Anda di halaman 1dari 15

1.

Zaman jahiliyah

Pada masa jahiliyah, orang-orang musyrik menyembah patung dan berhala yang mereka letakkan di
Ka’bah. Mereka bangga dengan penyembahan seperti itu karena mereka menemukan kesenangan di
dalamnya. Sementara itu, beberapa di antara mereka yang memiliki sedikit ilmu berdalih bahwa mereka
menyembah berhala demi mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Al-Qur`an mengabadikan ucapan mereka dalam ayat yang berbunyi: “…Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya…” (QS al-Zumar
(39): 3).

Demikianlah. Pada masa jahiliyah, naluri untuk beribadah yang bersemayam di dalam fitrah maunsia
sebagai amanat Tuhan telah dikhianati dan disalahgunakan. Bagaimana mungkin manusia yang mulia
menyembah batu, pohon, abu, matahari, bulan, atau bintang? Bahkan ada di antara kaum jahiliyah yang
menyembah makanan yang mereka buat sendiri dari bahan manisan dan keju, yang setelah disembah,
tuhan itupun dimakan oleh para penyembahnya!

Al-Qur`an menuturkan perilaku dan jalan pemikiran yang aneh ini dalam ayat: “Dan mereka menyembah
selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfa`atan, dan mereka berkata: ‘Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah’.
Katakanlah: ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan
tidak (pula) di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).”
(QS Yunus (10): 18).

Allah berfirman: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang
yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya’. Sesungguhnya Allah akan
memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS al-Zumar (39): 3).

Tapi ada satu alasan lagi yang sering dilontarkan kaum jahiliyah untuk membela keyakinan mereka yang
sesat, yaitu dengan menyatakan bahwa mereka begitu saja mewarisi keyakinan itu dari nenek moyang
mereka: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,’ mereka
menjawab: ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek
moyang kami.’ (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah (2): 170).

Salah satu kebusukan masa jahiliyah yang disebutkan oleh al-Qur`an adalah yang dinyatakan dalam ayat:
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah
padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan
buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya
apa yang mereka tetapkan itu.” (QS al-Nahl (16): 58-59).

Ya. Pada masa jahiliyah, setiap kali seorang ayah diberitahu tentang kelahiran seorang anak perempuan, ia
akan langsung memberengut dengan wajah merah-padam disebabkan malu tak terkira yang tidak akan bisa
ditutupi dari orang banyak. Sedemikian buruknya berita kelahiran seorang bayi perempuan pada masa itu,
sampai-sampai seorang ayah akan memilih untuk bunuh diri daripada harus memikul aib. Ketika seorang
ayah mendapatkan bayi perempuan, maka ia harus memilih satu di antara dua pilihan yang sama-sama
sulit: membiarkan anak perempuannya hidup sambil terus hidup dengan arang mencoreng wajahnya,
ataukah dia akan membersihkan aib itu dengan menguburkan anaknya hidup-hidup?!

Separah itulah tingkat kehinaan kaum wanita pada masa jahiliyah. Dan perlakuan buruk terhadap wanita
pada masa itu bukan hanya terjadi di kalangan Arab jahiliyah, melainkan juga terjadi di kekaisaran
Romawi dan Persia. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa apa yang kemudian dilakukan Islam yang
mengubah kedudukan wanita di kalangan Arab jahiliyah, adalah sesuatu yang luar biasa bagi semua wanita
di seluruh dunia.
Ya. Al-Qur`an adalah pihak pertama yang berdiri tegak melawan kebuasan peradaban jahiliyah dengan
mengharamkan tindakan pembunuhan terhadap bayi perempuan walau apapun dalih yang digunakan. Al-
Qur`an berkata: “…dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan. Kami
akan memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka…” (QS al-An’âm (6): 151).

Lewat ayat itu seakan Allah berfirman kepada masyarakat jahiliyah: “Kenapa kalian membunuh anak-anak
kalian sendiri?! Padahal Akulah yang akan memberi rezeki kepada kalian dan mereka… Tidakkah kalian
melihat bahwa seluruh permukaan bumi dipenuhi dengan hidangan yang dapat kalian santap? Tidakkah
kalian melihat langit terus bergerak untuk melayani kalian, dengan awan yang berarak menurunkan hujan
dan salju sebagai sumber kehidupan? Lihatlah berjuta ragam tanaman yang tumbuh di bumi. Siapakah
kiranya yang menumbuhkan semua itu selain Aku?! Jika kalian telah melihat semua itu, maka naluri
durjana macam apakah kiranya yang telah membuat kalian takut tak kebagian rezeki sehingga kalian
sampai hati membunuh anak-anak kalian sendiri?!”

Anda tentu tidak boleh lupa bahwa orang-orang yang telah melakukan kejahatan seperti ini tentu tidak
akan diajak bicara oleh Allah, sebab Allah hanya akan berbicara dengan para bayi yang telah dibunuh oleh
para orang tua mereka tentang apa yang mereka alami di dunia. Ketika itu terjadi, maka setiap pelaku
kezaliman akan menerima ganjaran atas perbuatan keji yang mereka lakukan. Demikianlah yang
difirmankan Allah dalam ayat: “Dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila ruh-ruh dipertemukan
(dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,” (QS al-Takwîr [81]: 6-
8). Sungguh sebuah ayat yang akan membuat bulu kuduk kita merinding jika kita membayangkan betapa
kejamnya manusia pada masa jahiliyah.

