kekuasaan tertinggi pada LKS berada pada Penataan
pada LKS berada pada anggota, melalui anggota, dilaksanakan melalui mekanisme narasi
mekanisme Rapat Anggota Tahunan (RAT). Rapat Anggota Tahunan (RAT).
3 Anggota LKS adalah perorangan, warga Keanggotaan LKS bersifat perorangan, Penataan
setempat yang terdaftar dalam buku daftar sukarela, tanpa dipaksa, dan terbuka bagi narasi
anggota. Keanggotaan bersifat sukarela, semua warga setempat, baik laki-laki
tanpa dipaksa, dan terbuka bagi semua maupun perempuan, PMKS - non PMKS.
warga setempat, laki-laki - perempuan, Keanggotaan dibuktikan dengan buku daftar
PMKS - non PMKS. anggota.
4 Dalam LKS setiap anggota memiliki hak Dalam LKS setiap anggota memiliki hak dan Tetap
dan kewajiban yang sama. kewajiban yang sama
5 Tujuan utama LKS adalah untuk Tujuan utama LKS adalah untuk Tetap
meningkatkan kesejahteraan sosial meningkatkan kesejahteraan sosial
anggotanya. anggotanya.
6 LKS merupakan organisasi LKS merupakan organisasi . Tetap
7 Untuk mencapai tujuannya, seluruh anggota Untuk mewujudkan tujuannya, seluruh Penataan
saling bekerjasama menyelenggarakan dua anggota sepakat untuk bekerjasama saling narasi
kegiatan pokok yaitu: kegiatan pelayanan membantu dengan menyelenggarkan dua
sosial dan kegiatan simpan pinjam. kegiatan pokok yang saling menunjang,
yaitu: 1) Pelayanan sosial dan 2) Pelayanan
ekonomi

Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012 81


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

1 2 3 4
8 LKS menyelenggarakan jasa pinjaman. Pelayanan ekonomi dimaksud adalah Penggabungan
Uang simpanan anggota yang telah kegiatan penggalangan dan penyaluran dana dan penataan
terakumulasi disalurkan sebagai pinjaman bersama melalui mekanisme tabungan dan narasi
kepada anggota. Pinjaman disalurkan pinjaman. Setiap orang anggota diwajibkan
untuk tujuan menunjang anggota sesuai menabung pada LKS secara rutin minimal
kepentingan, seperti: modal usaha dan sekali dalam sebulan. Dana bersama yang
kesejahteraan lainnya. sudah terakumulasi kemudian digunakan
9 Kegiatan sosial dimaksud meliputi bidang membantu anggota yang membutuhkan,
amat luas sesuai kesepakatan, yang namun bantuan bukan sebagai hibah atau
seluruhnya diarahkan untuk peningkatan derma melainkan dalam bentuk pinjaman
kesejahteraan anggotanya. murah dan cepat. Sedangkan Pelayanan
sosial dimaksud meliputi bidang amat luas
sesuai kesepakatan, yang diarahkan untuk
peningkatan kesejahteraan anggotanya dan
masyarakat pada umumnya.
10 Struktur organisasi disusun sedemikian Struktur organisasi disusun sedemikian
rupa, sehingga kontrol anggota atas jalannya rupa, sehingga kontrol anggota atas jalannya
organisasi tetap berlangsung, meliputi organisasi tetap berlangsung, meliputi
Pengurus dan Pengawas. Pengurus terdiri Pengurus dan Pengawas. Pengurus terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi Tetap
pelayanan social dan seksi pelayanan pelayanan social dan seksi pelayanan
ekonomi. Pengawas terdiri dari seorang ekonomi. Pengawas terdiri dari seorang
ketua dan dua orang anggota. ketua dan dua orang anggota.
11 Seluruh ketentuan kelembagaan dan Seluruh ketentuan kelembagaan dan kegiatan
kegiatan organisasi diadministrasikan organisasi diadministrasikan dengan baik,
dengan baik, terstandar, rapi dan tertib terstandar, rapi dan tertib untuk memelihara
Tetap
untuk memelihara kepercayaan anggota; kepercayaan anggota; dengan prinsip-prinsip
dengan prinsip-prinsip organisasi modern: organisasi modern: transparansi, akuntabel.
transparansi, akuntabel.
12 Organisasi dibentuk sebagai lembaga Organisasi dibentuk sebagai lembaga formal.
formal. Karena itu pembentukan LKS Karena itu pembentukan LKS harus disahkan
harus disahkan sebagai badan hukum sebagai badan hukum perkumpulan sosial Tetap
perkumpulan sosial oleh Notaris. oleh Notaris.