Suatu ketika seorang sahabat mendatangi majelis Rasulullah Saw. lalu menyampaikan peristiwa
pembunuhan bayi yang dilakukannya sendiri di masa jahiliyah. Sahabat itu berkata: “Wahai Rasulullah,
dulu kami adalah orang-orang jahiliyah penyembah berhala. Kami biasa membunuh anak-anak perempuan
kami. Dulu aku pernah mempunyai seorang putri yang selalu menurut kepadaku. Setiap kali aku
mengajaknya pergi, dia selalu menyambut ajakanku dengan senang hati. Sampai suatu hari aku
mengajaknya pergi ke suatu tempat. Ketika aku tiba di sebuah sumur yang terletak tak jauh dari tempat
tinggalku, aku pun merenggut lengannya dan kemudian kumasukkan dia ke dalam sumur. Ucapan terakhir
yang kudengar darinya adalah ratapan “Oh ayah… oh ayah…!”

Setelah mendengar cerita itu, wajah Rasulullah pun mendadak muram. Air mata beliau menetes satu-satu.
Seorang sahabat sontak berseru ke arah si sahabat yang baru usai bercerita: “Kau telah membuat
Rasulullah bersedih!”

Namun Rasulullah menukas: “Biarkan! Sungguh dia sedang bertanya tentang sesuatu yang membuatnya
gundah.” Lalu beliau berujar: “Ulangi lagi ceritamu.”

Sang sahabat pun mengulangi ceritanya dan sekali lagi Rasulullah menangis sampai-sampai jenggot beliau
basah oleh air mata. Beliau lalu bersabda: “Sungguh Allah telah mengenyahkan perbuatan jahiliyah dan
Dia telah mengubah kelakuanmu.”[1]

Rupanya, Rasulullah sengaja meminta sahabat beliau itu mengulangi ceritanya untuk menegaskan kepada
para sahabat beliau yang lain tentang betapa ternyata Islam telah mengubah mereka semua. Kala itu beliau
seolah berkata: “Sebiadab itulah kalian sebelum memeluk agama Islam… Aku sengaja meminta sahabatku
ini untuk mengulangi ceritanya untuk mengingatkan kalian akan nilai-nilai perikemanusiaan yang telah
diajarkan Islam kepada kalian.”

Dari contoh kejadian memilukan di atas, Anda tentu kini dapat mengerti betapa parahnya kondisi
kehidupan umat manusia pada masa jahiliyah. Sebuah masa ketika kekejaman menjadi kebiasaan.
2. Zaman rasulullah

Pada awal turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad Saw. mulai berdakwah mengajarkan Islam
secara sembunyi-sembunyi, mengingat sosial-politik pada waktu itu belum stabil, dimulai dari dirinya
sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Nabi mengajarkan kepada istrinya khadijah unutk beriman
kepada Allah, kemudian di ikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn
Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya).
Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara berangsur-angsur ajakan itu diajarkan secara
meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja, seperti Usman ibn Affan,
Zubair ibn Awam, Sa’ad ibn Abi Waqas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn Ubaidillah, Abu Ubaidillah
ibn Jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti Khattab, Said ibn Zaid dan bebrapa orang lainnya, mereka
semua disebut Assabiquna al Awwalun, artinya orang-orang yang pertama masuk Islam.[3] Perjuangan
dakwah ini dilakukan secara rahasia yang berpusat di rumah al-Arqam bin Abu al-Arqam (karena letaknya
yang tersembunyi dan cukup aman). Dakwah yang bersifat individu ini berjalan selama lebih kurang tiga
tahun. Kemudian turunlah perintah kepada Nabi Saw.. untuk menyampaikan dakwah kepada kaumnya
secara terang-terangan dan menentang kebatilan mereka serta menyerang berhala-berhala mereka.Seperti
dalam kalam Allah Swt. yang berbunyi :
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami
memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu)”. QS. Al-
Hijr : 94-95.
Artinya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” QS. Asy-
Syura’ : 214.
Ketika gerakan Nabi Muhammad Saw. makin meluas, jumlah pengikutnya bertambah banyak dan
seruannya semakin tegas dan lantang, bahkan secara terang-terangan mengecam agama berhala dan
mencela kebodohan nenek moyang mereka yang memuja-muja berhala itu. Kaum musyrikin Quraisy
terkejut dan marah karena agama mereka pada saat itu dikecam. Mereka bangkit menentang dakwah Nabi
Muhammad Saw. dan dengan berbagai macam cara berusaha menghalang-halanginya. Kebencian
musyrikin Quraisy terhadap Nabi Muhammad  Saw. makin meningkat manakala mereka menyaksikan
penganut Islam terus bertambah. Mereka menghina dan mencaci Nabi dan para pengikutnya. Tidak hanya
penghinaan yang ditimpakan kepada Nabi Muhammad Saw. melainkan juga rencana pembunuhan yang disusun
oleh Abu Sufyan.

Menurut Syalabi dalam Zuhairini (1977:31-32) ada lima faktor yang menyebabkan orang-orang
kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Islam yaitu :

1.      Orang kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara keNabian dan kekuasaan. Mereka menganggap
bahwa tunduk pada seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan bani Abdul Muthallib.
2.      Nabi Muhammad SAW. menyerukan persamaan antara bangSaw.an dan hamba sahaya.
3.      Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima adanya hari kebangkitan kembali dan hari pembalasan di
akhirat.
4.      Taklid pada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab.
5.      Pemahat dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki mereka.

Kegagalan musyrikin Quraisy menghentikan dakwah Nabi Muhammad Saw.. dikarenakan Nabi
Muhammad Saw. dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Berbagai cara dilakukan oleh pemuka-
pemuka kaum Quraisy agar Nabi menghentikan dakwahnya, saat itu mereka tidak berani melukai Nabi
karena perlindungan dari pamanya Abi Thalib yang sangat disegani dikalangan masyarakat saat itu.
3. Zaman khalifah

Khilafah Rasyidah merupakan pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada
masa pemerintahan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib
1.Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun pada Tahun 634 M iameninggal dunia, kekuasaan yang
dijalankan pada masa khalifah Abu Bakarsebagaimana pada masa Rasulullah yaitu bersifat sentral,
kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif tepusat ditangan khalifah. Setelahmenyelesaikan urusan
perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirimkekuatan keluar Arabia. Abu Bakar meninggal dunia,
sementara barisandepan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak dan kerajaanHirrah, ia diganti
oleh
“tangan kanan”nya Umar bi Khattab
2.Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah
kekuasaan) pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635M dan setahunkemudian, setelah
tentara Bizantium kalah dipertempuran Yarmuk, seluruhdaerah Syria jatuh kebawah kekuasaan
Islam.Karena peluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengaturadministrasi Negara dengan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang
terutama di Persia. Umar memerintah selama 10 tahun (13-23H/634-644M) masa jabatanya berakhir
dengan kematian. Dia dibunuh oleh
seorng budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah dia menunjuk enam orang
sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorangdiantaranya untuk menjadi seorang
khalifah. keenam orang sahabat tersebut
adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Sa’ad abi Waqqas, Abdurahman bin Auf.
Yang kemudian terpilih sebagai Khalifahselanjutnya adalah Usman bin Affan

3.Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruhterakhir masa khalifahannya, muncul


persaan tidak puas dan kecewadikalangan sebagian kecil umat Islam terhadapnya. Akhirnya, pada tahun
35H /655 M. Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa tersebut. Pada
masa pemerintahannya, Usman berjasamembangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan
mengatur pembagian air ke kota-kota.

4. Islam masuk indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapanmasehi. Ini mungkin
didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di
Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.Sedangkan menurut laporan seorang musafir
Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M,
Agama islam yang bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII
biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.Adapun daerah pertama yang
dikunjungi adalah pesisir Utara pulau Sumatera. Mereka membentuk masyarakat Islam pertama di
Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluassampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di Samudera
pasai, Aceh Utara.Sekitar permulaan abad XV, Islam telah memperkuat kedudukannya di Malaka,
pusatrute perdagangan Asia Tenggara yang kemudian melebarkan sayapnya ke wilayah-wilayahIndonesia
lainnya.

Pada permulaan abad tersebut, Islam sudah bisa menjejakkan kakinya keMaluku, dan yang terpenting ke
beberapa kota perdagangan di Pesisir Utara Pulau Jawa yangselama beberapa abad menjadi pusat kerajaan
Hindu yaitu kerajaan Majapahit. Dalam waktuya ng tidak terlalu lama yakni permulaan abad XVII, dengan
masuk islamnya penguasakerajaan Mataram yaitu Sulthan Agung, kemenangan agama tersebut hampir
meliputisebagian besar wilayah Indonesia.Berbeda dengan masuknya islam ke Negara-negara di bagian
dunia lainnya yaknidengan kekuatan militer, masuknya islam ke Indonesia itu dengan cara damai disertai
dengan jiwa toleransi dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan penganut-
penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa oleh pedagang-pedagang Arabdan Ghujarat di India yang
tertarik dengan rempah-rempah.

Masuknya Islam melalui India inimenurut sebagian pengamat, mengakibatkan bahwa islam yang masuk
ke Indonesia ini bukanislam yang murni dari pusatnya di Timur Tengah, tetapi islam yang sudah
banyak dipengaruhi paham mistik, sehingga banyak kejanggalan dalam pelaksanannnya .Berbeda dengan
pendapat diatas, S.M.N. Al-Attas berpendapat bahwa pada
tahap pertama islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek mistiknyakarena ia
melihat bahwa kecenderungan penafsiran al-Quran secara mistik itu baru terjadiantara 1400-1700 M.

Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agama islam Indonesia secara bertahapmulai meninggalkan
sifat-sifatnya yang sinkretik setelah banyak orang Indonesia yangmengadakan hubungan dengan Mekkah
dengan cara melakukan ibadah haji. Apalagi setelahtransportasi laut yang makin membaik, semakin
banyaklah orang Indonesia yang melakukanibadah haji bahkan sebagian mereka ada yang bermukim
bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari ajaran islam dari pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia
mereka menjadi penyebar aliran islam yang ortodoks.1[1]

5. Proses islamisasi di indonesia {walisongo}

Pada daerah yang paling sedikit di Hindu-budhakan di situlah yang paling dapat mendalam dan banyak
daerah yang di islamkan. Demikian pula sebaiknya daera-daerah yang banyak terkena pengaruh hindu-
budha (kecuali bali) , di daerah itulah corak islam sangat sedikit. Sedanglan walisongo berdakwah justru
dijawa. Masyarakat jawa terkenapengaruh hindu-budha yang paling mendalam dan sulit berasimilasi.
Dakwah Walisongo melawan unsur-unsurr kejawaan kurang lebih 15 abad. Sehingga dalam dakwahnya Walisongo
meninggalkan pengaruh corak keislaman yang sinkretis , kejawaan, keHinduan-budhaan.

kedatangan islam di jawa hampir bersamaan dengan kedatangan orang barat untuk menjajah. islam datang ke
indonesia kurang lebih dua ratus tahun setelah imam ghozali meninggal dunia. Jadi kedatangan islam ke jawa
bisa dikatan setelah masa kejayaan islam itu habis. Setelah majapahit runtuh & islam mulai
berkembang.perkembangnya islam di jawa segera disusul dengan kedatangan orang-orang barat yang ingin
menjajah, akibatnya seluruh energi dan perhatian umat hanya diarahkan untuk melawan orang-orang barat
tersebut. Baru sekitar tahun 1945, sebagai akibat dari semua itu umat islam dalam cara berpikir hanya
berjuang melawan orang-orang barat.itulah sebabnya islam di indonesia belum sempat menciptakan
peradaban, belum sempat membenahi ke dalam.Penduduk jawa kurang mengindahkan syariat islam karenakurangnya
pemaham tasawuf, khusunya yang dikembangkan Sunan kalijaga.