13 Sebagai organisasi sosial LKS harus LKS berlandaskan Pancasila dan Undang-
berlandaskan ketentuan yang berlaku (dalam Undang Dasar 1945 dan menjunjung
hal ini Pancasila dan Undang-Undang tinggi nilai-nilai: kekeluargaan, demokrasi,
Tetap
Dasar 1945); Menjunjung tinggi nilai-nilai: kesetiakawanan sosial, persamaan martabat
kekeluargaan, demokrasi, kesetiakawanan dan kemandirian
sosial, persamaan martabat dan kemandirian
14 Administrasi keuangan disusun sederhana Administrasi keuangan disusun sederhana
namun sesuai azas-azas akuntansi. Untuk namun sesuai azas-azas akuntansi. Untuk
itu LKS didukung dengan kelengkapan itu LKS didukung dengan kelengkapan
administrasi misalnya: (a) buku induk administrasi misalnya: (a) buku induk
anggota, memuat nama dan identitas anggota, memuat nama dan identitas
anggota; (b) buku simpanan dan pinjaman anggota; (b) buku simpanan dan pinjaman
anggota yang memuat catatan setiap anggota yang memuat catatan setiap
transaksi simpanan dan pinjaman (dipegang transaksi simpanan dan pinjaman (dipegang Tetap
masing-masing anggota); (c) slip uang masing-masing anggota); (c) slip uang
masuk; (d) slip uang keluar; (e) kartu masuk; (d) slip uang keluar; (e) kartu
simpanan dan pinjaman anggota, catatan simpanan dan pinjaman anggota, catatan
setiap transaksi simpanan dan pinjaman setiap transaksi simpanan dan pinjaman
(dipegang pengurus); (d) laporan keuangan, (dipegang pengurus); (d) laporan keuangan,
memuat catatan aktiva lancar dan tetap serta memuat catatan aktiva lancar dan tetap serta
modal sendiri dan hutang. modal sendiri dan hutang.

82 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

Pengalaman LKS MItra Warga mengalami pengurus dan pengawas. Penetapan tindakan
stagnasi selama 10 bulan karena ketua interventif dilakukan setelah melalui proses
berhalangan (sakit) perlu mendapat perhatian. review. Dalam seluruh proses, pengurus,
Suatu organisasi semestinya tidak boleh stagnan pengawas dan anggota sebagai representasi
walau pun ketuanya berhalangan. Persoalannya masyarakat dengan sadar selalu diposisikan
pada kasus ini adalah sekretaris yang semestinya sebagai subjek.
mengambil alih sementara jalannya organisasi 2. Draf konstruksi LKS seperti sudah
ternyata tidak melakukkannya. Oleh sebab dirumuskan tahun 2010 untuk sementara
itu dalam ketentuan operasional (Anggaran cukup memadai sebagai mekanisme
Rumah Tangga) sebaiknya ada ketentuan yang masyarakat untuk saling membantu,
mengatur situasi demikian, sehingga keadaan sekaligus merubah potensi menjadi
sumber kesejahteraan sosial yang riil,
tanpa ketua tidak berlarut-larut.
mampu menjawab aneka kebutuhan semua
Khusus pada aspek kewilayahan, data lapisan, secara mandiri dan berkelanjutan.
lapangan menunjukkan bahwa anggota LKS Dengan penataan beberapa bagian narasi
tidak terbatas hanya warga satu desa tetapi draf dapat dinyatakan menjadi konstruksi
sudah terbuka untuk warga desa sekitarnya. LKS. Perkumpulan sosial masyarakat yang
terbuka bagi semua warga dapat menggalang
Ini berarti bahwa keanggotaan LKS harus
kekuatan riil masyarakat dalam bentuk dana
dinyatakan terbuka bagi warga sekitar desa.
bersama dengan mekanisme tabungan.
Sedangkan pada aspek lain tidak mengalami
Dengan dana bersama yang dimiliki,
perubahan.Mengingat bahwa konstruksi ini masyarakat dapat membantu anggotanya
masih diabstraksikan dari pengamatan LKS melalui mekanisme pinjaman, untuk
Mitra Warga pada kondisi tahun 2010 dan menjalankan fungsi sosialnya, memenuhi
2011, maka konstruksi ini masih perlu kajian kebutuhan keluarganya, termasuk mencegah
lebih lanjut. munculnya permasalahan kesejahteraan
sosial dan mengatasi kemiskinan.
PENUTUP
Tim peneliti menyadari sepenuhnya,
Berangkat dari uraian di atas, kesimpulan masyarakat berdaya tidak otomatis berhasil
yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: diwujudkan begitu proses penelitian selesai.
1. Pemberdayaan masyarakat melalui Pertanyaannya adalah apakah kita bekerja
pembentukan LKS tidak secara langsung menuju ke sana atau tidak?. Jawabannya adalah
berhasil, seperti pada kasus ini, ada “ya”. Masyarakat, melalui LKS, sudah memiliki
kemungkinan menghadapi kendala. Namun mekanisme menolong sesamanya dengan
adanya kendala bukan berarti gagal tetapi mekanisme relative ideal. Melalui mekanisme
diperlukan intervensi lanjutan sesuai itu masyarakat dimungkinkan bergerak
kebutuhan. Pengembangan Lembaga terus membangun kekuatan mandiri untuk
Kesejahteraan Sosial (LKS) Mitra Warga mengatasi permasalahannya, meningkatkan
di Desa Pasir Karag agar berfungsi optimal
kesejahteraannya secara berkelanjutan. Sejalan
sebagai wadah masyarakat mengatasi
dengan hal tersebut, rekomendasi yang dapat
permasalahan kesejahteraan sosial, terutama
disampaikan adalah:
kemiskinan telah berhasil dilakukan
melalui sejumlah tindakan interventif yang 1. Perlu replikasi LKS di wilayah berbeda
ditetapkan bersama oleh tim peneliti dengan sehingga kelak diperoleh formulasi proses

Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012 83


Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan

pembentukan maupun formulasi konstruksi Sunarto K. (2000). Pengantar Sosiologi,


yang applicable untuk masyarakat lokal edisi ke-2, Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(FEUI).
2. Bagi LKS Mitra Warga, perlu dilakukan
upaya pengembangan lebih lanjut, pada Moloeng, L.J. (2002). Metodologi Penelitian
seluruh aspek-aspek organisasionalnya. Kualitatif Cetakan ke-17, Bandung:
Pada aspek pelayanan, pelayanan ekonomi Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
maupun aspek pelayanan sosial perlu
Thomas, M. & John Pierson (Principial Editor)
dikembangkan seimbang dan saling
(2005). Dalam Dictionary of social work
menunjang. Lain itu, Anggaran Dasar,
Anggrana Rumah Tangga, dan badan hukum Sitepu, A. dkk (2010). Pemberdayaan
harus diselesaikan. Soliditas dan kompetensi Masyarakat Melalui Pembentukan
personil pengurus dan pengawas mendesak
Lembaga Kesejahteraan Sosial, Jakarta:
ditingkatkan.
P3KS Press
***
Suradi & Mujiadi, (2009). Pemberdayaan
Masyarakat Miskin: Studi Evaluasi
Penanggulangan Kemiskinan di Lima
DAFTAR PUSTAKA
Provinsi, Jakarta: P3KS Press.
Allen P. & Anne M. (1973). Social work:
Model and Methode; F.E.Peacock Wiranto T. (2001). Pemberdayaan Masyarakat
Publishers,Inc., Illionis, saduran Drs. dan Pembangunan Perdesaan dalam
Soetarso; 1977, Praktek Pekerjaan Herman Haeruman Js dan Erlyatno
Sosial, Jilid I; Bandung: STKS (penyunting) Kemitraan Dalam
Pengembangan Ekonomi Lokal (Bunga
Badan Pusat Statistik (2008). Analisis dan Rampai), Jakarta: Yayasan Mitra
Penghitungan Tingkat Kemiskinan Pembangunan Desa-Kota dan Business
Tahun 2008. Jakarta: Badan Pusat Innovation Center of Indonesia.
Statistik.
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009
Badan Pusat Statistik (2005). Pelaksanaan tentang Kesejahteraan Sosial.
Pendataan Rumah Tangga Miskin:
Jakarta: Badan Pusat Statistik. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2011
tentang Penanganan Fakir Miskin.
Horton, Paul B, Hunt, Chester L terjemahan:
Aminuddin Ram dan Tita Sobari (1987) Renstra Kementerian Sosial Tahun 2010-2014,
Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Kementerian Sosial, Jakarta, 2010

Kontjaraningrat, (1990). Pengantar Ilmu Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia


Antropologi, Cet. ke-8, Jakarta: PT Nomor 184 Tahun 2011 Tentang
Rinekacipta. Lembaga Kesejahteraan Sosial

84 Sosiokonsepsia Vol. 17, No. 01 2012

Anda mungkin juga menyukai