Diduga munculnya islam Abangan yang banyak berperilaku bid`ah dari Syekh lemah Abang [Siti jenar].
Selain itu piwulang ingakang mboten ngeblak tetapi hanya dengan wayang sekaten, kidung dan lain-lain,
dan cara menghilangkan kultur lama dari jawa Hindu-budha yang tidak revolusioner, tetapi rerormis bahkan refsioner,
akibatnya memunculkan corak keislaman tersendiri. corak tersebut menyebar luas dan berkembang di masyarakat
sukar sekali diatasi sehingga terus hidup menjadi adat istiadat yang mengakar dan akhirnya menjadi perilaku
yang salah semakin jauh dari zaman kewalian. Para wali telah wafat dan tidak tergantikan oleh tenaga
dakwah yang sekaliber dengan mereka. Akhirnya agenda pengislaman yang belum sempurna terbengkalai
dan menjadi islam separoh-separoh. belum ada da`i b aru yang sekaliber Walisongo untuk
menyempurnakan islam abangan menjadi mutihan. meskipun para wali menyebarkan dakwah islam secara
persuasif, tetap saja halangan dari orang-orang yang tidak suka pada perkembangan agama islam bertubi-
tubi bahkan tidak jarang membahayakan nyawa para wali. Sebagai contoh menyingkirnya Syekh maulana
ishak dari blambangan dengan meninggalkan istrinyayang sedang hamil 7 bulan.

murid-murid Walisongo tidak sekuat dan setaat lagi, baik dalam pengetahuan maupun pengabdiannya
kepada islam, kibatnya terjadilah proses degaradasi. Hal ini ditambah pula oleh kondisi bahwa sisa-sisa
Hindhu-budha yang merasa dirugikan oleh gerakan dakwahWalisongo tidak segan-segan mendapatkan kejayaannya
dengan bekerja sama dengan para penjajah. Hal itu yang mengakibatkan hambatan kesempurnaan islamisasi di
indonesia. Hindu-budha, Portugis, belanda, dan kaum imperalis maupun sebagai missionaris Nasrani memiliki
tujuan yang sama yaitu mencabut iman-islam dari hati rakyat jawa dan indonesia. Akan tetapi
tidak membawa hasil yang memuaskan.

6. Kerajaan islam di indonesia

Maluku, dan yang terpenting ke beberapa kota perdagangan di Pesisir Utara Pulau Jawa yangselama
beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Majapahit. Dalam waktuya ng tidak terlalu
lama yakni permulaan abad XVII, dengan masuk islamnya penguasakerajaan Mataram yaitu Sulthan
Agung, kemenangan agama tersebut hampir meliputisebagian besar wilayah Indonesia.Berbeda dengan
masuknya islam ke Negara-negara di bagian dunia lainnya yaknidengan kekuatan militer, masuknya islam
ke Indonesia itu dengan cara damai disertai
dengan jiwa toleransi dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan penganut-
penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa oleh pedagang-pedagang Arabdan Ghujarat di India yang
tertarik dengan rempah-rempah. Masuknya Islam melalui India inimenurut sebagian pengamat,
mengakibatkan bahwa islam yang masuk ke Indonesia ini bukanislam yang murni dari pusatnya di Timur
Tengah, tetapi islam yang sudah banyak dipengaruhi paham mistik, sehingga banyak kejanggalan dalam
pelaksanannnya .Berbeda dengan pendapat diatas, S.M.N. Al-Attas berpendapat bahwa pada
tahap pertama islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek mistiknyakarena ia
melihat bahwa kecenderungan penafsiran al-Quran secara mistik itu baru terjadiantara 1400-1700 M.Akan
tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agama islam Indonesia secara bertahapmulai meninggalkan sifat-
sifatnya yang sinkretik setelah banyak orang Indonesia yangmengadakan hubungan dengan Mekkah
dengan cara melakukan ibadah haji. Apalagi setelahtransportasi laut yang makin membaik, semakin
banyaklah orang Indonesia yang melakukanibadah haji bahkan sebagian mereka ada yang bermukim
bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari ajaran islam dari pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia
mereka menjadi penyebar aliran islam yang ortodoks.1[1]

B.Seminar Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia


 Setiap seminar mengadakan siding-sidangnya mulai hari ahad 21 s/d 24 syawal 1382H, ( 17 s/d 20 Maret
1963) di Medan, yaitu seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia.Para peserta terdiri dari beberapa
negarawan, sejarawan, dan cendekiawan. Tema seminar dirumuskan dalam 2 hal pokok yaitu: Pertama
tentang masuknya islam ke Indonesia,keduatentang daerah Islam pertama di Indonesia yang menyangkut
daerah/lokasi dimana Islammula-mula tertanam. Dari hasil seminar dapat disimpulkan:
1. Bahwa menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.
2. Bahwa daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa
setelahterbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3. Bahwa mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagaisaudagar.
4. Bahwa penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5. Bahwa Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalammembentuk
kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuanganmelawan penjajahan bangsa
asing.Dr. Hamka memberi kesimpulan:
a. Agama Islam telah berangsur datang ke tanah air kita ini sejak abad pertama (abad ke-7M)dibawa oleh
saudagar-saudagar Islam yang intinya adalah orang-orang Arab diikuti 10,mengesankan kebesaran
Salafussalihin Indonesia, sehingga Acehmenjadi “Serambi Mekkah”.
Haji Abubakar Aceh membuat kesimpulan:
a. Islam masuk ke Indonesia mula pertama di Aceh, tidak mungkin di daerah lain. 
b. Penyiar Islam pertama di Indonesia tidah hanya terdiri dari saudagar India dari Gujarat, tetapi  juga
terdiri dari mubaligh-mubaligh Islam dari bangsa Arab.
c. Diantara mazhab pertama yang dipeluk di Aceh ialah Syi’ah dan Syafi’i.
2[2]Maka setelah 15 tahun sesudah seminar di Medan berlangsung atau tepatnya padatanggal 10-16 juni
1978, majelis ulama propinsi daerah istimewa Aceh memprakarsai pulaseminar serupa yaitu tentang
sejarah masuk dan berkembangnya Islam di daerah istimewaaceh yang diadakan di Banda Aceh. Seminar
ini dihadiri oleh para sarjana dan cendekiawanyang berada di Aceh khususnya. Dari hasil seminar tersebut
dapat disimpulkan:1.
 
Pada abad pertama hijrah islam sudah masuk di Aceh2.
 
Kerajaan-kerajaan Islam yang pertama adalah perlak, lamuri dan pasai3.
 
Islam berkembang di Aceh melalui cara hikmah kebijaksanaanSebenarnya apa yang telah disimpulkan
dalam ke-2 seminar tersebut diatas terutamayang menyangkut dengan proses islamisasi di Indonesia adalah
juga seirama dengan pendapat 2 sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand dan Prof. Paul Wheatly.
Bersumber padaketerangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara, maka ke-2
sarjanatersebut menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-8, pelabuhan-pelabuhan yang terkenal diAsia
Tenggara pada masa itu, telah dikunjungi oleh para pedagang dan musafir-musafir Arab.Dan bahkan
pada kota-kota dagang itu telah terdapat Fondasi-fondasi para pedagang Islam.Jadi dapat ditafsirkan bahwa
agama Islam masuk ke Indonesia sejak awal ke-8 M, langsungdibawa oleh para pedagang dan musafir
Arab.

C.Corak dan Perkembangan Islam di Indonesia


 1. Masa KesulthananUntuk melihat lebih jelas gambaran keislaman di kesultanan atau kerajaan-
kerajaanIslam akan di uraikan sebagai berikut.
Di daerah-daerah yang sedikit sekali di sentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha sepertidaerah-daerah Aceh
dan Minangkabau di Sumatera dan Banten di Jawa, Agama Islam secaramendalam mempengaruhi
kehidupan agama, sosial dan politik penganut-penganutnyasehingga di daerah-daerah tersebut agama Islam
itu telah menunjukkan di dalam bentuk yanglebih murni.Di kerajaan Banjar, dengan masuk Islamnya raja,
perkembangan Islam selanjutnyatidak begitu sulit karena raja menunjangnya dengan fasilitas dan
kemudahan-kemudahanlainnya dan hasilnya mebawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang benar-
benar  bersendikan Islam. Secara konkrit, kehidupan keagamaan di kerajaan banjar ini diwujudkandengan
adanya mufti dan qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang fiqih dan tasawuf.
Di kerajaan ini, telah berhasil pengodifikasian hukum-hukum yangsepenuhnya berorientasi pada hukum
islam yang dinamakan Undang-Undang Sultan Adam.Dalam Undang-Undang ini timbul kesan bahwa
kedudukan mufti mirip dengan MahkamahAgung sekarang yang bertugas mengontrol dan kalau perlu
berfungsi sebagai lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa. Tercatat dalam sejarah Banjar,
di berlakukannya
hukum bunuh bagi orang murtad, hukum potong tangan untuk pencuri dan mendera bagi yangkedapatan
berbuat zina.Pada akhirnya kedudukan Sultan di Banjar bukan hanya pemegang kekuasaan dalamkerajaan,
tetapi lebih jauh diakui sebagai Ulul amri kaum Muslimin di seluruh kerajaan itu.Untuk memacu
penyabaran agama Islam, didirikan sebuah organisasi yangBayangkare Islah (pengawal usaha kebaikan).
Itulah organisasi pertama yang menjalankan program secara sistematis sebagai berikut:
a.Pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi beberapa wilayah kerja para wali.
b.Guna memadu penyebaran agama Islam, hendaklah di usahakan agar Islam dan tradisi Jawadidamaikan
satu dengan yang lainnya.
c. Hendaklah di bangun sebuah mesjid yang menjadi pusat pendidikan Islam.Dengan kelonggaran-
kelonggaran tersebut, tergeraklah petinggi dan penguasakerajaan untuk memeluk agama Islam. Bila
penguasa memeluk agama Islam serta

memasukkan syari’at Islam ke daerah kerajaannya, rakyat pun akan masuk agama terseb
utdan akan melaksanakan ajarannya. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan yang berada di bawah
kekuasaannya. Ini seperti ketika di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika Sultan Agungmasuk Islam, kerajaan-
kerajaan yang ada di bawah kekuasaan Mataram ikut pula masuk Islam seperti kerajaan Cirebon, Priangan
dan lain sebagainya. Lalu Sultan Agungmenyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah-istilah
keislaman, meskipunkadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.2.
 
Masa PenjajahanDitengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu, datanglah pedagang-
pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan Inggris.Tujuannya adalah
menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara ini.Pada
mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungandagang karena Indonesia kaya
akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka inginmemonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan
bagi bangsa Indonesia.Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi
penasehaturusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat
kebijaksanaanmengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman
dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang
 
di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islamdalam tiga
kategori, yaitu:
a.Bidang agama murni atau ibadah;
b.Bidang sosial kemasyarakatan; dan
c.Politik.

7. peran kerajaan islam di indonesia

Peran kerajaan Islam di nusantara dalam dakwah pendidikan ekonomi dan kebudayaan bisa terlihat dalam

cara menyebarkan agama Islam di negara Indonesia yang hingga saat ini masih tetap ada, yaitu dengan:

1. Melalui jalur perdagangan

Penyaluran Islam dalam hal ini dilakukan dimana raja dan bangsawan ikut dalam aktivitas perdagangan.

Hal ini dimanfaatkan oleh para musafir Islam untuk bisa turut menyebarkan agama Islam atas pendekatan

dengan para bangsawan dan raja jaman dahulu. Terbukti dengan banyaknya penguasa Jawa yang memiliki

jabatan penting di kerajaan Majapahit beragama Islam yang merupakan akibat dari hubungan ekonomi

dengan para pedagang muslim. Jika ditilik lagi, maka peran Islam pun telah masuk ke dalam sektor

ekonomi secara langsung pada masanya.

2. Melalui jalur pernikahan

Islamisasi dengan cara pernikahan juga bisa menjadi faktor mengapa Islam begitu berpengaruh besar dan

berkembang cepat di nusantara masa itu. Apabila pernikahan terjadi antara pedagang muslim dan para

keturunan bangsawan dan saudagar, maka hal ini sangat menguntungkan karena dengan adanya hal ini

proses Islamisasi pun bisa berkembang lebih cepat dan mendapat dukungan dari kekuatan bangsawan dan

saudagar pada masa itu.

3. Melalui sarana pendidikan


Islamisasi juga dilakukan dalam segi pendidikan dimana menjadi cara yang paling efektif untuk dilakukan.

Hal ini bisa dilihat dari pesantren dan lembaga madrasah yang hingga kini berdiri kokoh dan berjumlah

banyak di Indonesia. Pesantren dan juga madrasah umumnya didirikan oleh para ulama dan diikuti oleh

banyak penduduk sekitar sehingga menjadikannya masuk dalam segi aspek pendidikan masa kini.

4. Melalui segi politik

Selanjutnya ada juga Islamisasi yang dilakukan dari segi politik. Hal ini bisa terjadi jika seorang raja di

kerajaan tertentu adalah Islam, maka semua kebijakan yang dikeluarkan tentunya akan diikuti. Selain itu,

dengan Islamnya sang Raja, maka rakyat pun menjadi ikut tertarik dan kemudian ikut masuk Islam.

Pengaruh politik ini bisa amat membantu dalam tersebarnya agama Islam di seluruh kerajaan secara luas

sehingga Raja dari kerajaan lainnya pun kerapkali mengikuti jejak.

5. Melalui kesenian

Salah satu kesenian yang hingga kini masih bertahan adalah seni wayang. Sejarah telah mencatat jika

Sunan Kalijaga termasuk tokoh Islam yang amat pandai dalam memainkan wayang. Dalam

pertunjukannya, Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah namun sebagai langkah lain adalah dengan

mengucapkan syahadat sehingga otomatis masuk Islam. Dalam kesenian ini, maka peran Islam bisa terlihat

dalam kebudayaan sampai saat ini. Dalam bidang kebudayaan, masih banyak juga upaya lainnya yang

dilakukan oleh para ulama jaman dulu sehingga bisa membuat rakyat untuk masuk agama Islam. Salah

satu contohnya adalah kebudayaan yang diperkenalkan oleh Sultan Agung dengan menyelaraskan unsur

budaya dengan aturan Islam, misalnya:

 Gerebeg yang disamakan dengan perayaan saat Hari Raya Idul Fitri serta Maulid Nabi sehingga

banyak yang menyebutnya Gerebeg Maulid dan Gerebeg Poso.

 Gamelan sekaten yang dibunyikan saat Gerebeg Maulid yang menjadi kehendak dari Sultan

Agung untuk dipukul di area halaman masjid besar.


 Jika dulunya semua penanggalan adalah berdasar tahun Saka, maka diganti menjadi tahun

Hijriyah.

Dalam hal pendidikan, kerajaan-kerajaan Islam jaman dulu juga turut memberikan pengaruh. Berikut ini

ulasan terkait pendidikan di kerajaan Islam di berbagai daerah di nusantara:

 Pendidikan di Sumatera zaman kerajaan Islam

Kerajaan Islam yang ada di Sumatera diantaranya Samudera Pasai, kerajaan Perlak serta kerajaan Aceh

Darussalam. Pendidikan yang berlaku di ketiga kerajaan tersebut hampir sama dimana menggunakan

syariat dan fiqih dari Madzhab Syafii dengan sistem pendidikan berupa halaqah dan ta’lim. Tokoh

pemerintahan sata itu merangkap juga sebagai tokoh keagamaan. Semua biaya untuk pendidikan pun

memiliki sumber dari negara. Untuk kerajaan Aceh, memiliki jenjang sendiri yaitu madrasah setingkat SD,

rangkang setingkat SMP, dayah setingkat SMA dan sayah teuku cik yang setingkat dengan perkuliahan.

 Pendidikan di Jawa zaman kerajaan Islam

Selanjutnya adalah pendidikan di Jawa yaitu meliputi kerajaan Pajang, Demak, Mataram, Cirebon dan juga

Banten. Pendidikan untuk kerajaan Demak, Pajang dan juga Mataram seiring dengan aktivitas dakwah dari

para wali. Berkumpulnya wali songo di daerah Jawa pun memiliki peran yang amat penting dalam

penyebaran Islam di Jawa secara keseluruhan.

 Pendidikan di daerah lain zaman kerajaan Islam

Daerah lain ini meliputi kerajaan Islam yang ada di Sulawesi, Maluku serta Kalimantan dimana sistem

pendidikannya hampir sama dengan Sumatera dan Jawa yang menjadikan dakwah sebagai penyebaran

utama. Pembangunan pesantren dan madrasah pun cukup pesat di masa itu sehingga menjadikan
penyebaran pendidikan dalam Islam juga sangat cepat di jaman itu. Jika ditilik kembali,  peran kerajaan

Islam di nusantara dalam dakwah pendidikan ekonomi dan kebudayaan sangatlah besar, terutama dalam

aspek pendidikannya yang hingga saat ini masih banyak dianut.

8. alasan peang kerajaan islam dengan penjajah


Perang diponegoro adalah perang besar yang terjadi selama 5 tahun yaitu pada tahun 1825 sampai 1830 di
pulau Jawa, Hindia Belanda. Perang diponegoro juga dikenal dengan perang jawa.

Perang ini salah satu pertempuran terbesar yang terjadi di Indonesia yaitu antara Belanda dan penduduk
Nusantara. Pada saat itu pasukan dari Belanda dipimpin oleh Hendrick Merkus De kock dan penduduk
Jawa dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro.

Pada saat masa peperangan terjadi banyak penduduk jawa yang tewas yang mencapai 200.000 jiwa dan
dari pihak Belanda 8.000 dan serdadu Pribumi sebanyak 7.000.

Sebab Terjadinya Perang Diponegoro

Dibawah pimpinan pangeran Diponegoro terjadinya perlawanan rakyat pada 1825 hingga 1830 yaitu satu
perlawanan kepada pemerintah kolonial Belanda. penyebab terjadinya perang Diponegoro dapat
disimpulkan ada dua alasan yaitu sebab umum dan juga sebab khusus.

Berikut ini sebab-sebab umum yang membuat terjadinya perlawanan Diponegoro antara lain sebagai
berikut :

1. Timbulnya rasa kekecewaan di kalangan para ulama, karena masuknya budaya barat yang tidak
sesuai dengan ajaran agama Islam
2. Wilayah kesultanan Mataram yang semakin sempit dan para raja sebagai pengusaha Pribumi yang
mulai kehilangan kedaulatan.
3. Belanda ikut campur tangan dalam masalah kesultanan
4. Sebagian dari bangsawan merasa kecewa karena Belanda tidak mau mengikuti adat istiadat dari
keraton.
5. Para bangsawan juga merasa kecewa karena Belanda telah menghapus sistem penyewaan tanah
oleh para bangsawan kepada petani yang mulai terjadi pada tahun 1824.
6. Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja paksa dan harus membayar
berbagai macam pajak.

 Pajak tanah
 Pajak jumlah pintu
 Pajak ternak
 Pajak pindah rumah
 Pajak pindah nama
 Pajak menyewa tanah atau menerima jabatan
Dan pemasangan Patok oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi tanah dan juga makam para
leluhur pangeran Diponegoro di Tegalrejo, pemasangan ini terjadi tanpa izin dari kerajaan sehingga
ditentang oleh Pangeran Diponegoro.

Sebab khusus ialah provokasi yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk merencanakan pembuatan jalan
menerobos tanah pangeran Diponegoro dan juga  membongkar makam keramat. Diponegoro tersingkir
dari kekuasaan karena telah menolak untuk berkompromi dengan Belanda dan lebih memilih untuk ke
Tegalrejo dan memusatkan perhatian pada perkembangan keagamaan. Hal ini membuat pangeran marah
dan membangun pertahanan di Selarong dan dukungan kepada Diponegoro datang dari mana-mana yang
membuat pasukan Diponegoro menjadi lebih kuat.

9. Tokoh-tokoh yang lawan penjajah


a. Pangeran Diponegoro

Lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Meninggal di makasar,sulawesi selatan, Januari 1855 pada
umur 69 tahun.

b. Nyi Ageng Serang {raden ajeng kustiyah wulaningsih retno edi}

Lahir di Jawa Tengah 1752. Meninggal di Yogyakarta 1828 pada umur 76.

c. Sisingamangaraja XII

Lahir di Bakara, 18 Februari 1845. Meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur 62 tahun.

d. Pattimura {Thomas Matulessey}

Lahir di Hana, Pulau Sapurua, Maluku, 8 Juni 1783. Meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember
1817 pada umur 34 tahun.

e. Martha Christina Tiahahu

Lahir di Nusa Laut, Maluku 4 Januari 1800. Meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818
pada umur 17 tahun.

f. Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana X

Lahir di Surakarta, 29 November 1866. Meninggal di Surakarta 1 Februari 1939 pada umur 72
tahun.

10. Peninggalan-peninggalan islam di indonesia.

1. Tulisan
Peninggalan sejarah yang temasuk dalah kataggori tulisan adalah sebagaai berikut  Prasasti. Prasasti adalah
peninggalan sejarah yang berupa tulisan atau gambar pada batu. Sehingga prasasti disebut juga batu tulis.
Prasasti berisi tentang suatu peristiwa penting yang dialami oleh suatu kerajaan atau seorang raja.
Beberapa prasasti yang ditemukan menggunakan huruf pallawa dengan Bahasa Sanskerta.Prasasti tertua di
indonesia adalah Prasasti Yupa di Kalimantan Timur sekitar tahun 500 M. Prasasti yang lain antara lain
Prasasti Telaga Batu dari Palembang, Prasasti Sriwijaya dari Sumatera, Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat
peninggalan kerajaan Taruma Negara.

Naskah kuno, Naskah kuno merupakan dokumen-dokumen penting yang berisi informasi di jaman dulu.
Naskah kuno juga dapat berupa karya sastra seperti syair, hikayat, legenda dan kitab-kitab. Contoh naskah
kuno adalah Kitab Sutasoma dan Negara-kertagama dari Kerajaan Majapahit dan Kitab Tajussalatina dari
kerajaan Melayu.

2. Bangunan
Bentuk peninggalan sejarah berupa bangunan adalah sebagai berikut :

Candi.
Candi merupakan bangunan yang terbuat dari batu yang kebanyakan digunakan untuk beribadah bagi
pemeluk agama Hindu dan Budha. Kata candi berasal dari nama salah satu Dewa Durga (Dewa Maut)
yaitu Candika. Candi merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan Budha. Pada dinding candi biasanya
terdapat ukiran yang disebut relief. Bangunan candi sebagian besar berada di Jawa. Contoh candi adalah
Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Kalasan di Jawa Tengah. Contoh lainnya adalah Candi
Portibi di Sumatera Utara. Candi Borobudur adalah candi terbesar di Dunia yang merupakan salah satu
keajaiban dunia.

Benteng.
Benteng adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat pertahanan terhadap serangan musuh. Benteng
merupakan peninggalan jaman penjajahan. Benteng dibangun oleh bangsa penjajah maupun oleh
kerajaankerajaan di Nusantara. Contoh Benteng adalah Benteng Marlborough (Bengkulu), Benteng Fort
De Kock (Bukittinggi) dan Benteng Keraton di Yogyakarta.

Masjid.
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid mulai dikenal pada saat ajaran Islam masuk ke Indonesia.
Adanya Masjid-masjid peninggalan sejarah membuktikan pengaruh Islam sudah ada sejak dulu. Contoh
masjid yang merupakan peninggalan sejarah adalah Masjid Raya Baitussalam di Aceh, Masjid Raya
Banten, dan Masjid Agung Demak
Istana atau Keraton.
Istana atau Keraton adalah tempat tinggal raja. Pada zaman dahulu, wilayah Indonesia terdapat banyak
kerajaan. Sehingga peninggalan istana atau keraton masih ada. Contoh istana atau keraton antara lain
Istana Maemun Medan, Istana Negara di Jakarta, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Jawa
Tengah dan Keraton Yogyakarta

Selain bangunan-bangunan di atas masih ada bangunan-bangunan lain yang merupakan peninggalan
bersejarah seperti Gedung Sate di Bandung, Makam raja-raja dan makam Walisongo.

3. Benda-benda
Peninggalan sejarah yang berupa benda atau barang antara lain:

Fosil.
Fosil adalah bagian atau sisa mahkluk hidup yang sudah membatu. Fosil merupakan sisa makhluk hidup
yang mati berjuta-juta tahun yang lalu. Fosil dapat berupa tengkorak atau tulang belulang. Di wilayah
Indonesia cukup banyak ditemukan fosil. Di antaranya di Mojokerto, Jawa Timur dan di Sangiran, Jawa
Tengah

Artefak.
Artefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu. Artefak dapat berupa
alat-alat pertanian, peralatan makan dan memasak, senjata, serta perhiasan. Artepak ada yang terbuat dari
batu, ada juga yang terbuat dari logam.

Patung.
Patung biasanya terbuat dari batu. Pada zaman dulu orang membuat patung untuk mengenang orang
penting yang sudah meninggal. Ada pula patung yang merupakan perwujudan dari para dewa di ajaran
Hindu-Budha. Contoh patung adalah Patung Ken Dedes atau Prajna Paramita, Patung Roro Jonggrang di
Candi Prambanan, dan Patung Dewa Syiwa.

4. Karya Seni Lain


Yang dimaksud karya seni lain di sini adalah karya seni yang tidak bersifat kebendaan. Yakni karya seni
yang hidup atau menjadi tradisi di masyarakat. Contohnya antara lain sebagai berikut:

a. Tarian tradisional
Tarian tradisional merupakan tarian peninggalan zaman dulu yang sampai sekarang masih ada. Zaman dulu
tarian sering ditampilkan saat upacara adat, menyambut tamu, dan sebagai hiburan. Contoh tarian
tradisional antara lain Tari Gambyong dari Jawa Tengah dan Tari Seudati dari Aceh.

b. Dongeng atau cerita rakyat


Dongeng atau cerita rakyat merupakan cerita yang disampaikan secara turun-temurun. Cerita rakyat tidak
jelas siapa pengarangnya. Cerita rakyat ada yang merupakan kisah nyata namun ada pula yang hanya
karangan manusia. Contohnya adalah Malinkundang dari Sumatera Barat dan Tangkuban Perahu dari Jawa
Barat. Cerita rakyat ini mengandung hikmah atau pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat.

c. Lagu atau tembang daerah


Lagu atau tembang daerah juga merupakan peninggalan sejarah. Contohnya antara lain Lagu Lir-ilir dari
Jawa Tengah dan Lagu Gending Sriwijaya dari Sumatera.

d. Seni pertunjukan
Seni pertunjukan di Indonesia cukup banyak. Antara lain Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Yogyakarta,
Ogoh-ogoh dari Bali dan Wayang Golek dari Jawa Barat

5. Adat Istiadat
Adat istiadat berhubungan dengan kepercayaan masyarakat. Adat istiadat merupakan tradisi kepercayaan
yang dilakukan suatu masyarakat secara turun temurun. Yang termasuk adat istiadat adalah upacara adat.
Contohnya antara lain Upacara Pembakaran Mayat (Ngaben) di Bali, Upacara Sedekah Laut di
Yogyakarta, dan Upacara Lompat Batu di Pulau Nias.

Anda mungkin juga menyukai